Penerimaan Biaya Pendapatan Pendapatan Petani Padi Sawah

Pendapatan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

4. Penerimaan

TR = Y . Py Keterangan: TR Total Revenue = Total Penerimaan Rp Y = Jumlah Produksi Padi Sawah Kg Py = Harga Jual Padi Sawah Rp

5. Biaya

TC = FC + VC Keterangan: TC Total Cost = Jumlah Biaya Rp FC Fixed Cost = Biaya Tetap Rp VC Variable Cost = Biaya Tidak Tetap Rp

6. Pendapatan

I = TR-TC Keterangan: I Income = Pendapatan Rp TR Total Revenue = Total Penerimaan Rp TC Total Cost = Jumlah Biaya Rp Tabel 28. Perbandingan Penerimaan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Petani Tualang Petani Melati II Luas Lahan rante 14,35 15,4 Produksi Per Musim Tanam kg 3.798 4.070 Harga Jual Rp 4.285 4.275 Penerimaan Rp 16.314.250 17.305.750 Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 31 Dari Tabel 22, diketahui bahwa produksi padi sawah petani Tualang sebanyak 3.798 kg dengan harga jual Rp 4.285 maka diperoleh penerimaan sebesar Rp 16.314.250. Sedangkan produksi padi sawah petani Melati II sebanyak 4.070 kg dengan harga jual Rp 4.275 maka diperoleh penerimaan sebesar Rp 17.305.750. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerimaan petani Tualang lebih rendah daripada penerimaan petani Melati II. Tabel 29. Perbandingan Biaya Tidak Tetap Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Petani Tualang Petani Melati II Biaya Bibit Rp 223.000 257.625 Biaya Pupuk Rp 911.280 1.030.100 Biaya Pestisida Rp 695.069 702.186 Biaya Tenaga Kerja Rp 6.386.568 6.796.658 Biaya Irigasi Rp 123.580 171.430 Biaya Bahan Bakar Rp 68.125 46.000 Total Biaya Tidak Tetap Rp 8.407.622 9.003.998 Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 32 Dari Tabel 23, diketahui bahwa total biaya tidak tetap petani Tualang sebesar Rp 8.407.622, sedangkan total biaya tidak tetap petani Melati II sebesar Rp 9.003.998. maka dapat disimpulkan bahwa biaya tidak tetap petani Tualang lebih rendah daripada biaya tidak tetap petani Melati II. Tabel 30. Perbandingan Biaya Tetap Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Petani Tualang Petani Melati II Biaya Penyusutan Alat Rp 120.863 132.850 Biaya PBB Rp 86.100 92.400 Total Biaya Tetap Rp 206.963 225.250 Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 33 Dari Tabel 24, diketahui bahwa biaya penyusutan alat pada petani Tualang sebesar Rp 120.863 dan biaya PBB pada petani Tualang sebesar Rp 86.100, maka diperoleh total biaya tetap petani Tualang sebesar Rp 206.963. Sedangkan biaya penyusutan alat pada petani Melati II sebesar Rp 132.850 dan biaya PBB pada petani Melati II sebesar Rp 92.400, maka diperoleh total biaya tetap petani Melati II sebesar Rp 225.250. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biaya tetap petani Tualang lebih rendah daripada biaya tetap petani Melati II. Tabel 31. Perbandingan Total Biaya Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Petani Tualang Petani Melati II Biaya Tidak Tetap Rp 8.407.622 9.003.998 Biaya Tetap Rp 206.963 225.250 Total Biaya Rp 8.614.585 9.229.248 Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 34 Dari Tabel 25, diketahui bahwa bahwa total biaya tidak tetap petani Tualang sebesar Rp 8.407.622 dan total biaya tetap petani Tualang sebesar Rp 206.963, maka diperoleh total biaya petani Tualang sebesar Rp 8.614.585. Sedangkan total biaya tidak tetap petani Melati II sebesar Rp 9.003.998 dan total biaya tetap petani Melati II sebesar 225.250, maka diperoleh total biaya petani Melati II sebesar Rp 9.229.248. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa total biaya petani Tualang lebih rendah daripada total biaya petani Melati II. Dari Tabel 23 dan 25, dapat disimpulkan bahwa biaya paling besar yang dikeluarkan pada usahatani padi sawah di Kelurahan Tualang adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 6.386.568 dari total biaya keseluruhan Rp 8.614.585 atau sebesar 74,1. Dari Tabel 23 dan 25, dapat disimpulkan bahwa biaya paling besar yang dikeluarkan pada usahatani padi sawah di Desa Melati II adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 6.796.658 dari total biaya keseluruhan Rp 8.9.003.998 atau sebesar 75,5. Tabel 32. Perbandingan Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan per Petani Petani Tualang Petani Melati II Luas Lahan rante 14,35 15,4 Penerimaan Rp 16.314.250 17.303.750 Total Biaya Rp 8.614.585 9.229.248 Pendapatan Rp 7.709.666 8.076.502 Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 35 Dari Tabel 26, diketahui bahwa pendapatan petani padi sawah di Kelurahan Tualang yang menerima dana bantuan program optimasi lahan lebih rendah daripada pendapatan petani padi sawah di Desa Melati II yang tidak menerima dana bantuan program optimasi lahan. Total penerimaan rata-rata petani padi sawah di Kelurahan Tualang adalah Rp 16.314.250. Total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 8.614.585. Pendapatan rata petani padi sawah di Kelurahan Tualang adalah Rp 7.709.666. Total penerimaan rata-rata petani padi sawah di Desa Melati II adalah Rp 