Desain Penelitian Waktu dan tempat penelitian Subjek penelitian Kriteria inklusi Kriteria eksklusi Besar sampel Cara penelitian

BAB 3 METODOLOGI

3.1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan observasi klinik dengan pendekatan metode potong lintang cross sectional study.

3.2. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian direncakan dilakukan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan Juni 2009 di Poliklinik Endokrin dan Metabolik RS Haji Adam Malik Medan.

3.3. Subjek penelitian

Penderita DM tipe 2 yang berobat rawat jalan di poliklinik penyakit Endokrin dan Metabolik RS HAM.

3.4. Kriteria inklusi

• Laki-laki dan perempuan berumur ≥ 18 tahun. • Pasien rawat jalan dengan penyakit DM tipe 2. • Bersedia mengikuti penelitian.

3.5. Kriteria eksklusi

Universitas Sumatera Utara • Penderita DM tipe 2 yang dalam keadaan komplikasi akut hipoglikemia atau hiperglikemia. • Penderita DM tipe 2 dengan penyakit penyerta seperti infeksi, keganasan, gangren diabetik, riwayat stroke, riwayat infark jantung koroner. • Kehamilan. • Merokok.

3.6. Besar sampel

Perkiraan besar sampel : 36 Z α+ Zβ S d d 2 n = Z α = tingkat kemaknaan ditetapkan 95 = 1,96 Z β = 1,645 S d = Standart deviasi perkiraan = 0,32 d = Selisih rerata kedua kelompok yang bermakna clinical judgment = 0,26 2 n1 = n2 ≥ 1,96 + 1,645 0,32 ≥ 19,68 ≥ 20 0,26 Jadi jumlah sampel minimal adalah 40 orang. Universitas Sumatera Utara

3.7. Cara penelitian

a. Penelitian ini mendapat persetujuan dari komite medik penelitian bidang kedokteran FK USU. b. Dicatat umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi, riwayat stroke, riwayat infark otot jantung, riwayat merokok, lamanya diabetes dan penggunaan obat –obatan. c. Diukur tinggi badan cm, berat badan kg d. Diukur tekanan darah dengan sphygmomanometer Nova, dimana pasien dibaringkan selama 5 menit kemudian dipasang manset pada lengan kanan dan ditentukan tekanan darah sistole dan diastole mmHg. e. Prosedur pengambilan dan pengiriman sampel Pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dianamnese dan diperiksa secara fisik diagnostik oleh peneliti. Selanjutnya hasil anamnese dan pemeriksaan fisik dicatat oleh peneliti. Kemudian dilakukan pengambilan sampel darah dari pasien dengan prosedur sebagai berikut : 1 Pertama-tama disiapkan alat-alatnya berupa: spuit, sarung tangan, Tempelkan stiker pada setiap spuit, dan tuliskan nama pasien, serta tanggal pengambilan sampel darah. Pengambilan sampel darah dengan menggunakan plasma EDTA. Sampel dapat disimpan sampai 24 jam pada suhu 2-8 Universitas Sumatera Utara C. Untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama sampai 24 bulan sampel dapat disimpan pada suhu -20 C. 2 Perhatikan apakah semua spuit sudah diberi label dan dilengkapi, serta lembaran data telah diisi dan dikirim ke laboratorium PRODIA Jl. S.Parman no. 17233 G Medan. f. Prosedur pemeriksaan sampel 1. Pemeriksaan KGD, HbA1c, dan ADMA dilakukan dari sampel darah. 2. Pemeriksaan ADMA menggunakan kromatografi liquid berupa high performance liquid chromatography HPLC. Metode ini memerlukan waktu lama. 2.1. Persiapan reagen dan sampel 2.1.1. Strip mikrotiter MT- Strip, 12 strip, masing-masing 8 lempengan terpisah, dilapisi ADMA. 2.1.2. Buffer pencuci 50 ml 2.1.3. Reagen equalizing 1 vial 2.1.4. Reagen acylation 2 vial disertai Dimethylformamide DMF 1 vial 2.1.5. Standar A-F 6 vial, masing-masing 4 ml 2.1.6. Kontrol 1 2, masing-masing 4 ml 2 vial 2.1.7. Buffer acylation, 1 botol, 3 ml 2.1.8. Antiserum, 1 vial, 5,5 ml anti-N-acyl-ADMA kelinci Universitas Sumatera Utara 2.1.9. Enzim konjugat, 1 vial, 11 ml, Anti- IgG peroksidase kambing-kelinci. 2.1.10. Substrat 1 vial, 11 ml solusi TMB 2.1.11. Stop Solution, 1 vial, 11 ml 0,3 M asam sulphuric 2.1.12. Piring reaksi, untuk acylation 2.1.13. Perlengkapan tambahan : pipet 20,25,50,100 dan 250 µl, pengocok orbital, perlengkapan pencucian microplate, microplate photometer 450 nm, Vortex mixer, Roll mixer. 2.2. Prosedur test ELISA 2.2.1. Inkubasi sampel Pipet masing-masing 50 µl Standar A sampai F terdapat 6 vial StandarA-F dalam isi Kit, 50 µl kontrol dan 50 µl sampel ke dalam strip mikrotiter yang terlapis. Pipet tiap 50 µl antiserum dan kocok perlahan dengan pengocok orbital. Tutup lempengan dengan adhesive foil dan inkubasi strip mikrotiter selama 15-20 jam sepanjang malam pada suhu 2-8 o C. 2.2.2. Pencucian Aspirasi isi lempengan dan cuci dengan 250 µl buffer pencuci, kocok perlahan dengan pengocok orbital, diulang prosedur ini 4 kali. Pindahkan cairan sisa Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan lempengan pada kertas absorben yang bersih. 2.2.3. Konjugasi inkubasi Masing-masing pipet 100 µl enzim konjugasi ke dalam lempengan. Inkubasi 60 menit pada suhu temperatur dengan pengocok orbital. 2.3.4. Pencucian Ulang prosedur 2.2.2 2.3.5. Inkubasi substrat Pipet masing-masing 100 µl substrat ke dalam lempengan dan inkubasi 20- 30 menit pada suhu kamar dengan pengocok orbital. 2.3.6. Stopping Pipet masing-masing 100 µl Stop Solution ke dalam lempengan. 2.3.6. Pembacaan Dibaca dengan densitas optikal 450 nm referensi panjang gelombang antara 570-650 nm pada micrometer photometer. 37

3.8. Defenisi operasional

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar Asymmetric Dimethylarginine (ADMA) Diantara Keturunan Diabetes Melitus (DM)Tipe 2 Dan Non-DM

0 33 75

Hubungan Keterkendalian Gula Darah Dengan Gangguan Hemostasis Pada Pasien DM Tipe 2

6 77 81

HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Dr.Sayidiman Kabupaten Magetan.

0 7 9

HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Dr.Sayidiman Kabupaten Magetan.

0 5 13

HUBUDIAB Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit DM dengan Tingkat Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada DM Tipe II.

0 1 13

HUBUNGAN KEPATUHAN DIIT DENGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 di RAWAT Hubungan Kepatuhan Diit Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rawat Inap RSUD Sukoharjo.

0 2 15

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 14

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 18

Hubungan Kadar Gula Darah Puasa dan pH saliva pada Pasien DM Tipe 2.

1 8 4

Asupan Vitamin C dan E Tidak Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien DM Tipe 2

0 1 14