Faktor Fisik

A. Faktor Fisik

1. Faktor Kebisingan

a) Pengertian dan Batasan Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai suatu

rangsangan pada telinga, dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki maka dinyatakan sebagai suatu kebisingan.

Kwalitas bunyi ditentukan oleh frekwensi dan intensitasnya, intensitas bunyi adalah besarnya tekanan yang dipindahkan oleh bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel (DB).

Frekwensi dinyatakan dengan jumlah getaran perdetik atau herz, yaitu jumlah gelombang yang diterima oleh telinga setiap detiknya Telinga manusia dapat mendengar bunyi mulai Frekwensi dinyatakan dengan jumlah getaran perdetik atau herz, yaitu jumlah gelombang yang diterima oleh telinga setiap detiknya Telinga manusia dapat mendengar bunyi mulai

Berdasarkan sifatnya bunyi yang menyebabkan kebisingan dapat dibagi :

Ø Kebisingan kontinue Ø Kebisingan impulsif Ø Kebisingan terputus-putus Ø Kebisingan impaktif

b) Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja dan lingkungan kerja dapat dibagi yaitu :

1) Pengaruh terhadap alat pendengaran Tuli konduktif terjadi karena gangguan hantaran suara dari daun telinga ke foramen ovate. Tuli perseptif disebut juga dengan istilah tuli sensori Neural, hal ini diakibatkan karena kerusakan pada cochlea dan syaraf pendengaran atau otak.

2) Efek kebisingan kepada daya kerja Kebisingan mempunyai efek merugikan pada daya kerja, pengaruh-pengaruh negatif demikian adalah sebagai berikut; Gangguan kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki, maka dari kebisingan itu sering mengganggu walaupun terdapat variasi besarnya gangguan atas jenis dan kekerasannya. § Komunkasi dalam pembicaraan.

Gangguan Komunikasi dalam pembicaraan akan didapat pembicaraan harus dilakukan dengan berteriak, hal ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan menimbulkan terjadi kesalah-pahaman dalam komunikasi.

§ Efek pada pekerjaan

Kebisingan mengganggu perhatian, maka tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan proses produksi dapat membuat kesalahan, akibat terganggunya konsentrasi.

§ Reaksi Masyarakat Kebisingan dari mesin produksi yang telah demikian

hebat akan muncul protes oleh karena kegiatan tersebut.

3) Pengukuran intensitas kebisingan Alat pengukur intensitas kebisingan "Sound Level meter"

4) Pengendalian Kebisingan Di tempat kerja pengendalian terhadap bahaya kebisingan

pada prinsipnya adalah mengurangi tingkat intensiftas kebisingan atau mengurangi lamanya pemaparan selama jam kerja.

Usaha-usaha yang dapat ditempuh dengan cara :

§ Menurunkan tingkat intensitas kebisingan pada sumbernya;

dilakukan dengan menempatkan alat peredam pada sumber getaran; § Penempatan penghalang pada jalan transmisi hal ini dilakukan secara baik dengan cara mengisolasi mesin atau tenaga kerja;

§ Penggunaan alat pelindung telinga; Alat ini pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Sumber telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear muff); § Pengaturan waktu kerja; Bila hal-hal tersebut diatas masih sulit untuk diterapkan masih ada usaha perlindungan yang meminta perhatian khusus terutama pihak pengusaha dengan jalan mengatur waktu kerja

sesuai dengan intensitas bising yang diterima tenaga kerja.

2. lklim Kerja

a) Pengertian dan Batasan Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja. Suhu udara dianggap nikmat bagi orang Indonesia ialah sekitar 24°C sampai 26°C dan selisih suhu didalam dan diluar tidak boleh lebih dari 5°C. Batas kecepatan angin secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5m/dt.

b) Keseimbangan Panas Suhu tubuh manusia selalu dipertahankan hampir konstan/

menetap oleh suatu pengatur suhu pada tubuh manusia. Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan antara panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini darah sangat berperan dalam membawa panas dari tubuh dalam ke kulit sehingga panas dihamburkan ke sekitarnya.

c) Faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas diantara tubuh dengan sekitarnya dalah ; Konduksi; adalah pertukaran panas diantara tubuh dengan benda atau lingkungan sekitarnya melalui kontak langsung, perpindahan panas seperti ini dari tubuh melalui udara yang diam sangatlah kecil sehingga panas konduksi tersebut dapat diabaikan.

