Selain dismenore, yang termasuk gangguan menstruasi yang terjadi karena keadaan patologis yang berhubungan dengan mesntruasi adalah premenstrual tension,
mastodinia, dan mittelschmerz.Premenstrual tension merupakan keluhan yang mulai terjadi karena ketidakseimbangan estrogen dan progesteron menjelang menstruasi.
Keluhan-keluhan ini dapat terjadi dari gangguan emosional, insomnia, gelisah, merasa tertekan, cepat marah, sakit kepala dan gangguan konsentrasi.
Mastodinia merupakan gangguan yang terjadi sebelum menstruasi dimana terjadi pembengkakan dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. Ini disebabkan
oleh peningkatan estrogen sehingga terjadi retensi air atau garam yang terjadi pada payudara sehingga ujung syaraf tertekan.
Mittelschmerz merupakan rasa sakit saat ovulasi yang terjadi di bagian bawah abdomen. Perdarahan ini terjadi karena pecahnya folikel Graff, dapat disertai
perdarahan, lamanya sekitar beberapa jam sampai 2-3 hari.
5,27
2.1.2. Klasifikasi Dismenore
a. Dismenore Primer
Dismenore primer merupakan dismenore yang paling umum terjadi pada wanita.
Dismenore Primer disebabkan oleh peningkatan produksi
prostglandin.
29
Dismenore primer umumnya terjadi 2 tahun setelah menstruasi pertama dan berlangsung sebelum atau sesudah menstruasi selama 2-3 hari.
8,30
b. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder pada umumnya terjadi akibat dari kelainan struktural serviks atau uterus, benda asing seperti alat kontrasepsi dalam rahim IUD,
endometriosis atau endometritis. Endometriosis merupakan suatu kondisi dimana
Universitas Sumatera Utara
implantasi jaringan endometrium ditemukan pada lokasi ektopik dalam rongga peritonium.
31
2.1.3. Gejala Dismenore
Gejala dismenore primer biasanya dimulai 6-12 bulan setelah menarche, pada saat ovulasi mulai terjadi. Nyeri digambarkan sebagai nyeri kram, rasa tidak nyaman
pada abdomen bagian bawah, yang mulai beberapa jam setelah menstruasi. Nyeri biasanya berlangsung selama 1 atau 2 hari. Gejala yang menyertainya berupa sakit
kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri punggung.
28,32,33
Gejala dismenore sekunder cenderung terjadi tidak berhubungan dengan menarche. Penyebab yang sering terjadi adalah endometriosis.
28,32
Selain itu, dapat juga disebabkan oleh infeksi pelvis, kehamilan intrauteri atau ekstrauteri, dan
pemakaian IUD.
34
Gejala khas dari dismenore sekunder adalah nyeri hebat saat menstruasi; lokasi spesifiknya tergantung pada tempat implantasi.
31
2.1.4. Etiologi Dismenore
Dismenore primer terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam jumlah tinggi.
a. Dibawah pengaruh progesteron selama fase luteal siklus menstruasi,
endometrium yang mengandung prostaglandin meningkat, mencapai tingkat maksimum pada awitan menstruasi
b. Prostaglandin menyebabkan kontaksi miometrium yang kuat dan mampu
menyempitkan pembuluh darah, meng akibatkan iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan, dan nyeri.
Universitas Sumatera Utara
Dismenore sekunder disebabkan kondisi : a.
Endometriosis b.
Penyakit radang panggul c.
Perdarahan uterus disfungsional d.
Maladaptasi pemakainan AKDR e.
Kanker ovarium atau uterus
35
2.1.5. Faktor Resiko Dismenore
Ada beberapa faktor risiko yang dapat dihubungkan dengan dismenore:
a. Usia
Menarche
Menarche adalah permulaan periode menstruasi yang dimulai pada usia rata- rata 12,8 tahun.
