PENGARUH TERPAAN TAYANGAN IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI (Studi Pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi Angkatan 2008/2009 UMM Pemirsa Iklan Rexona "Skin Light")
PENGARUH TERPAAN TAYANGAN IKLAN TELEVISI
TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI
(Studi Pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi Angkatan 2008/2009 UMM Pemirsa Iklan Rexona “Skin Light”)
SKRIPSI
Oleh:
Ristawati Djunaedi
06220268
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
PENGARUH TERPAAN TAYANGAN IKLAN TELEVISI
TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI
(Studi Pada MahasiswiIlmu Komunikasi Angkatan 2008/2009 UMM Pemirsa Iklan Rexona “Skin Light”)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1)
Ristawati Djunaedi
06220268
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(3)
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
NAMA : RISTAWATI DJUNAEDI
NIM : 06220268
JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH TERPAAN TAYANGAN
IKLAN TELEVISI TERHADAP
KEPUTUSAN MEMBELI
(Studi pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2008/2009 Pemirsa iklan Rexona “Skin Light”)
Di setujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Frida Kusumastuti, Dra M.si) (Roziana Febrianita, S.sos)
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
(4)
LEMBAR PENGESAHAN Nama : Ristawati Djunaedi
NIM : 06220268 Konsentrasi : Audio Visual
Judul Skrpsi : PENGARUH TERPAAN TAYANGAN IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI.
(Studi pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2008/2009 Pemirsa iklan Rexona Skin Light)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammdiyah Malang
Dan dinyatakan LULUS Pada Hari : Sabtu
Tanggal : 22 Januari 2011 Tempat : Ruang 607
Mengesahkan, Dekan FISIP UMM
Dr. Wahyudi winaryo, M.Si
Dewan Penguji:
1. Farid Rusman, M.si Penguji I ( )
2. Muslimin Machmud, Phd, M.si Penguji II ( ) 3. Frida Kusumastuti, Dra, M.si Penguji III ( )
(5)
PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Ristawati Djunaedi Tempat/Tgl Lahir : Malang, 14 Februari 1988
NIM : 06220268
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :
PENGARUH TERPAAN TAYANGAN IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI
(Studi pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2008/2009 Pemirsa Iklan Rexona “Skin Light”)
Adalah bukan karya tulis (skripsi) orang lain baik sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarbenarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 12 Januari 2011 yang menyatakan,
(6)
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI 1. Nama : Ristawati Djunaedi
2. Nim : 06220268
3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi
5. Konsentrasi : Audio Visual
6. Judul Skripsi : PENGARUH TERPAAN TAYANGAN
IKLAN TELEVISI TERHADAP
KEPUTUSAN MEMBELI
(Studi pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2008/2009 Pemirsa Iklan Rexona “Skin Light”)
7. Pembimbing : 1. Frida K, Dra M.si
2. Roziana Febrianita, S.sos 8. Kronologi Bimbingan:
Tanggal Paraf
Pembimbing Keterangan
Pembimbing I Pembimbing II
21 September 2010 Acc. Judul
10 Oktober 2010 Acc. Proposal
18 Oktober 2010 Seminar Proposal
7 Des 2010 Acc. BAB I
7 Des 2010 Acc. BAB II
20 Desember 2010 Acc. BAB III
10 Januari 2011 Acc. BAB IV
12 Januari 2011 Acc. Seluruh Naskah
Malang, 12 Januari 2011 Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(7)
PERSEMBAHAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah,,, pertama-tama ku panjatkan puja dan puji atas kehadirat Allah SWT, yang tanpa daya-Nya penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini. Dengan beriring syukur pada Ilahi Robbi dan segenap cinta, terselesaikannya skripsi ini ku persembahkan untuk ;
Ibunda tersayang Lilik Mudrikah & Ayah tercinta Agus Djunaedi, trimakasih untuk curahan kasih sayang yang terlimpah untukku, lihatlah anakmu sudah bisa menjadi Sarjana J, dan Kakak terkasih Amrullah Djunaedi, terimakasih untuk do’a
dan semangat yang senantiasa menyertai kehidupanku.
Serta ucapan terimakasihku kepada Bu Frida dan Bu Roz, trimakasih telah dengan sabar memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Buat Dita sahabatku dari kecil, terimakasih atas segala support dan doanya slama ini (keep together 4ever ya J). Buat saudara-saudaraku di BIGFAM Community
﴾Anne youngsaeng, Nana Ochin, Nana behel, Vita Endung, Aletz, Ivan, Donny, Bayu, dan catur﴿ senang bisa mengenal kalian yang telah membuat hidupku lebih berwarna, terimakasih untuk kebersamaan, doa, dan supportnya selama ini ﴾keep contanct ya rekk.. sampe kakek nenek hehehe J ﴿
Untuk temen2 seperjuanganku dalam bimbingan, Nurul, Fitri, Evi, Hujja, Prita, Rista ayu, nopek ﴾sahabat G.J ku﴿, dan teman2ku ditempat lain, dimanapun kalian berada, mbak Cici, Septina, dangdut, Ilmi, Peppy, Hendra, Ari Mbek, Rusdi, Adit, Riyan, Mas erry, Mas Chui, Ari hunter, dan Staf kajur, TU, BAA, serta BAU terimakasih atas bantuan dan supportnya. Untuk Mbak dan mas-mas MAKMOER SEDJAHTERA Crew, atas nama BIGFAM penulis mengucap terimakasih atas bantuan dan supportnya dalam mencapai berbagai prestasi selama berada di kampus putih ini.
Untuk Bude Hj. Toyah, yang mendo’akanku dari tanah suci, Mbak Devi untuk benda keramatnya yang sangat berharga ﴾Printer hehe..﴿ terimakasih atas butiran support dan doanya selama ini. Untuk adek Zhifa dan adek Vio terimakasih telah jadi penghiburku dan penyemangat lagi disaat aku mulai lelah dan penat ditengah-tengah penyelesaian skripsi ini.
Untuk semua teman-temanku yang udah support aku dari facebook ato sms yang gak bisa aku sebutin satu persatu, trimakasih dukungannya ya… Gumawo yoo… akhirnya perjuanganku naik turun tangga perpus dan olahraga jari ﴾ngetik dewe 90 lembar rek..﴿ tiap sore menjelang tengah malam ternyata gak sia-sia ;﴿ semua ini akan menjadi manfaat untuk hidupku.
Wassalam……
Malang, 17 Januari 2011 Penulis
(8)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.WbPuja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya serta petunjuk kepada hambaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan berkat bimbingan dari kedua Ibu pembimbing serta usaha penulis yang sungguhsungguh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul:
PENGARUH TERPAAN TAYANGAN IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI
(Studi Pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2007/2008 Pemirsa Iklan RexonaSkin Light)
Sebagai makhluk sosial, penulis tidak akan dapat menyelesaikan karya tulis ini jika tanpa bantuan, saran, pengarahan serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :
1. Drs. Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Drs. Wahyudi Winaryo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Frida Kusumastuti M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Farid Rusman, M.si selaku Dewan Penguji I.
