Sumber Cronobacter sakazakii TINJAUAN PUSTAKA

Epithelial Cell IEC dan meningkatkan produksi interleukin-6 di dalam sel IEC-6 pada hewan percobaan Hunter et al. 2008. Meskipun tidak ada bukti secara epidemiologis tentang dosis infeksinya, laporan Iversen dan Forsythe 2003 memperkirakan 1000 sel sebagai konsentrasi awal Cronobacter spp. yang dapat menyebabkan infeksi. Jumlah ini sama dengan dosis infeksi bakteri patogen lain seperti Neiserria meningitis, E. coli O157, dan L. monocytogenes 4b. Dosis infeksi C. sakazakii bervariasi tergantung pada respon bakteri ini terhadap stres, kondisi kesehatan inang, dan komponen pada makanan Iversen Forsythe 2003. Penderita imuno-compromised akan cepat terinfeksi dengan dosis lebih kecil jika dibandingkan dengan manusia sehat. Nazarowec-White dan Farber 1997 melaporkan bahwa C. sakazakii dapat menimbulkan infeksi pada mencit bila diinokulasikan sebanyak 10 5 CFUmL secara oral dan sebanyak 10 3 CFUmL secara interperitoneal. Muytjens et al. 1988 dan Nazarowec-White dan Farber 1997 menyatakan laju pertumbuhan organisme ini dapat digunakan untuk menghitung waktu yang diperlukan untuk menggandakan diri 14 generasi pada dosis infeksi 10 3 sel dengan suhu inkubasi yang berbeda. Suhu inkubasi yang digunakan yakni 10, 18, 21, dan 37 o C dengan waktu penggandaan berturut-turut 13,6; 2,9; 1,3; dan 0,5 jam. Bakteri C. sakazakii pada level yang rendah ≤0,36 sel100 g diduga tidak menyebabkan infeksi asalkan tidak ada penyimpangan suhu atau kontaminasi dalam preparasi. Di Indonesia tidak ada laporan mengenai kasus infeksi yang disebabkan oleh C. sakazakii.

2.6 Sumber Cronobacter sakazakii

Bakteri ini dapat diisolasi dari berbagai makanan termasuk keju, roti, tahu, teh asam, daging yang di-curing, minced beef, dan sosis. C. sakazakii juga ditemukan pada kamir roti dikarenakan bakteri ini merupakan bagian dari flora permukaan biji sorgum Gassem 1999. Bakteri ini juga ditemukan pada biji padi Cottyn et al. 2001. Sumber utama bakteri C. sakazakii yang terkait pada kasus- kasus infeksi pada bayi yang baru dilahirkan adalah dari makanan bayi dan susu formula, namun beberapa peneliti juga telah mengisolasinya dari berbagai sumber seperti lingkungan dan makanan lain, karena bakteri ini bukan merupakan bagian dari flora normal manusia dan hewan, maka dimungkinkan bahwa tanah, air, dan sayur-sayuran merupakan sumber kontaminasinya pada makanan. Susu formula bayi diasosiasikan sebagai sumber kontaminan bakteri C. sakazakii penyebab infeksi pada bayi. Beberapa penelitian mutakhir telah dilakukan, seperti hasil penelitian Estuningsih et al. 2006 yang menjelaskan bahwa dari 74 sampel makanan bayi di Indonesia dan Malaysia, ditemukan 35 sampel 47 positif Enterobactericiae dan 10 sampel 13,5 positif mengandung C. sakazakii. Meutia 2009 juga berhasil mengisolasi 8 isolat C. sakazakii dari 4 sampel susu formula bayi n=25. Identifikasi dengan API 20E dan DNA sekuensing menunjukkan bahwa isolatnya memiliki kemiripan sebesar 92-97 dengan genom lengkap C. sakazakii ATCC BAA-894. Dewanti-Haryadi et al. 2010, juga telah berhasil mengisolasi beberapa isolat yang diduga sebagai kelompok C. sakazakii, berdasarkan hasil identifikasi takson dan tingkat kemiripan isolat dengan program apiweb TM , dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat 6 isolat yang diisolasi dari produk makanan bayi, maizena, dan bubuk coklat diantaranya DES c13, DES b10, DES b7a, DES d3 dan lainnya Dewanti-Hariyadi et al. 2010. Selain itu C. sakazakii juga telah berhasil diisolasi dari sumber pangan jenis bumbu bubuk komersial dan produk bubuk lainnya Hamdani 2012 in press. Haryani et al. 2008 mengisolasi bakteri ini dari sumber makanan ready-to- eat street food di Malaysia. Dari tujuh isolat diketahui enam isolat positif C. sakazakii berdasarkan uji biokimiawi standar API 20E dan uji genetik dengan metode RAPD PCR finger printing. Isolat didapatkan dari lima lokasi berbeda di Malaysia yakni yang berasal dari kuah chutney, curry samosa, surimi lobster, kuih lapis, dan kuih koci. Tiga puluh isolat C. sakazakii juga berhasil diisolasi dari tiga sumber yang berbeda di industri, yakni penyaring udara 24 isolat, lingkungan 3 isolat, dan produk bubuk 3 isolat dengan metode Pulsed-Field Gel Electrophoresis PFGE Mullane et al. 2008. Meskipun bakteri ini terdapat secara luas namun Muytjens dan Kollee 1990 tidak berhasil mengisolasi bakteri ini dari susu sapi mentah, ternak, tikus, padi-padian, kotoran burung, hewan peliharaan, permukaan air, tanah, lumpur, atau akar kayu Iversen Forsythe 2003.

2.7 Ketahanan C. sakazakii Terhadap Suhu Tinggi dan Kekeringan