36
Umumnya menarche terjadi pada usia 12 - 13 tahun. Menarche yang terjadi lebih awal dari usia normal dimana alat reproduksi belum siap untuk
mengalami perkembangan dan juga masih terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa sakit ketika mengalami menstruasi.
37
Hasil penelitian Desriani pada tahun 2013 dimana terdapat 37 orang 41,11 responden dengan kategori usia
menarche cepat yang mengalami dismenore primer. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan signifikan p = 0,009 antara usia menarche dini dengan kejadian
dismenore primer pada siswi kelas VIII SMPN 6 Gorontalo.
24
b. Lama Menstruasi
Lama menstruasi normal adalah 4-7 hari dengan jumlah darah 30-80 mL.
38
Menstruasi yang lama menyebabkan kontraksi otot uterus yang berlebihan dalam fase sekresi sehingga produksi hormon prostaglandin berlebihan yang akhirnya
menimbulkan rasa nyeri ketika menstruasi.
24
Hasil uji statistik dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
uji chi square pada penelitian Frenita diperoleh nilai p=0,046 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore. Rasio
prevalens siswi dengan lama menstruasi ≥ 7 hari dan 7 hari adalah 1,158 0,746 –
0,999. Yang berarti siswi dengan lama menstruasi ≥ 7 hari kemungkinan berisiko
mengalami dismenore 1,2 kali lebih besar daripada siswi dengan lama menstruasi 7 hari.
26
c. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi normal adalah 25 – 32 hari.
39
Dalam setiap siklus menstruasi terdapat empat fase utama yaitu sebagai berikut :
1. Fase Menstruasi
Apabila ovum tidak mengalami fertilisasi, maka ovum tersebut akan mati dalam waktu 12-24 jam. Endometrium dilepaskan bersama darah menstruasi,
pembuluh-pembuluh darah menyempit karena adanya jaringan endometrium yang mengalami kongesti pembengkakan. Pada fase ini hormon-hormon ovarium berada
pada kadar paling rendah. Hari pertama siklus menstruasi merupakan hari pertama perdarahan endometrium. Fase ini berlangsung sekitar 3-5 hari.
2. Fase Regenerasi
Fase ini dimulai pada hari keempat menstruasi dimana endometrium uterus mengelupas sampai lamina basalis dan mula-mula kenaikan kadar estrogen
menghambat hormon pemacu folikel FSH. Pada kejadian normal,semua folikel tidak bisa matur dan akan mengalami degenerati.folikel yang mampu bertahan hidup
mencapai diameter 1,5-2 cm dan akan muncul pada permukaan ovarium. Apabila
Universitas Sumatera Utara
lamanya siklus menstruasi wanita lebih pendek dari 28 hari, maka yang bervariasi adalah fase regenerasinya.
3. Fase Poliferasi
Pada fase poliferasi lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya sehingga berkelok-kelok. Lapisan atasnya tempat saluran
kelenjarnya lebih kompak disebut “stratum kompakta”. Sedangkan lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok, menjadi lebih longgar disebut “stratum
Spongiosa”. Stadium poliferasi berlangsung sejak hari ke-5 sampai hari ke-14 dan tebal endometrium sekitar 3,5 cm.
4. Fase Sekretoris Pra menstruasi
Folikel yang telah pecah disebut sebagai Corpus luteum, dirangsang oleh LH dari glandula pituitaria anterior. Corpus luteum mulai membesar dan menghasilkan
progesteron dengan jumlah yang makin meningkat. Pada fase ini, uterus mengalami pertumbuhan sekretoris seperti : endometrium menjadi lebih tebal dan lebih
berongga, vaskularisasi meningkat, terjadi peningkatan aktivitas kelenjar-kelenjar sekretoris dan terjadi deposisi garam mineral dan glukosa.Fase ini berlangsung sejak
hari ke-14 sampai 28 hari.
7, 40,41
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Siklus Menstruasi
42
d. Kebiasaan Olahraga