Hukum Asuransi BAB 1 Pengantar Asuransi Jiwa

perusahaan asuransi jiwa harus menjamin tingkat bunga minimum. 5 Pembelian Asuransi Berjangka 1 Tahun; perusahaan asuransi memberikan pilihan untuk membeli asuransi berjangka satu tahun dengan memberikan dividen sebagai preminya. 6 Penghapusan Pembayaran Premi; polis asuransi distrukturisasi sedemikian rupa sehingga setelah polis diberlakukan selama jangka waktu tertentu, pemegang polis tidak perlu membayar sisa premi. 7 Akumulasi Nilai Tunai; dividen dapat diakumulasikan dengan nilai tunai yang diterima. Pilihan ini menghasilkan tambahan satu unit pendapatan untuk setiap tambahan satu unit nilai tunai. Batasan  Ada beberapa provisi dalam kontrak asuransi jiwa yang secara umum melindungi perusahaan asuransi jiwa terhadap tindakan merugikan dan ketidaksempurnaan pasar lainnya.  Sejumlah provisi untuk melindungi perusahaan asuransi jiwa terdiri dari: - Klausul Tindakan Bunuh Diri Jika Tertanggung melakukan tindakan bunuh diri saat polis belum berusia dua tahun, maka polis akan dibatalkan. Begitupun jika pemegang polis melakukan tindakan bunuh diri sebelum dua tahun sejak polis kembali berlaku baru dipulihkan. Dalam kasus-kasus seperti ini perusahaan asuransi jiwa tidak berkewajiban untuk membayar klaim, hanya mengembalikan seluruh premi yang telah dibayarkan. - Klausul Penundaan Klausul Penundaan memberikan hak pada perusahaan asuransi jiwa untuk menunda pembayaran klaim, atau pembayaran pinjaman hingga enam bulan setelah permohonan diajukan. Provisi ini tidak berlaku bagi pembayaran klaim kematian karena kecelakaan. Klausul ini ditujukan untuk melindungi perusahaan terhadap usaha-usaha penipuan atau kejahatan asuransi. - Klausul Pengecualian Klausul ini diciptakan untuk kepentingan profesi atau waktu yang secara khusus mengandung risiko. Ada dua jenis pengecualian, yaitu: pengecualian atas penerbangan non reguler dan pengecualian atas terjadinya peperangan.  Pengecualian atas penerbangan Pengecualian ini tercantum pada kontrak asuransi jiwa hanya untuk situasi tertentu, misalnya tertanggung berprofesi sebagai pilot militer atau menerbangkan pesawat penelitian.  Pengecualian atas peperangan Klausul ini secara lebih rinci dibagi ke dalam dua tipe klausul: o Klausul Status; perusahaan asuransi jiwa tidak diharuskan membayar klaim jika musibah kematian timbul saat tertanggung mengikuti wajib militer, tanpa pengecualian apapun atas penyebab kematian. o Klausul Akibat; perusahaan asuransi tidak diwajibkan untuk membayar klaim untuk kematian yang diakibatkan peperangan.