5. Muslimin Machmud, Phd, M.si, selaku Dewan penguji II.
6. Frida Kusumastuti, Dra, M.Si selaku Dewan Penguji III yang sekaligus berperan sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
7. Roziana Febrianita, S.sos selaku Dewan Penguji IV yang sekaligus berperan sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan solusi dan pengarahan terhadap penelitian yang penulis lakukan. Semoga setiap butir bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Peneliti sadar bahwa Karya Ilmiah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena setiap kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan kekurangan adalah milik hambaNya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam skripsi ini. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Malang, 22 Januari 2011 Penulis
(9)
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL SAMPUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ... v
BERITA ACARA BIMBINGAN ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Tinjauan Pustaka... 8
E.1 Iklan Sebagai Media KomunikasiMassa ... 8
E.2 Iklan Televisi... 9
E.3 Televisi Sebagai Salah Satu Media Periklanan... 11
E.4 Iklan Sebagai Komunikasi Persuasi ... 13
E.5 Iklan Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat ... 14
E.5.1 Jenisjenis Iklan ... 16
E.5.2 Efek Tayangan Iklan... 18
E.5.3 Perilaku Konsumen... 18
E.6. Keputusan untuk Membeli23 ... 22
F. Tinjauan Teori... 23
G. Hipotesis... 26
H. Definisi Konseptual dan Operasional ... 26
I. Metode Penelitian... 30
I.1 Pendekatan dan Jenis penelitian... 30
I.2 Lokasi Penelitian. ... 30
I.3 Populasi dan Sampel ... 31
I.4 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 32
I.5 Teknik Pengumpulan Data. ... 33
I.6 Teknik Analisis Data ... 34
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Jurusan Ilmu Komunikasi ... 38
B. Visi Misi dan Tujuan Jurusan Ilmu Komunikasi... 39
C. Jumlah Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 ... 41
(10)
D. Gambaran Demografis Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi
Angkatan 2008 ... 41
E. Gambaran Umum Rexona Skin Light... 45
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 51
A. Identitas Responden... 52
B. Pengujian Instrumen ... 54
a. Uji validitas ... 55
b. Uji Reabilitas ... 57
C. Analisis Pengaruh Terpaan Tayangan Iklan Rexona Skin Light Terhadap Keputusan Membeli ... 58
D. Hasil Regresi Pengaruh Terpaan Tayangan Iklan Rexona Skin Light Terhadap Keputusan Membeli ... 81
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 84
B. Saran... 86 DAFTAR PUSTAKA
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Asal Daerah Mahasiswi………. 42 Tabel 2.2 Jumlah Penggolongan Mahasiswi Perkonsentrasi………. 43 Tabel 2.3 Jumlah Penggolongan Mahasiswi Berdasarkan Usia….. ……. 44 Tabel 3.1 Asal Daerah Responden……….……... 52 Tabel 3.2 Penggolongan Responden Perkonsentrasi…….……… 53 Tabel 3.3 Penggolongan Responden Berdasarkan Usia……….….…….. 54 Tabel 3.4 Uji validitas variabel Terpaan tayangan iklan Rexona
Skin Light…….………. 55
Tabel 3.5 Uji validitas variabel Keputusan Membeli... 56 Tabel 3.6 Uji reliabilitas variabel terpaan tayangan iklan Rexona
Skin Light... 57 Tabel 3.7 Uji reliabilitas variabel keputusan membeli... 55 Tabel 3.8 Frekuensi responden dalam menonton iklan Rexona
Skin Light dalam 1 minggu terakhir (X1)... 59 Tabel 3.9 Frekuensi responden meluangkan waktu untuk menonton
iklan Rexona Skin Light (X2)... 61 Tabel 3.10 Frekuensi responden menonton iklan Rexona Skin Light dari
awal sampai akhir (X3)………..…… 62 Tabel 3.11 Frekuensi responden menonton iklan Rexona Skin Light
sambil melakukan kegiatan lain (X4)... 63 Tabel 3.12 Intensitas responden dalam memperhatikan pesan dalam iklan
Rexona Skin Light(X5)... 64 Tabel 3.13 Intensitas responden dalam memperhatikan tingkah laku dari
model Rexona Skin Light (X6) ... 65 Tabel 3.14 Intensitas responden dalam memperhatikan alur cerita pada iklan
Rexona Skin Light(X7) ... 66 Tabel 3.15 Intensitas responden dalam memperhatikan latar pada iklan
Rexona Skin Light (X8) ... 67 Tabel 3.16 Intensitas responden dalam memperhatikan slogan pada iklan
Rexona Skin Light(X9) ……….. 68 Tabel 3.17 Intensitas responden dalam memperhatikan cara pengambilan
gambar pada iklan Rexona Skin Light (X10)...69 Tabel 3.18 Keputusan mahasiswi untuk membeli deodoran Rexona Skin
Light Roll on dengan rutin (terjadwal) (Y1) ... 70 Tabel 3.19 Keputusan mahasiswi untuk membeli deodoran Rexona Skin
Light Dry Stick dengan rutin (terjadwal) (Y2)………….……. 71 Tabel 3.20 Keputusan mahasiswi untuk membeli deodoran Rexona Skin
Light Aerosol dengan rutin (terjadwal) (Y3) ... 72 Tabel 3.21 Keputusan mahasiswi untuk membeli deodoran Rexona Skin
Light Lotion dengan rutin (Y4) ……….. 73 Tabel 3.22 Keputusan mahasiswi untuk membeli deodoran Rexona Skin
Light dengan ukuran yang maksimum (Y5) ……….. 74 Tabel 3.23 Keputusan mahasiswi untuk membeli deodoran Rexona Skin
(12)
Tabel 3.24 Keputusan mahasiswi untuk membeli hanya satu varian deodoran
Rexona Skin Light dalam setiap pembelian (Y7) ... 76
Tabel 3.25 Keputusan mahasiswi untuk membeli lebih dari satu varian deodoran Rexona Skin Light dalam setiap pembeliaN (Y8) …. 77 Tabel 3.26 Keputusan mahasiswi untuk membeli deodoran Rexona Skin Light dengan varian yang berbeda dalam setiap pembelian (Y9)………..……….. 78
Tabel 3.27 Keputusan mahasiswi untuk membeli deodoran Rexona Skin Light dengan varian yang sama dalam setiap pembelian (Y10) ……….………. 79
Tabel 3.28 Koefisien Korelasi dan determinasi ………... 80
Tabel 3.29 Pedoman terhadap Koefisien Korelasi ……….. ……… 80
Tabel 3.30 Uji F……….………....………... 81
Tabel 3.31 ANALISIS Regresi denganSPSS……… 82
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Produk deodoran Rexona Skin Light Roll on …………..…... 46
Gambar 2.2 Produk deodoran Rexona Skin Light Dry Stick………... 47
Gambar 2.3 Produk deodoran Rexona Skin Light Aerosol …………..…... 47
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Macammacam varian dan Even yang pernah di lakukan oleh produk Rexona
Lampiran 2. AC Nielsen Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Distribusi Jawaban Responden Lampiran 5. Hasil Uji Validitas
Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 7. Hasil Regresi
Lampiran 8 Frekuensi Tabel Lampiran 9 Identitas Peneliti
(14)
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Yogyakarta.Graha Ilmu.
Asmajasari, Magdalena.1997. Studi Periklanan Dalam Perspektif Komunikasi Pemasaran.Malang.UMM press
Dajan, Anto.1991.Pengantar Metode Statistik Jilid I.JAKARTA.LP3ES Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung. PT. CITRA ADITYA BAKTI
. 1993. Televisi Siaran Teori & Praktek. Bandung.Mandar Maju
Hamidi.2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikas. Pendekatan Praktis Penulisan Laporan dan Laporan Penelitian.Malang.UMM Press Irawan, Wijaya Faried. 2001. Pemasaran Prinsip dan Kasus Edisi 2.
Yogyakarta.BPFE Yogyakarta
Kotler, Armstrong Gary. 2001. PrinsipPrinsip Pemasaran. Jilid 1 Edisi Kedelapan.Jakarta.ERLANGGA
Lamb, Hair. 2001 PEMASARAN. Jakarta.Salemba Empat (PT Salemba Emban Patria)
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta.RajaGrafindo Persada Rianse, Usman. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Bandung.Alfabeta
Sanusi, Anwar. 2003.Metodologi Penelitian Praktis. Malang.Buntara Media Sastropoetro, Santoso. 1986. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin
dalam Pembangunan Nasional. Bandung.ALUMNI Sugiyono,Metode Penelitian Administrasi.Bandung.AlFABETA
Sunarjo, Sunarjo Djoenasih S. 1983. Komunikasi Persuasi dan Retorika. Yogyakarta.Liberty
Suyanto, 2005, Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta.ANDI
(15)
Tim Penyusun, 2006. Menyusun Skripsi Untuk Ilmu Komunikasi. Malang.UMM Press
Winarni, 2003, Komunikasi Massa. Malang.UMM Press.
