BAB 7 Provisi
Agenda: Bentuk Polis
Provisi dan Klausul-klasusulnya Fleksibilitas Provisi bagi Pemegang Polis
Batasan
Bentuk Polis
Setiap polis wajib mencantumkan ketentuan umum, yakni keterangan mengenai fitur dasar yang umumnya berlaku dalam semua polis asuransi jiwa tradisional maupun unit link.
Ketentuan umum pada polis memuat informasi mengenai:
Keseluruhan kontrak
Perjalanan, tempat tinggal dan pekerjaan
Tenggang waktu grace period
Usia
Bunuh diri
Klausul masa uji Incontestability
Pemulihan Reinstatement
Masa bebas lihat Free Look Period
Pilihan non-pinalti Non-Forfeiture Option, juga Automatic Non-Forfeiture Priveledge untuk polis yang memiliki nilai tunai saja
Ketentuan berikut ini hanya berlaku untuk Unit Link:
Alokasi unit
Manfaat
Biaya administrasi
Potongan bulanan
Perpindahan dana
Perubahan-perubahan alokasi
Dana-dana Perubahan dapat terjadi saat adanya:
Penambahan atau penghapusan asuransi tambahan sesudah polis terbit
Pengecualian yang berlaku pada polis
Pemindahan hak polis
Dll
Jika pemegang polis berhenti membayar premi, maka polis dinyatakan BATAL. Jika pemegang polis ingin membatalkan polisnya, lakukan hal-hal berikut ini:
- Ingatkan kembali apa untungnya mempertahankan polis
- Jelaskan ruginya jika melepaskan polis
Belum tentu proposalnya diterima di asuransi yang baru
Kehilangan momentum sesudah sekian tahun dengan nilai tunai yang ada
Ia akan dikenakan biaya medical lagi
Karena usia bertambah maka manfaat yang diperoleh akan berubah lebih kecil
Untuk memulihkan polis akan diperlukan dokumen-dokumen tambahan
- Membuat bebas premi
- Menjadi Extended Term Insurance
- Pinjaman premi otomatis
- Menurunkan besar manfaatnya menurunkan uang pertanggungan
- Mengubah frekuensi pembayaran premi tahunan menjadi bulanan
Provisi dan Klausul-klausulnya Provisi adalah ketentuan-ketentuan, hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak agar mempunyai
aturan yang jelas. Perlindungan terhadap pemegang polis mengacu kepada Ketentuan Menteri Keuangan Pasal 8 No. 422KMK.062003
tanggal 30 September 2003 Delapan ketentuan untuk melindungi pemegang polis:
Klausul Kontrak Keseluruhan Entire Contract Clause
Klausul ini melindungi pemegang polis dengan tidak memperbolehkan perusahaan asuransi mencantumkan aturan prosedural dalam polis jika informasi mengenai tertanggung diperoleh tidak didasarkan fakta yang nyata.
Klausul yang Tidak Perlu Diragukan Incontestable Clause
Klausul ini memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa kekeliruan kecil yang dilakukan pemohon, tidak akan dijadikan alasan penolakan klaim di kemudian hari.
Klausul Masa Tenggang Grace Period
Provisi ini menyebutkan bahwa pihak perusahaan asuransi akan menerima pembayaran premi untuk jangka waktu tertentu setelah tanggal jatuh tempo, dimana polis masih memiliki kekuatan hukum.
Selama masa ini, pihak perusahaan asuransi: o
Diharuskan menerima pembayaran premi walaupun secara teknis telah melewati tenggat waktu; dan o
Mungkin tidak membutuhkan bukti jaminan sebagai syarat penerimaan premi.
