Defenisi operasional Kerangka Operasional Analisa Data

dengan menggunakan lempengan pada kertas absorben yang bersih. 2.2.3. Konjugasi inkubasi Masing-masing pipet 100 µl enzim konjugasi ke dalam lempengan. Inkubasi 60 menit pada suhu temperatur dengan pengocok orbital. 2.3.4. Pencucian Ulang prosedur 2.2.2 2.3.5. Inkubasi substrat Pipet masing-masing 100 µl substrat ke dalam lempengan dan inkubasi 20- 30 menit pada suhu kamar dengan pengocok orbital. 2.3.6. Stopping Pipet masing-masing 100 µl Stop Solution ke dalam lempengan. 2.3.6. Pembacaan Dibaca dengan densitas optikal 450 nm referensi panjang gelombang antara 570-650 nm pada micrometer photometer. 37

3.8. Defenisi operasional

3.8.1. DM tipe 2 berdasarkan PERKENI 2006 ditegakkan berdasarkan : Universitas Sumatera Utara a. Keluhan klasik diabetes + KGD sewaktu ≥ 200 mgdl atau KGD puasa ≥ 126 mgdl. b. Dalam 2 masa pemeriksaan : KGD sewaktu ≥ 200 mgdl atau KGD puasa ≥ 126 mgdl. 2 3.8.2. ADMA adalah inhibitor kompetitif NO sinthase, berupa derivat dari metilasi residu arginin pada protein, jika meningkat akan menghambat pembentukan nitric oxide sehingga saat ini dianggap sebagai salah satu dasar terjadinya disfungsi endotel. 3.8.3 HbA1c merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan glukosa dan hemoglobin. HbA1c atau hemoglobin terglikasi digunakan untuk menilai kadar gula darah dalam kurun waktu 12 minggu. Pemeriksaannya tidak dapat digunakan untuk menilai kadar gula darah jangka pendek. 2 3.8.4. Hipertensi jika ada riwayat hipertensi dan atau menggunakan obat-obat anti hipertensi sebelumnya. Pada pasien diabetes dikatakan : - hipertensi terkontrol jika tekanan darah 13080 mmHg. - hipertensi tidak terkontrol jika tekanan darah ≥ 13080 mmHg. 2 3.8.5. Penulis menggunakan kriteria pengendalian gula darah pada pasien DM tipe 2 oleh UKPDS : - terkendali jika HbA1c ≤ 7 . Universitas Sumatera Utara - tidak terkendali jika HbA1c 7 . 38

3.9. Kerangka Operasional

Tidak terkendali - KGD sewaktu - HbA1c Terkendali ADMA ? Pasien DMT2 di poli rawat jalan ?

3.10. Analisa Data

Semua data yang diperlukan dimasukkan kedalam tabel induk dengan menggunakan bantuan program komputer. Kemudian data diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPSS 15,0. Data deskriptif disajikan dalam bentuk tabel untuk dianalisis. Hasil penelitian dituangkan berupa rerata, simpang baku. Untuk menilai perbedaan rerata umur, lama DM, tekanan darah sistolik dan diastolik, KGD sewaktu, HbA1c dan ADMA pada sampel, digunakan T- test untuk data normal dan Mann-Whitney test untuk data tidak normal. Untuk menilai proporsi data katagorikal seperti jenis Universitas Sumatera Utara kelamin, IMT, riwayat hipertensi, dan penggunaan obat diabetik menggunakan uji chi square. Untuk mengetahui korelasi antara umur, lama DM, tekanan darah sistolik dan diastolik, KGD sewaktu, HbA1c dengan nilai ADMA digunakan uji Pearson jika data terdistribusi normal dan uji Sperman jika ada data yang terdistribusi tidak normal. Hasil analisis dianggap bermakna apabila p 0,05. Untuk menilai adakah hubungan antara data dilakukan uji chi square. Nilai p0,05 dianggap bermakna secara statistik. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar Asymmetric Dimethylarginine (ADMA) Diantara Keturunan Diabetes Melitus (DM)Tipe 2 Dan Non-DM

0 33 75

Hubungan Keterkendalian Gula Darah Dengan Gangguan Hemostasis Pada Pasien DM Tipe 2

6 77 81

HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Dr.Sayidiman Kabupaten Magetan.

0 7 9

HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Dr.Sayidiman Kabupaten Magetan.

0 5 13

HUBUDIAB Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit DM dengan Tingkat Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada DM Tipe II.

0 1 13

HUBUNGAN KEPATUHAN DIIT DENGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 di RAWAT Hubungan Kepatuhan Diit Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rawat Inap RSUD Sukoharjo.

0 2 15

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 14

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

0 3 18

Hubungan Kadar Gula Darah Puasa dan pH saliva pada Pasien DM Tipe 2.

1 8 4

Asupan Vitamin C dan E Tidak Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien DM Tipe 2

0 1 14