DESKRIPSI STRUKTUR GENDANG PATAM-PATAM PADA GENDANG LIMA SEDALANEN DAN GENDANG KIBOD

BAB III DESKRIPSI STRUKTUR GENDANG PATAM-PATAM PADA GENDANG LIMA SEDALANEN DAN GENDANG KIBOD

3.1 Proses Tranksripsi

Proses memindahkan bunyi (menotasikan), mengalihkan bunyi yang didengar menjadi simbol visual disebut transkripsi. Tujuan dari mentranskripsikan bunyi musik adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan musik. Untuk mendeskripsikan struktur gendang patam-patam yang dimainkan pada gendang lima sedalanen dan pada gendang kibod penulis menggunakan pendekatan yang diungkapkan oleh Bruno Netll (1964:98), adapun pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: (1) kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan apa yang didengar, dan (2) kita dapat dengan cara menuliskannya apa yang kita dengar tersebut diatas kertas lalu mendeskripsikan apa yang kita lihat. Dari kedua pendekatan tersebut penulis akan menggunakan pendekatan yang kedua dalam mendeskripsikan struktur gendang patam-patam.

Pendekatan pertama tidak dilakukan karena penulis tidak mungkin hanya mengandalkan pendengaran dan daya ingat yang terbatas tanpa menuliskannya terlebih dahulu. Bruno Netll (1964:98) mengungkapkan bahwa seandainya telinga manusia dapat merasakan semua isi akustik sebuah ungkapan musik, dan seandainya daya ingat manusia dapat menyimpan semua yang telah dirasakan, maka analisis terhadap apa yang didengar tersebut akan menjadi pilihan utama.

Tetapi karena daya ingat manusia hampir tidak dapat mengingat persis apa yang didengar sepuluh detik yang lalu, suatu bentuk notasi menjadi penting dalam penelitian musik.

Oleh karena itu sebelum mendeskripsikan struktur gendang patam-patam harus terlebih dahulu menuliskan bunyi-bunyi musikal ke dalam bentuk notasi yaitu transkripsi. Untuk sampel gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen yang akan ditranskripsikan, disajikan oleh kelompok gendang lima sedalanen Wardin Ginting dalam bentuk rekaman yang sudah ada. Sedangkan untuk gendang patam-patam pada gendang kibod, penulis mengambil sampel dengan cara merekam audio secara langsung di lapangan. Rekaman ini diambil langsung dari acara gendang guro-guro aron yang merupakan suatu acara yang paling banyak menyajikan gendang patam-patam. Pengambilan sampel musik secara langsung dilakukan penulis dengan alasan agar perkibod (pemain kibod) lebih leluasa memainkan gendang patam-patam (tidak dibuat-buat). Setelah semua sampel gendang patam-patam didapat dan dikumpulkan selanjutnya dilakukan pentranskripsian.

Dalam proses transkripsi digunakan sistem notasi barat untuk mentranskripsikan gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen dan gendang kibod. Adapun alasan penulis menggunakan sistem notasi Barat adalah (1) karena sistem notasi barat sudah dikenal secara umum dalam bidang musikologi, (2) karena sistem notasi barat memiliki garis paranada yang dapat digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya suatu nada atau suara (grafik), (3) karena secara ritmis sistem notasi barat dapat digunakan untuk pembagian Dalam proses transkripsi digunakan sistem notasi barat untuk mentranskripsikan gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen dan gendang kibod. Adapun alasan penulis menggunakan sistem notasi Barat adalah (1) karena sistem notasi barat sudah dikenal secara umum dalam bidang musikologi, (2) karena sistem notasi barat memiliki garis paranada yang dapat digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya suatu nada atau suara (grafik), (3) karena secara ritmis sistem notasi barat dapat digunakan untuk pembagian

Dalam mentraksripsikan bunyi musikal gendang patam-patam pada gendang kibod , sipentranskripsi menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Mendengarkan secara berulang-ulang hasil rekaman gendang patam- patam yang telah didapat dari lapangan.

