Keseragamanbobot Kekerasan tablet Friabilitas Waktu hancur

25

3.10.1 Keseragamanbobot

Penetapan keseragaman bobot dilakukan dengan cara: Ditimbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet, lalu ditimbang tablet satu persatu. Deviasi = bobot tablet −bobot rata −rata bobot rata −rata x 100 Tabel 3.2 Persyaratan keseragaman bobot Bobot rata-rata Penyimpangan terhadap bobot rata-rata A B 25 mg atau kurang 15 30 26 mg sampai 150 mg 10 20 151 mg sampai 300 mg 7,5 15 Lebih dari 300 mg 5 10 Persyaratan tidak boleh dari 2 tablet yang masing-masing bobotnyamenyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet dengan persyaratan: tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar daribobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom A dan kolom B Ditjen POM RI, 1979.

3.10.2 Kekerasan tablet

Alat : Strong Cobb Tester Cara:sebuah tablet diletakkan antara anvil dan punch tugak lurus, tablet dijepit dengan cara memutar skrup pemutar sampai lampu stop menyala. Knop ditekan dan dicatat angka yang ditunjukkan jarum penunjuk skala pada saat tablet pecah. Percobaan ini dilakukan untuk 5 tablet Parrot, 1971 Universitas Sumatera Utara 26 Syarat: kekerasan tablet 4-8 kg.

3.10.3 Friabilitas

Alat : Roche friabilator Cara: Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu A dimasukkan kedalam alat dan diputar selama 4 menit. Tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu kemudian ditimbang kembali B. Kehilangan bobot tidak lebih dari 0,8 Banker dan Anderson, 1994. Friabilitas dapat dihitung dengan rumus : Friabilitas = �−� � x 100

3.10.4 Waktu hancur

Alat : disintegrator tester. Alat terdiri dari suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 100 ml termostat dengan suhu 36-38°C dan alat untuk menaik turunkan keranjang dengan frekuensi 29-32 kali permenit. Cara: satu tablet dimasukkan kedalam masing-masing tabung dari keranjang, dimasukkan satu cakram pada tiap tabung dan dijalankan, sebagai media digunakan air suling dengan suhu 37±2°C. Pada akhir batas waktu dinyatakan sebagai waktu hancur tablet, yaitu waktu dimana semua bagian tablet telah melewati kawat kasa Ditjen POM RI,2010. Pengujian dengan 6 tablet, dimana selama 15menit seluruh tablet telah hancur dan melewati kasa pada tabung Ditjen POM RI,1979. Universitas Sumatera Utara 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Tumbuhan yang digunakan diidentifikasi di Herbarium Medanense MEDA Universitas Sumatera Utara. Hasil identifikasi tumbuhan yang diteliti adalah rimpang temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb.

4.2 Hasil Pengolahan Sampel

Hasil pengolahan rimpang temulawak yang masih segar dicuci kemudian disortasi basah dan ditimbang sebanyak 10 kg. Rimpang dirajang dengan ketebalan 1-3 mm, lalu dikeringkan dalam lemari pengering pada temperatur ±40°C.Rimpang temulawak yang telah kering ditandai dengan rapuh saat di patahkan. Simplisia diserbuk dengan blender dan disimpan dalam wadah plastik bertutup sebanyak 980 g.

4.3 Karakterisasi Simplisia

Hasil pemeriksaan makroskopik dari simplisia rimpang temulawak menunjukkan bahwa keping tipis, bentuk bundar, keras, rapuh, garis tengah sampai 6 cm, tebal 2 mm sampai 5 mm, permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai coklat, bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan,tidak rata, sering terdapat tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks, korteks sempit, tebal 3 mm sampai 4 mm. Bekas patahan berdebu, warna kuning jingga sampai coklat jingga terang. Universitas Sumatera Utara