28 Hasil pemeriksaan mikroskopis dari serbuk simplisia rimpang temulawak
menunjukkan beberapa fragmen antara lain fragmen pengental adalah butiran pati, fragmen parenkim dengan sel minyak, fragmen berkas pembuluh, fragmen
jaringan gabus, serabut skerenkim, rambut penutup, warna kuning intensif. Hasil penetapan kadar abu total yaitu 13,99 dan penetapan kadar abu
tidak larut dalam asam adalah 0,7, penetapan kadar abu bertujuan untuk mengetahui pengotoran dari pasir atau tanah, semakin rendah kadar abu maka
mutu simplisia semakin bagus. Hasil pemeriksan kadar sari yang larut dalam air adalah 13,2, dan kadar sari yang larut dalam etanol 13,41. Penentuan kadar
sari dari simplisia rimpang temulawak ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai besarnya bahan-bahan terlarut atau merupakan bagian yang
dimanfaatkan dari simplisia. Dan diperoleh kadar air 7,99, penentuan kadar air sangat penting untuk dilakukan, karana kadar air yang berlebih akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan hidrolisis senyawa kimia. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia diatas memenuhi persyaratan monografi yang tertera pada
Materia Medika Indonesia kecuali kadar abu total, mungkin dikarenakan pada proses pembersihan tersisa bahan pengotor. Pemeriksaan karakterisasi simplisia
diperlukan untuk tujuan standarisasi agar mutu simplisia yang digunakan terjamin.
4.4 Hasil Ekstraksi Rimpang Temulawak
Hasil penyarian 900 g serbuk simplisia rimpang temulawak dengan pelarut etanol 96 dengan perbandingan antara serbuk dan pelarut yaitu 1:10, diperoleh
ekstrak cair yang kemudian diuapkan dengan menggunakan ratary
Universitas Sumatera Utara
29 evaporator,
diperoleh ekstrak kental sebanyak 130,97 g dengan persen rendemen 14,55. Ekstrak inilah yang digunakan sebagai bahan formulasi sediaan tablet.
4.5 Hasil Pembuatan Amilum Pragelatinasi
Hasil pembuatan amilum pragelatinasi yaitu 15 g amilum manihot yang dipanaskan dalam 100 ml air pada termostat dengan suhu 40ºC selama 15 meni.
Dikeringkan pada oven suhu 40-50ºC selama 2 jam. Kemudian diayak dengan ayakan mesh No.14 dan mesh No.20 diperoleh sebanyak 12,2 g.
4.6 Hasil Uji Preformulasi
Tabel 4.1 Uji preformulasi dari 6 formula
Formula Sudut Diam °
Waktu Alir detik Indeks Tap
F1 27,47
2,943 10
F2 30,96
3,293 17,4
F3 28,81
2,930 12,08
F4 26,79
3,150 16,66
F5 29,68
2,740 12,57
F6 27,02
2,60 13,39
Berdasarkan hasil yang tercantum pada tabel diatas hasil uji preformulasi
dari keenam formula sediaan yaitu uji sudut diam° ,uji waktu alir detik, dan uji indeks tap memenuhi persyaratan
Uji sudut diam dari keenam formula tersebut memenuhi persyaratan dimana Banker dan Anderson 1994, menyatakan nilai sudut diam granulberkisar
antara 20° sampai 40°, dengan nilai yang rendah menunjukkan sifat karakterisasi waktu alir yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
30
Gambar 4.1 Histogram uji sudut diam granul
Gambar 4.2 Histogram uji waktu alir granul
Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa keenam formula memenuhi persyaratan waktu alir. Dimana persyaratan menurut Voigt 1995 yaitu lebih
kecildari10detik Dari Gambar 4.3 diperoleh nilai indeks tap yang bervariasi, tetapi masih
memenuhi persyaratanindeks tap, dimana persyaratannya yaitu lebih kecil dari 20 Voight, 1995. Semakin kecil nilai indeks tap granul maka volume
pemampatan akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena jumlah pemakaian dan bahan pengikat yang digunakan berbeda sehingga menghasilkan bentuk
granul yang berbeda.
24 25
26 27
28 29
30 31
32
F1 F2
F3 F4
F5 F6
Sud ut
D iam
°
Formula
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
F1 F2
F3 F4
F5 F6
W ak
tu A
li r
d eti
k
Formula
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 4.3 Histogram uji indeks tap granul
4.7 Hasil Evaluasi Tablet