2. Kemudian memainkan setiap bunyi instrumen (dari hasil rekaman) pada instrumen keyboard lalu menyimpannya menjadi sebuah program musik.

3. Hasil dari program musik ini kemudian di terjemahkan langsung ke notasi musik barat melalui sebuah program musik dalam komputer yaitu Sibelius

Seperti yang telah dipaparkan pada Bab I (hal 14-15) bahwa untuk mendeskripsikan struktur gendang patam-patam penulis akan menggunakan teori yang diungkapkan oleh Mark Slobin dan Jeff Titon (1984:5). Slobin dan Titon mengatakan bahwa style (gaya) musik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi bunyi musikal itu sendiri antara lain (1) elemen nada; tangga nada, modus, melodi, harmoni, sistem laras (2) elemen waktu; ritem dan meter (3) elemen warna suara: kualitas suara dan warna suara instrumen (4) intensitas suara: keras-lembutnya suara”. Dari beberapa elemen dan sub elemen diatas ada bagian dari elemen tersebut yang tidak disertakan, karena disesuaikan dengan kebutuhan deskripsi struktur musiknya.

3.2 Gendang Patam-patam Pada Gendang Lima Sedalanen

Sebelum mendeskripsikan struktur gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen terlebih dahulu akan dijelaskan simbol/tanda yang terdapat pada setiap garis notasi. Simbol/tanda ini digunakan agar para pembaca dapat mengerti apa yang hendak penulis sampaikan.

Garis pertama

Garis kedua

Garis ketiga

Garis keempat Garis kelima

1. Pada garis pertama digunakan untuk menunjukkan melodi gendang patam-patam yang dibawakan oleh penarune. Karena keterbatasan pendengaran pentranskripsi dan juga penggunaan notasi musik Barat dalam mentranskripsikan melodi dari gendang patam-patam secara

mendetail maka diberi tanda 14 diatas melodi yang bertujuan untuk menunjukkan rengget (ornamentasi melodi).

2. Pada garis kedua menunjukkan permainan dari gendang indung. Pada garis kedua ini ini terdapat dua jenis garis yaitu, garis atas dan garis bawah. Garis atas untuk mewakili bunyi dari permainan stik tangan

14 Simbol ini juga akan digunakan pada melodi gendang patam-patam yang dimainkan dengan gendang kibod 14 Simbol ini juga akan digunakan pada melodi gendang patam-patam yang dimainkan dengan gendang kibod

Permainan stik tangan kanan untuk mewakili

bunyi tih.

Permainan stik tangan Permainan stik tangan kanan untuk mewakili

kiri untuk mewakili

bunyi tang. bunyi ka.

3. Pada garis ketiga menunjukkan permainan dari gendang anak. Pada garis ktiga ini terdapat dua jenis garis yaitu, garis atas dan garis bawah. Garis atas untuk mewakili bunyi yang dihasilkan dari permainan stik tangan kanan gendang anak, sementara garis bawah untuk mewakili bunyi yang dihasilkan dari permainan stik tangan kiri gendang anak. Pada garis ketiga ini terdapat satu bentuk notasi untuk mewakili bunyi gendang pada garis atas, dan satu bentuk notasi untuk mewakili bunyi gendang pada garis bawah. Kedua bentuk peletakkan notasi tersebut pada garis atas adalah sebagai berikut:

Permainan stik tangan Permainan stik kiri untuk

kanan untuk mewakili mewakili bunyi kok (pada

bunyi tang. garantung)

4. Pada garis ketiga digunakan untuk menunjukkan permainan penganak

5. Pada garis keempat digunakan untuk menunjukkan permainan gung.

Setelah dijelaskan tanda-tanda yang terdapat pada transkripsi gendang patam-patam maka penulis akan menjelaskan secara sederhana bagaimana deskripsi struktur gendang patam-patam bunga ncole pada gendang lima sedalanen berdasarkan teori yang digunakan oleh penulis yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis.

