HASIL PENELITIAN Hubungan Kendali Kadar Gula Darah dengan Asymmetrical Dimethilarginine (ADMA) pada Pasien DM Tipe 2

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan di poliklinik Endokrinologi dan Metabolik Bagian Penyakit Dalam. Pengambilan sampel dilakukan sejak 05 Januari 2009 sampai 31 Maret 2009. Pengambilan sampel dilakukan kepada setiap pasien diabetes melitus yang sedang berobat ke poliklinik Endokrinologi dan Metabolik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Diagnosis diabetes melitus adalah berdasarkan penegakan diagnosis dari dokter ataupun riwayat menderita diabetes dan telah mendapat pengobatan diabetes dari puskesmas, rumah sakit maupun dokter-dokter yang praktek. Diinklusikan pasien laki-laki dan perempuan umur minimal 18 tahun, yang sedang berobat jalan dengan diagnosa penyakit DM tipe 2 dan bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi adalah penderita DM tipe 2 yang dalam keadaan komplikasi akut hipoglikemia atau hiperglikemia, penderita DM tipe 2 dengan penyakit penyerta seperti infeksi, keganasan, gangren diabetik, riwayat stroke, riwayat infark jantung koroner, penderita DM tipe 2 yang hamil dan yang merokok. Data-data yang diperlukan dicatat oleh peneliti dan asisten peneliti anamnesa pribadi, lama dan pengobatan penyakit diabetes, riwayat hipertensi dan lain-lain, pengukuran antropometri dan pengukuran tekanan darah dilakukan. Kemudian pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebesar Universitas Sumatera Utara jumlah sampel diminta kesediaannya untuk diambil sampel darah sebanyak 10- 12 cc dari vena mediana cubiti untuk pemeriksaan laboratorium KGD sewaktu, HbA1c dan ADMA. Dari tabel 1 terlihat karakteristik dasar pada sampel penelitian yang berjumlah 44 orang. Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian n=44 Karakteristik Rerata ± SB atau Median maksimum-minimum Umur tahun 58,70 ± 9,059 41-78 Lama DM tahun 10,05 ± 6,111 1-26 IMT kgm2 25,6816 ± 2,399 18,69-30,12 TD sistolik mmHg 133,86 ± 21,264 100-180 TD diastolik mmHg 79,32 ± 7,28160-100 KGD sewaktu mgdl 194,89 ± 79,310 82-359 HbA1c 8,395 ± 2,5134 5,1-12,6 ADMA µmolL 0,9161± 0,399 0,46-1,94 Ket : SB = simpang baku Kadar gula darah terkendali pada pasien DM tipe2 dinilai berdasarkan nilai HbA1c. Dikatakan kadar gula darah terkendali jika HbA1c ≤ 7 . Ternyata dari sampel ada sejumlah 20 45,45 orang dengan kadar gula darah terkendali dan 24 54,54 orang dengan kadar gula darah tidak terkendali. Terdapat 14 Universitas Sumatera Utara 70 orang laki-laki dan 6 30 perempuan pada kelompok kadar gula darah terkendali. Ada tidaknya perbedaan bermakna berbagai variabel antara kelompok kadar gula darah terkendali dan tidak terkendali diuji menggunakan uji T independen untuk data kontinu dan uji chi square untuk data katagorikal. Dikatakan terdapat perbedaan bermakna jika p 0,05. Kelebihan berat badan ditemukan pada 22 50 orang IMT 23 kgm 2 menurut kriteria Asia Pasifik 2 dan tidak ada perbedaan IMT p = 0,69 antara kelompok dengan kadar gula darah terkendali dan tidak terkendali. Terdapat 1 2,3 dan 12 27,3 orang masing-masing hipertensi terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien DM terkendali dan 4 9,1 dan 6 13,6 pasien pada kelompok DM tidak terkendali p = 0,05. Terdapat perbedaan bermakna antara proporsi jenis kelamin p = 0,015 , rerata umur p = 0,024 dan rerata kadar gula darah p = 0,009 pada kelompok kadar gula darah terkendali dengan yang tidak terkendali. Untuk lebih jelasnya tabel 2 berikut menggambarkan berbagai variabel pada sampel berdasarkan pengendalian diabetes yang dicapai. