Ratio Perbandingan Koefisien Ratio Perbandingan Koefisien Ratio Perbandingan Harga Satuan Ratio Perbandingan Harga Satuan

4.6 Ratio Perbandingan

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, maka didapatkan perbedaan harga satuan untuk setiap item pekerjaan dengan perhitungan menggunakan pengamatan langsung, dan analisa SNI. Dari perbandingan harga yang didapatkan, maka persentase perbandingan dapat kami jelaskan dengan menggunakan rumus berikut : Ratio Perbandingan = � �� − � ℎ � �� 100

4.6.1 Ratio Perbandingan Koefisien

Lantai 1 Adapun rasio perbandingan Koefisien antara perhitungan analisa SNI dengan perhitungan berdasarkan pengamatan lapangan sebagai berikut :  Pasangan 1 bata Ratio Perbandingan Pekerja = 0,600 −0,381 0, 600 x100 = 36,5 Ratio Perbandingan Tukang batu = 0,200 −0,171 0,200 x100 = 14,5  Pasangan ½ bata Ratio Perbandingan Pekerja = 0,300 −0,274 0,300 x100 = 8,7 Universitas Sumatera Utara Ratio Perbandingan Tukang batu = 0,114 −0,100 0,114 x100 = 12,3 lapangan  Plesteran Ratio Perbandingan Pekerja = 0,400 −0,261 0,400 x100 = 34,7 Ratio Perbandingan Tukang batu = 0, 200 −0,101 0,200 x100 = 49,5

4.6.2 Ratio Perbandingan Koefisien

Lantai 2 Adapun rasio perbandingan koefisien antara perhitungan analisa SNI dengan perhitungan berdasarkan pengamatan lapangan sebagai berikut :  Pasangan 1 bata Ratio Perbandingan Pekerja = 0,600 −0,362 0,600 x100 = 39,7 Ratio Perbandingan Tukang batu = 0,200 −0,153 0, 200 x100 = 23,5  Pasangan ½ bata Ratio Perbandingan Pekerja = 0,300 −0,262 0,300 x100 = 12,6 Ratio Perbandingan Tukang batu = 0,112 −0,100 0, 112 x100 Universitas Sumatera Utara = 10,7 lapangan  Plesteran Ratio Perbandingan Pekerja = 0,400 −0,262 0,400 x100 = 34,5 Ratio Perbandingan Tukang batu = 0,200 −0,105 0,200 x100 = 47,5

4.6.3 Ratio Perbandingan Harga Satuan

Lantai 1 Adapun rasio perbandingan harga satuan antara perhitungan analisa SNI dengan perhitungan berdasarkan pengamatan lapangan sebagai berikut :  Pasangan 1 bata Ratio Perbandingan = 174,030 −122,575 174 ,030 x100 = 29,6  Pasangan ½ bata Ratio Perbandingan = 113,970 −74,120 113,970 x100 = 34,9  Plesteran Ratio Perbandingan = 66, 915 −41,565 66,915 x100 Universitas Sumatera Utara = 37,8

4.6.4 Ratio Perbandingan Harga Satuan

Lantai 2 Adapun rasio perbandingan harga satuan antara perhitungan analisa SNI dengan perhitungan berdasarkan pengamatan lapangan sebagai berikut :  Pasangan 1 bata Ratio Perbandingan = 174,030 − 125 ,002 174,030 x100 = 28,2  Pasangan ½ bata Ratio Perbandingan = 113,970 −76,346 113, 970 x100 = 33,0  Plesteran Ratio Perbandingan = 66,915 −42, 107 66,915 x100 = 37,1 Dari fakta tersebut dapat diketahui bahwa harga tertinggi untuk perhitungan harga satuan pekerjaan didapatkan dengan perhitungan menggunakan analisa SNI. Adapun hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan harga tersebut antara lain :  Perhitungan harga satuan pekerjaan berdasarkan analisa SNI berbeda dengan pengamatan langsung karena SNI berlaku untuk seluruh wilayah Universitas Sumatera Utara Indonesia, sedangkan harga satuan pekerjaan berdasarkan pengamatan lapangan disesuaikan dengan kondisi proyek.  Pada analisa SNI, jam kerja yang diperhitungkan hanya 5 jam per hari, sedangkan pada pengamatan lapangan jam kerja yang diperhitungkan adalah 7 jam sehari. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapangan dan wawancara pekerja dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbandingan harga satuan berdasarkan pengamatan lapangan dan analisa SNI yang diperoleh sebagai berikut :  Lantai 1 1. Pasangan dinding 1 bata Lapangan : Rp.122,575,- SNI : Rp. 174,030,- 2. Pasangan dinding ½ bata Lapangan : Rp.74,120,- SNI : Rp.113,970,- 3. Plesteran dinding Lapangan : Rp.41,565,- SNI : Rp.66,915,-  Lantai 2 1. Pasangan dinding 1 bata Lapangan : Rp.125,002,- SNI : Rp. 174,030,- 2. Pasangan dinding ½ bata Lapangan : Rp.76,346,- SNI : Rp.113,970,- Universitas Sumatera Utara