3.2.1 Elemen nada

3.2.1.1 Tangga nada Tangga nada adalah jarak antara satu nada ke nada lainnya baik secara

naik ataupun turun. Dalam musik tradisionalnya, masyarakat Karo tidak memiliki/mengenal sistem tangga nada seperti teori musik Barat. Nada-nada yang digunakan dalam musik tradisional Karo tidak sama persis seperti nada-nada dalam musik Barat yang mana telah memiliki ketentuan dan frekuensi tersendiri.

Oleh karena itu nada yang telah ditranskripsikan ini tidak terlalu sama persis seperti nada aslinya karena nada yang digunakan pada musik tradisional Karo bisa saja kurang atau lebih dari nada yang ada dalam notasi musik Barat. Adapun nada-nada yang digunakan pada gendang patam-patam bunga ncole adalah sebagai berikut:

Nada-nada diatas merupakan nada yang paling mendasar yang didapat dari hasil transkripsi gendang patam-patam bunga ncole yang disajikan dengan gendang lima sedalanen . Nada-nada yang digunakan pada gendang patam-patam bunga ncole yang disajikan oleh Wardin Ginting ini antara lain nada B-C-E-F#-G-

A. Pada akhir melodi dari gendang patam-patam ini muncul/terdapat nada D yang dimainkan hanya satu kali.

3.2.1.2 Melodi Melodi adalah suatu kombinasi dari unsur ritme dan nada didalam satu

kesatuan yang berjalan atau bergerak di dalam waktu. Melodi gendang patam- patam yang ditranksripsikan adalah gendang patam-patam bunga ncole yang dibawakan oleh Wardin Ginting.

Berikut ini adalah melodi yang dimainkan oleh penarune pada gendang patam-patam bunga ncole :

3.2.1.3 Sistem laras Sistem laras atau tuning system adalah sistem atau metode yang digunakan

untuk melaraskan, menetapkan nada atau pitch yang akan digunakan saat bermain musik. Instrumen musik pada kebudayaan musik Barat memiliki suatu sistem yang baku dalam penetapan nada dari masing-masing instrumen, hal ini berbeda dari instrumen musik yang terdapat pada masyarakat Karo yang dibuat secara tradisional dan tidak ada sistem yang baku dalam menetapkan nada dari setiap instrumen.

Walaupun demikian dalam gendang lima sedalanen terdapat dua instrumen yang sering dilaras sebelum dimainkan yaitu sarune dan gendang indung. Pada instrumen sarune (aerophone double reed) bunyi yang dihasilkan berasal dari lidah atau reed, batang sarune dan gundal. Lidah atau reed pada

sarune disebut sebagai anak-anak sarune. Anak-anak sarune ini terbuat dari dua helai kecil daun kelapa yang telah dikeringkan. Biasanya ketika hendak memainkan instrumen sarune, anak-anak sarune tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air liur agar menjadi lunak sehingga mudah bergetar jika ditiup. Pada bagian batang sarune terdapat lobang-lobang nada berjumlah delapan buah sebagai penghasil nada ketika sarune ditiup. Dan gundal yang merupakan corong (bell) yang berada pada bagian bawah sarune berfungsi membuat bunyi atau nada- nada yang dimainkan menjadi lebih panjang dan nyaring Sistem pelarasan pada gendang indung cukup sederhana, biasanya sebelum dimainkan penarune akan memukul bagian pinggir gendang dan menarik (mengetatkan) talinya agar suara yang dihasilkan nyaring (http://www.Karosiadi.blogspot.com).

gundal

anak-anak sarune

Gambar 3.1 Sarune (Dok: Perikuten Tarigan, Sumber:

http://Karosiadi.blogspot.com )

