48
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Dana Bantuan Program Optimasi Lahan
Program optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usahatani yang lebih produktif.
Kegiatan optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dari aspek
teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur usahatani yang diperlukan. Kegiatan optimasi lahan diarahkan untuk menunjang
terwujudnya ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan pangan. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan optimasi lahan adalah:
6 Memanfaatkan lahan yang sementara tidak diusahakan menjadi lahan pertanian
produktif dan meningkatkan Indeks Pertanaman IP untuk memperluas areal tanam,
7 Mendukung Program Peningkatan Beras Nasional P2BN,
8 Meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi untuk mendukung surplus
10 juta ton beras, 9
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian, 10
Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan. Dana Bantuan Program Optimasi Lahan tanaman padi sawah merupakan bantuan
langsung bentuk tunai dalam bentuk dana bantuan sosial bansos Kementerian Pertanian Kementan RI. Sebelum memberikan dana bantuan kepada kelompok
tani, pihak dinas pertanian telah melakukan survey terlebih dahulu ke calon lokasi penerima dana bantuan. Hal ini bertujuan agar dana bantuan yang diberikan tepat
sasaran. Dana Bantuan Program Optimasi Lahan diberikan kepada Kelompok Tani Maju
Bersama yang merupakan salah satu kelompok tani di Kelurahan Tualang Kecamatan Serdang Berdagai. Berikut ini merupakan identitas kelompok
penerima dana bantuan program optimasi lahan: Nama Kelompok Tani : Maju Bersama
Alamat : Lingkungan II Kelurahan Tualang
Jumlah Anggota : 141 orang
Luas Lahan : 56 Ha
Jumlah Dana : Rp 20.000.000
Dana bantuan program optimasi lahan ini diberikan melalui dua tahap yaitu pada awal tahun 2014 dan sisanya pertengahan tahun 2014. Dalam menggunakan dana
bantuan program optimasi lahan, kelompok petani terlebih dahulu berunding untuk memutuskan barang atau produk apa yang mereka butuhkan untuk
menunjang produksi padi sawah mereka. Dana bantuan program optimasi lahan yang diberikan selanjutnya digunakan
kelompok tani untuk membeli traktor yang berfungsi untuk meratakan tanah seharga Rp 18.000.000 dengan merk Quick Impala sehingga proses pengolahan
lahan semakin mudah, kemudian sisanya digunakan untuk membeli pupuk kompos sebanyak 4 ton, senilai dengan Rp 2.000.000. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, pupuk kompos tersebut tidak didistribusikan secara rata di daerah penelitian. Akan tetapi pembagian pupuk kompos lebih ditujukan kepada petani
yang kondisi lahannya tidak rata, sehingga tidak semua petani mendapatkan bantuan pupuk kompos tersebut.
Gambar 2. Traktor Quick Impala
Gambar 3. Pupuk Kompos
Dana bantuan program optimasi lahan yang seharusnya ditujukan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman IP, ternyata oleh kelompok petani padi sawah
penerima dana bantuan digunakan untuk membeli traktor dengan tujuan untuk menekan biaya upah tenaga kerja dan menghemat waktu pengerjaan. Petani yang
tidak memiliki traktor pada umumnya mengeluarkan biaya Rp 45.000 per rante untuk upah pengolahan lahan, namun dengan adanya traktor dari distribusi dana
bantuan program optimasi lahan, petani mengeluarkan biaya Rp 40.000 per rante untuk upah pengolahan lahan, selain itu adanya traktor diharapkan mampu
memudahkan petani dalam mengolah lahan dan menjadi aset inventaris bagi kelompok tani itu sendiri.
Petani padi sawah di Kelurahan Tualang dikenakan biaya Rp 40.000 per rante untuk upah pengolahan lahan. Biaya ini sudah mencakup uang perawatan traktor
tersebut yaitu sebesar Rp 10.000 per rante. Biaya perawatan ini nantinya akan dimasukkan ke dalam kas kelompok tani dan akan digunakan untuk perawatan
traktor. Adapun traktor dari dana bantuan optimasi lahan, hanya boleh digunakan untuk anggota Kelompok Tani Maju Bersama itu sendiri, hal ini ditetapkan oleh
ketua kelompok tani agar traktor tersebut memiliki umur penggunaan yang lebih panjang, karena dikhawatirkan apabila traktor dipinjamkan secara sembarang
maka daya tahan traktor akan berkurang sehingga traktor menjadi cepat rusak. Selain itu untuk menjaga umur ekonomis traktor, setiap petani yang menggunakan
traktor tersebut harus mengembalikan traktor dalam keadaan bersih, hal ini dilakukan agar traktor terhindar dari karat yang bisa memperpendek umur
ekonomis traktor tersebut.
5.2 Efektivitas Pemberian Dana Bantuan Program Optimasi Lahan