Gendang Patam-patam Pada Masyarakat Karo

4. 2 Gendang Patam-patam Pada Masyarakat Karo

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada beberapa informan yaitu Djasa Tarigan, Seter Ginting, Malem ukur Ginting, dan Natangsa Barus mengatakan bahwa komposisi gendang patam-patam dalam kebudayaan

musik Karo Gugung berasal dari kebudayaan musik Karo Jahe 17 .

Pernyataan ini didukung oleh seorang budayawan Melayu yang bernama Tengku Luckman Sinar Basyarsyah yang mengatakan bahwa patam-patam dalam kebudayaan musik Melayu mendapat pengaruh dari suku Karo di pedalaman Deli, Langkat dan Serdang dan tidak ada ke arah Sumatera Timur bagian Selatan (2002:336).

Hal tersebut mungkin saja terjadi karena masyarakat Karo Jahe atau Langkat hidup berdampingan dengan penduduk Melayu dan saling berbaur serta berakulturasi antar sesama serta kebudayaannyasehingga memiliki interelasi dalam kebudayaan musiknya. Hal serupa juga dikemukaan oleh Muhammad Takari (2004:90), yang merupakan seorang etnomusikolog, dalam tulisannya yang mengatakan bahwa terdapat contoh-contoh unsur musik Batak dalam musik melayu diantaranya adalah dalam melodi lagu patam-patam dari Karo, yang sangat lazim digunakan untuk mengiringi silat atau tari silat, yang selalu

17 Hasil wawancara dengan Djasa Tarigan 14 Maret 2011, Seter Ginting 19 Juni 2011, Malem Ukur Ginting 22 Maret 2011, dan Natangsa Barus 5 April 2011.

difungsikan untuk upacara perkawinan, khinatan, menyambut tamu kehormatan , dan lain-lain.

Berdasarkan keterangan diatas dapat dikatakan bahwa menurut beberapa budayawan gendang patam-patam yang terdapat dalam kebudayaan musik Karo dan juga patam-patam dalam masyarakat Melayu berasal dari daerah yang sama yaitu Karo Jahe atau Langkat.

Menurut beberapa seniman Karo, seperti Djasa Tarigan, Malem Ukur Ginting, dan Kumalo Tarigan, masuknya gendang patam-patam ke dalam

kebudayaan musik Karo Gugung dibawa oleh Alm. Mbaga Ginting 18 yang kemudian berkembang sampai sekarang ini.

Jika di deskripsikan dari daerah asalnya, komposisi gendang patam-patam dalam kebudayaan musik Karo Jahe dulunya digunakan dalam upacara yang bersifat sakral/ritual untuk penyembuhan. Upacara penyembuhan ini menyajikan beberapa komposisi musik dan salah satunya adalah gendang patam-patam.

Menurut Natangsa Barus, yang merupakan seorang perkolong-kolong dan musisi gendang binge yang berasal dari Karo Jahe, mengatakan bahwa komposisi gendang patam-patam dalam upacara ritual penyembuhan disajikan sesuai dengan permintaan guru perdewel-dewel. Karena setiap guru perdewel-dewel dapat

18 Namun Seter Ginting, yang merupakan seniman musik tradisional Karo yang lebih senior dari Djasa Tarigan dan Alm Mbaga Ginting, tidak sepedapat dengan mereka. Menurut beliau

komposisi gendang patam-patam sudah ada dalam kebudayaan musik Karo Gugung sebelum Alm Mbaga Ginting lahir. Namun beliau tidak dapat menyebutkan atau mengingat kembali siapa yang telah membawa gendang patam-patam ke dalam kebudayaan musik Karo Gugung. Hadirnya komposisi gendang patam-patam dalam kebudayaan musik Karo Gugung, menurut Seter Ginting dikarenakan adanya kontak budaya dengan Karo Jahe melalui perdagangan ataupun perluasan perladangan (penjelasan tentang kontak budaya ini dapat dilihat pada hal. 23) komposisi gendang patam-patam sudah ada dalam kebudayaan musik Karo Gugung sebelum Alm Mbaga Ginting lahir. Namun beliau tidak dapat menyebutkan atau mengingat kembali siapa yang telah membawa gendang patam-patam ke dalam kebudayaan musik Karo Gugung. Hadirnya komposisi gendang patam-patam dalam kebudayaan musik Karo Gugung, menurut Seter Ginting dikarenakan adanya kontak budaya dengan Karo Jahe melalui perdagangan ataupun perluasan perladangan (penjelasan tentang kontak budaya ini dapat dilihat pada hal. 23)