3.2.2 Elemen waktu

3.2.2.1 Ritem Ritem adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Dari hasil tranksripsi

gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen maka didapat beberapa pola ritem dasar pada masing-masing instrumen perkusif yaitu berikut: gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen maka didapat beberapa pola ritem dasar pada masing-masing instrumen perkusif yaitu berikut:

b. Gendang anak

c. Penganak

d. Gung

3.2.2.2 Meter Pengertian meter dalam teori musik Barat adalah pola yang berulang dari

tekanan atau aksen yang menetapkan ketukan atau tempo musik. Di dalam kebudayaan musik tradisional masyarakat Karo tidak terdapat istilah meter, namun jika dilihat berdsarkan teori musik barat dari hasil transkripsi gendang patam-patam pada gendang lima sedalanen menggunakan meter 2/4. Hal ini dapat dilihat berdasarkan dua kali ketukan penganak dan satu kali ketukan gung dalam satu siklus.

3.2.3 Elemen warna bunyi (timbre)

3.2.3.1 Warna bunyi instrumen

Gendang patam-patam yang dimainkan dengan gendang lima sedalanen, memiliki beberapa warna bunyi yang dihasilkan dari masing-masing instrumen, dan penamaan warna bunyinya sesuai dengan bunyi yang dihasilkan instrumen (onomatopea). Berikut adalah warna bunyi yang dihasilkan oleh masing-masing instrumen perkusif:

1. Gendang indung :

(a) tang: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik tangan kanan pemain dengan cara memukul bagian antara sisi/pinggir dengan bagian tengah membran gendang indung, (b) ka: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik pada tangan kiri pemain dengan cara memukul sisi/pinggir bagian bawah membran gendang indung, (c) tih: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik pada tangan kanan pemain dengan cara memukul bagian tengah membran gendang indung.

2. Gendang anak :

(a) “tang”: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik pada tangan kanan pemain dengan cara memukul membran gendang anak, (b) “kok/Ke”: bunyi ini dihasilkan dari permainan stik di tangan kiri pemain dengan cara memukul membran garantung/gerantung yang berada di sisi kiri gendang anak .

3. Penganak

“Tung/ting”: bunyi ini dihasilkan dari stik yang dipukulkan pada bagian pencu penganak. Ketika pencu penganak dipukul stik langsung diangkat agar menghasilkan bunyi yang nyaring.

4. Gung

“Gung”: bunyi ini dihasilkan dari stik yang dipukulkan pada bagian pencu gung . Sama seperti pada penganak ketika pencu gung dipukul stik langsung diangkat agar bunyi gung menggema atau menggaung.

3.3 Gendang Patam-patam Pada Gendang kibod

Sama seperti pada gendang lima sedalanen, dalam mendeskripsikan struktur gendang patam-patam pada gendang kibod penulis juga menggunakan teori yang disampaikan oleh Mark Slobin dan Jeff Titon sebagai berikut:

3.3.1 Elemen nada

3.3.1.1 Tangga nada Dalam bahasa italia, scale (tangga nada) berarti anak tangga. Tangga nada

merupakan suatu urutan nada yang secara berurutan naik ataupun turun, dengan kata lain tangga nada adalah jarak antara satu nada ke nada lainnya baik secara

naik ataupun turun (ascending dan descending).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa musik tradisional Karo tidak memiliki sistem tangga nada seperti dalam teori musik barat, namun karena gendang patam-patam kini disajikan menggunakan instrumen keyboard maka Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa musik tradisional Karo tidak memiliki sistem tangga nada seperti dalam teori musik barat, namun karena gendang patam-patam kini disajikan menggunakan instrumen keyboard maka

Gendang patam-patam yang merupakan musik instrumental biasanya digunakan untuk mengiringi tarian maka tidak ada patokan untuk memainkannya dari tonal tertentu. Dalam memainkan gendang patam-patam ketiga perkibod menggunakan tonal yang berbeda yaitu E, C dan A. Untuk mempermudah pembaca untuk melihat rangkaian nada yang digunakan oleh ketiga perkibod ini maka penulis menggunakan tonal atau nada dasar yang sama pada hasil tranksripsinya. Berdasarkan hasil transkripsi gendang patam-patam dari ketiga perkibod yaitu Fakta Ginting, Sakti Sembiring, dan Yanto Tarigan maka ditemukan nada-nada yang digunakan yaitu nada E-F-A-B-C-D’ dan yang menjadi tonalnya adalah nada E. Selain itu terdapat satu nada yang muncul hanya satu kali pada melodi penutup yaitu nada G (dapat dilihat hasil transkripsi pada lampiran hal 120-149). Berikut digambarkan dalam tabel nada-nada yang digunakan pada gendang patam-patam bunga ncole;