Ø Konveksi; yaitu gerakan molekul-molekul gas/cairan dengan suhu yang rendah, perpindahan melaiui media udara sangat dipengaruhi oleh suhu udaradan kecepatarr gerakan udara.

Ø Radiasi; adalah energi gelombang dari kedua benda akan saling berpengaruh sehingga energi gelombang panas yang

lebih tinggi akan memancarkan panas radiasi dan panas radiasi yang lebih rendah akan menerima panas radiasi.

Ø Evaporasi/penguapan; adalah keringat yang dihasilkan pada permukaan kulit melalui pelepasan uap air, terjadi apabila

tekanan uap air lingkungan kerja, sehingga keseimbangan tekanan uap air lingkungan kerja, sehingga keseimbangan

d) Pengaruh Lingkungan Kerja Panas Terhadap Tubuh Untuk individu yang selalu berhadapan dengan faktor panas agar tidak merasa terganggu, maka beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu faktor yang mempengaruhi toleransi tubuh terhadap panas:

Ø Aklimatimasi Ø Ukuran badan Ø Umur Ø Jenis kelamin Ø Kesegaran jasmani Ø Suku bangsa

Suhu yang tinggi biasanya bertalian dengan berbagai penyakit antara lain heat cramps , heat exchaustion, heat stroke dan milliaria, dalam pengalaman penyakit-penyakit tersebut jarang ditemukan di Indonesia.

e) Pencegahan Iklim Kerja Panas Untuk pencegahan yang sebaik-baiknya harus terkoordinasi ilmu teknis dan ilmu kedokteran. Teknis untuk menurunkan suhu di tempat kerja dan kedokteran untuk mengevaluasi efek suhu kepada tenaga kerja. Cara pencegahan tekanan panas dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :

Ø Memperbaiki aliran udara atau sistem ventilasi yang lebih sempurna; Ø Mereduksi tekanan panas di lingkungan kerja yang ada sumber panasnya, sehingga diperoleh efisiensi kerja yang

baik; Ø Penerapan teknologi pengendalian untuk menurunkan suhu

basah dibawah nilai ambang batas; Ø Penggunaan teknis perlindungan agar tenaga kerja tidak

terpapar terhadap tekanan panas dan pemeliharaan kesegaran jasmani tenaga kerja;

Ø Penyediaan air minum yang cukup untuk keseimbangan cairan tubuh; Ø Penyesuaian berat ringan pekerjaan.

3. Pencahayaan

a) Pengertian dan Batasan Penerangan/pencahayaan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja/mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman. Lebih dari itu penerangan yang memadai akan mem berikan kesan pemandangan yang Iebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Sebuah benda akan terlihat bila benda tersebut memantulkan cahaya,

baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang datang dari sumber cahaya lain, dengan demikian maksud dari pencahayaan dalam lingkungan kerja agar benda akan jelas terlihat. Pencahayaan tersebut dapat diatur sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kecermatan atau jenis pekerjaan sehingga memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja.

b) Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas Penerangan

Ø Sumber Cahaya; berbagai jenis sumber cahaya yang dapat dipakai dan pada saat ini dipergunakan antara lain; lampu

pijar/bolam do lampu neon/penerangan darurat (flourscent tube );

Ø Daya Pantul (Reflektivitas); bila cahaya mengenai suatu permukaan yang kasar dan hitam maka semua cahaya akan

diserap, tetapi bila permukaan halus dan mengkilap maka cahaya akan dipantulkan sejajar, sedangkan bila permukaan tidak rata maka pantulan cahaya akan diffus. Pada pantulan cahaya sejajar mata tersebut akan melihat gambar dari sumber cahaya, pada cahaya diffus mata melihat pada permukaan, sebagian dari pada permukaan biasanya mempunyai sifat kombinasi sejajar dan diffus.

