Jabon Anthocephalus cadamba Roxb.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jabon Anthocephalus cadamba Roxb.

Jabon Anthocephalus cadamba Roxb. merupakan jenis pohon cepat tumbuh dengan nama dagang Kadam, termasuk dalam suku Rubiaceae. Nama daerah jabon lainnya antara lain jabun, hanja, kalempeyan, kelampaian Jawa; galupai, galupai bengkal, harapean, johan, kelampi, kiuna, lampain, pelampaian, selampaian, serubanaik Sumatra; tawa telan, tuneh, tuwak Kalimantan; suge nanai, pekaung, toa Sulawesi; kelapan, mugawe, sencari NTB; aparabire, masarambi Papua Barat Dallwitz et al. 1995. Adapun klasifikasi taksonomi jenis ini adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta berpembuluh Superdivisio : Spermatophyta menghasilkan biji Divisio : Magnoliophyta berbunga Kelas : Dicotyledoneae berkeping duadikotil Sub-kelas : Rosidae Ordo : Rubiales Familia : Rubiaceae Genus : Anthocephalus Spesies : Anthocephalus cadamba Roxb. Jabon Anthocephalus cadamba Roxb. merupakan jenis tanaman yang sedang dikembangkan karena jenis ini termasuk jenis cepat tumbuh dengan daur yang relatif singkat dengan riap diameter tahunan yang relatif tinggi sebesar 7 cmtahun sampai tanaman berumur 6-8 tahun, dan akan menurun menjadi 3 cmtahun sampai tanaman berumur 20 tahun. Rata-rata riap volumetahun adalah 10-26 m³tahun Pratiwi 2003. Jabon umumnya tumbuh pada tanah aluvial lembab di pinggir sungai dan di daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Dapat tumbuh dengan baik di tanah liat, tanah lempung podzolik coklat, tanah tuf halus, atau tanah berbatu yang tidak sarang non-porous. Jabon tumbuh pada ketinggian 0-1000 m dpl dengan tipe curah hujan A-D dan suhu rata-rata 20-32°Ctahun Martawijaya et al. 1992. Warna kayu teras Jabon berwarna putih, kayu gubal tidak dapat dibedakan dari kayu teras, teksturnya agak halus sampai agak kasar, arah seratnya Lurus, sedangkan kesan raba permukaan kayunya licin atau agak licin. Pori pada kayu Jabon bergabung dua sampai tiga dalam arah radial, jarang soliter, diameter 130- 220µ, frekuensi 2-5mm², parenkimnya agak jarang seringkali 2-3 garis bersambungan dalam arah tangensial diantara jari-jari, dan bersinggungan dengan pori, sedangkan jari-jarinya uniseriat, tinggi 580µ, lebar 44µ, frekuensi 2-3mm, panjang seratnya 1979µ, diameter 54µ, tebal dinding 3,2µ, dan diameter 47,6µ Martawijaya et al. cetakan pertama 1989, cetakan kedua 2005. Kayu Jabon mempunyai BJ 0,42 0,29-0,56, kelas kuat III-IV, penyusutan sampai KA 12 adalah 3,0 R dan 6,9 T, sedangkan kadar selulosanya mencapai 52,4, lignin 25,4, pentosan 16,2, abu 0,8, silika 0,1. Kelarutannya alkohol-benzena 4,7; air dingin 1,6; air panas 3,1; NAOH 1 sebesar 18,4, nilai kalornya 4.731 calg. Kayu Jabon termasuk kelas awet V dan kelas keterawetan sedang berarti kayu Jabon tergolong tidak awet pada kondisi terbuka dan bersentuhan dengan tanah, sedangkan pada kondisi tertutup kayu mempunyai ketahanan sedang, namun kayu jabon mudah digergaji, dapat dibentuk, dibuat lubang persegi, dan diamplas dengan hasil yang baik, sedangkan penyerutan, pemboran, dan pembubutan hanya memberikan hasil yang sedang. Kayu jabon termasuk mudah dikeringkan dengan sedikit cacat berupa pecah dan retak ujung serta sedikit mencekung, Perekatan venir kayu jabon dengan UF menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standar Indonesia, Jepang, dan Jerman Martawijaya et al. cetakan pertama 1989, cetakan kedua 2005. Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan oleh Soerianegara dan Lemmens 1994, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah: o Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cmtahun o Masa produksi jabon yang singkat hanya 4 – 5 tahun o Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus o Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri self purning Jabon merupakan pohon yang menghuni hutan sekunder di daerah tropis, yaitu mulai dari Nepal, Bangladesh, India, Sri Lanka, Burma, Indo-cina, Cina Selatan, Thailand, ke arah timur melalui Malaysia, sampai Papua Nugini Soerianegara dan Lemmens 1994. Pohon jabon merupakan jenis pohon yang dapat digunakan untuk pohon ornamental dan naungan atau untuk reforestasi dan agroforestri, sedangkan kayunya dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan, diantaranya adalah untuk korek api, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak-anak, venir, kayu lapis, pulp dan kertas, kayu lamina, serta konstruksi darurat yang ringan, obat tradisional daun dan kulit kayu, serta bunga dan buahnya dapat dimakan Soerianegara dan Lemmens 1994.

2.2 Sungkai Peronema canescens Jack.