27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Tumbuhan yang digunakan diidentifikasi di Herbarium Medanense MEDA Universitas Sumatera Utara. Hasil identifikasi tumbuhan yang diteliti
adalah rimpang temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb.
4.2 Hasil Pengolahan Sampel
Hasil pengolahan rimpang temulawak yang masih segar dicuci kemudian disortasi basah dan ditimbang sebanyak 10 kg. Rimpang dirajang dengan
ketebalan 1-3 mm, lalu dikeringkan dalam lemari pengering pada temperatur ±40°C.Rimpang temulawak yang telah kering ditandai dengan rapuh saat di
patahkan. Simplisia diserbuk dengan blender dan disimpan dalam wadah plastik bertutup sebanyak 980 g.
4.3 Karakterisasi Simplisia
Hasil pemeriksaan makroskopik dari simplisia rimpang temulawak menunjukkan bahwa keping tipis, bentuk bundar, keras, rapuh, garis tengah
sampai 6 cm, tebal 2 mm sampai 5 mm, permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai coklat, bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung
tidak beraturan,tidak rata, sering terdapat tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks, korteks sempit, tebal 3 mm sampai 4 mm. Bekas
patahan berdebu, warna kuning jingga sampai coklat jingga terang.
Universitas Sumatera Utara
28 Hasil pemeriksaan mikroskopis dari serbuk simplisia rimpang temulawak
menunjukkan beberapa fragmen antara lain fragmen pengental adalah butiran pati, fragmen parenkim dengan sel minyak, fragmen berkas pembuluh, fragmen
jaringan gabus, serabut skerenkim, rambut penutup, warna kuning intensif. Hasil penetapan kadar abu total yaitu 13,99 dan penetapan kadar abu
tidak larut dalam asam adalah 0,7, penetapan kadar abu bertujuan untuk mengetahui pengotoran dari pasir atau tanah, semakin rendah kadar abu maka
mutu simplisia semakin bagus. Hasil pemeriksan kadar sari yang larut dalam air adalah 13,2, dan kadar sari yang larut dalam etanol 13,41. Penentuan kadar
sari dari simplisia rimpang temulawak ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai besarnya bahan-bahan terlarut atau merupakan bagian yang
dimanfaatkan dari simplisia. Dan diperoleh kadar air 7,99, penentuan kadar air sangat penting untuk dilakukan, karana kadar air yang berlebih akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan hidrolisis senyawa kimia. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia diatas memenuhi persyaratan monografi yang tertera pada
Materia Medika Indonesia kecuali kadar abu total, mungkin dikarenakan pada proses pembersihan tersisa bahan pengotor. Pemeriksaan karakterisasi simplisia
diperlukan untuk tujuan standarisasi agar mutu simplisia yang digunakan terjamin.
4.4 Hasil Ekstraksi Rimpang Temulawak