BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali berkembang bahan restorasi estetik dengan berbagai sifat, karakteristik dan warna. Salah satunya adalah
bahan restorasi resin komposit yang merupakan bahan tumpatan yang paling digemari oleh pasien dan dokter saat ini. Hal ini dikarenakan nilai estetik yang dihasilkan bahan
restorasi ini sangat memuaskan.
1
Selain itu, restorasi resin komposit menghasilkan ikatan yang baik terhadap email atau dentin.
2-4
Pengembangan bahan restorasi resin komposit dimulai dari akhir tahun 1950 dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi
dengan partikel bahan pengisi. Bowen mengembangkannya dengan menambahkan bahan bisphenol glycydil dimethacrylate bis-GMA. Bahan tersebut memenuhi
persyaratan matriks resin suatu komposit gigi. Dengan demikian bahan komposit dengan cepat menggantikan semen silikat dan resin akrilik untuk restorasi estetik gigi
anterior.
2,3,5
Resin komposit yang digunakan sekarang mengandung bahan pengisi anorganik, matriks resin dan coupling agent.
2
Walaupun bahan resin komposit memiliki estetik yang baik namun, permukaannya juga dapat berubah-ubah sepanjang waktu. Hal ini akan mempengaruhi
sifat mekanis resin komposit tersebut. Proses perubahan tersebut dikenal dengan istilah degradasi resin komposit. Kondisi lingkungan mulut seperti perubahan pH dan
kelembaban rongga mulut juga mempengaruhi sifat mekanis.
4,6
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja klinis suatu bahan restorasi adalah ketahanan terhadap faktor yang dapat merusaknya. Kekasaran bahan restorasi
dalam rongga mulut adalah kriteria yang sangat penting untuk menentukan dan memprediksi keburukan klinis suatu bahan restorasi. Permukaan yang kasar dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan perlekatan bakteri, menyebabkan iritasi gingiva, rasa tidak enak pada lidah, menyebabkan perubahan warna dan kemungkinan terjadinya karies
sekunder.
7,8
Bahan restorasi rentan terhadap asam seperti minuman beralkohol dan minuman yang bersifat asam. Bahan restorasi yang berkontak dengan dengan cairan
asam di rongga mulut akan mempengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanisnya salah satunya adalah kekasaran permukaan.
4,6
Pada saat ini kita telah mengenal berbagai macam minuman susu fermentasi yang beredar di pasaran. Fermentasi susu adalah salah satu bentuk pengolahan susu
dengan melibatkan aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang dikehendaki. Proses fermentasi tersebut dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa sehingga lebih mudah tercerna. Contoh produk fermentasi adalah yogurt dan kefir dimana sebagian besar mikroorganisme yang digunakan sebagai starter adalah
bakteri penghasil asam laktat.
9
Yogurt adalah susu yang mengalami proses fermentasi yang dibantu oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
10,11
Yogurt popular dikalangan masyarakat karena dipercaya dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan,
meningkatkan sistem imun, membantu mengikat kolestrol, sebagai sumber kalsium, protein dan fosfor.
12
Menurut Albaarri dan Murti 2007 kandungan asam laktat yang terdapat pada yogurt dapat menyebabkan terjadinya penurunan pH pada yogurt. pH suatu produk
fermentasi dipengaruhi oleh kemampuan bakteri dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah bakteri yang digunakan.
11
Pada penelitian Hasibuan PR 2012 mengatakan dalam penelitiannya bahwa didapat perubahan kekasaran permukaan bahan restorasi semen ionomer kaca setelah
direndam dalam minumaman probiotik yakult.
13
Penelitian Fransisconi 2008
Universitas Sumatera Utara
mengatakan dalam penelitiannya bahwa terjadi peningkatan kekasaran permukaan pada semen ionomer kaca konvensional setelah direndam air minum berkarbonat.
14
1.2 Rumusan Masalah