11
1. Determinasi Fase Perkembangan Mikrospora
Kuncup bunga dalam beberapa ukuran dipanen di pagi hari, selanjutnya diukur dan dicatat karakter morfologinya. Kuncup bunga dikelompokkan menjadi
enam tahapan perkembangan berdasarkan rasio panjang braktea terhadap panjang kuncup yaitu: 22,5; 23; 23,5; 24; 25; 26. Kisaran panjang kuncup berturut-
turut adalah: 2,5-3,0 mm; 3,0-3,5 mm; 3,5-4,0 mm; 4,0-5,0 mm; 5,0-5,5 mm; 5,5-6,0 mm. Penentuan rasio panjang braktea terhadap panjang kuncup disajikan
pada Gambar 2. Mikrospora yang terdapat di dalam antera dari masing-masing fase perkembangan kuncup tersebut dibuat preparat untuk pengamatan fase
perkembangannya. Fase perkembangan mikrospora yang diamati adalah mulai fase berinti tunggal awal, fase berinti tunggal tengah, fase berinti tunggal akhir,
fase berinti dua awal, fase polen dewasa, sampai polen tanpa inti. Pengamatan perkembangan mikrospora menggunakan teknik pengamatan di bawah
mikroskop flouresens dengan teknik pewarnaan inti sel menggunakan larutan pewarna 4,
6-diamidino-2-phenylindole DAPI Supena et al. 2006. Hubungan antara morfologi kuncup bunga dengan fase perkembangan mikrospora
merupakan studi awal untuk menentukan penanda morfologi bagi perkembangan mikrospora yang digunakan dalam percobaan selanjutnya.
Gambar 2 Penentuan rasio panjang braktea B terhadap panjang kuncup K pada
kuncup bunga kedelai. B
K
12
2. Uji Fase Perkembangan Mikrospora
Antera yang diuji adalah dari kuncup bunga dengan rasio panjang braktea terhadap panjang kuncup 22,5; 23; 23,5; 24; 25; 26 yang diharapkan
mengandung mikrospora pada fase berinti tunggal awal, fase berinti tunggal tengah, fase berinti tunggal akhir, fase berinti dua awal, dan fase polen dewasa.
Antera tersebut dikulturkan pada media dasar Nitsch Nitsch 1969 yang mengandung 20 gl maltosa Supena et al. 2006. Kultur diinkubasi pada suhu
dingin 4-9
o
C selama seminggu, selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang 25- 28
o
C sampai minggu keempat kultur dalam kondisi gelap. Fase perkembangan mikrospora yang responsif yang menghasilkan mikrospora dengan dua inti
vegetatif atau lebih dijadikan dasar untuk percobaan berikutnya.
3. Uji Media Dasar