Non buku
http://ekotrisna.blogspot.com/2010/08/kelebihandankekuranganmedia televisi.html (diakses pada 10 November 2010 pkl 09.00 wib)
http://google/jenisjenisiklandandefinisinya.html (diakses 23 Agustus 2010 pkl.11.00)
http://gue66.blogspot.com/2009/06/iklan.html (diakses pada 2 januari 2011 pkl 16.00)
http://id.wikipedia.org/wiki/Atensi (diakses pada 10 November 2010 pkl 09.00 wib)
http://id.wikipedia.org/wiki/Iklan (diakses 14 juli 2010 pkl 10.00 wib)
http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/komunikasimassa/ (di akses 15 juli 07.00 wib)
http://mix.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5 42&Itemid=149 (diakses 14 juli 2010 pkl. 10.00)
http://mrperspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman/ (diakses pada 10 November 2010 pkl 09.00 wib)
http://perilakukonsumenringkasanrangkumanresumematakuliah
ekonomimanajemen.htm (di akses pada 15 juli 2010 pkl 13.00 wib)
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=htt p://en.wikipedia.org/wiki/Rexona (diakses pada 1 September 2010 pkl 11.00 wib)
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en. wikipedia.org/wiki/ACNielsen&ei=WF40Te_Co_trQeFhZngCA&s a=X&oi=translate&ct=result&resnum=6&ved=0CD0Q7gEwBQ &prev=/search%3Fq%3DAC%2BNielsen%2Badalah%26hl%3Did %26prmd%3Divns (diakses pada 1 desember 2010)
(16)
Skripsi Terdahulu :
Prakasiwi, Baity. 2007. Skripsi “Pengaruh Terpaan Tayangan Program Bioskop Trans Tv Terhadap Minat Menonton Sinetron (Study Pada Warga Perum. Pulo Asri Kab. Jombang)”. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
(17)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu proses yang sangat penting dalam kehidupan seharihari. Dengan berkomunikasi, maka masyarakat dapat menjalin hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Pola berkomunikasi itu sendiri akan membentuk suatu perilaku masyarakat dalam bersosialisasi. Agar pesan komunikasi tersebut dapat tersampaikan dengan baik, maka media disini media sangat berperan penting didalamnya. Salah satunya yaitu media iklan. Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk menyebar luaskan pesan – pesan iklan.
Komunikasi disini adalah suatu “kegiatan pernyataan antar manusia yang bersifat umum dan menggunakan lambanglambang yang penuh arti”. Dengan ini pula komunikasi merupakan suatu ilmu yang obyek materielnya adalah manusia (Sastropoetro, 1986 : 137). Komunikasi dapat dijalin dari berbagai macam media massa, baik media cetak maupun elektronik, dan dituangkan melalui berbagai macam konsep. Iklan melalui media elektronik menjadi salah satu komunikasi yang paling efektif untuk khalayak luas.
Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya adalah pariwara yaitu promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh sebuah pemrakarsa (http://id.wikipedia.org/wiki/Iklan). Tiada hari tanpa iklan. Itulah gambaran saking banyaknya iklan yang muncul di televisi. Setiap
(18)
jam, setiap acara selalu dipenuhi tayangan iklan. Iklan di televisi sekarang sudah memasyarakat, bahkan cenderung membius. Iklan bisa digunakan untuk membentuk citra jangka panjang sebuah produk dan juga untuk menggerakkan penjualan cepat. Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu sendiri bisa positif maupun negatif tergantung siapa audiensnya.
Iklan merupakan salah satu cara yang efisien untuk mencapai banyak pembeli yang tersebar. Iklan juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap merek yang diiklankan. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat beragam, mulai dari mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud sampai dengan mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal. Iklan harus dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk membuat kesan yang efektif terhadap pasarnya. Masalah dana iklan tergantung pada media yang dipilihnya, tentunya iklan melalui televisi membutuhkan anggaran yang lebih besar, dibandingkan iklan surat kabar, radio, brosur, pamflet, baliho dan lainlain, yang bisa dilaksanakan dengan anggaran kecil.
Dari berbagai macam media yang ada, banyak pemrakarsa iklan yang memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan informasi. Hal ini disebabkan karena iklan melalui media televisi banyak mengandung unsur hiburan sehingga dapat menjadi salah satu komunikasi yang paling efektif dan tentu saja dapat menjangkau masyarakat secara luas. Oleh karena itu televisi merupakan salah satu pilihan tepat dari bagian media periklanan yang digunakan oleh perusahaan
(19)
perusahaan di berbagai negara untuk memperkenalkan atau mempromosikan produk mereka kepada masyarakat.
Beragam produk banyak yang memilih jasa televisi dalam berpromosi dan memasarkan produknya, diantara banyak iklan komersial tersebut, salah satu iklan yang tayang di televisi dan mendapat respon baik dari masyarakat ialah iklan produk deodoran Rexona. Pengembangan varian hingga lebih dari 40 item merupakan salah satu strategi Rexona membesarkan sekaligus menaklukkan pasar deodoran, salah satu itemnya yaitu Rexona Skin Light. Hasilnya, survei AC Nielsen 2009 mengukuhkan Rexona sebagai deodoran nomor wahid di Indonesia dan dunia. (Survei pasar AC Nielsen 2009) (http://mix.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=542&Ite mid=149).
Produk deodoran itu nyatanya bukan hanya menaklukkan hati penduduk dunia, melainkan juga di tanah air. Bahkan, kontribusi Rexona terhadap total pendapatan Unilever Indonesia terbilang signifikan. Pertumbuhan tiap tahunnya double digit dan di atas pertumbuhan pasar (Satria Utama, Senior Brand Manager PT Unilever Indonesia). Patut rasanya, jika Unilever menggolongkan Rexona sebagai master brand. Konsisten berinovasi dalam menawarkan beragam varian, nyatanya merupakan salah satu kunci sukses Rexona. Selain menampilkan 17 item yang mewakili varian Rexona, dipasang pula kalimat “Dipercaya oleh jutaan konsumen di dunia” di beberapa iklannya. Belanja iklan yang digelontorkan Unilever untuk Rexona pun tak kalah hebat. Berdasarkan
(20)
data Nielsen Media Research, pada Januari Juli 2009, total belanja iklan Rexona di TV, koran, dan majalah telah menembus angka Rp 143,174 miliar. Dari keempat segmen Rexona, Rexona women menempati belanja iklan tertinggi, Rp 69,482 miliar. Kemudian diikuti oleh Rexona Teen sebesar Rp 36,313 miliar, Sedangkan untuk Rexona Men Rp 22,686 miliar, dan Rexona low income (deolotion) sebesar Rp 14,457 miliar (http://mix.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=542&Ite mid=149).
Produk Rexona semakin hari mengalami kemajuan yang signifikan dalam proses pemasaran produknya. Masingmasing segmen dibuatkan aktivitasnya secara tailor made. Contohnya untuk Rexona Man, dijelaskan Satria, “Kami menggelar program undian Nonton F1.” Adapun Rexona Woman, menggelar aktivitas bertajuk “Rexona Challenge”, yakni mengirim cerita tentang pengalaman konsumen wanita selama menggunakan Rexona.
Berbeda dengan Rexona Teen maupun Rexona Low Income. Pada segmen remaja, Rexona Teen menggelar even edukasi tentang puberitas dan menumbuhkan kepercayaan diri. Sementara bagi pasar low income, even lebih banyak dilakukan di areaarea suburban. Termasuk juga, berkomunikasi via radioradio lokal. Even yang pernah diselenggarakan misalnya, bertajuk “Area Langsung Nyaman Rexona Deolotion”.Berikut ini tabel segmentasi produk deodoran Rexona (dapat dilihat pada lampiran 1).
Hal ini menguatkan fakta bahwa produk deodoran Rexona secara efektif telah berhasil memasarkan produknya dan dapat mempengaruhi
(21)
perilaku masyarakat untuk menggunakan produk deodoran Rexona Skin Light dan sekaligus mendorong peneliti untuk menggunakan iklan produk deodoran Rexona sebagai bahan penelitian dalam skripsi.