BAB 8 Hukum Asuransi

Agenda:  Esensi Kontrak  Ketentuan Kontrak  Aspek Hukum Kontrak Asuransi Jiwa Esensi Kontrak  Kontrak adalah perjanjian hukum yang mengikat dua pihak untuk melakukan suatu tindakan atau melakukan abstain.  Kontrak Asuransi Jiwa adalah perjanjian hukum yang mengikat pihak tertanggung insured dan pihak penanggung insurer. Berdasarkan kontrak tersebut, pihak penanggung perusahaan asuransi jiwa bersedia membayar sejumlah kompensasi dalam jumlah yang telah disepakati di dalam kontrak polis.  Sebuah kontrak dinyatakan sah apabila memenuhi empat persyaratan: - Kapasitas Legal Pihak-pihak yang disebutkan di dalam kontrak harus memiliki kapasitas legal dalam membuat sebuah kontrak. Contoh orang yang tidak memenuhi kapasitas legal dalam sebuah kontrak Asuransi Jiwa adalah:  Seseorang yang masih di bawah umur  Seseorang yang sedang berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang  Seseorang dengan keterbelakangan mental  Sekutu musuh pada masa perang - Perjanjian yang Saling Menguntungkan Sebuah perjanjian yang harus ditawarkan oleh satu pihak dan diterima oleh pihak lainnya pada satu kondisi yang sama. - Pertimbangan Klausul pertimbangan di dalam polis merupakan sebuah pernyataan sederhana yang menyebutkan bahwa pihak tertanggung telah melengkapi formulir permohonan dan membayar premi. - Tujuan Legal Sebuah kontrak dinyatakan sah apabila mempunyai tujuan legal, dan tidak bertentangan dengan kebijakan umum yang berlaku. Ketentuan Kontrak  Sebuah kontrak adhesi adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh satu pihak, yang ditawarkan atas pilihan take it or leave it sehingga pihak lain hanya mempunyai kesempatan yang kecil untuk melakukan tawar-menawar atau mengajukan provisi.  Kontrak adhesi biasanya memiliki provisi yang panjang dan dalam bentuk yang kecil, serta ditulis dengan bahasa yang sulit.  Polis asuransi jiwa biasanya menggunakan kontrak adhesi karena dibuat oleh satu pihak pihak penanggunginsurer dan ditawarkan tanpa konsumen mempunyai hak untuk melakukan perubahan.  Sebuah kontrak asuransi jiwa memiliki empat ketentuan hukum dasar, yaitu: 1 Doktrin Contra Proferentem Doktrin ini menyatakan bahwa jika suatu perdebatan muncul karena hal yang ambigu di dalam bahasa kontrak, perdebatan tersebut harus diselesaikan dengan keuntungan pihak tertanggung insured. Dalam persidangan yang melibatkan kontrak asuransi jiwa, pihak pengadilan biasanya cenderung untuk menginterpretasikan keambiguitasan tersebut untuk keuntungan pihak tertanggung, dengan asumsi bahwa pihak penanggung seharusnya dapat menulis kontrak lebih baik. 2 Doktrin Niat Baik dan Keadilan Doctrine of Good Faith and Fair Dealing Doktrin ini menegaskan bahwa setiap pihak yang terlibat di dalam kontrak dilarang untuk melanggar hak dan kepentingan pihak lainnya. Doktrin ini berlaku saat pihak penanggung melakukan tindakan yang tidak adil terhadap pihak tertanggung. Dengan kata lain, pihak penanggung harus selalu ingat bahwa kepentingan pihak tertanggung adalah perihal pembayaran klaim. 3 Doktrin Harapan Reasonable Expectations Doctrine Doktrin ini digunakan pengadilan untuk menginterpretasikan bahasa polis. 4 Keberpihakan Unconscionability Doktrin ini menegaskan bahwa ketidakadilan atau keberpihakan pada satu pihak di sebuah kontrak asuransi jiwa tidak dapat ditolerir, atau keabsahannya dibatasi oleh pengadilan sehingga provisi yang ada tetap adil dan tidak berat sebelah. Aspek Hukum Kontrak Asuransi Jiwa  Aspek hukum kontrak asuransi jiwa terdiri dari: 1 Utmost Good Faith niat baik Adalah merupakan tugas pihak penanggung dan pihak tertanggung untuk menerapkan niat baik good faith atau dalam bahasa latin disebut Uberrima Fides di antara satu sama lain, dan memberikan informasi secara terbuka. Seseorang yang mempunyai insurable interest pada pihak lain akan mengalami kerugian finansial ataupun kerugian lainnya apabila pihak lain tersebut mengalami musibah. Setiap orang dianggap memiliki insurable interest atas dirinya sendiri, termasuk terhadap pasangan hidup dan keluarganya. 3 Conditional Kontrak asuransi jiwa memiliki persyaratan. Pihak penanggung terikat janji untuk membayar kompensasi apabila persyaratan-persyaratan tertentu telah terpenuhi. 4 Unilateral Kontrak asuransi jiwa pada dasarnya bersifat sepihak. Hanya satu pihak saja, pihak penanggung, yang mempunyai janji legal yang harus dilaksanakan. Pihak tertanggung tidak dapat dipaksa secara legal untuk membayar premi. 5 Aleatory Dalam kasus pihak tertanggung meninggal dunia setelah membauar satu kali premi, ahli waris akan mendapatkan ganti rugi penuh. Sebaliknya perusahaan asuransi jiwa dapat memperoleh uang yang lebih besar dari hasil premi ketimbang uang ganti rugi yang harus dibayarkannya. 6 Personal Kontrak asuransi jiwa bersifat pribadi. Orang pasti memiliki insurable interest dalam dirinya sendiri, tetapi mungkin orang tersebut bukan insurable interest orang lain. Jadi kontrak asuransi jiwa tidak dipindahkan ke orang lain. 7 Valued Di bawah kontrak asuransi jiwa, penanggung setuju untuk membayar sejumlah kompensasi saat kerugian timbul. Jumlah yang dibayarkan kepada ahli waris tersebut mungkin memiliki atau tidak memiliki hubungan dengan jumlah kuantitatif dari kerugian yang timbul akibat kematian tertanggung.

BAB 9 Investasi