Klausul Non-DendaPenebusan Non-Forfeiture Clause
Pilihan dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis untuk polis-polis yang telah memiliki nilai tunai seperti: o
Pilihan nilai tunai; o
Pilihan polis bebas premi; o
Perpanjangan jangka waktu asuransi o
Automatic non-forfeiture provisionautomatic premium loan
Klausul Pemulihan Reinstatement Clause
Klausul ini memberikan hak pada pemegang polis untuk memulihkan polis yang telah lewat jangka waktunya dengan syarat-syarat tertentu. Terdapat dua syarat penting dalam hal ini:
1 Kelengkapan bukti jaminan
2 Pembayaran premi yang telah melewati tanggal jatuh tempo
Provisi Kekeliruan dalam Penyebutan Umur atau Jenis Kelamin Misstatement of Age or Sex Provision
Provisi ini menyebutkan jika terdapat kesalahan dalam penulisan umur tertanggung, maka nilai yang diasuransikan akan disesuaikan dengan premi yang seharusnya ditanggung jika tidak terdapat kesalahan dalam penulisan umur.
Provisi yang Dapat Diperbaharui Renewal Provision
Polis asuransi jiwa dapat diperpanjang. Dengan demikian, premi maksimum yang dijamin dapat dikenakan penambahan premi oleh perusahaan asuransi jiwa.
Free Look Provision
Pemegang polis memiliki waktu tertentu sejak ia meminta polis untuk memeriksanya dan mengambil keputusan. Hak umum pemegang polis:
- Dapat menentukan penerima manfaat
- Dapat menentukan dan mengubah frekuensi pembayaran premi
- Dapat memilih cara manfaat asuransi dibayar
- Dapat meminjam uang dari polis
- Dapat menerima nilai tebus secara tunai
- Dapat memindahkan hak-hak polis
Fleksibilitas Provisi bagi Pemegang Polis
Provisi yang memberikan fleksibilitas pada pemegang polis diperlihatkan sebagai berikut: -
Klausul Ahli Waris
Klausul Ahli Waris menyebutkan bahwa pemegang polis dapat menunjuk Orang atau Institusi untuk menerima manfaat pertanggungan atas risiko yang terjadi.
Klausul dibedakan atas jenis penunjukkannya, yaitu: 1
Ahli Waris Pertama; pihak yang disebut pertama kali untuk menerima kompensasi ketika pemegang polis
meninggal dunia 2
Ahli Waris Ke Dua; pihak yang disebut untuk menerima ganti rugi jika ahli waris pertama meninggal saat
tertanggung meninggal dunia. -
Bentuk Pembayaran Klaim
Kompensasi dapat dibayarkan dalam beberapa bentuk: 1
Tunai; sebagian besar klaim kematian dibayarkan dalam bentuk uang tunai.
2
Bunga; hasil dari pendapatan akan tetap dimiliki oleh perusahaan dan hanya bunga yang diperoleh yang akan
dibayarkan pada ahli waris dengan dasar pilihan periode tetap pembayaran selama jangka waktu tertentu atau pilihan jumlah tetap pembayaran dalam jumlah tertentu hingga pokok dan bunga habis.
3
Pilihan Penghasilan Tunggal; menguangkan pokok dan bunga yang bertujuan untuk penghasilan tunggal.
4
Jiwa Bersama; pembayaran asuransi jiwa akan terus berlanjut sampai sekurang-kurangnya salah satu dari kedua
ahli waris anuitas masih hidup. 5
Jiwa Murni; pembayaran hanya akan dilakukan selama ahli waris pertama masih hidup.
6
Jangka Waktu Tetap; pembayaran dilakukan selama ahli waris pertama masih hidup, namun jika ahli waris
pertama meninggal dunia sebelum waktu yang ditentukan, pembayaran dilanjutkan kepada ahli waris yang kedua hingga akhir periode yang ditentukan.
-
Klausul Penunjukkan Kepemilikan Polis; pemegang polis asuransi dapat mengalihkan kepemilikannya kepada pihak
lai . Pe galiha i i dise ut Pe u jukka . Ada dua jenis penunjukkan:
1
Penunjukan Absolut; merupakan pengalihan penuh seluruh hak-hak yang dimiliki seorang pemegang polis yang
tercantum dalam polisnya kepada orang lain. 2
Penunjukkan dengan Jaminan; merupakan bentuk pengalihan sementara dari sebagian hak-hak kepemilikan
kepada orang lain. -
Pilihan Pembayaran Nilai Tunai
Pemegang Polis yang ingin membatalkan polis asuransinya yang telah memiliki nilai tunai, diberikan pilihan untuk menerima nilai tunai tersebut dalam beberapa cara, yaitu:
Secara tunai
Dengan nilai yang lebih rendah
Asuransi dengan jangka waktu yang diperpanjang, untuk nominal sama dengan polis
-
Klausul Pinjaman Polis
Dengan klausul ini, perusahaan asuransi wajib menyediakan fasilitas pinjaman kepada pemegang polis, dengan syarat- syarat tertentu.