Penamaan dari komposisi gendang patam-patam menurut Barus berasal dari guru perdewel-dewel itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan terdapat beberapa nama yang berbeda dari komposisi gendang patam-patam (dapat dilihat pada Bab I hal. 2). Dari banyaknya nama dari komposisi gendang patam-patam dalam kebudayaan musik tradisional Karo Jahe hanya beberapa yang terdapat atau dikenal dalam kebudayaan musik tradisional Karo Gugung (dapat dilihat pada Bab I hal. 3).

Beberapa komposisi gendang patam-patam yang terdapat dalam kebudayaan musik Karo Gugung dimainkan dalam repertoar musik untuk mengiringi tari lima serangkai yaitu tari tradisional masyarakat Karo yang diiringi dengan lima gendang (komposisi). Hal ini juga dikemukakan oleh Seridah Ginting (2011:10) dalam skripsinya yang mengatakan:

Secara goreografi tari lima serangkai merupakan satu tarian yang diiringi lima gendang yaitu gendang morah-morah, gendang perakut , gendang patam-patam sereng, gendang sipajok dan gendang kabangkiung , yang menghasilkan komposisi pola gerak tari dan gerak tersebut memiliki nilai-nilai estetis dalam penyajiannya.

Tari lima serangkai merupakan tari kreasi yang berfungsi sebagai hiburan. Tari Lima Serangkai ini bertemakan pergaulan antar muda-mudi Karo. Tari Lima

19 Dalam kebudayaan musik Karo Jahe, sierjabaten atau penggual akan mengikuti keinginan dari dukun/penyanyi, berbeda dengan Karo Gugung karena dukun/penyanyilah yang mengikuti

sierjabaten atau musik.

Serangkai biasanya ditampilkan dalam kegiatan gendang guro-guro aron atau acara khusus untuk mempertandingkan tari tersebut (festival).

Beberapa dari komposisi gendang patam-patam lainnya disajikan dalam gendang guro-guro aron, namun yang paling sering disajikan sampai sekarang

adalah gendang patam-patam bunga ncole 20 . Gendang patam-patam merupakan salah satu bagian dari rangkaian komposisi musik yang digunakan dalam

mengiringi aron atau penari dalam menari pada gendang guro-guro aron. Sebelum gendang patam-patam dimainkan terlebih dahulu disajikan komposisi musik tradisional yang lain. Pada gendang guro-guro aron, gendang patam-patam merupakan bagian puncak dan penutup dalam menari.

Gendang patam-patam dalam gendang guro-guro aron awalnya dimainkan dengan gendang lima sedalanen (karena pada saat itu, sebelum tahun 1991, seluruh kegiatan upacara tradisional masyarakat Karo hanya dapat diiringi dengan dua ensambel musik antara lain gendang lima sedalanen atau gendang telu sedalanen ). Namun setelah instrumen keyboard hadir pada kebudayaan musik Karo pada tahun 1991, gendang patam-patam dimainkan dengan gendang kibod sampai sekarang dan terkadang menggabungkan keduanya (gendang kibod dan gendang lima sedalanen).