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Pengendalian diabetes yang dicapai. Variabel DM Terkendali Rerata ± SB DM Tidak terkendali Rerata ± SB Nilai p Umur tahun 62,05 ± 8,690 55,92 ± 8,556 0,024 IMT kgm2 25,405 ± 2,795 25,912 ± 2,045 0,492 Lama DM tahun 9,90 ± 6,155 10,17 ± 6,204 0,887 Tekanan darah sistolik mmHg 138,50 ± 23,902 130,00 ± 18,415 0,074 Tekanan darah diastolik mmHg 79,50 ± 6,863 79,17 ± 7,755 0,871 KGD sewaktu mgdl 162,45 ± 52,053 221,92 ± 88,566 0,009 Ket : Rerata ± SB untuk data kontinu Tabel 3 berikut memperlihatkan pengobatan anti diabetik yang sedang dipakai pasien. Tidak ada perbedaan pengobatan anti diabetik antara kelompok kadar gula darah terkendali dan tidak terkendali p = 0,310. Terlihat kombinasi pemakaian sulfonilurea dan biguanid paling banyak digunakan yaitu sebanyak 17 38,6 pasien. Pada pasien yang kadar gula darahnya terkendali sebanyak 8 18,2 orang menggunakan kombinasi sulfonilurea dan biguanid, 5 11,4 orang menggunakan sulfonilurea dan ada 4 9,1 orang menggunakan insulin dengan biguanid. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Pengobatan anti diabetik pada pasien DM. Pengobatan anti diabetik DM Terkendali n DM Tidak Terkendali n Sulfonilurea 5 11,4 2 4,5 Biguanid 2 4,5 Penghambat glukosidase 1 2,3 Insulin 3 6,8 2 4,5 Sulfonilurea + Biguanid 8 18,2 9 20,5 Insulin + Biguanid 4 9,1 3 6,8 Insulin + Biguanid + Sulfonilurea 2 4,5 Sulfonilurea + Biguanid + Penghambat glukosidase 2 4,5 Insulin + Biguanid + Penghambat glukosidase 1 2,3 Pada tabel 4 berikut dinilai rerata nilai ADMA pada kelompok kadar gula darah terkendali dan kadar gula darah tidak terkendali dan ternyata rerata nilai ADMA pada kelompok kadar gula darah tidak terkendali lebih tinggi dan berbeda bermakna p = 0,027 dari kelompok kadar gula darah yang terkendali. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Rerata nilai ADMA pada kelompok DM terkendali dan tidak terkendali DM Terkendali DM Tidak Terkendali Nilai p n Rerata ± SB n Rerata ± SB ADMA µmolL 20 0,7795 ± 0,11664 24 1,0300 ± 0,50795 0,027 Dilakukan uji korelasi antara faktor-faktor yang dinilai dalam pengendalian kadar gula darah yaitu glukosa sewaktu dan HbA1c dengan kadar ADMA menggunakan uji korelasi Pearson. Berdasarkan uji korelasi Pearson terdapat hubungan yang mendekati bermakna antara HbA1c dengan kadar ADMA. Sedangkan antara KGD sewaktu dan ADMA tidak terdapat hubungan bermakna. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 5. Tabel 5. Hubungan HbA1c dan KGD terhadap ADMA. Korelasi n r Nilai p ADMA dengan HbA1c 44 0,295 0,052 ADMA dengan KGD sewaktu 44 0,112 0,471 Ket : Data menggunakan korelasi Pearson, r : kekuatan korelasi p= tingkat kemaknaan, bermakna p0,05 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar Asymmetric Dimethylarginine (ADMA) Diantara Keturunan Diabetes Melitus (DM)Tipe 2 Dan Non-DM

0 33 75

Hubungan Keterkendalian Gula Darah Dengan Gangguan Hemostasis Pada Pasien DM Tipe 2

6 77 81

HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Dr.Sayidiman Kabupaten Magetan.

0 7 9

HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Dr.Sayidiman Kabupaten Magetan.

0 5 13

HUBUDIAB Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit DM dengan Tingkat Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada DM Tipe II.

0 1 13

HUBUNGAN KEPATUHAN DIIT DENGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 di RAWAT Hubungan Kepatuhan Diit Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rawat Inap RSUD Sukoharjo.

0 2 15

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 14

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 18

Hubungan Kadar Gula Darah Puasa dan pH saliva pada Pasien DM Tipe 2.

1 8 4

Asupan Vitamin C dan E Tidak Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien DM Tipe 2

0 1 14