Pada iklaniklan deodoran Rexona dapat dilihat berbagai atribut iklan yang dikemas secara bagus dan menarik perhatian pemirsa, melalui bahasa yang mudah dimengerti, dan model yang menarik diantaranya, Kirana Larasati, Dewi Sandra, Sandy Aulia, Mulan Jameelah, dan Carissa Putri. Gaya iklan Rexona Skin Light yang atraktif, dan slogan iklan yang mudah di ingat yaitu “Cerahnya kulit ketiakmu, perhatian pun tertuju padamu” serta tema dalam iklaniklan Rexona yang kebanyakan adalah tema yang sering di temui atau di alami dalam kehidupan seharihari semakin mengena di hati penonton dan menumbuhkan rasa ingin tahu oleh pemirsa yang menonton.
Dalam ilustrasinya, iklan deodoran Skin Light tersebut lebih membangun penilaian pemirsa tentang produk tersebut, bahwa produk tersebut dianggap sebagai “penyelamat” dari situasi yang tidak diharapkan karena adanya ketiak yang hitam, serta menumbuhkan rasa percaya diri pada pemakainya. Sehingga dari buktibukti serta ilustrasi yang diperankan oleh model iklan tersebut yang selalu menggunakan deodoran Rexona Skin Light untuk mengatasi masalah ketiak hitam mereka, membuat banyak masyarakat tergiur untuk melakukan hal yang sama dan tidak segan merogoh kocek mereka untuk membeli produk deodoran Rexona Skin Light, agar dapat tampil percaya diri seperti model dalam iklan tersebut.
(22)
Melalui iklan yang ditayangkan, dapat diketahui apakah iklan tersebut sudah mengena pada masyarakat, dan agar dapat menerima pesan yang ditayangkan dalam memperkenalkan Deodoran Rexona Skin Light. Iklan yang di siarkan di televisi semacam Trans TV, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (AN Teve), Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), Televisi Republik Indonesia (TVRI), dan Global TV, serta media penayangan televisi lainnya, diharapkan mengena pada sasaran konsumen. PT Unilever Indonesia Tbk yang memproduksi produk deodoran yaitu Rexona Skin Light, berharap dengan iklan yang di muat di televisi, maka akan mempengaruhi tingkat keputusan pembelian.
Iklan yang efektif harus mampu membangun persepsi audiens menjadi seperti yang dikehendaki pemasang dan pembuat iklan, yaitu bahwa menggunakan barang dan jasa yang diiklankan atau melakukan aksi seperti yang dihimbau dalam iklan akan mendatangkan sangat banyak manfaat kepada konsumen dan juga masyarakat secara umum. Sedapat mungkin, sebuah iklan harus berusaha secara efektif membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk mengikuti ajakan yang terkandung dalam iklan tersebut. Iklan yang efektif inilah yang dapat mempengaruhi keputusan membeli oleh masyarakat.
(23)
B. Rumusan Masalah
Menurut latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Adakah Pengaruh Terpaan Tayangan Iklan Rexona Skin Light terhadap keputusan membeli oleh mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2008/2009 UMM Pemirsa Iklan Rexona Skin Light?
2. Jika ada, Seberapa besar pengaruh terpaan tayangan iklan Rexona Skin Lightterhadap keputusan membeli?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh terpaan tayangan iklan televisi terhadap keputusan membeli oleh mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2008/2009 UMM pemirsa iklan Rexona Skin Light., dan menghitung seberapa besar pengaruh tersebut.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat dijadikan referensi informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat sebagai konsumen agar masyarakat mengetahui kualitas dan kuantitas dari produk atau barang yang dibeli.
(24)
E. Tinjauan Pustaka
E.1 Iklan Sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi menurut Carl I. Hovland yang dikutip oleh Sunarjo dalam bukunya Komunikasi Persuasi dan Retorika (1983: 1213 ) ialah:
“Communication is the process by which individual (the communicator) transmit stimuly (usually verbal symbol) to modify the behavior of other individuals (Comunicatees) ”
Komunikasi adalah proses dimana seorang individu (komunikator) mengoperasikan perangsang (biasanya lambanglambang bahasa) untuk merubah tingkah laku individuindividu yang lain (komunikasi)
Proses komunikasai yang meletakkan media sebagai unsur utama adalah jenis komunikasi massa. Menurut Ahli komunikasi, Joseph A. Devito, dalam artikel yang ditulis oleh Choir Amri, komunikasi massa didefinisikan dalam dua item yaitu “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar yang audio dan visual (http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/komunikasimassa/)
Iklan yang tayang melalui media televisi di peruntukan bagi semua khalayak yang tidak terbatas jumlahnya. Oleh karena itu komunikasi melalui iklan disebut sebagai komunikasi massa. Meskipun ada pesan yang disampaikan dari komunikator kepada komunikan, jika tidak melalui media, maka komunikasi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi massa.
(25)
Komunikasi massa itu sendiri adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi, film), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Pesanpesan komunikasi massa bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas (khususnya) media elektronik (Winarni, 2003 : 39)
Maka pada dasarnya, iklan sebagai media komunikasi massa adalah alat penghubung komunikasi pembuat iklan dengan masyarakat. Iklan yang tayang melalui media televisi dapat berfungsi sebagai media hiburan, media pengetahuan dan bahkan dapat merubah perilaku masyarakat yang kadang masyarakat tidak menyadari hal itu.
E.2 Iklan Televisi
Dalam kehidupan seharihari, iklan dan televisi merupakan kekuatan yang tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, televisi memerlukan sumber dana demi menjaga eksistensinya, dan di sisi lain produsen memerlukan televisi untuk mempromosikan produknya.
Periklanan ialah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif (Asmajasari, 1997 : 15)
(26)
Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiaran (broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving images) (Asmajasari, 1997 : 21). Jadi dapat disimpulkan iklan televisi itu sendiri merupakan kegiatan promosi suatu barang dan / jasa yang ditayangkan melalui media televisi dan di kemas secara audio visual.
Sejarah periklanan televisi dimulai pada tahun 1947 berupa iklan Sponsorship. Iklan televis menjadikan jangkauan penyiaran lebih luas dan membuat karakter menjadi hidup. Stasiun televisi CBS mulai menayangkan iklan televisi pada bulan Juni 1948 berupa iklan Sponsorship dari LincolnMercury pada acara The Ed Sullivan Show, yang menjadi salah satu acara dengan jam tayang paling panjang dan serial yang paling sukses. The Ed Sullivan Showmemacu kemajuan skor karier bisnis pertunjukan. Pada tahun 1971, ada 933 sponsor yang mensponsori acara televisi, atau meningkat 515% disbanding tahun 1947 (Suyanto, 2005 : 1)
Iklan televisi menurut Sutedjo Hadiwasito dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori pesan visual yang disampaikan ( http://gue66.blogspot.com/2009/06/iklan.html) yaitu:
Fakta (langsung tanpa embelembel, fakta yang dibumbui atau didramatisir).
Testimonial (menampilkan seseorang yang mewakili perusahaan atau produk dengan komentar atau berita tentang produk yang bersangkutan).
(27)
Humor (iklan yang bisa mengambil bintang utama pelawak)
Bukti Ilmiah (bila ada buktibukti ilmiah bisa memperkuat produk). Musikal (menyajikan satu orang atau lebih yang menyanyikan sebuah
lagu yang berkaitan dengan sebuah produk). Demontrasi (demonstrasi penggunaan produk).
Dalam lingkup komunikasi massa, iklan televisi bahkan menjadi sebentuk kegiatan yang menyenangkan karena kehadirannya tidak saja menginformasikan suatu produk dan jasa, melainkan juga bersifat menghibur.
Tampilan iklan ditelevisi senantiasa diliputi oleh tanda dan kode. Tanda berfungsi mengartikan atau merepresentasikan (menggambarkan) serangkaian konsep, gagasan atau perasaan sedemikian rupa yang memungkinkan seorang penonton untuk mendecode atau menginterpretasikan maknanya.
