Sungkai Peronema canescens Jack.

o Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus o Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri self purning Jabon merupakan pohon yang menghuni hutan sekunder di daerah tropis, yaitu mulai dari Nepal, Bangladesh, India, Sri Lanka, Burma, Indo-cina, Cina Selatan, Thailand, ke arah timur melalui Malaysia, sampai Papua Nugini Soerianegara dan Lemmens 1994. Pohon jabon merupakan jenis pohon yang dapat digunakan untuk pohon ornamental dan naungan atau untuk reforestasi dan agroforestri, sedangkan kayunya dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan, diantaranya adalah untuk korek api, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak-anak, venir, kayu lapis, pulp dan kertas, kayu lamina, serta konstruksi darurat yang ringan, obat tradisional daun dan kulit kayu, serta bunga dan buahnya dapat dimakan Soerianegara dan Lemmens 1994.

2.2 Sungkai Peronema canescens Jack.

Sungkai Peronema canescens Jack. termasuk suku verbeneceae yang dikenal dengan nama daerah jati seberang atau kisabrang. Bentuk batang sungkai lurus dengan parit kecil, tetapi kadang-kadang bentuk batangnya jelek akibat serangan hama pucuk, kulit luarnya berwarna abu-abu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kulit luar penampangnya berwarna kuning, coklat atau merah muda. Rantingnya penuh bulu-bulu Badan Litbang Departemen Kehutanan, 1994. taksonomi dari kayu sungkai, sebagai berikut : Kingdom : Plantae tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta berpembuluh Superdivisio : Spermatophyta menghasilkan biji Divisio : Magnoliophyta berbunga Kelas : Dicotyledoneae berkeping duadikotil Sub-kelas : Asteridae Ordo : Lamiales Familia : Verbenaceae Genus : Sungkai Spesies : Peronema canescens Jack. Ciri lainnya adalah bunga dalam kedudukan malai, cabangnya lebar-lebar dan letaknya berpasangan, panjang 20 - 40 cm. Bunga letaknya hampir duduk, kelopak bunga agak tertutup rapat dan berbulu. Ukurannya ½ mm – 2 mm, warnanya hijau pada pangkal Badan Litbang Departemen Kehutanan, 1994. Sungkai sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk kedalam famili Verbenaceae. Pohon sungkai tersebar di daerah Jambi, Bengkulu, Sumatera bagian Selatan dan Barat, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis dengan tipe curah hujan A sampai C, pada tanah kering atau sedikit basah dengan ketinggian sampai 600 m diatas permukaan laut. Tinggi pohon mencapai 20 – 30 m panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kayu teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah serat lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat Martawijaya et al. 1989. Kegunaan kayu sungkai cocok untuk rangka atap, karena ringan dan cukup kuat. Selain itu dipakai juga untuk tiang rumah dan bangunan jembatan. Garis- garis indah mungkin baik untuk vinir mewah, kabinet dan sebagainya. Kayunya mempunyai berat jenis 0,62 dan termasuk kelas kuat II – III serta kelas awet III. Tanaman sungkai berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan Maret – Juni. Tiap kilogram biji berisi 262.000 butir Martawijaya et al. 1989.

2.3 Akasia Mangium Acacia Mangium Wild.