3.1 Tabel nada yang digunakan pada gendang patam-patam

Pemain keyboard

E F G A B C D Fakta Ginting

68 45 1 38 40 46 10 Sakti Sembiring

80 40 1 67 52 64 10 Yanto Tarigan

3.3.1.2 Melodi Melodi adalah suatu kombinasi dari unsur ritme dan nada didalam satu

kesatuan yang berjalan/bergerak di dalam waktu. Melodi terbentuk dari sebuah rangkaian nada secara horisontal.

Ketiga perkibod memainkan melodi gendang patam-patam bunga ncole yang sama dengan variasi yang berbeda dari setiap pemain. Variasi melodi ini diekpresikan melalui kelincahan dalam memainkan pitch blend pada instrumen keyboard . Pitch blend adalah sebuah tuas yang dapat digerakkan (secara vertikal) yang berfungsi untuk menaikan/menurunkan nada yang sedang ditekan (dimainkan) oleh tangan kanan.

Penggunaan picth blend ini digunakan untuk menirukan bunyi dari instrumen sarune pada gendang lima sedalanen. Karena pemain keyboard menggunakan teknik pitch blend untuk menirukan rengget (ornamentasi melodi)

gendang patam-patam maka penulis mengalami kesulitan dalam mentranksripsikannya. Oleh karena itu diambil nada-nada yang paling mendasar dengan penambahan simbol

untuk menunjukkan rengget melodinya.

Gambar 3. 2 Pitch blend (Foto; Keyboard KN 2600, Model; Yanto Tarigan)

Adapun melodi gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh ketiga perkibod adalah sebagai berikut:

1. Melodi gendang patam-patam bunga ncole yang dibawakan oleh Fakta Ginting

2. Melodi gendang patam-patam bunga ncole yang dibawakan oleh Sakti Sembiring

3. Melodi gendang patam-patam bunga ncole yang dibawakan oleh Yanto Tarigan

Melodi gendang patam-patam yang dimainkan dari ketiga perkibod ini memiliki persamaan dan juga variasi yang berbeda. Adapun persamaan melodi gendang patam-patam dari ketiga perkibod ini sebagai berikut:

a. Melodi ini dimainkan oleh Fakta Ginting pada bar 6, 19, dan 33, Sakti

sembiring pada bar 8, 12, 28, dan 45, dan Yanto Tarigan pada bar 17, 31, dan 48.

b.

Melodi ini dimainkan oleh Fakta Ginting pada bar 11, Sakti sembiring pada bar 20, dan Yanto Tarigan pada bar 12.

c. Melodi ini dimainkan oleh Fakta Ginting pada bar 23, Sakti sembiring

pada bar 16 dan 32, dan Yanto Tarigan pada bar 23.

d. Melodi ini dimainkan oleh Fakta Ginting pada bar 28, Sakti sembiring

pada bar 36, dan Yanto Tarigan pada bar 27.

e.

Melodi ini merupakan melodi penutup dari gendang patam-patam yang dimainkan oleh ketiga perkibod dengan sedikit variasi yang berbeda. Selain memiliki persamaan melodi seperti diatas, terdapat pula variasi

melodi yang berbeda yang dimainkan oleh masing-masing perkibod. Berikut ini merupakan variasi dari ketiga perkibod yang memainkan gendang patam-patam yang sama:

a. Fakta Ginting a. Fakta Ginting

c. Yanto Tarigan

3.3.1.3 Harmoni Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua nada atau

lebih dengan tinggi nada yang berbeda dibunyikan secara bersamaan. Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.

