Pengaruh kompetisi BAL setelah hang time selama 8 jam

p-value 0,05 hingga hang time jam ke-8. Hal ini diduga karena BAL telah mencapai populasi maksimal.

4.4.3 Pengaruh kompetisi BAL setelah hang time selama 8 jam

Kompetisi C. sakazakii YRC3a dengan BAL L. rhamnosus R21 kering beku yang direkonstitusi pada suhu 60 dan 70 °C, mampu menghambat pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan jumlah C. sakazakii YRC3a setelah hang time 8 jam masing-masing hanya sebesar 2,84 log CFUmL dan 3,40 log CFUmL bila dibandingkan dengan jumlah bakteri YRC3a kontrol pada suhu rekonstitusi yang sama yaitu masing-masing sebesar 4,10 log dan 4,45 log CFUmL Tabel 9. Artinya terjadi penghambatan pertumbuhan C. sakazakii YRC3a masing-masing sebesar 1,26 dan 1,05 log CFUmL setelah hang time 8 jam Tabel 9. Hasil berbeda justru ditunjukkan oleh kompetisi C. sakazakii YRC3a dengan BAL L. rhamnosus R21 kering beku pada suhu rekonstitusi 50 °C, dimana tidak terjadi penghambatan pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a YRC3a setelah hang time 8 jam. Hal ini dapat dilihat jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a yang tetap tinggi yakni 4,89 log CFUmL dan tidak berbeda nyata dengan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a kontrol yaitu sebesar 4,80 log CFUmL Tabel 9. Hasil kompetisi C. sakazakii YRC3a dengan BAL L. rhamnosus R25 kering beku menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a pada suhu rekonstitusi 50 °C. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan jumlah C. sakazakii YRC3a setelah hang time jam ke-8 sebesar 4,17 log CFUmL, bila dibandingkan dengan jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a kontrol pada suhu rekonstitusi yang sama yaitu sebesar 4,80 log CFUmL. Berdasarkan hasil yang diperoleh penghambatan oleh BAL L. rhamnosus R25 terbesar hanya sebesar 0,63 log CFUmL pada suhu rekonstitusi 50 °C, sedangkan pada suhu rekonstitusi 60 dan 70 °C tidak terjadi penghambatan pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a Tabel 9. Hal ini dapat dilihat dari jumlah bakteri C. sakazakii YRC3a pada perlakuan kompetisi tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol pada suhu rekonstitusi yang sama yakni masing-masing berkisar antara 4,08-4,17 dan 4,10-4,80 log CFUmL. Tabel 9 Jumlah dan penurunan C. sakazakii YRC3a Log CFUmL pada kompetisi BAL L. rhamnosus R21 dan R25 kering beku setelah hang time selama 8 jam Perlakuan Suhu °C Ʃ C. sakazakii 0 jam No CFUmL Ʃ C. sakazakii 8 jam Nt CFUmL Pertumbuhan Log Nt-No Penghambatan Log CFUmL YRC3a vs R21 50 1,3x10 3 9,8x10 7 4,89 0,09 60 8,0x10 2 5,8x10 5 2,84 -1,26 70 3,0x10 2 7,7x10 5 3,40 -1,05 YRC3a vs R25 50 1,2x10 3 1,8x10 7 4,17 -0,63 60 1,2x10 3 1,7x10 7 4,17 0,07 70 7,1x10 2 8,5x10 6 4,08 -0,37 Kontrol YRC3a 50 1,0x10 3 6,4x10 7 4,80 60 3,6x10 2 4,5x10 6 4,10 70 2,1x10 2 5,8x10 6 4,45 Keterangan: Dihitung berdasarkan perbedaan Log Nt-No dengan perlakuan kontrol Nilai positif artinya tidak ada penghambatan dibandingkan dengan kontrol Penghambatan pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a oleh BAL L. rhamnosus R21 setelah hang time jam ke-8, diduga akibat terbentuknya senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri yang diproduksi oleh BAL L. rhamnosus R21. Senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri yang mungkin terbentuk adalah jenis diasetil, hidrogen peroksida, karbondioksida, dan senyawa lain yang memeiliki anktivitas antibakteri yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri patogen Davidson Hoover 1993; Daeschel 1989. Pada penelitian ini jenis senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri yang dihasilkan oleh BAL L. rhamnosus R21 tidak diidentifikasi. Sedangkan penggunaan BAL L. rhamnosus R25 kering beku pada perlakuan kompetisi tidak efektif menghambat pertumbuhan bakteri C. sakazakii YRC3a setelah hang time 8 jam, diduga akibat BAL L. rhamnosus R25 belum optimal memproduksi senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan C. sakazakii YRC3a. Kompetisi BAL L. rhamnosus R21 dan R25 kering beku dengan C. sakazakii YRC3a setelah hang time jam ke-8, menunjukan bahwa tidak terjadi penghambatan pertumbuhan BAL yang signifikan baik pada L. rhamnosus R21 maupun R25 pada rekonstitusi suhu 50, 60, dan 70 °C Tabel 10. Tabel 10 Jumlah dan penurunan BAL L. rhamnosus R21 dan R25 kering beku Log CFUmL pada kompetisi C. sakazakii YRC3a setelah hang time selama 8 jam Perlakuan Suhu °C ƩL. rhamnosus 0 jam No CFUmL ƩL. rhamnosus 8 jam Nt CFUmL Pertumbuhan Log Nt-No Penghambatan Log CFUmL R21 vs YRC3a 50 1,5x10 8 3,2x10 8 0,33 0,02 60 1,2x10 8 2,1x10 8 0,25 0,14 70 1,2x10 8 1,9x10 8 0,24 0,25 R25 vs YRC3a 50 1,9x10 8 2,5x10 8 0,12 -0,21 60 1,8x10 8 2,1x10 8 0,09 0,03 70 9,5x10 7 1,6x10 8 0,21 -0,08 Kontrol R21 50 2,3x10 8 4,6x10 8 0,31 60 1,2x10 8 1,5x10 8 0,11 70 1,0x10 8 1,0x10 8 -0,01 Kontrol R25 50 1,7x10 8 4,1x10 8 0,33 60 1,3x10 8 1,4x10 8 0,06 70 4,9x10 7 9,5x10 7 0,29 Keterangan: Dihitung berdasarkan perbedaan Log Nt-No dengan perlakuan kontrol Nilai positif artinya tidak ada penghambatan dibandingkan dengan kontrol Selama hang time hingga 8 jam tidak terjadi penghambatan pertumbuhan L. rhamnosus R25 kering beku yang signifikan. Penghambatan L. rhamnosus R25 terbesar hanya 0,21 log CFUmL pada rekonstitusi suhu 50 °C, sedangkan pada rekonstitusi suhu 60 dan 70 °C tidak terjadi penghambatan pertumbuhan L. rhamnosus R25. Hasil berbeda ditunjukkan oleh L. rhamnosus R21 kering beku, dimana L. rhamnosus R21 tidak mengalami penghambatan pertumbuhan pada rekonstitusi suhu 50, 60, dan 70 °C Tabel 10. Tidak terjadi penghambatan pertumbuhan kedua isolat BAL oleh C. sakazakii YRC3a diduga dipengaruhi oleh kemampuan BAL berkompetisi untuk memperoleh nutrisi pada media susu.

5. SIMPULAN DAN SARAN