E.3 Televisi Sebagai Salah Satu Media Periklanan
Berbagai macam media massa telah hadir dewasa ini, dalam periklanan, pemrakarsa dari iklan tersebut tentunya akan memilih media yang paling efektif untuk memasarkan produknya. Salah satu media yang banyak dipilih dan diminati adalah media elektronik televisi. Hal ini di sebabkan karena media televisi adalah media massa yang bersifat audio (suara), visual (gambar / penglihatan) dan dapat mencakup segala aspek sosial. Jadi penyampaian pesan dari iklan tersebut semakin tepat
(28)
kepada khalayak sasaran yang dituju. Gabungan dari suara dan gambar inilah yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi televisi.
Yang dimaksudkan dengan media televisi disini ialah televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciriciri yang dimiliki komunikasi massa, yakni berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen (Effendi, 1993 : 21)
Sebagai salah satu media periklanan, media televisi memiliki kelebihan dan kekurangan seperti halnya media yang lain. Segi positif dari televisi yakni bersifat langsung, tidak mengenal jarak, dan memiliki daya tarik yang kuat. Suatu pesan yang disampaikan pada penonton tidak mengalami proses yang berbelitbelit seperti halnya menggunakan bahan tercetak (Effendy, 2003 :176)
Disamping itu, televisi juga mempunyai kelemahan, seperti yang di tulis oleh Eka Trisna dalam artikel pada blongnya, bahwa informasi atau pesan melalui media televisi cepat lewat, jika frekuensi tinggi biayanya relatif mahal, tidak ada segmentasi pirsawan, keterangan dan pesan harus pendek, produksi materi berjalan lama dan mahal (http://ekotrisna.blogspot.com/2010/08/kelebihandankekurangan mediatelevisi.html)
(29)
E.4 Iklan sebagai komunikasi Persuasi
Persuasi di ambil dari istilah bahasa Inggris persuasion dalam bahasa Indonesia sering di terjemahkan dengan bujukan atau rayuan. Bujukan dalam kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwodarminta berarti katakata manis untuk memikat hati (menawari hati, menipu, dan sebagainya). Persuasi merupakan suatu teknik mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan / menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang hendak dipengaruhi dengan demikian persuasi bukan pembujukan terhadap seseorang ataupun suatu kelompok untuk menerima pendapat orang lain (Sunarjo, 1983:30)
Kebanyakan sebuah iklan pada awalnya akan membuat desain yang atraktif untuk ditampilkan pada masyarakat luas. Hal ini menjadikan posisi desainer berperan sebagai komunikator agar pesan yang dikirim lewat iklan tersebut dapat tersampaikan secara tepat pada audiens. Iklan yang di butuhkan masyarakat ialah iklan yang dapat memberikan suatu informasi. Iklan yang tayang di media televisi saat ini banyak yang bersifat persuasif, dan cenderung mengesampingkan informasi yang sebenarnya di butuhkan oleh masyarakat.
Iklan produk deodoran Rexona merupakan salah satu contoh komunikasi persuasif. Iklan Rexona begitu menggoda mulai dari remaja hingga orang dewasa. Tidak jarang dalam iklan tersebut terdapat unsur unsur yang berlebihan seperti jika tidak memakai produk Rexona, maka
(30)
ketiak seseorang akan berbau seperti kambing, hal ini digambarkan dengan munculnya gambar seekor kambing di ketiak orang tersebut, atau seperti dalam iklan Rexona Skin Light, yang menggambarkan bahwa seseorang harus mempunyai ketiak yang berwarna cerah jika ingin mendapat bantuan dari orang lain hal ini secara tidak langsung menggambarkan bahwa rasa solidaritas antar manusia hanya diukur dari warna ketiak, memang terdengar sangat tidak masuk akal, namun cara persuasif seperti dalam iklan itulah yang menjadi faktor terbesar untuk memikat hati konsumen sehingga mereka mau membeli atau memakai produk dan jasa yang ditawarkan dari pemrakarsa.
Iklan tersebut secara tidak langsung merubah pola pikir audiens dan tentunya membujuk masyarakat luas untuk menggunakan produknya agar tidak terjadi halhal yang tidak diinginkan seperti dalam iklan Rexona Skin Light tersebut. Bujukan itu akan menjadi semakin efektif ketika di alirkan melalui mediamedia yang tepat, tentunya dengan strategi media yang terencana. Masyarakat yang dalam hal ini yang berperan sebagai konsumen akan di kelilingi oleh pesan dan bujukan bujukan yang sudah di susun oleh produsen.
E.5 Iklan sebagai faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Iklan dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat. Karena keduanya saling berkesinambungan. Sebuah iklan akan membutuhkan masyarakat sebagai “calon” konsumen dan konsumen pun tidak akan
(31)
mampu terlepas dari iklan yang di tayangkan di televisi setiap hari. Namun pada dasarnya, meskipun sebuah iklan menawarkan bujukan bujukan, tetapi tidak semua masyarakat menerima pesan persuasif tersebut.
Ada beberapa unsurunsur dalam iklan yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat sebagai konsumen. Unsur pokok dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran (marketing mix), yang oleh Stanton didefinisikan sebagai kombinasi dari empat variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu; produk, harga, kegiatan promosi, dan saluran distribusi. Marketing mix merupakan variabel variabel terkendali yang dapat digunakan masyarakat untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dari segmen pasar tertentu yang dituju (Amirullah, 2002 : 57)
Dalam hal ini tentunya ada sebagian iklan yang bersifat informatif sehingga dapat menarik perhatian serta dapat merubah perilaku seseorang, namun ada pula iklan yang sama sekali tidak menarik perhatian bagi pemirsanya, bahkan hanya dianggap pelengkap sebuah tayangan televisi yang hanya “numpang lewat” saja. iklan tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku masyarakat untuk menggunakan atau tidak menggunakan produk yang di tayangkan oleh iklan dalam media televisi tersebut. Oleh karena itu sebagian masyarakat akan mengenali kebutuhan mereka terlebih dahulu, lalu masyarakat akan mengambil langkah apakah produk dari iklan tersebut sesuai untuk di
(32)
konsumsi / digunakan. Masyarakat yang dalam hal ini berperan sebagai konsumen biasanya tidak akan sembarangan membuat keputusan pembelian.
E.5.1. JenisJenis Iklan
a. Iklan Komersial (Comercial Advertising)
Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung pemasaran atau mempromosikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan dari perusahaan / industri maupun personal.
Ada 2 macam iklan komersial, yaitu:
Iklan Strategis. Iklan macam ini digunakan untuk membangun merek (brand). Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk maupun jasa yang diiklankan. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan macam ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
Iklan Taktis. Iklan taktis adalah iklan yang memiliki tujuan yang mendesak.Iklan macam ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama.
(33)
b. Iklan Korporat atau Iklan Perusahaan (corporate advertising).
Iklan korporat bertujuan untuk membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produkproduk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan Korporat akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan Korporat merupakan bentuk lain dari iklan komersial yang bersifat strategis yaitu ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilainilai korporatnya kepada masyarakat. Iklan korporat sering kali berbicara tentang nilainilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
c. Iklan Layanan Masyarakat (Public Service Advertising).
Iklan layanan masyarakat merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan iklan layanan masyarakat berupa ajakan, atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong
(34)
penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya (http//google/jenisjenisiklandandefinisinya.html)
E.5.2. Efek Tayangan Iklan
Iklan yang tayang di televisi merupakan sebuah komunikasi massa. Tayangan iklan tersebut dapat menimbulkan efek atau pengaruh tertentu kepada khalayak luas..
Efek komunikasi massa menurut Keith R. Stamm dan John E. Bowes yang dikutip oleh Nurudin dalam bukunya yang berjudul Pengantar Komunikasi Massa (2007 : 207) secara sederhana membagi ke dua bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
Efek primer yang dialami oleh masyarakat nantinya akan berlanjut ke efek sekunder. Efek sekunder inilah yang nantinya akan merubah pengetahuan dan sikap konsumen untuk mengambil keputusan apakah konsumen tersebut memutuskan untuk membeli produk dalam tayangan iklan tersebut atau tidak.
