78 menurut beliau mahasiswi yang ada di asrama baik dan ramah
walaupun tidak semua mahasiswi. Dalam kehidupan sehari-hari beliau di asrama tidak ada mahasiswi yang melakukan kejahatan
secara fisik hanya saja ada mahasiswi yang mempunyai penyakit yang suka mencuru “kleptomania”, mahasiswi yang mempunyai
penyakit seperti itu jika sudah ketahuan mencuri maka mereka akan menyelesaikan secara adil dan bermusyawarah dengan mahasiswi
lain dan ibu kepala asrama mereka.
4.4 Interaksi Sosial Mahasiswi di Asrama Puteri Baru USU
Interaksi dalam penelitian ini merupakan salah satu hal yang erat kaitannya dengan interaksi antar etnis yang terjalin di asrama puteri baru
USU. Interaksi sosial mahasiswi merupakan proses timbal balik untuk terjalin hubungan sosial mahasiswi antar etnis yang ada di asrama puteri
baru USU. Hal ini dapat menciptakan sebuah interaksi sosial yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Adapun salah satu yang melandasi interaksi sosial adalah teori interaksionisme simbolik seperti yang dinyatakan oleh Blummer 2007,
istilah interaksionisme simbolik menunjukkan kepada sifat khas dari interaksi manusia khususnya adalah bahwa manusia atau individu saling
menerjemahkan dan saling mendefenisikan tindakan dan bukan hanya sekedar reaksi belaka dari tindakan orang lain. Tanggapan seseorang tidak
dibuat secara langsung ataupun tidak langsung tetapi didasarkan atas makna yang diberikan terhadap orang lain tersebut. Dengan demikian, sinkronisasi
Universitas Sumatera Utara
79 interaksi sosial tidak dapat dipisahkan dengan proses sosial lainnya seperti
dalam penelitian ini yaitu interaksi antar etnis yang terjadi atau dilakukan oleh mahasiswi yang bertempat tinggal di asrama puteri baru Universitas
Sumatera Utara.
4.4.1 Interaksi Sosial Mahasiswi Asrama Puteri Baru USU Secara Langsung
Dalam penelitian ini, interaksi keduanya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadikan hubungan-
hubungan sosial yang dijalani mahasiswi antar etnis yang ada di asrama puteri baru USU. Daripada itu, proses interaksi sosial secara
langsung seperti yang utarakan oleh Gisela Ratnasari yaitu: “…pertama datang ke kota Medan ya aku biasa aja, karena
udah sering ke Medan juga. Terus orang pertama yang aku ajak berinteraksi ya teman sekamar aku yang berbeda etnis
juga. Jadi untuk berinteraksi aku cari tahu dulu bagaimana teman sekamar aku..”Hasil Wawancara Tanggal 12 Maret
2016
Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwasanya, ketika mahasiswi asrama puteri baru USU pertama sekali
datang ke asrama untuk bertempat tinggal di asrama puteri baru USU mereka melakukan proses interaksi secara tidak disadari. Hal ini berlaku
dan terjadi pada semua mahasiswi asrama puteri baru USU yang pertama sekali datang untuk bertempat tinggal di asrama puteri baru USU. Intinya
seperti berbicara, menanyakan sesuatu hal, saling berkenalan, dan bentuk proses interaksi lainnya. Dalam interkasi tersebut mahasiswi tidak melihat
Universitas Sumatera Utara
80 lawan bicara mereka itu yang sama etnis. Mereka lebih memilih untuk
berinteraksi dengan bentuk rasa kenyamanan saat berbicara.Hal itu juga menunjukkan bahwa mahasiswi berinteraksi secara tidak disadari mereka
bahwa lawan berbicara mereka adalah mahasiswi yang berbeda etnis.
4.4.2 Interaksi Sosial Mahasiswi Asrama Puteri Baru USU Secara Tidak Langsung
Interaksi sosial secara tidak langsung merupakan interaksi sosial yang berhubungan dengan komunikasi menggunakan alat bantu
kamunikasi. Namun, didalamnya juga tetap melakukan proses interaksi. Hal yang mengenai interaksi sosial secara tidak langsung sangat erat
kaitannya dengan interaksi secara langsung. Komunikasi yang terjadi dilakukan bisa saja secara bersamaan
ataupun mewakili salah satu interaksi.Kemudian yang mencakup perbedaan terletak pada alat komunikasi yang digunakan. Hal tersebut
yaitu alat merupakan salah satu syarat untuk mewakili proses terjadinya interaksi sosial yang dilakukan mahasiswi asrama puteri baru USU baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat komunikasi baik berupa telepon genggam atau alat dan media lainnya.
Seperti berinteraksi dengan keluarga atau sesame teman yang ada di asrama puteri baru USU. Seperti yang dikatakan oleh Cut Hilda:
“…komunikasi dengan orangtua terutama daerah asal sering, karena kedua orangtuaku sering nelpon nanyak
kabar gimana, terus sering juga smsan sama teman yang ada di asrama. Kayak sama teman sekamar nanyak pas di
kampus soal mati lampu apa gag di asrama. Biasanya kalo nanyak mati lampu gitu aku lebih sering lama dikampus,
Universitas Sumatera Utara
81 soalnya kalo mati lampu aku lebih sering menghabiskan
waktu di kampus sama teman-teman kampus sih terus kalo untuk tahu nomor hp teman asrama wajib sih menurut aku,
biar bisa nanyak soal itu tadi sih…”Hasil wawancara Tanggal 2 Maret 2016
Berdasarkan hasil wawancara di atas banyak hal yang bisa dilakukan dengan adanya telepon genggam atau Handphone seperti untuk
berinteraksi secara tidak langsung dengan keluarga maupun teman asrama karena alat bantu komunikasi tersebut menggunakan jatingan layanan
seluler yang semakin sampai saat ini sudah masuk hingga kepelososk negeri. Dengan demikian, informasi dari keluarga yang berada di daerha
asal mereka pun dapat mereka ketahui dengan cepat dan komunikasi dengan teman asrama juga membuat hubungan sosial di antara mahasiswi
asrama puteri baru USU menjadi lebih erat.
4.5 Perbedaan Budaya di Daerah Asal dengan Merantau