kebijakan persyaratan teknis pengolahan, pengemasan, dan pelabelan garam yodium; serta 4 kondisi output industri garam beryodium di Indonesia pada
masa yang akan datang. Metode analisis yang digunakan berupa metode Ordinary Least Square OLS. Hasilnya yaitu faktor produksi tenaga kerja, bahan baku, dan
energi memberikan pengaruh yang positif dan nyata terhadap peningkatan output pada industri garam di Indonesia dengan taraf nyata 5 persen. Skala hasil usaha
pada industri ini bersifat decreasing return to scale meskipun nilai tambah bruto yang dihasilkan cenderung mengalami peningkatan selama periode penelitian.
2.3.2. Penelitian tentang Minyak Goreng Sawit
Penelitian Sulistyowati 2008 yang berjudul “Analisis Integrasi Vertikal pada Industri Minyak Goreng Sawit di Indonesia dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya” menganalisis tentang: 1 integrasi vertikal pada industri minyak goreng sawit Indonesia; 2 faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi
vertikal pada industri minyak goreng sawit di Indonesia; serta 3 seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap integrasi vertikal dalam jangka panjang
dan jangka pendek. Metode analisis yang digunakan adalah Error Correction Model ECM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rasio konsentrasi empat
perusahaan terbesar berkorelasi positif terhadap tingkat integrasi vertikal baik pada jangka panjang maupun jangka pendek. Pertumbuhan permintaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat integrasi vertikal pada jangka panjang, sedangkan tidak berpengaruh signifikan pada jangka pendek. Ukuran
rata-rata perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat integrasi vertikal, baik pada jangka panjang maupun jangka pendek. Biaya input
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat integrasi vertiakal dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Nilai output berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat integrasi vertikal dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Harga komoditi bahan baku utama mempunyai pengaruh yang
positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat integrasi vertikal dalam jangka panjang, sedangkan berpengaruh signifikan pada jangka pendek. Jumlah ekspor
bahan baku utama industri minyak goreng sawit mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap integrasi vertikal dalam jangka panjang. Efisiensi-
x mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat integrasi vertikal, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Penelitian Wardani 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Kebijakan Perdagangan di Sektor Industri CPO terhadap Keseimbangan Pasar
Minyak Goreng Sawit Dalam Negeri” mengkaji 1 faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor CPO dan keseimbangan pasar minyak goreng sawit di
Indonesia, 2 menganalisis keterkaitan ekspor CPO dengan keseimbangan pasar minyak goreng sawit dalam negeri, serta 3 menganalisis dampak pajak ekspor di
sektor industri CPO terhadap keseimbangan pasar dan harga minyak goreng sawit dalam negeri. Metode analisis yang digunakan berupa metode Two-Stage Least
Square 2SLS. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa penawaran ekspor CPO Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh harga riil ekspor CPO, nilai tukar riil,
pajak ekspor CPO, produksi CPO domestik dan populasi Indonesia.
2.4. Kerangka Pemikiran