E.5.3. Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen adalah sejumlah tindakantindakan nyata individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya (eksternal) yang mengarahkan
(35)
mereka untuk memilih dan mempergunakan barangbarang yang diinginkannya (Amirullah, 2002 : 3)
Menurut definisinya, perilaku konsumen merupakan tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang (http:// perilakukonsumenringkasan rangkumanresumematakuliahekonomimanajemen.htm).
Terkait dengan perilaku konsumen maka dapat dikaitkan pula dengan prinsip 5W+1H :
Why : Mengapa mendapatkan barang /jasa tersebut ? What : Berupa apa barang / jasa tersebut ?
Who : Siapa yang mendapatkan barang / jasa itu ? When : Kapan bisa didapatkan barang / jasa tersebut ? Where : Dimana barang / jasa tersebut bisa didapatkan ? How : Bagaimana barang / jasa tersebut didapatkan ?
Menurut Philip Kotler – Gary Armstrong dalam bukunya yang berjudul PrinsipPrinsip Pemasaran ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
1. Faktor Budaya
Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Ketika tumbuh dalam suatu masyarakat suatu masyarakat, seorang anak mempelajari nilainilai
(36)
dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan institusi penting lainnya.
Setiap kelompok atau masyarakat memiliki budaya, dan pengaruh budaya dalam perilaku pembelian sangat beraneka ragam di tiap Negara. Kegagalan menyesuaikan pada perbedaan perbedaan ini dapat mengakibatkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahankesalahan yang memalukan.
2. Faktor Sosial
Faktor konsumen juga di pengaruhi faktor sosial, seperti: a. Kelompok kecil, perilaku konsumen banyak di pengaruhi oleh
kelompok kecil (group) yang secara langsung mempengaruhi dan dimiliki seseorang di sebut kelompok keanggotaan seperti temanteman, tetangga, dan rekan kerja
b. Keluarga, anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.
c. Status sosial konsumen, seseorang merupakan anggota berbagai kelompokkeluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditetapkan baik lewat perannya maupun statusnya dalam organisasi tersebut. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Seseorang seringkali memilih produk yang menunjukan status mereka dalam masyarakat.
(37)
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
Seseorang merubah barang dan jasa yang mereka beli selama hidup mereka. Selera terhadap makanan, pakaian, perabotan, dll sering berhubungan dengan usia dan pekerjaan, jika pekerja kasar cenderung membeli pakaian kerja kasar, sedangkan pekerja kantor lebih memilih untuk membeli setelan bisnis. Situasi ekonomi dan gaya hidup juga akan mempengaruhi pemilihan produknya.
4. Faktor Psikologis
Pilihanpilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologis yang penting yaitu motivasi (suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas keputusannya), persepsi (proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti mengenai dunia, pembelajaran (perubahan perilaku dari individu yang muncul dari pengalaman), serta keyakinan dan sikap (pemikiran deskriptif
(38)
seseorang mengenai sesuatu dan evaluasi, perasaan, serta kecenderungan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan),
Faktorfaktor tersebut memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya, dan menambah minat utama dari penelitian sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
E.6 Keputusan untuk Membeli
Semua keputusan membeli konsumen umumnya di bagi menjadi 3 kategori yaitu, perilaku respon yang rutin, pengambilan keputusan terbatas, dan pengambilan keputusan ekstensif (Lamb, 2001 : 197)
Frekuensi pembelian produk yang murah dan jasa yang umumnya dikelompokkan dengan perilaku respon rutin. Konsumen dimasukkan dalam perilaku respon rutin normalnya tidak memiliki pengalaman dalam pengenalan kebutuhan sampai mereka memperolehnya melalui iklan atau melihat produk tersebut di pajangan rak toko.
Pengambilan keputusan terbatas, jenis keputusan ini terjadi ketika seorang konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang sebelumnya tetapi tidak begitu mengenali merekmerek yang ada saat ini. Pengambilan keputusan juga dimasukkan kedalam tingkat keterlibatan yang lebih rendah (meskipun lebih tinggi dibanding dengan keputusan rutin) karena konsumen melakukan ekspansi moderat dalam pencarian sejumlah informasi atau mempertimbangkan banyak alternatif.
(39)
Konsumen secara praktis melakukan pengambilan keputusan yang ekstensif saat pembelian suatu produk yang tidak dikenal sebelumnya. Proses ini adalah paling komplek dari pengambilan keputusan konsumen yang dimasukkan dalam kategori tingkat keterlibatan yang tinggi yang merupakan bagian dari konsumen. Para pembeli menggunakan banyak kriteria untuk melakukan evaluasi atas pilihanpilihan mereka dan menghabiskan banyak waktu untuk mencari sejumlah informasi.
Dari keterangan diatas dapat diketahui berbagai macam kategori dalam keputusan membeli. Namun pada dasarnya pengambilan keputusan membeli yang konsumen gunakan tidak perlu konstan. Semua dapat berubahubah sewaktuwaktu. Misalnya, jika secara rutin membeli produk yang tidak memenuhi kepuasannya, konsumen mungkin akan melakukan tindakan yang terbatas atau pengambilan keputusan yang ekstensif untuk pindah ke merek lain. Dan orang yang awalnya menggunakan pengambilan keputusan ekstensif kemudian menggunakan pengambilan keputusan terbatas atau rutin untuk pembelian mendatang.
F. Tinjauan Teori
a. Teori Pengaruh Tayangan Iklan
Dalam meneliti pengaruh terpaan tayangan iklan di televisi terhadap keputusan membeli, peneliti menggunakan teori efek media massa. Terdapat tiga asumsi teori yang dipakai dalam penelitian ini tentang efek media terhadap publik
(40)
1. Efek Kuat
Efek kuat ini terbentuk dari Teori peluru dan jarum hipodermik dari media massa yang mengatakan bahwa ada hubungan langsung antara isi pesan dan efek, komunikator dianggap sangat kuat dalam mempersuasi, dan komunikan dianggap tidak memiliki daya, baik secara sosial maupun psikologis untuk menolak kekuatan persuasif komunikator. Beberapa faktor yang menyajikan daya pendorong untuk mengubah pikiran yaitu pada filosofi dasar, gambaran individu sebagai sasaran empuk yang pasif, tidak mampu dipertahankan oleh beberapa komentator, sehingga efek kuat dapat tercapai. (http://yunadialfanfikom.blogspot.com/2010/05/teorikomunikasi teoriprosesdanefek.html)
2. Efek Moderat
Efek moderat ini menyatakan bahwa komunikan dianggap tidak memiliki daya, baik secara sosial maupun psikologis untuk menolak kekuatan persuasif komunikator. Dengan demikian secara psikologis, individu dianggap sebagai makhluk non rasional, sedang secara sosial individu diasumsikan sebagai anggota masyarakat pascaindustri yang sangat terbuka dan sangat mudah dipengaruhi oleh pengaruh dari luar (Hamidi, 2010 : 85).
(41)
3. Efek terbatas
Teori ini mengatakan bahwa jika media menyajikan isi pesan untuk memperkuat kedua sisi issu tertentu, maka efek dominan yang muncul ialah bahwa komunikan tetap pada penderiannya, dan sangat kecil kemungkinannya pesan tersebut berefek terjadinya perubahan atau konversi (Hamidi, 2010 : 84).
b. Teori SOR
Teori SOR (Stimulus Organisme – Respons) ini berasal dari psikologi. Menurut stimulus Respons, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003 : 254). Teori SOR dapat diklasifikasikan sebagai bagian dari Efek Kuat pada teori pengaruh tayangan iklan, karena teori ini menjelaskan bagaimana sebuah iklan mampu membentuk reaksi atau perilaku dari konsumen.
Proses keputusan membeli oleh masyarakat dimulai dari terpaan pesan yang terdapat pada tayangan iklan Rexona Skin Light kepada masyarakat yang dalam teori ini disebut sebagai Stimulus, lalu masyarakat akan memberikan persepsi atau penilaian terhadap tayangan iklan tersebut, yang disebut sebagai Organisme dan pada akhirnya mereka akan memberikan Reaksi terhadap tayangan tersebut yang dalam hal ini disebut respon.