Jika tertanggung meninggal dunia, pinjaman tersebut dibayarkan kembali dengan mengurangi jumlah pinjaman dari pendapatan asuransi jiwa tertanggung.
-
Pilihan Pembayaran Dividen
Secara umum, pilihan dividen dari asuransi jiwa diantaranya adalah: 1
Pembayaran Tunai; perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang polis setiap tahun
2
Pembayaran Premi; dividen yang seharusnya dibayarkan kepada pemegang polis digunakan untuk membayar
premi berikutnya. 3
Pembayaran Pembelian Asuransi Tambahan; pilihan ini memberikan keuntungan bagi pemegang polis untuk
membeli asuransi tambahan dengan menggunakan dividen sebagai preminya.
perusahaan asuransi jiwa harus menjamin tingkat bunga minimum. 5
Pembelian Asuransi Berjangka 1 Tahun; perusahaan asuransi memberikan pilihan untuk membeli asuransi
berjangka satu tahun dengan memberikan dividen sebagai preminya. 6
Penghapusan Pembayaran Premi; polis asuransi distrukturisasi sedemikian rupa sehingga setelah polis
diberlakukan selama jangka waktu tertentu, pemegang polis tidak perlu membayar sisa premi. 7
Akumulasi Nilai Tunai; dividen dapat diakumulasikan dengan nilai tunai yang diterima. Pilihan ini menghasilkan
tambahan satu unit pendapatan untuk setiap tambahan satu unit nilai tunai.
Batasan
Ada beberapa provisi dalam kontrak asuransi jiwa yang secara umum melindungi perusahaan asuransi jiwa terhadap tindakan merugikan dan ketidaksempurnaan pasar lainnya.
Sejumlah provisi untuk melindungi perusahaan asuransi jiwa terdiri dari: -
Klausul Tindakan Bunuh Diri
Jika Tertanggung melakukan tindakan bunuh diri saat polis belum berusia dua tahun, maka polis akan dibatalkan. Begitupun jika pemegang polis melakukan tindakan bunuh diri sebelum dua tahun sejak polis kembali berlaku baru
dipulihkan. Dalam kasus-kasus seperti ini perusahaan asuransi jiwa tidak berkewajiban untuk membayar klaim, hanya mengembalikan seluruh premi yang telah dibayarkan.
-
Klausul Penundaan
Klausul Penundaan memberikan hak pada perusahaan asuransi jiwa untuk menunda pembayaran klaim, atau pembayaran pinjaman hingga enam bulan setelah permohonan diajukan. Provisi ini tidak berlaku bagi pembayaran
klaim kematian karena kecelakaan. Klausul ini ditujukan untuk melindungi perusahaan terhadap usaha-usaha penipuan
atau kejahatan asuransi.
-
Klausul Pengecualian
Klausul ini diciptakan untuk kepentingan profesi atau waktu yang secara khusus mengandung risiko. Ada dua jenis
pengecualian, yaitu: pengecualian atas penerbangan non reguler dan pengecualian atas terjadinya peperangan.
Pengecualian atas penerbangan Pengecualian ini tercantum pada kontrak asuransi jiwa hanya untuk situasi tertentu, misalnya tertanggung
berprofesi sebagai pilot militer atau menerbangkan pesawat penelitian.
Pengecualian atas peperangan Klausul ini secara lebih rinci dibagi ke dalam dua tipe klausul:
o
Klausul Status; perusahaan asuransi jiwa tidak diharuskan membayar klaim jika musibah kematian timbul saat
tertanggung mengikuti wajib militer, tanpa pengecualian apapun atas penyebab kematian. o
Klausul Akibat; perusahaan asuransi tidak diwajibkan untuk membayar klaim untuk kematian yang
diakibatkan peperangan.
BAB 8 Hukum Asuransi