17.303.750. Total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 9.229.248. Pendapatan rata petani padi sawah di Desa Melati II adalah Rp 8.076.502. Luas lahan padi sawah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada luas lahan padi sawah di Desa Melati II, sehingga produksi padi sawah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada produksi petani padi sawah di Desa Melati II, maka penerimaan padi sawah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada penerimaan petani padi sawah di Desa Melati II. Sedangkan dana bantuan program optimasi lahan yang seharusnya digunakan sebagai modal untuk membeli sarana produksi untuk meningkatkan Indeks Pertanaman IP sehingga produksi juga meningkat, atas kesepakatan petani dana tersebut digunakan untuk membeli traktor. Traktor dianggap tidak signifikan dalam meningkatkan produksi, tetapi adanya traktor bisa menekan biaya tenaga kerja pengolahan tanah, sehingga biaya tenaga kerja pengolahan tanah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada biaya tenaga kerja pengolahan tanah di Desa Melati II. Berdasarkan hasil penelitian, traktor mampu menekan biaya tenaga kerja pengolahan lahan namun tidak dapat menekan biaya tenaga kerja keseluruhan secara nyata. Karena dengan adanya traktor dari distribusi dana bantuan program optimasi lahan, petani mengeluarkan biaya Rp 40.000 per rante untuk upah pengolahan lahan, sedangkan bagi Petani yang tidak memiliki traktor pada umumnya mengeluarkan biaya Rp 45.000 per rante untuk upah pengolahan lahan. Biaya usahatani padi sawah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada biaya usahatani padi sawah di Desa Melati II, namun hal ini tidak diimbangi dengan produksi yang tinggi di Kelurahan Tualang. Padahal seharusnya dana bantuan program optimasi lahan ditujukan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman IP sehingga produksi padi sawah meningkat, namun karena dana bantuan distribusi dana digunakan untuk membeli sarana produksi berupa traktor, traktor dianggap tidak signifikan dalam meningkatkan produksi padi sawah, sehingga Indeks Pertanaman IP dan produksi padi sawah di Kelurahan Tualang tidak meningkat. Karena produksi padi sawah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada produksi padi sawah di Desa Melati II, maka penerimaan petani produksi padi sawah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada peneriman padi sawah di Desa Melati II. Biaya usahatani padi sawah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada biaya usahatani padi sawah di Desa Melati II. Maka dengan demikian pendapatan petani padi sawah di Kelurahan Tualang lebih rendah daripada pendapatan petani padi sawah di Desa Melati II. Untuk mengetahui adanya perbedaan pendapatan yang nyata atau tidak antara petani padi sawah yang memperoleh dana bantuan program optimasi lahan dengan petani sawah yang tidak memproleh dana bantuan program optimasi lahan, makan dianalisis menggunakan uji beda rata-rata yaitu sebagai berikut. Tabel 33. Analisis Perbedaan Pendapatan Padi Sawah Petani Padi Sawah Yang Menerima Dana Bantuan Dengan Petani Padi Sawah Yang Tidak Memperoleh Dana Bantuan Petani Padi Sawah Petani Tualang Petani Melati II Pendapatan Petani Mean Rp 7.709.666 8.076.502 N jiwa 20 20 T -0.265 -0.265 df 38 37 Sig. 2-tailed 0.8 0.8 Sumber : Analisis Data Primer Petani Padi Sawah, Lampiran 38 Dengan kriteria uji : Berdasarkan Nilai Signifikansi α =0,05 - Jika nilai Signifikansi α maka H diterima - Jika nilai Signifikansi H = Tidak ada perbedaan pendapatan yang nyata antara petani padi sawah yang memperoleh dana bantuan program optimasi lahan dengan petani sawah yang tidak memproleh dana bantuan program optimasi lahan di daerah penelitian α maka H ditolak H 1 = Ada perbedaan pendapatan yang nyata antara petani padi sawah yang memperoleh dana bantuan program optimasi lahan dengan petani sawah yang tidak memproleh dana bantuan program optimasi lahan di daerah penelitian Dari Tabel 27, diperoleh Sig 2 tailed 0,8 0,05, maka H diterima. Hal ini berarti tidak ada perbedaan pendapatan yang nyata antara petani padi sawah yang memperoleh dana bantuan program optimasi lahan dengan petani sawah yang tidak memproleh dana bantuan program optimasi lahan di daerah penelitian. 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis Perhitutungan Biaya Sumberdaya Domestik Komoditi Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

2 102 247

Analisis Optimasi Penggunaan Input Produksi Pada Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang

7 49 130

Analisis Perkembangan Luas Lahan Padi Sawah Di Kabupaten Serdang Bedagai

3 44 63

Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

1 44 163

Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 14

Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 7

Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 16

Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2

Analisis Dampak Penggunaan Dana Bantuan Program Optimasi Lahan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 75