(42)
G. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo artinya ragu dan tesis artinya benar. Jadi Hipotesis adalah kebenaran yang masih di ragukan. Hipotesis merupakan hasil pemikiran rasional yang dilandasi oleh teori, dalil, hukum dan sebagainya yang sudah ada sebelumnya (Sanusi, 2003 : 24). Dari rumusan masalah, maka dapat dirumuskan jawaban sementara dari permasalahan yang hendak diteliti yaitu :
H0 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara iklan Rexona Skin
Light yang ditayangkan (variabel X) terhadap keputusan membeli (variabel Y).
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara iklan Rexona Skin Light
yang ditayangkan (variabel X) terhadap keputusan membeli (variabel Y).
H. Definisi Konseptual dan Operasional 1. Definisi Konseptual
Pengertian definisi konseptual adalah batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variabelvariabel (konsep) yang hendak di ukur, diteliti dan di gali datanya (Hamidi, 2010 :141) Oleh karena itu perlu diuraikan beberapa istilah yang terkandung dalam judul tersebut. a. Terpaan Tayangan Iklan Televisi
Terpaan menurut Onong S. Effendy yang dikutip oleh Baity Prakasiwi dalam Skripsinya yang berjudul Pengaruh Terpaan
(43)
Program Acara Bioskop Trans TV Terhadap minat Menonton Sinetron (2009 : 35 ) ialah kondisi dimana khalayak terkena oleh pesan yang disebabkan oleh media massa.
Terpaan tayangan iklan televisi dapat diartikan sebagai kondisi dimana pesanpesan audio visual, yang berisi tentang serangkaian informasi dan makna yang ada dalam sebuah produk dan jasa tersebut mengena pada masyarakat yang dituju. Pesan yang terkandung dalam iklan sangat menentukan keberhasilan pemasaran dari sebuah produk. Pesan dalam iklan dapat berupa isyarat (gerak tubuh), dialog atau katakata (verbal), maupun visualisasi atau gambaran (yang menunjukkan kelebihan produknya).
Iklan televisi akan dibuat sedemikian rupa menariknya dengan tujuan agar terpaan yang sampai pada masyarakat dapat diterima dengan baik dan untuk memperkuat pernyataan pada masyarakat, khususnya khalayak sasaran bahwa produk yang ditawarkan tersebut layak di pilih oleh masyarakat. Penyampaian pesan yang sering digunakan dalam iklan yaitu melalui slogan. Rexona Skin Light sebagai produk yang banyak diminati oleh khalayak luas memilih slogan “Cerahnya kulit ketiakmu, perhatian pun tertuju padamu”. Slogan yang mudah diingat oleh masyarakat inilah salah satu penunjang keberhasilan pemasaran produk.
(44)
Semakin sering masyarakat diterpa suatu iklan maka tingkat pemahaman dan perilaku dari masyarakat itu sendiri juga akan mengalami suatu perubahan.
b. Keputusan membeli
Tidak ada yang dapat mendefinisikan secara jelas apakah yang dimaksud dengan keputusan membeli. Namun tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen mungkin akan membentuk maksud untuk membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. (Irawan, 2001 : 41)
Setelah melalui beberapa tahap dari proses pembelian maka konsumen akan berada di tahap keputusan membeli. Di tahap keputusan membeli inilah biasanya konsumen di hadapkan oleh beberapa faktor eksternal maupun internal yang dapat mendukung atau menggagalkan keputusan untuk membeli suatu produk. misalnya resiko atau pendapat dari orang lain mengenai produk tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah vaariabel di ukur (Hamidi, 2010 : 142) dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan di teliti.
(45)
1. Terpaan Tayangan Iklan Rexona Skin Light (X) sebagai variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah terpaan tayangan iklan deodoran Rexona Skin Light.
Iklan deodoran adalah segala informasi yang berhubungan dengan produk deodoran itu sendiri dalam hal ini iklan deodoran yang akan diteliti ialah iklan deodoran Rexona Skin Light. Rexona Skin Light ialah produk deodoran yang mengandung ekstrak biji bungan matahari yang berfungsi untuk mengamankan kondisi tubuh yang 'tidak stabil' karena berkeringat, bau badan dan dapat mencerahkan kulit ketiak yang berwarna gelap. Sedangkan indikator yang menjadi ukuran dari variabel tersebut adalah :
a. Frekuensi menonton.
b. Tingkat perhatian responden terhadap iklan Iklan Rexona Skin Light.
c. Tingkat pemahaman responden terhadap iklan Rexona Skin Light. 2. Keputusan membeli (Y) sebagai variabel terikat
Variabel tergantung, hubungannya dengan variabel lain yaitu bertindak sebagai variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah keputusan membeli.
Sedangkan indikator yang menjadi ukuran dari variabel tersebut adalah : a. Frekuensi membeli produk dodoran Rexona Skin Light dalam
(46)
I. Metode Penelitian
I.1 Pendekatan dan Jenis penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang ditentukan sebelumnya, maka peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, karena hendak mengukur variabelvariabel dan tingkat hubungan pengaruh antara variabel satu dengan variabel yang lain (Hamidi : 2010)
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif dengan pendekatan assosiatif karena bermaksud untuk menjelaskan pengaruh antara variabel X dan Y dan dasar dari penelitian ini adalah survei yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama dalam pengumpilan data.
I.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jurusan Illmu Komunikasi. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan berbagai pertimbangan, antara lain :
1. UMM merupakan salah satu Universitas di Malang yang mempunyai Jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Public Relation, Jurnalistik dan Audio Visual. Hal tersebut membuat mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi memiliki pengetahuan yang lebih tentang ilmu komunikasi. Maka diharapkan mampu memberikan kerangka pemikiran berdasarkan ilmu yang di pelajarinya.
(47)
2. Dari segi lingkungan, jurusan Ilmu Komunikasi merupakan wilayah yang sudah cukup akrab dengan peneliti, sehingga dapat diharapkan akan adanya hubungan kerjasama yang baik antara peneliti dengan responden.
I.3 Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciriciri tertentu yang dapat dipergunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi, 2003 : 65). Dalam penelitian ini populasi yang diperoleh melalui sensus pra survei di tujuh kelas meliputi kelas Public Relation, Jurnalistik dan Audio Visual yaitu sebanyak 167 orang.
b. Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik samplingnya menggunakan Nonprobability sampling, yaitu penarikan sampel tanpa menggunakan teknik random atau undian (Hamidi, 2010 : 138) Nonprobability sampling yang digunakan yaitu Purposive sampling, yakni cara memilih sampel berdasarkan pada kelompok, wilayah atau sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada. Hal ini dilakukan setelah peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu.
(48)
Menurut data yang telah diperoleh dari hasil survei yang dilakukan pada tanggal1617 Desember 2010 oleh peneliti kepada Mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2008, telah diperoleh sampel berjumlah 64 mahasiswi yang memenuhi kriteria, sebagai berikut :
1. Mahasiswi FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Pernah menonton tayangan iklan deodoran Rexona Skin Light. Sampel tersebut berjumlah di bawah 100 dan bersifat heterogen, maka peneliti tidak perlu melakukan pereduksian ukuran sampel, jadi total sampel untuk penelitian ini berjumlah 64 responden.
I.4 Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Uji Validitas dan Reabilitas di maksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu. Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan validitas konstruk (construct validity). Dimana validitas instrument ditentukan dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masingmasing butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total (Sanusi, 2003:53). Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah korelasi Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut :
(49)
Keterangan:
r = koefisien korelasi X = skor butir
Y = skor total butir
n = jumlah sampel (responden)
Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan internal consistency, yaitu dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh di analisis dengan teknik tertentu, metode ini di lakukan dengan rumus Alpha (Rianse, 2008 : 180), dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,6.
