Defenisi tablet Bahan-bahan tambahan pada setiap tablet

9 b. Dekoktasi Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM RI, 2000. c. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°C. d. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Ditjen POM RI, 2000. e. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umunya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga ekstraksi sempurna Ditjen POM RI, 2000.

2.3 Uraian Sediaan Tablet

2.3.1 Defenisi tablet

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, dayahancur dan Universitas Sumatera Utara 10 dalam aspek lain tergantung pada cara pemakaian tabletdan metode pembuatannya Ansel, 2005. Defenisi tablet menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau, cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok Ditjen POM RI, 1979. MenurutBanker dan Anderson 1994, tablet yang dinyatakan baik harus memenuhi syarat, yaitu :1 Memiliki kemampuan atau daya tahan terhadap pengaruh mekanis selama proses produksi, pengemasan, dan distribusi, 2 Bebas dari kerusakan seperti pecah pada permukaan dan sisi-sisi tablet, 3 Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari zat berkhasiat yang terkandung didalamnya, 4 Dapat membebaskan zat berkhasiat dengan baik sehingga memberikan efek pengobatan seperti yang dikehendaki.

2.3.2. Bahan-bahan tambahan pada setiap tablet

1. Bahan pengisi Bahan pengisi ditambahkan untuk mendapatkan berat yang diinginkan. Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria:1 Harus nontoksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara dimana produk itu dipasarkan, 2 Harus tersedia dalam jumlah yang cukup, 3 Harganya relatif murah, 4 Secara fisiologi harus inert dan netral, 5 Harus stabil secara fisik dan kimia, baikdalam kombinasi maupun dengan berbagai obat atau komponen tablet lainnya, 6.Harus bebas dari segala jenis mikroba Banker dan Anderson, 1994. Universitas Sumatera Utara 11 Bahan pengisi misalnya golongan gula laktosa, sukrosa, manitol, sorbitol, golongan amylum, golongan organik dan anorganik bolus alba. Kalsium sulfat, natrium sulfat, natrium klorida, magnesium karbonat, avicel, aerosil, emdex, encompres Soekemi, dkk. 1987. 2. Bahan pengikat Penambahan bahan pengikat dalam formulasi tablet adalah untuk mengikat komponen-komponen tablet untuk dijadikan granul dengan ukuran yang sama dan bentuk yang spheris setelah dipaksakan melewati ayakan. Dengan adanya bahan pengikat, komponen tablet akan mudah dibentuk menjadi granul, sehingga akan mudah dalam pencetakan. Ada 4 macam bentuk bahan pengikat yang dipakai pada pembuatan tablet yaitu: a. Bentuk yang larut atau yang terdispersi dalam air. Biasanya dipakai dalam bentuk sirup atau mucilago. Bahan pengikat ini lebih efektif diberikan dalam bentuk larutannya dari pada diberikan dalam bentuk kering kemudian dibasahi. b. Bahan yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Digunakan untuk pembuatan tablet dengan cara granulasi basah terhadap obat yang mengalami kerusakan karena pengaruh lembab, misalnya vitamin C, vitamin B1, folia digitalis. Contohnya polivinil pirolidon dalam pelarut alkohol atau alkohol air. c. Bentuk kering. Biasanya digunakan dalam bentuk granul-granul yang telah disempurnakan. Fungsinya selain sebagai bahan pengikat juga berfungsi sebagai bahan pengisi, Universitas Sumatera Utara 12 penghancur, dan ada kalanya sebagai pelicin dalam suatu formula tablet. Contohnya avicel, emdex. d. Bentuk cairan. Digunakan terhadap bahan yang tidak tahan lembab dan pemanasan yang cukup tinggi atau untuk membuat granul yang daya kohesinya tidak begitu besar. Misalnya untuk membuat tablet larut dan tablet effervescent. Contohnya isopropanol. Bahan-bahan pengikat yang sering digunakan ialah amilum , gelatin, gom arab, polivinil pirolidon, CMC Na, dekstrosa, laktosa dll Soekemi, dkk. 1987. 3. Bahan pengembang Penambahan bahan pengembang untuk memecahkan tablet menjadi partikel-partikel kecil sehingga luas permukaan diperbesar dan absorbsi dipermudah. Beberapa mekanisme hancurnya tablet akibat pengaruh penghancur. 1. Mengembangnya bahan penghancur Bahan penghancur dalam air akan mengembang maka akan terjadi tekanan dari dalam tablet sehingga tablet pecah. Contohnya amylum, sellulosa, Gom arab, Alginat. 2. Terbentuknya gas CO 2 Mekanisme ini terjadi pada tablet effervesecent yang dalam formulasinya terdapat kombinasi asam sitrat atau assam tartrat dengan basa karbonat ataupun basa bikarbonat. 3. Terbentuknya gas Oksigen Gas oksigen yang terjadi adalah hasil reaksi dari senyawa magnesium peroksida. Universitas Sumatera Utara 13 Bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan pengembang dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu: 1. Amilum Amilum yang banyak dipakai sebagai pengembang adalah amilum manihot, amilum solani dan amilum maydis, tetapi yang sering dipakai adalah amylum manihot dengan konsentrasi 5-15. 2. Gom Baik gom sintetis maupun gom alam digunaka sebagai bahan pengembang disebabkan sifatnya yang mengembang dalam air. Tetapi bahan-bahan ini mempunyai satu sifat yang kurang baik yaitu cenderung nenjadi adhesif bila dibasahi.biasanya dipakai dengan konsentrasi 1-10. 3. Derivat sellulosa Contohnya metil sellulosa, Na. CMC, mikrokristalin sellulosa avicel merupakan bahan pengembang yang baik dengan konsentrasi 25 atau lebih, dapat ditambahkan dalam bentuk keringnya untuk pencetakan secara langsung. Tetapi oleh karena harganya yang mahal jarang digunakan. 4. Alginat Contohnya asam alginat, natriun alginat dipakai dengan konsentrasi 5-10 5. Clays Bentonite, veegum Soekemi, dkk. 1987. 4. Bahan Pelicin Bahan pelicin berfungsi sebagai pelincir, anti lekat dan mengurangi gesekan antara butir-butir granul. Sebagai pelincir diharapkan dapat mengurangi gesekan antara dinding die, pada saat tablet ditekan keluar. Anti lekat bertujuan untuk Universitas Sumatera Utara 14 mengurangi melengket atau adhesi bubuk atau granul pada permukaan punch atau dinding die. Pelicin ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan diantara partikel-partikel. Bahan –bahan yang digunakan untuk pelicin atau pemacu aliran adalah talkum konsentrasi 1-5, tepung jagung 5-10 atau magnesium stearat 1 Voigt, 1995.

2.3.3. Metode pembuatan sediaan tablet