Identifikasi dan Pengendalian Resiko Kecelakaan

6.2.1. Identifikasi dan Pengendalian Resiko Kecelakaan

Kebijakan

Audit

PERENCANAAN Umpan balik dari

pengukuran kinerja

Penerapan dan Operasi

Bagan Manajemen Risiko

Klasifikasi aktivitas kerja

Identifikasi bahaya

Menentukan resiko

Menyusun prioritas tindak lanjut Sasaran yang tidak masuk

Memilih sasaran penting

kriteria penting disimpan

untuk program berikutnya Bagi sasaran yang dianggap penting

diberi nilai pencapaian jika

memungkinkan

Membuat program

Menerapkan program

Tinjauan

Gambar 6.12. Bagan manajemen resi ko

A. Persyaratan OHSAS 18001

Perencanaan untuk identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko. Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko, penerapan kendali pengukuran yang diperlukan, yang mencakup:

§ Aktivitas rutin dan nonrutin. § Aktivitas personel yang memiliki akses pada tempat kerja (mencakup

subkontraktor dan pengunjung). § Fasilitas pada tempat kerja, yang disediakan oleh organisasi atau

pihak lainnya.

rganisasi harus memastikan bahwa hasil dari pencapaian tersebut dan pengaruh pengendalian ini dipertimbangkan dalam membuat sasaran K3. Organisasi harus mendokumentasikan dan memelihara informasi terbaru. Metodologi untuk mengidentifikasi bahaya dan penilaian resiko harus:

§ Terdefinisi dengan memperhatikan lingkup organisasi, sifat dan waktu untuk memastikan organisasi lebih proaktif ketimbang reaktif.

§ Menyediakan klasifikasi resiko dan identifikasinya untuk dieliminasi atau dikendalikan dengan pengukuran

§ Konsisten dengan pengalaman operasi dan kemampuan kendali pengukuran risiko.

§ Menyediakan input pada ketentuan persyaratan fasilitas, identifikasi kebutuhan pelatihan dan/atau pengembangan kendali operasional.

Menyediakan tindakan yang dipersyaratkan untuk memastikan keefektifan dan jangka waktu penerapannya pada saat monitoring.

B. Persyaratan Permenaker 05/Men/1996

1. Perencanaan Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan penerapan sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan dengan 1. Perencanaan Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan penerapan sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan dengan

2. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya.

Pengelolaan resiko merupakan dasar dati penerapan Sistem Manajemen K3, karena itu setiap organisasi harus memiliki apresiasi

yang menyeluruh pada setiap kegiatan yang terkait dengan aspek-aspek K3.

Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko yang terkait dengan aktivitas harus dipastikan sesuai, cukup dan selalu tersedia. Untuk itu sebuah organisasi harus mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengedalikan resiko K3 disemua aktivitas-aktivitasnya, dan semua tahapan ini menjadi dasar dalam pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen K3. Hal ini sangat penting, karena itu identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya harus secara nyata ditetapkan. Setiap organisasi berbeda dalam bentuk identifikasi, pengukuran dan pengendalian bahayanya, tergantung pada ukuran, situasi lingkungan kerja organisasi serta ditentukan juga oleh sifat, kompleksitas dan signifikansi bahaya yang terjadi.

Identifikasi bahaya. penilaian dan pengendalian resiko harus dilakukan dalam perhitungan yang matang, termasuk juga biaya dan waktu pelaksanaannya. Data-data yang disajikan harus dipastikan akurat. Organisasi harus menentukan apakah aspek K3 ini terkait dengan aktivitas sekarang atau yang lampau.

Tapi bagi organisasi yang belum menerapkan Sistem Manajemen K3 dan belum memiliki data apapun yang terkait dengan aspek-aspek K3, sebaiknya melakukan tinjauan awal bahaya potensial berdasarkan kondisi sekarang.

Organisasi harus mempertimbangkan resiko yang dihadapinya sebagai dasar membuat Sistem Manajemen K3. Tinjauan awal harus mencakup empat hal berikut ini:

a. Persyaratan peraturan dan perundang-undangan.

b. Identifikasi resiko K3 yang dihadapi organisasi.

c. Rekaman-rekaman dari semua proses dan prosedur.

d. Evaluasi umpan balik dari investigasi insiden sebelumnya, kecelakaan dan keadaan darurat.

Kondisi operasi normal, tidak normal dan kondisi darurat yang potensial juga harus mendapatkan perhatian. Serta yang tidak kalah penting yang harus kita ingat adalah ketika melakukan identifikasi bahaya potensial kita tidak saja melakukannya pada pekerjaan operasional saja, tapi juga pada segala aspek lainnya yang masih termasuk di dalam Iingkup penerapan Sistem Manajemen K3, seperti pemeliharaan, house keeping, dan lain sebagainya.

Sumber data yang dapat digunakan adalah:

§ Persyaratan dan peraturan K3 § Kebijakan K3 § Rekaman insiden dan kecelakaan kerja § Laporan ketidaksesuaian § Hasil audit § Komunikasi pada karyawan dan pihak terkait § Informasi dari tinjauan aktivitas K3 karyawan. § Infomasi dari perusahaan sejenis berupa insiden dan kecelakaan

kerja yang teriadi § Infomasi pada fasilitas, proses dan kegiatan organisa mencakup prosedur, data pemantauan, data lingkungan dan tempat kerja.

Dalam melakukan identifikasi bahaya, pengukuran dan pengendalian resiko yang tertuang dalam pengelolaan resiko sebuah organisasi dapat menggunakan lima langkah sebagai mana diilustrasikan dalam bagan berikut ini :

Identifikasi bahaya

Step 1 :

Sudah adakah peraturan, standar, kode industri

atau materi panduan tentang bahaya yang harus

diidentifikasi

Step 5 :

Pemantauan dan Tinjauan Tidak ya

Step 2 :

Identifikasi bahaya

Mengikuti informasi dalam peraturan

Step 4 : standar kode atau

Menerapkan pengendalian buku panduan

Step 3 :

Menetapkan pengendalian

Gambar 6.13. Pengukuran dan pengendalian resiko