Keterangan:
r
11 = Reliabilitas Instrumenk
= Banyaknya butir pertanyaan dan banyaknya soal = Jumlah varian butir
= Varian total
I.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Pengumpulan datanya sering tidak memerlukan kehadiran peneliti, namun cukup diwakili oleh daftar pertanyaan (kuesioner) yang sudah disusun secara cermat terlebih dahulu. Kuesioner dapat
(50)
diberikan kepada responden melalui beberapa cara antara lain: disampaikan langsung kepada responden, atau dikirim bersama sama dengan barang lain seperti paket, majalah dan lain lain, atau di sebar melalui teknologi komputer (Sanusi, 2003 : 97).
I.6 Teknik Analisis Data a. Skala Likert
Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2009 : 107).
Skala Likert lazimnya menggunakan 5 bobot skor dalam setiap item jawaban dari setiap instrumen pernyataan. Namun disini peneliti menggunakan hanya 4 bobot skor saja dalam penelitian.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif hingga negatif. Sebagai gambaran, peneliti memberikan 4 alternatif jawaban kepada responden, skala yang di gunakan 1 sampai 4. bobot skornya sebagai berikut :
Sangat Sering = di beri skor 4 Sering = di beri skor 3
(51)
Jarang = di beri skor 2 Sangat Jarang = di beri skor 1
b. KorelasiProduct Moment
Untuk menentukan seberapa erat hubungan antara satu variabel dengan varibel lainnya, peneliti menggunakan rumus KorelasiProduct Moment (Sanusi, 2003 :112) sebagai berikut :
rxy = n (∑xy) (∑x)(∑y) √[n ∑x 2 (∑x) 2 ] [n∑y 2 (∑y)²]
Dimana:
r = Koefisien korelasi
x = Nilai pada variabel bebas y = Nilai pada variabel terikat n = Jumlah sampel
untuk langkah selanjutnya yaitu menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut :
KP = r² x 100%
Dimana : KP = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi
(52)
c. Regresi Linear sederhana
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana untuk menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel dan memperkirakan nilai variabel tergantung berdasarkan nilai variabel bebas (Sanusi, 2003:117).
Pada umumnya regresi linear sederhana terdiri dari dua variabel yang mana satu variabel berupa variabel tergantung / terikat di beri simbol Y dan yang satunya lagi berupa variabel bebas yang diberi symbol X. Bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dengan persamaan matematik (Dajan, 1991 : 301) yaitu:
Keterangan :
X : Variabel independen (tayangan iklan Rexona Skin Light) Y : Variabel dependen (keputusan membeli oleh mahasiswa) a : Titik potong kurva terhadap sumbu Y (nilai Y bila X=0)
b : Kemiringan (slope) kurva linear yang menunjukkan besarnya perubahan nilai sebagai akibat dari perubahan setiap unit nilai X
Kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai koefisien regresi, yang bermanfaat untuk melakukan pengujian terhadap signifikansi koefisien regresi, (Sanusi, 2003 : 11) dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan yang mengacu
(53)
pada jawaban hipotesis maka dicari dengan alat uji statistik yaitu uji F dengan rumus :
F = MReg MRes
Jika Fhitung sudah diketahui hasilnya, maka langkah selanjutnya
yaitu membandingkan dengan nilai pada F tabel perbandingannya, dapat menggunakan uji kesalahan sebesar 5% dengan rumus : n2
Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nila Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan antara iklan Rexona Skin Light yang ditayangkan terhadap keputusan membeli.
b. Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel berarti ada pengaruh yang
signifikan antara iklan Rexona Skin Light yang ditayangkan terhadap keputusan membeli.
(1)
Menurut data yang telah diperoleh dari hasil survei yang dilakukan pada tanggal1617 Desember 2010 oleh peneliti kepada Mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2008, telah diperoleh sampel berjumlah 64 mahasiswi yang memenuhi kriteria, sebagai berikut :
1. Mahasiswi FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Pernah menonton tayangan iklan deodoran Rexona Skin Light. Sampel tersebut berjumlah di bawah 100 dan bersifat heterogen, maka peneliti tidak perlu melakukan pereduksian ukuran sampel, jadi total sampel untuk penelitian ini berjumlah 64 responden.
I.4 Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Uji Validitas dan Reabilitas di maksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu. Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan validitas konstruk (construct validity). Dimana validitas instrument ditentukan dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masingmasing butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total (Sanusi, 2003:53). Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah korelasi Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut :
(2)
Keterangan:
r = koefisien korelasi X = skor butir
Y = skor total butir
n = jumlah sampel (responden)
Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan internal consistency, yaitu dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh di analisis dengan teknik tertentu, metode ini di lakukan dengan rumus Alpha (Rianse, 2008 : 180), dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,6.
Keterangan:
r
11 = Reliabilitas Instrumenk
= Banyaknya butir pertanyaan dan banyaknya soal = Jumlah varian butir
= Varian total
I.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Pengumpulan datanya sering tidak memerlukan kehadiran peneliti, namun cukup diwakili oleh daftar pertanyaan (kuesioner)
(3)
diberikan kepada responden melalui beberapa cara antara lain: disampaikan langsung kepada responden, atau dikirim bersama sama dengan barang lain seperti paket, majalah dan lain lain, atau di sebar melalui teknologi komputer (Sanusi, 2003 : 97).
I.6 Teknik Analisis Data a. Skala Likert
Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2009 : 107).
Skala Likert lazimnya menggunakan 5 bobot skor dalam setiap item jawaban dari setiap instrumen pernyataan. Namun disini peneliti menggunakan hanya 4 bobot skor saja dalam penelitian.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif hingga negatif. Sebagai gambaran, peneliti memberikan 4 alternatif jawaban kepada responden, skala yang di gunakan 1 sampai 4. bobot skornya sebagai berikut :
Sangat Sering = di beri skor 4 Sering = di beri skor 3
(4)
Jarang = di beri skor 2 Sangat Jarang = di beri skor 1
b. KorelasiProduct Moment
Untuk menentukan seberapa erat hubungan antara satu variabel dengan varibel lainnya, peneliti menggunakan rumus KorelasiProduct Moment (Sanusi, 2003 :112) sebagai berikut :
rxy = n (∑xy) (∑x)(∑y) √[n ∑x 2 (∑x) 2 ] [n∑y 2 (∑y)²]
Dimana:
r = Koefisien korelasi
x = Nilai pada variabel bebas y = Nilai pada variabel terikat n = Jumlah sampel
untuk langkah selanjutnya yaitu menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut :
KP = r² x 100%
Dimana : KP = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi
(5)
c. Regresi Linear sederhana
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana untuk menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel dan memperkirakan nilai variabel tergantung berdasarkan nilai variabel bebas (Sanusi, 2003:117).
Pada umumnya regresi linear sederhana terdiri dari dua variabel yang mana satu variabel berupa variabel tergantung / terikat di beri simbol Y dan yang satunya lagi berupa variabel bebas yang diberi symbol X. Bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dengan persamaan matematik (Dajan, 1991 : 301) yaitu:
Keterangan :
X : Variabel independen (tayangan iklan Rexona Skin Light) Y : Variabel dependen (keputusan membeli oleh mahasiswa) a : Titik potong kurva terhadap sumbu Y (nilai Y bila X=0)
b : Kemiringan (slope) kurva linear yang menunjukkan besarnya perubahan nilai sebagai akibat dari perubahan setiap unit nilai X
Kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai koefisien regresi, yang bermanfaat untuk melakukan pengujian terhadap signifikansi koefisien regresi, (Sanusi, 2003 : 11) dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan yang mengacu
(6)
pada jawaban hipotesis maka dicari dengan alat uji statistik yaitu uji F dengan rumus :
F = MReg MRes
Jika Fhitung sudah diketahui hasilnya, maka langkah selanjutnya yaitu membandingkan dengan nilai pada F tabel perbandingannya, dapat menggunakan uji kesalahan sebesar 5% dengan rumus : n2
Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nila Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara iklan Rexona Skin Light yang ditayangkan terhadap keputusan membeli.
b. Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara iklan Rexona Skin Light yang ditayangkan terhadap keputusan membeli.