57
4.1.3.3.2. Perikanan budidaya
Kabupaten Indramayu juga merupakan daerah yang mempunyai potensi perikanan budidaya yang cukup tinggi. Hingga kini, potensi tersebut belum
dimanfaatkan dengan baik. Areal yang potensial dijadikan tambak baru mampu dimanfaatkan untuk memproduksi 7,5 dari potensi yang ada 142.819 ton.
Masih rendahnya tingkat pemanfaatan potensi perikanan budidaya juga ditunjukkan pada perikanan budidaya kolam. Dari seluruh areal yang berpotensi
untuk dimanfaatkan seluas 25.000 ha tercatat baru sekitar 1,3 yang dimanfaatkan. Sedangkan areal yang berpotensi untuk diusahakan sebagai areal
budidaya laut hingga kini belum termanfaatkan Tabel 17. Tabel 17. Data Potensi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Indramayu, 2004
Uraian Potensi Yang
Termanfaatkan Area tambak
Produksi potensial 22.800 Ha
142.819 ton 10.710,2 ton 7,5
Area kolam Produksi potensial
25.000 Ha 2.502.000 ton
3.251,7 1,3 minapadi 8,4 ton 0,02
Area budidaya laut 6.192 Ha
Belum dimanfaatkan Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2004.
4.2 Program Rasionalisasi Perikanan
Arah kebijakan dan serangkaian program baik aspek lingkungan, sosial dan ekonomi yang telah ditetapkan di tingkat pemerintah daerah Kabupaten
Indramayu tampaknya telah menjadi landasan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu untuk menindaklanjuti kebijakan tersebut. Sebagai instansi
pemerintah yang bertanggung jawab langsung dalam pembangunan sektor perikanan maka prioritas program haruslah berpihak pada peningkatan
kesejahteraan nelayan. Berbagai kelemahan yang dimiliki dalam memanfaatkan sumberdaya alam di laut yaitu kondisi perairan yang sudah tangkap lebih,
sementara sektor tersebut masih menjadi andalan bagi sebagian masyarakatnya. Program rasionalisasi diharapkan mampu menjadi alternatif kebijakan
pemberdayaan masyarakat miskin. Dengan merubah armada diharapkan akan mengurangi jumlah armada yang beroperasi di pantai sehingga mengurangi beban
kerusakan sumberdaya. Disamping itu nelayan dapat beroperasi lebih jauh
58 sehingga kemungkinan mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak. Tujuan
program rasionalisasi tersebut mencakup: 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan armada
penangkapan, diversifikasi usaha, dan rehabilitasi fishing ground; 2 Mengembangkan program dan kegiatan yang mengarah pada peningkatan
pemanfaatan secara optimal dan lestari; 3 Meningkatkan peran serta masyarakat di sekitar pantai dalam mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya kelautan berwawasan lingkungan yang lestari melalui pendekatan kelompok; dan
4 Meningkatkan pendapatan asli daerah PAD melalui usaha perikanan tangkap.
Keempat tujuan program di atas menunjukkan adanya upaya meningkatkan pendapatan nelayan melalui penguatan armada penangkapan, perubahan usaha
nelayan dari menangkap ikan menjadi pengolah atau pembudidaya ikan. Hal ini juga tersirat dari pelaksanaan empat kelompok kegiatan dalam program
mencakup: 1 Penguatan armada penangkapan;
2 Alih usaha pemanfaatan sumberdaya hayati laut; 3 Rehabilitasi ekosistem biota laut; dan
4 Pengembangan sarana-pra sarana pendukung. Data dalam Tabel 16 menunjukkan bahwa kegiatan penguatan armada
penangkapan akan dilakukan melalui perubahan armada penangkapan dari skala kecil menjadi lebih besar dan mengurangi alat tangkap yang sifatnya aktif dan
menggantinya dengan yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian pada suatu kurun waktu tertentu diharapkan program ini akan berdampak pada perubahan
struktur armada dan alat tangkap yang sesuai dengan kapasitas sumberdaya yang tersedia. Namun di satu sisi dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Pengurangan jumlah armada dan jenis alat tangkap tersebut didasarkan atas jumlah ideal yang disesuaikan dengan produktivitas masing-masing alat tangkap.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pejabat di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, rencana pengurangan jumlah armada yang
akan dilakukan yaitu dengan mengurangi armada kecil 10 GT dan mengurangi
59 jumlah nelayan. Jumlah ideal yang direncanakan terhadap pengurangan jumlah
armada dan alat tangkap yang ada diperhitungkan dari efektivitas masing-masing alat tangkap serta dari potensi lestari sumberdaya ikan.
Dari Tabel 18 juga dapat dilihat bahwa program pengurangan armada tersebut menuntut konsekuensi pengurangan armada sebanyak 2.564 unit dan
pengurangan jumlah nelayan sebanyak 19.656 nelayan untuk dialihkan pada usaha lain. Rasionalisasi ditujukan untuk nelayan buruh atau nelayan yang mempunyai
armada kecil. Mereka akan terbentuk melalui kelompok-kelompok usaha bersama. Alih usaha pemanfaatan sumberdaya hayati laut dilakukan dengan
memberikan peluang kepada nelayan untuk beralih profesi usaha sebagai pembudidaya. Budidaya yang akan dikembangkan adalah budidaya laut dengan
komoditas rumput laut, kerapu serta udang ronggeng. Kegiatan rehabilitasi lingkungan laut akan dilakukan melalui rehabilitasi green belt dan pembangunan
terumbu karang buatan. Dari desain program yang telah dibuat tersebut, mempunyai konsekuensi ke pendanaan yang harus disediakan sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 19.
