Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

multikolinearitas karena model tetap menghasilkan estimator yang BLUE. Multikolinearitas hanya menyebabkan kesulitan dalam memperoleh estimator yang memiliki standard error yang kecil. Pilihan kedua adalah dengan memperbaiki model, antara lain dengan menghilangkan variabel independen yang mempunyai hubungan linier yang kuat dengan variabel independen lainnya, transformasi variabel, dan proses penambahan data.

3.3.1.2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan gejala adanya korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut deret waktu atau time series Gujarati, 1995. Adanya gejala autokorelasi di dalam suatu persamaan akan menyebabkan persamaan tersebut memiliki selang kepercayaan yang semakin lebar dan pengujian menjadi kurang akurat. Uji yang sering digunakan untuk mendeteksi apakah pada data yang diamati terjadi autokorelasi atau tidak adalah uji Durbin-Watson uji-d. Uji ini melihat nilai statistik-d untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi. Namun, apabila nilai statistik-d berada pada daerah ragu-ragu maka hasil uji tidak dapat disimpulkan. Oleh karena itu, digunakan pengujian lain yaitu menggunakan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Pada uji Breusch-Godfrey, apabila nilai probability dari ObsR-squared-nya lebih besar dari taraf nyata α tertentu, artinya tidak terdapat autokorelasi pada model tersebut. Sebaliknya, apabila nilai probability dari ObsR-squared-nya lebih kecil dari taraf nyata α tertentu, maka terdapat autokorelasi pada model tersebut.

3.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis linier berganda dengan metode OLS adalah homoskedastisitas homoscedasticity atau tidak terjadi heteroskedastisitas heteroscedasticity. Heteroskedastisitas merupakan kondisi dimana nilai ragam error term pada variabel independen tidak memiliki nilai yang sama untuk setiap observasi. Dampak adanya heteroskedastisitas adalah tidak efisiennya proses estimasi, sementara hasil estimasi sendiri tetap konsisten dan tidak bias. Perhitungan standard error tidak dapat dipercaya kebenarannya, karena varian tidak minimum, sehingga akan mengakibatkan hasil uji-t dan uji-F tidak dapat dipercaya. Pada umumnya heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section daripada data time series. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan White Heteroscedasticity Test. Pada White Heteroscedasticity Test apabila nilai probabilitas ObsR-squared lebih besar dari taraf nyata α tertentu maka tidak terdapat heteroskedastisitas pada persamaan tersebut. Sebaliknya, apabila nilai probabilitas heteroskedastisitas ObsR-squared lebih kecil dari taraf nyata α tertentu, artinya terdapat heteroskedastisitas pada persamaan tersebut. 3.3.2. Kriteria Uji Statistik 3.3.2.1. Uji Koefisien Determinasi R