Pada gendang patam-patam yang dimainkan dengan gendang kibod terdapat harmoni akord dalam bentuk pola ritem. Harmoni akord yang membentuk pola ritem dalam gendang patam-patam tersebut dimainkan secara berulang-ulang atau secara repetitif.

Adapun harmoni akord yang dihasilkan oleh beberapa instrumen dalam program pola ritem gendang patam-patam adalah dalam tabel sebagai berikut:

3.2 Tabel Harmoni Akord Gendang patam-patam Oleh Ketiga Pemain Keyboard

Pemain keyboard Instrumen musik Harmoni Akord

Piano

Fakta Ginting

Acustic Gitar

Mandolin

Sakti Sembiring

Piano

Electric Gitar

Piano

Yanto Tarigan

Electric Gitar

Ketiga perkibod ini memainkan harmoni akord dengan pola ritem yang sama, hanya saja perkibod Sakti sembiring menambahkan bunyi instrumen mandolin pada program gendang patam-patam yang dimainkannya.

3.3.1.4 Sistem laras Sistem laras atau tuning system adalah sistem yang digunakan untuk

melaraskan, menetapkan nada atau pitch yang akan digunakan saat bermain musik. Instumen keyboard merupakan instrumen musik elektronik yang memiliki sistem laras yang telah diatur secara otomatis.

3.3.2 Elemen waktu

3.3.2.1 Ritem Ritem adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Ritem dapat juga diartikan

sebagai panjang pendeknya bunyi/nada yang digunakan dalam sebuah melodi atau harmoni (akord). Ritem pada gendang patam-patam membentuk sebuah pola yang tetap. Pola ritem pada program gendang patam-patam terbentuk dari permainan akord dari instrumen Piano, Acoustic/Electric Gitar, dan dari pola Bass Guitar , Kobel , Gamelan serta Drums. Berdasarkan pengertian ini maka penulis mengelompokkan pola ritem sebagai berikut:

1. Pola ritem gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh Fakta Ginting

2. Pola ritem gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh Sakti Sembiring

3. Pola ritem gendang patam-patam bunga ncole yang dimainkan oleh Yanto Tarigan

Berdasarkan hasil transkripsi gendang patam-patam ini ketiga perkibod memainkan pola ritem yang sama seperti pada instrumen Piano, Acoustic/Electric Gitar, Bass Gitar, Kobel, Gamelan dan Drums. Diantara ketiga perkibod Ada sedikit perbedaan pada perkibod Sakti Sembiring yang menambahkan instrumen

Mandolin pada program gendang patam-patamnya dan bunyi nada Bass Gitar yang sedikit berbeda dari yang lain.

3.3.2.2 Meter Meter adalah pola yang berulang dari tekanan atau aksen yang menetapkan

ketukan atau tempo musik. Meter dituliskan pada awal komposisi dengan time signatures (tanda waktu). Time signatures selalu dituliskan dengan dua nomor, satu diatas dan satu dibawah, seperti pecahan pada matematika yaitu 2/4, 3/4, 4/4 dan seterusnya. Angka yang di atas menunjukkan jumlah ketukan (atau jumlah pulsa) dalam setiap ritem, sedangkan angka yang dibawah menunjukkan nilai/harga nada dalam setiap ketukan. Dari hasil transkripsi gendang patam- patam, ketiga perkibod menggunakan meter 2/4.

3.3.3 Elemen warna bunyi (Timbre) Timbre adalah kualitas atau warna bunyi. Timbre sangat dipengaruhi oleh cara bergetarnya suatu sumber bunyi. Timbre terjadi karena banyaknya nada tambahan dan kuat nada atas yang menyertai nada dasarnya. Misalnya seorang pria dan seorang wanita menyanyikan sebuah nada secara bersamaan, maka akan dapat kita bedakan, walaupun keduanya bernyanyi denga frekuensi sama. Hal ini karena alat-alat yang beresonasi dari leher/tenggorokan keduanya tidak sama. Perbedaan itulah yang menyebabkan timbre atau warna bunyi. Pada alat-alat music pun terdapat warna bunyi. Nada C pada gitar akan terdengar berbeda dengan nada C pada biola, berbeda pula dengan nada C pada piano, walaupun frekuensinya sama (http://id.shvoong.com/exact-sciences).