Ø Ketajaman penglihatan; kemampuan mata untuk melihat sesuatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu;

§ Ukuran objek/benda

§ Cahaya pantul benda (Brightness) § Kontras – waktu pengamatan

c) Penerangan Ruangan Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seseorang tenaga kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat, jelas, serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan. Sifat-sifat penerangan yang baik ditentukan oleh beberapa faktor seperti pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan, pencegahan kesilauan, arah sinar, warna dan panas penerangan terhadap keadaan lingkungan. Untuk mengatur penerangan ruangan yang baik maka lima pedoman berikut perlu diperhatikan.

Ø Permukaan dari semua bidang dan objek yang besar pada bidang fisual mempunyai kecerahan yang merata;

Ø Bagian pusat dan tengah bidang fisual, kontras dari kecerahan permukaan tidak boleh melampaui rasio 1 : 3; Ø Bagian pusat dan Pelatarannya atau didalam bagian luar dari bidang visual, kontrasnya tidak boleh melebihi rasio 1:10;

Ø Permukaan Yang Cerah Harus Berada Di Pusat bidang visual dan menggelap kearah pinggiran; Ø Kontras yang melampaui dibagian bawah atau samping dari bidang visual akan lebih mengganggu dari pada bagian atas.

Dalam praktek perlu dihindari hal-hal berikut ini : Jendela yang terang sekali

Ø Papan hitam menempel pada dinding putih : Ø Benda-benda yang memantulkan/mengkilap Untuk menanggulangi kecerahan yang berganti-ganti dapat dilaksanakan dengan;

§ Menutupi bagian mesin yang bergerak § Menetralkan kecerahan dengan membuat pelatarannya

berwarna yang cocok serta penerangan yang diperhitungkan § Memakai cahaya kontinue berwarna yang cocok serta penerangan yang diperhitungkan § Memakai cahaya kontinue

Ø Silau relatif; kontras terlalu kuat didalam bidang visual; Ø Silau mutlak; penerangan yang begitu tinggi sehingga

adaptasi tidak dimungkinkan; Ø Silau adaptif; adaptif pada tingkat terang tertentu tetapi yang

belum tercapai. Pencegahan Kesilauan dilakukan dengan : Ø Pemilihan lampu secara tepat, yang tidak menjadi pelambang

kedudukan seseorang, melainkan dimaksud-kan untuk penerangan yang baik;

Ø Penempatan sumber sumber cahaya terhadap meja dan mesin, juga diperhitungkan Ietak jendela;

Ø Penggunaan alat alat pelapis yang tidak atau mengkilat (untuk dinding, lantai, meja, dll); Ø Penyaringan sinar matahari langsung.

e) Pengaruh Pencahayaan Terhadap Kesehatan Penglihatan yang jelas maka tenaga kerja akan melaksanakan pekerjaannya lebih mudah dan cepat sehingga produktivitas diharapkan naik sedangkan penerangan buruk akan berakibat:

Ø Kelelahan mata dan berkurangnya daya dan efisiensi kerja Ø Kelelahan mental Ø Keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepala di sekitar

mata; Ø Kerusakan indera mata; Ø Meningkatnya terjadinya kecelakaan

f) Pengukuran Intensitas Penerangan Penerangan diukur dengan alat Lux Meter, alat ini bekerja berdasar pengubahan energi cahaya menjadi tenaga listrik oleh

foto electric cell, 1 Lux = 1 lumen/m 2 .

Tingkat penerangan yang dibutuhkan oleh pekerja untuk pekerjaan yang tidak memerlukan pengamatan cermat maka intensitas penerangan dapat lebih rendah dari pada intensitas pekerjaan yang memeriukan pengamatan teliti. Hal ini dapat dilihat pada peraturan pemerintah dalam PMP No. 7/1964 tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan ditempat kerja.

4. Radiasi Tidak Mangion (Non Ionizing Radiation)

Radiasi gelombang elektromagnetik terdiri dari radiasi yang mengion dan radiasi yang tidak mengion, seperti gelombanggelombang mikro, sinar laser, sinar tampak (termasuk sinar dari layar monitor), sinar

infra merah, sinar ultra violet.

a) Gelombang Mikro Panjang gelombang mikro adalah 1 mm - 300 cm. Frekweinsinya

antara 0,1 GHz - 300 GHz. Kegunaan gelombang mikro antara lain untuk gelombang radio, televisi, radar, telepon.

Efek radiasi gelombang mikro terhadap manusia : Radiasi gelombang mikro yang pendek (< 1 cm) akan diabsorbsi

oleh permukaan kulit sehingga kulit menjadi seperti terbakar, gelombang mikro yang lebih panjang (> 1 cm) dapat menembus jariangan yang lebih dalam. Frekwensi-frekwensi tertentu ada penelitian yang mengatakan bahwa berefek pada sistem syarat- syaraf.

Untuk mengetahui intensitas gelombang mikro disuatu tempat/ lokasi harus dilakukan pengukuran dengan memakai peralatan microwave hazard monitoring equepment . Alat tersebut biasanya terdiri dari detektor dan meter, dengan satuan mw/cm2 atau uw/cm2.

b) Radiasi Sinar Ultra Violet Panjang gelombang spektrum sinar ultra violet adalah 1 nm - 40 nm sumber sinar ultra violet selain b) Radiasi Sinar Ultra Violet Panjang gelombang spektrum sinar ultra violet adalah 1 nm - 40 nm sumber sinar ultra violet selain

c) Sinar Infra Merah Panjang gelombang spektrum sinar infra merah adalah diantara

700 nm - 1 nm (1.000.000 nm). Berdasarkan efek biologisnya terhadap manusia biasanya

impared catarak pada mata, flash burus pada kulit maupun pada kornea mata. Alat untuk mengetahui intensitas sinar infra merah adalah infra red detector. Alat ini terdiri dari detector dan meter atau monitor display.

Pengendalian dan pencegahan efek dari pada radiasi sinar tidak mengion adalah :

Ø Sumber radiasi harus tertutup Ø Berupaya menghindari atau berada pada jarak yang sejauh

mungkin dari sumber-sumber radiasi tersebut. Ø Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan benda-

benda yang dapat menghasilkan radiasi sinar tersebut. Ø Memakai alat-alat pelindung diri seperti pakaian anti radiasi,

kaca mata pelindung apabila terpaksa harus dekat dengan sumber-sumber radiasi;

Ø Secara rutin melakukan pemantauan kebocoran instalasi.

5. Tekanan Udara Tinggi dan Rendah

Penyakit akibat tekanan udara rendah ini sangat penting bagi mereka yang bekerja ditempat-tempat tinggi diatas permukaan air laut, pendaki gunung dan penerbang, gejala penyakit ini sangat berkaitan terutama atas kekurangan oksigen dalam udara pernafasan. Tekanan udara tinggi banyak dihadapi oleh para penggali tambang, penyelam mutiara, gejala ini didasarkan atas besarnya tekanan udara, sedangkan dekompresi didasarkan bebasnya Nitrogen dalam tubuh. Gas tersebut dalam tubuh dapat menimbulkan penutupan pembuluh darah. Pencegahannya dengan cara menaikkan pekerja didalam secara perlahanlahan/ bertahap agar cukup kesempatan untuk pencapaian keseimbangan gas

nitrogen dengan larutan dalam tubuh sehingga tidak terjadi emboli- emboli.

6. Getaran Mekanis

Timbulnya getaran biasanya bersamaan dengan timbulnya kebisingan yang berasal dari sumber yang sama. Sejauh ini banyak dicurahkan perhatian terhadap masalah kebisingan, yang sudah lama diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran, sedangkan masalah getaran, hubungan antara pemaparan dan akibat terhadap kesehatan, apalagi penetapan standard aman hingga saat ini belum ditentukan. Secara praktis dapat digolongkan kedalam dua jenis yaitu :

a) Getaran Seluruh Badan (Whole Body Vibration) Sifat fisik getaran seluruh badan terutama terjadi pada penerangan buruk akan berakibat kelelahan mata dan berkurangnya daya dan efisien alat pengangkut misalnya proses bongkar muat pada penggunaan crane, fork lift, truktruk pengangkut bahkan geladak kapal jika mesin waktu hidup. Getaran dari alat-alat berat dapat pula dipindahkan keseluruh badan melewati getaran lantai melalui kaki. Sebenarnya hanya getaran dari tempat duduk dan topangan kaki yang penting, karena diteruskan kebadan. Badan manusia merupakan suatu susunan elastis yang komplek dengan tulang sebagai penyokong dari alat-alat dan landasan kekuatan dari kerja otot. Untuk a) Getaran Seluruh Badan (Whole Body Vibration) Sifat fisik getaran seluruh badan terutama terjadi pada penerangan buruk akan berakibat kelelahan mata dan berkurangnya daya dan efisien alat pengangkut misalnya proses bongkar muat pada penggunaan crane, fork lift, truktruk pengangkut bahkan geladak kapal jika mesin waktu hidup. Getaran dari alat-alat berat dapat pula dipindahkan keseluruh badan melewati getaran lantai melalui kaki. Sebenarnya hanya getaran dari tempat duduk dan topangan kaki yang penting, karena diteruskan kebadan. Badan manusia merupakan suatu susunan elastis yang komplek dengan tulang sebagai penyokong dari alat-alat dan landasan kekuatan dari kerja otot. Untuk

b) Efek terhadap Tubuh Sistem peredaran darah dipengaruhi hanya oleh getarangetaran dengan intensitas tinggi, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian 02 dan volume perdenyut berubah sedikit pada intensitas 0,6 g berubah banyak pada 1,2 g dengan frekwensi 6-

10 Hz. Dari semua organ badan mata paling banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis. Pada frekwensi sampai 4 Hz mata masih dapat mengikuti getaran-getaran antara kepala dan sasaran. Pada frekwensi tinggi penglihatan juga terganggu manakala amplitudo lebih besar dari jarak dua kali dari retina.

c) Pencegahan

Ø Isolasi sumber getaran Ø Isolasi pekerja atau operator Ø Mengurangi pemaparan terhadap getaran, diselingi dengan

waktu istirahat yang cukup Ø Melengkapi peralatan mekanis dengan menahan atau menyerap getaran, Ø Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala

d) Getaran Terhadap Lengan (Tool hand vibration) Alat-alat yang pada waktu bekerjanya bergetar dan mengakibatkan getaran-getaran pada lengan atau tangan terdapat pada peralatan yang menggunakan mesin, seperti kendali crane, kemudi fork lift. kemudi truk, selama bekerja dengan alat tersebut kadang-kadang sifat getarannya tidak serupa.

e) Getaran terhadap Kesehatan Pada pekerjaan yang menggunakan alat-alat bergetar secara terus menerus terdapat dua gejala utama sehubungan dengan gataran mekanis tersebut :

Ø Kelainan peredaran darah dan syaraf Ø Kerusakan pada persendian dan tulang

f) Upaya Pencegahan

Ø Pemeirksaan kesehatan awal bagi pekerja Ø Peralatan tangan bergetar harus dirawat sebaik-baiknya

sesuai petunjuk Ø Pekerja dianjurkan :

Ø Memakai pakaian yang cukup untuk mempertahankan suhu badan;

Ø Memakai sarung tangan Ø Sebelum bekerja harus diadakan pemanasan

Ø Jangan memegang peralatan yang bergetar terlalu erat/ kencang

Ø Sedapat mungkin pengoperasian alat tidak sampai kapasitas penuh Ø Bila timbul tanda-tanda kesemutan, kaku, jari-jari memutih atau membiru harus segera memeriksa ke dokter.