60 Tabel 18. Rencana Pengurangan Jumlah Armada pada Program Rasionalisasi di
Kabupaten Indramayu Ukuran Armada
Jenis Alat Tangkap Kondisi
Armada Pengurangan
Unit Jumlah
Ideal Unit ≤ 10 GT
Gillnet Dogol
Purse Seine Payang
Lampara Pancing
Jaring Rampus Drift Gillnet Jaring Udang Bottom Gillnet
Jaring Unyil Surface Gillnet Jaring Kolor Bottom Gillnet
Jaring Kakap Bottom Gillnet Jaring Blanak Drift Gillnet
Jaring Klitik Surface Gillnet Trammel Net
Jaring Tembang Drift Gillnet Jaring Sontong Bottom Gillnet
Jaring Rajungan Bottom Gillnet Bundes
Jaring Arad Jaring Icik Mini Trawl
Krakad Mini Trawl Jala
Sero Jumlah
88 42
7 377
8 277
473 369
2 1
14 23
560 68
5 104
351 22
184 10
19 3
83 3.090
48 22
7 247
8 230
461 129
2 1
14 23
317 38
5 54
257 22
184 10
19 3
33 1.984
40 20
- 130
- 47
12 240
- -
- -
243 30
- 50
94 -
- -
- -
50 1.106
10-30 GT Gillnet
Dogol Payang
Lampara 155
25 459
149 109
5 347
119 46
20 112
30 Jumlah 788
580 208
Jumlah Total 3.878
2.564 1.314
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2004.
61 Tabel
19. Jumlah Biaya yang Dibutuhkan dalam Kegiatan Rasionalisasi Perikanan Tangkap di Kabupaten Indramayu
No. Kelompok
Kegiatan Peruntukan
Volume Fisik
Kebutuhan Biaya Rupiah
1. Penguatan armada
Pengadaan sarana bagi penguatan
armada penangkapan
851 unit 914.626.139.500
2. Budidaya laut
Pengadaan sarana bagi kegiatan usaha
budidaya laut 545 unit
84.853.567.050
3. Rehabilitasi Pantai
Penanaman greenbelt
1.526,61 Ha 3.391.655.000
4. Terumbu Karang
Pembuatan terumbu karang buatan
2.000 unit 15.070.000.000
5. Pemberdayaan kelembagaan
kelompok nelayan
Penataan, penumbuhan
kegiatan kelompok nelayan
14 kelompok
6.459.400.000
Jumlah 1.024.400.761.550
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2004. Kabupaten Indramayu sebagai salah satu wilayah pesisir di Jawa Barat
mempunyai peranan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan sektor kelautan dan perikanan khususnya di Pantai Utara Jawa. Beberapa alasan yang
telah diuraikan dalam penggambaran keragaan di atas yaitu lebih dari 50 penduduknya hidup di wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama sebagai
nelayan dan lainnya di sektor perikanan. Ketergantungan terhadap lingkungan perairan laut sangat tinggi sehingga bagian ini menjadi penopang kebutuhan
keluarganya. Ketergantungan tersebut menyebabkan susahnya mereka beralih ke mata pencaharian lain karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan.
Pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki sebatas menangkap ikan karena kehidupan sebagai nelayan sudah dilakukan secara turun temurun.
Disisi lain kondisi lingkungan yang semakin memburuk karena sudah terjadi kerusakan yaitu sedimentasi, pencemaran serta kondisi sumberdaya yang sudah
overfishing secara pasti bukan merupakan tempat yang dapat diandalkan sebagai
tempat mencari nafkah. Potensi sumberdaya lain yang masih bisa dimanfaatkan diantaranya masih
tersedianya peluang untuk pengalihusahaan dalam rangka pemanfaatan
62 sumberdaya lain yaitu lahan tambak dan kolam yang dapat dimanfaatkan untuk
usaha budidaya payau dan air tawar. Potensi tersebut akan bermanfaat bagi peningkatan pendapatan selaian dari menangkap ikan. Namun demikian
perubahan mata pencaharian dari nelayan menjadi petani ikan membutuhkan tambahan pengetahuan dan keterampilan budidaya.
Program rasionalisasi dibuat dengan pertimbangan potensi dan permasalahan yang ada, khususnya di Kabupaten Indramayu diharapkan mampu
menanggulangi semua permasalahan yang ada di usaha perikanan tangkap. Konsep program untuk mengatasi permasalahan overfishing dilakukan dengan
merubah armada dari 5-10 GT menjadi 30 GT. Sementara untuk mengatasi permasalahan kerusakan lingkungan maka akan dilakukan melalui program
rehabilitasi lingkungan mangrove dan terumbu karang buatan. Terakhir untuk pemanfaatan potensi lahan budidaya dilakukan dengan memberikan mata
pencaharian baru bagi nelayan yaitu sebagai pembudidaya ikan.
4.3 Evaluasi Program