Proporsi Prevalence Kejadian Dismenore Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan Dismenore

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Analisis Univariat

5.1.1. Proporsi Prevalence Kejadian Dismenore

Gambar 5.1. Diagram Pie Proporsi Prevalens Kejadian Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 Berdasarkan gambar 5.1. dapat dilihat bahwa proporsi prevalens dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 adalah 85,9. Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering terjadi pada wanita dimana terjadi karena keadaan patologis yang berhubungan dengan menstruasi. 5 Gejala dismenore yang biasa terjadi adalah nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang terjadi selama menstruasi. 8 Dismenore dibedakan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer terjadi karena produksi prostaglandin yang lebih besar sehingga menyebabkan kontraksi uterus, iskemia uterus, dan nyeri pelvis. Dismenore sekunder terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti endometriosis, salfingitis, 85,9 14,1 Kejadian Dismenore Dismenore Tidak Dismenore Keterangan Universitas Sumatera Utara dan kelainan duktus. 8 Dismenore yang sering terjadi pada siswi SMA adalah dismenore primer. Hal ini sesuai dengan penelitian Andi di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone pada tahun 2012 dimana diperoleh 87,1 remaja putri mengalami dismenore. 23 Dan hasil penelitian Fersta tahun 2013 pada SMA Kristen I Tomohon, dengan menggunakan desain cross sectional menunjukkan 91,7 remaja putri mengalami dismenore. 49

5.1.2. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan Dismenore

Gambar 5.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Derajat Kesakitan Dismenore di SMA Negeri 2 Medan Tahun 2014 Pada gambar 5.2. dapat dilihat bahwa berdasarkan derajat kesakitan dismenore, proporsi responden tertinggi ada pada derajat kesakitan ringan 79,1 dan yang terendah pada derajat kesakitan sedang 8,2. Derajat kesakitan dismenore tiap orang berbeda-beda dan gejala yang dirasakan juga berbeda. Derajat kesakitan ringan ditandai dengan terjadi sejenak, dapat segera pulih, tidak memerlukan obat, rasa nyeri hilang sendiri, dan tidak mengganggu pekerjaan sehari- 79,1 12,7 8,2 Derajat Kesakitan Ringan Berat Sedang Keterangan Universitas Sumatera Utara hari. Derajat kesakitan sedang ditandai dengan memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Derajat kesakitan berat ditandai dengan rasa sakit yang hebat sehingga tidak mampu melakukan tugas harian, memerlukan istirahat, memerlukan obat dengan intensitas tinggi, dan diperlukan tindakan operasi karena mengganggu menstruasi. 4 Hal ini sesuai dengan penelitian Asmika tahun 2013 yang menunjukkan 100 mahasiswi Universitas Brawijaya mengalami dismenore dengan derajat kesakitan ringan 15,38, sedang 63,46, dan berat 21,15. 25 Dan hasil penelitian Novia tahun 2012 menunjukkan 84,4 siswi di SMA St. Thomas 1 Medan mengalami dismenore dengan derajat kesakitan ringan 46,7, sedang 30,0, dan berat 23,3. 22

5.1.3. Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Umur