3.3.3.1 Warna bunyi instrumen Warna bunyi musikal yang dihasilkan dari instrumen keyboard merupakan

sesuatu yang baru yang sama sekali tidak terdapat dalam ensambel musik Karo. Pada dasarnya seluruh warna bunyi instrumen yang telah diprogram dalam instrumen keyboard merupakan warna bunyi instrumen musik Barat.

Musisi barat mengklasifikasikan instrumen musik dalam enam kategori yaitu string meliputi gitar dan violin, woodwind meliputi seruling dan klarinet, brass meliputi trompet dan trombon, percussion meliputi bass drum dan cymbal, keyboard meliputi organ dan piano, dan terakhir adalah electronic meliputi synthesize.

Warna bunyi instrumen gendang patam-patam yang dimainkan dengan gendang kibod merupakan imitasi atau peniruan dari gendang lima sedalanen. Adapun beberapa kategori instrumen yang digunakan sebagai pembawa melodi adalah; instrumen Oboe atau Nai yang diambil dari voice (menu dalam keyboard) keluaga Woodwind ini menirukan bunyi sarune, instrumen Banjo diambil dari keluarga Tradition menirukan bunyi kulcapi, instrumen Ney dan Jazz Flute diambil dari voice keluarga Pan Flute menirukan bunyi balobat (Baluat), instrumen Sakhauchi diambil dari keluarga Pan Flute menirukan bunyi surdam. Instrumen yang digunakan sebagai instrumen ritmis adalah: gamelan diambil dari voice keluarga Tradition menirukan bunyi penganak, instrumen kobel yang terbuat dari kayu untuk peniruan bunyi gendang indung dan gendang anak.

Selain bunyi instrumen diatas terdapat pula beberapa bunyi instrumen yang dimainkan sebagai pola ritem, yaitu: instrumen Drum, yang biasanya diambil dari bagian Drum Kit yang terdiri dari Hi-hat, Snare Drum, Symbal, Tom- Tom dan Bass Drum, instrumen Piano, Guitar acustic atau Electric Gitar, maupun Mandolin, yang berfungsi sebagai pengisi akord, dan instrumen Bass Gitar dari keluarga Bass Gitar. Bunyi instrumen dalam pola ritem ini merupakan penambahan atau hasil kreasi musisi Karo.

Dari ketiga gendang patam-patam yang dimainkan oleh perkibod ini bunyi instrumen yang digunakan untuk melodi adalah Oboe dan Nai, dan untuk pola ritemnya menggunakan Bass Gitar, Piano, Gitar, Gamelan, Kobel, dan Drums.

Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa pemakaian instrumen keyboard telah membawa suatu perubahan terhadap musik (ensambel) tradisional masyarakat Karo baik dari pola ritem, variasi melodi dan warna bunyi instrumen yang digunakan.

3.4 Pola Umum Ritem Gendang patam-patam bunga ncole Pada Gendang Kibod

Selain melodi, setiap warna bunyi instrumen pada gendang patam-patam bunga ncole yang telah diprogam membentuk sebuah pola ritem yang tetap. Pola ritem ini terbentuk dari bunyi permainan instrumen seperti Piano, Electric Gitar, Bass Gitar, Kobel, Gamelan dan Drums. Bunyi dari masing-masing instrumen tersebut kemudian diprogram dengan menggunakan gendang kibod. Berdasarkan hasil tranksripsi dari ketiga perkibod yaitu Fakta Ginting, Sakti Sembiring, dan Yanto Tarigan maka didapat pola umum ritem gendang patam-patam pada program gendang kibod sebagai berikut: