Langkah-langkah Pengukuran dan Pengendalian Resiko Langkah 1. Identifikasi Bahaya

6.2.2. Langkah-langkah Pengukuran dan Pengendalian Resiko Langkah 1. Identifikasi Bahaya

Persyaratan Permenaker 05/Men/1996 Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian risiko Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat resiko yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selanjutnya dilakukan pengendalian untuk identifikasi sumber bahaya Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan:

1. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.

2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.

Langkah pertama dalam proses manajemen resiko adalah melakukan identitifikasi bahaya tempat kerja atau tempat yang berpeluang mengalami kerusakan. Hal yang harus diperhatikan adalah bahaya akibat pekerjaan tidak saja terjadi pada saat kejadian, tetapi bisa juga terjadi dalam kurun waktu yang lama. Misal seseorang yang bekerja dalam kondisi kerja yang bising, baru merasakan akibatnya berupa gangguan pendengaran setelah 10-20 tahun kemudian.

Secara umum, kita dapat membagi bahaya kerja atas enam bagian, seperti digambarkan dalam Tabel Panduan Daftar Potensial

Dalam prakteknya, suatu organisasi seringkali mengalami kesulitan dalam menentukan bahaya. Hal ini disebabkan begitu banyak Dalam prakteknya, suatu organisasi seringkali mengalami kesulitan dalam menentukan bahaya. Hal ini disebabkan begitu banyak

§ Kegiatan-kegiatannya (seperti pekerjaan pengelasan, pengolahan data) § Lokasi (kantor, gudang, lapangan)

§ Aturan-aturan (pekerja kantor, atau bagian elektrik) § Fungsi atau proses produksi (administrasi, pembakaran,

pembersihan, penerimaan, finishing) Aktivitas-aktivitas lainnya yang bisa digunakan dalam mengidentifikasi bahaya, antara lain:

§ Berkonsultasi dengan pekerja. Bertanya pada mereka tentang berbagai masalah yang mereka temukan, keadaan yang nyaris kena

bahaya dan kecelakaan kerja yang tidak terekam.

Tabel 6.2 Panduan Daftar Bahaya Potensial Lingkungan Kerja

Energi

Pekerjaan M anual

Akses

Tegangan tubuh § Mengacu pada akses yang

Elektical

§ Tegang otot ketika sesuai

§ Tersetrum

mangangkat, mangangkut atau menurunkan benda

Penyegar ruangan

Gravitasi

§ Udara yang kotor

§ Jatuh

§ Kejang otot ketika

§ Tersandung

manangani benda selain

§ Tergelincir

mengangkat, mengangkut

atau menurunkan benda Temperatur yang ekstrim

§ Tertimpa benda

Energi kinetik

§ Kontak dengan benda

§ Kejang otot ketika tidak yang panas atau dingin

§ Menabrak benda

ada benda yang ditangani § Terkena lingkungan yang

§ Pergerakan yang berulang panas atau dingin Pencahayaan

§ Tertabrak benda

Ergonomis § Memacu pada

Radiasi

§ Kelelahan pencahayaan yang sesuai

§ Radiasi ultra violet

§ Radiasi infra merah

§ Desain tempat kerja yang

§ Gelombang mikro

mengakibatkan stres,

kesalahan. Tekanan mental

§ Laser

Getaran

§ Gertakan/gangguan

§ Getaran seluruh tubuh

§ Kekerasan

§ Getaran bagian tubuh

§ Kerja shift

Kebisingan § Bising tiba-tiba § Bising dalam waktu yang lama

Biologi

Plant

Zat Kimia

§ Bakteri

Mekanik,

§ Terkontaminasi dengan zat kimia dalam waktu

sebentar § Jamur

§ Terkontaminasi zat kimia dalam waktu lama § Virus

§ Kendaraan bermotor

§ Tersengat hewan berbisa § Parasit

§ Peralatan mesin

§ Peralatan manual

§ Kebakaran dan ledakan Udara keras

§ Debu dari kayu, asbes, silika § Gas, seperti: CO, CO 2 § Asap dan uap § Kabut seperti asam Kontak kulit § Terserap, seperti pestisida § Karatan seperti: asam,

alkali § Alergi

Contoh hasil Identifikasi

No. Kegiatan Bahaya potensial

1 Pengelasan

Tarabsorpsi Terhirup/pernafasan Terkena benda panas Terkena mata Tersengat listrik

2 Perakitan

Kebisingan Suhu tingga Kelelahan Terpeleset Tersengat listrik Kejang otot Penerangan buruk Pernafasan

§ Berkonsultasi dengan tim K3 § Mempertimbangkan:

Ø Bagaimana personel menggunakan peralatan dan material. Ø Bagaimana kesesuaian peralatan tersebut yang digunakan pada

aktivitas-aktivitas dan lokasinya. Ø Bagaimana personel dapat terluka baik secara langsung maupun

tidak langsung oleh berbagai aspek tempat kerja.

§ Melakukan safety audit. § Pengujian, bagian dari perusahaan atau peralatan kerja dan

kebisingan. § Evaluasi teknis dan keilmuan. § Menganalisis rekaman dan data, seperti insiden dan nyaris kena

Bahaya, keluhan personel, tingkat penyakit dan turn-over karyawan. § Informasi dari designer, konsumen, supplier, dan organisasi-

organisasi seperti serikat pekerja, KADIN, dan sebagainya. § Pemantauan Iingkungan dan kesehatan.

§ Survai yang dilakukan pada karyawan.

Setelah tnelengkapi Langkah 1 ini, kita perlu menilai resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya ini. Tapi sebelum melakukan penilaian Setelah tnelengkapi Langkah 1 ini, kita perlu menilai resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya ini. Tapi sebelum melakukan penilaian

• Resiko Minor

Jika dalam organisasi Anda terdapat resiko yang relatif kecil atau bahaya yang dapat dengan mudah diselesaikan. kita mungkin tidak perlu melakukan penilaian menyeluruh sebagaimana yang dijelaskan dalam Langkah 2. Jadi cukup sebagian aktivitas saja Diatur dalam persyaratan perundang-undangan, standar, kode industri atau materi panduan. - Peraturan perundangan

Jika peraturan perundangan mengatur kegiatan yang terkait dengan aktivitas kegiatan Anda, maka mau tak mau Anda harus mentaati peraturan tersebut.

- Standar atan kode industri Jika terdapat standar atau kode industri terkait yang mengatur tentang bahaya di tempat kerja Anda, maka dapat dilakukan dua hal: § Mengadopsi dan mengikuti ketentuannya. § Membuat cara lain dengan tingkatan yang sama dalam

menanggulangi resiko. Beberapa daftar Standar Nasional Indonesia yang terkait K3 di area pertambangan.

No. Nomor SNI

Judul SNI

1 SNI 13-6350-2000 Demarkasi di Lorong, Jalan Lintas, Daerah Bebas Rintangan, dan Tempat Penyimpanan Barang.

2 SNI 13-6351-2000 Rambu-Rambu Jalan di Area Pertambangan 3 SNI 19-4122-1996

Keselamatan Kerja pada Pengelasan Listrik secara Manual 4 SNI 13-4126-1996

Penyumbuan Detonator Biasa pada Kegiatan Pertambangan

Umum 5 SNI 19-4127-1996

Bahasa Isyarat Pengoperasian Pesawat Angkat (Crane) 6 SNI 19-4173-1996

Penentuan Kadar Raksa di Udara dengan Mercury Analyzer

7 SNI 13-4181-1996 Pengolahan Limbah Cair dari Proses Sianidasi Bijih Emas secara Kimiawi

8 SNI 13-4182-1996 Tata Pengukuran Derajat Keasaman Tanah 9 SNI 19-4183-1996

Tata Pengukuran Disesuaikan Kadar Sianida dalam Air Limbah

10 SNI 13-4000-1995

Bekerja di Jalur Operasi Grader

11 SNI 13-3619-1994

Penanganan Tabung Bertekan

12 SNI 13-3620-1994 Cara Pemakaian Perkakas Tangan dengan Aman 13 SNI 13-3621-1994

Pengukuran Kuantitas Udara Cara trverse pada Tambang Bawah Tanah dengan Alat Vane-Anemometer

• Materi pedoman

Walaupun pedoman-pedoman ini bukan bagian dari peraturan yang harus dipatuhi, tapi membantu kita dalam menangani aspek K3. Mengikuti ketentuan-ketentuan yang dalam buku pedoman mungkin lebih mudah dan masuk akal, akan tetapi mungkin dalam buku panduan tersebut tidak mengatur semua resiko atau bahaya terkait. Dalam keadaan ini, kita perlu mengidentifikasi resiko lainnya yang tidak dijelaskan dalam sebuah buku panduan.

Timbul pertanyaan bagi kita, bagaimana menentukan dan mendapatkan peraturan perundangan, standar, kode industri atau buku panduan yang sesuai dengan aktivitas di organisasi kita. Tidak semua perusahaan mengetahuinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kami menyediakan daftar peraturan-peraturan yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk tingkat daerah seperti Perda, standar, atau buku panduan, Anda dapat menghubungi kantor pemda setempat, kadin, asosiasi atau konsultan.

Langkah 2: Menilai Resiko dan Seleksi Prioritas Persyaratan Permenaker 05/Men/1996 Penilaian Risiko

Peniiaian resiko adalah proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan prioritas untuk tindak lanjut, karena tidak semua aspek bahaya potensial yang dapat

kita tindak lanjuti. Berbagai metode dapat kita gunakan dalam melakukan penilaian risiko. Salah satu metodenya adalah sebagaimana yang kita pelajari dalam bagian ini. Anda bisa raja mengembangkan metode sendiri dalam melakukan penilaian risiko.

Metode penilaian resiko, antara lain: § Untuk setiap resiko:

Ø Menghitung peluang insiden yang terjadi di tempat kerja Ø Menghitung konsekuensi insiden yang terjadi Ø Kombinasikan penghitungan peluang dan konsekuensi pada rate

risiko

§ Menggunakan rating setiap risiko, mengembangkan daftar prioritas resiko kerja.

Menentukan peluang

Dalam menentukan peluang insiden yang terjadi di tempat kerja, kita dapat menggunakan skala berdasarkan tingkat potensinya. Berikut ini faktor yang dapat mempengaruhi peluang terjadinya sebuah insiden:

• Berapa kali situasi terjadinya Semakin besar frekuensi paparan semakin besar peluang insiden

yang akan terjadi. Contoh: Pertimbangkan berapa kali seorang pekerja mengangkut semen setiap harinya.

• Berapa orang yang terpapar Semakin banyak orang yang terkena, maka semakin banyak pula insiden yang akan terjadi. Contoh: Pertimbangkan berapa banyak orang yang mengangkut semen.

• Keterampilan dan pengalaman orang yang terkena Pelatihan yang sesuai dan kompetensi yang memadai dalam

aktivitas dapat mengurangi peluang terjadinya insiden. • Berbagai karakteristik khusus personel yang terlibat Contoh: Seseorang yang biasa menggunakan tangan kanannya akan

memiliki kecenderungan resiko lebih kecil dibandingkan ketika ia menggunakan tangan kirinya dalam melakukan aktivitas.

• Durasi paparan Semakin lama seseorang terkena maka semakin tinggi peluang insiden akan terjadi.

• Pengaruh posisi seseorang terhadap bahaya Semakin dekat seseorang dengan sumber bahaya maka akan semakin tinggi peluang terkena insiden. Contoh: Seseorang yang berada di dekat mesin kompresor akan lebih berpeluang mengalami gangguan pendengaran dibandingkan orang yang jauh dari mesin tersebut.

• Distraksi, tekanan waktu atau kondisi tempat kerja yang dapat mempengaruhi kehati-hatian dalarn melakukan aktivitas. Contoh:

Suasana ribut di ruang gawat darurat rumah sakit dapat Suasana ribut di ruang gawat darurat rumah sakit dapat

kontainer/tabung dengan berisi gas yang memuai daripada kontainer tanpa ruangan untuk gas yang memuai.

• kondisi lingkungun • Kondisi peralatan • Efektifitas pengendalian yang ada

− Apakah paparan yang ada mengurangi resiko paparan? − Apakah pekerja mengetahui pengendalian yang ada? − Apakah terdapat prosedur atau sistem yang terkait dengan

pengendalian tersebut? − Apakah pelatihan dan pengawasan yang berhubungan dengan

pengendalian yang ada? − Apakah dilakukan pemeliharaan yang sesuai terhadap pengendalian tersebut? − Sejauh mana kemudahan digunakan, cara kerjanya?

Banyak cara yang dapat kita lakukan dalam melakukan penilaian resiko, salah satunya adalah metode yang kami sajikan pada buku ini. Anda dapat saja mengembangkan metode yang berbeda sejauh metode tersebut dapat menyentuh segala aspek-aspek yang terdapat dalam faktor-faktor yang dibahas di atas.

Menentukan peluang