Gendang patam-patam merupakan komposisi musik tradisional Karo yang pertama sekali menjadi eksperimen saat itu, yang kemudian diikuti dengan komposisi gendang odak-odak dan simalungen rayat. Eksperimen ini diawali

20 Berdasarkan hasil diskusi dengan Kumalo Tarigan Hasil 5 September 2011.

dengan menggunakan unsur-unsur ritmis yang terdapat dalam instrumen keyboard . Seperti yang diungkapkan oleh Jhon Bergmen Ginting (2000:20) dalam skripsinya bahwa:

Penggunaan awal keyboard pada guro-guro aron terbatas hanya pada gendang patam-patam atau cak-cak, atau tempo patam-patam... Ternyata patam-patam perkusif ini menambah semarak guro-guro aron , baik silandek (penari) maupun sindedah (penonton).

Gendang patam-patam dari hasil eksperimen instrumen keyboard ini menurut Jhon Bregmen Ginting (2000:20) hanya bersifat memberi aksen tertentu pada bagian komposisi gendang patam-patam yaitu pada ritem musiknya, bukan keseluruhan dari komposisi. Pada waktu itu, hasil eksperimen dari gendang patam-patam ini dimainkan menjelang pagi hari atau menjelang acara gendang guro-guro aron selesai. Hal ini dikarenakan penari dan penonton pada saat itu sudah kelelahan, sehingga begitu mendapat bunyi yang lebih dinamis membangkitkan kembali semangat mereka.

Pada awalnya pola ritem gendang patam-patam dimainkan secara manual, jadi belum disimpan secara otomatis namun dengan perkembangan teknologi serta kreatifitas seniman Karo pola ritem gendang patam-patam dapat diprogram dan disimpan. Pada waktu itu instrumen keyboard yang digunakan untuk memainkan pola ritem gendang patam-patam adalah Yamaha Pss 680. Hasil dari program gendang patam-patam sebagai sebuah format ritem tidak hanya dimiliki oleh satu atau dua orang musisi saja melainkan pada musisi lainnya (bahkan seniman yang tidak dapat memprogram gendang patam-patam dalam gendang kibod). Program Pada awalnya pola ritem gendang patam-patam dimainkan secara manual, jadi belum disimpan secara otomatis namun dengan perkembangan teknologi serta kreatifitas seniman Karo pola ritem gendang patam-patam dapat diprogram dan disimpan. Pada waktu itu instrumen keyboard yang digunakan untuk memainkan pola ritem gendang patam-patam adalah Yamaha Pss 680. Hasil dari program gendang patam-patam sebagai sebuah format ritem tidak hanya dimiliki oleh satu atau dua orang musisi saja melainkan pada musisi lainnya (bahkan seniman yang tidak dapat memprogram gendang patam-patam dalam gendang kibod). Program

Berawal dari eksperimen inilah gendang patam-patam diprogram sebagai sebuah pola ritem yang berkembang hingga seperti sekarang. Program dari pola ritem gendang patam-patam ini kini tidak hanya sebatas mengiringi aron menari dalam gendang guro-guro aron namun menjadi lebih luas lagi penggunaannya. Dari gendang guro-guro aron, pola ritem gendang patam-patam kemudian digunakan pada konteks upacara tradisional lainnya seperti perkawinan, kematian, upacara sakral dan juga hiburan lainnya.

Pada perkembangannya pola ritem gendang patam-patam yang telah

21 diprogram dapat disimpan dalam hard disk 22 pada instrumen keyboard, disket , dan yang sekarang banyak digunakan yaitu memori card/chip (kartu penyimpan

data). Koleksi program pola ritem gendang patam-patam yang terdapat pada masing-masing keyboard ada yang sama (dengan variasi) tetapi ada juga yang berbeda, baik dari sisi pola ritem, bunyi musikal, tempo maupun gaya penggarapan ornamentasi musikal.

21 Hard disk adalah sebuah komponen perangkat kerasa yang menyimpan data sekunder dan berisi piringan magnetis. (http://id.wikipedia.org./wiki/cakram_keras)

22 Disket adalah sebuah perangkat penyimpanan data yang terdiri dari sebuah medium penyimpanan magnetis bulat yang tipis dan lentur dan dilapisi lapisan plastik berbentuk persegi

atau persegi panjang. (http://id.wiki.org/wiki/disket)