Keterbatasan Riskesdas METODOLOGI RISKESDAS

17 5. Pelaksanaan pengumpulan data mencakup periode waktu yang berbeda sehingga ada kemungkinan beberapa estimasi penyakit menular yang bersifat seasonal pada beberapa provinsi atau kabupatenkota menjadi under-estimate atau over-estimate; 6. Pelaksanaan pengumpulan data mencakup periode waktu yang berbeda sehingga estimasi jumlah populasi pada periode waktu yang berbeda akan berbeda pula. Pada Riskesdas, variabel tanggal pengumpulan data bisa digunakan pada saat melakukan analisis; 7. Meski Riskesdas dirancang untuk menghasilkan estimasi sampai tingkat kabupatenkota, tetapi tidak semua estimasi bisa mewakili kabupatenkota, terutama kejadian-kejadian yang frekuensinya jarang. Kejadian yang jarang seperti ini hanya bisa mewakili tingkat provinsi atau bahkan hanya tingkat nasional; 8. Khusus untuk data biomedis, estimasi yang dihasilkan hanya mewakili sampai tingkat perkotaan nasional; 9. Terbatasnya dana dan waktu realisasi pencairan anggaran yang tidak lancar, menyebabkan pelaksanaan Riskesdas tidak serentak; ada yang dimulai pada bulan Juli 2007, tetapi ada pula yang dilakukan pada bulan Februari tahun 2008, bahkan lima provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT baru melaksanakan pada bulan Agustus-September 2008.

2.8 Hasil Pengolahan dan Analisis Data

Isu terpenting dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas Provinsi Riau 2007 adalah sampel Riskesdas 2007 yang identik dengan sampel Susenas 2007. Disain penarikan sampel Susenas 2007 adalah two stage sampling. Hasil pengukuran yang diperoleh dari two stage sampling design memerlukan perlakuan khusus yang pengolahannya menggunakan paket perangkat lunak statistik konvensional seperti SPSS. Aplikasi statistik yang tersedia didalam SPPS untuk mengolah dan menganalisis data seperti Riskesdas 2007 adalah SPSS Complex Sampels. Aplikasi statistik ini memungkinkan penggunaan two stage sampling design seperti yang diimplementasikan di dalam Susenas 2007. Dengan penggunaan SPSS Complex Sampel dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas Provinsi Riau 2007, maka validitas hasil analisis data dapat dioptimalkan. Pengolahan dan analisis data yang dipresentasikan pada Bab Hasil Riskesdas, sudah memperhatikan faktor pembobotan. Riskesdas yang terdiri dari 6 Kuesioner dan 11 Blok Topik Analisis perlu menghitung jumlah sampel yang dipergunakan untuk mendapatkan hasil analisis baik secara nasional, provinsi, kabupatenkota, serta karakteristik penduduk. Jumlah sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Riskesdas yang terkumpul seperti tercantum pada tabel 2.2, dan tabel 2.3 perlu dilengkapi lagi dengan jumlah sampel setelah ―missing value‖ dan ―outlier‖ dikeluarkan dari analisis. Berikut ini rincian jumlah sampel yang dipergunakan untuk analisis data, terutama dari hasil pengukuran dan pemeriksaaan dan kelompok umur. 1. Status gizi Untuk analisis status gizi, kelompok umur yang digunakan adalah balita, anak usia 6-14 tahun, wanita usia 15-45 tahun, dewasa usia 15 tahun ke atas. 2. Hipertensi Untuk analisis hasil pengukuran tekanan darah pada kelompok umur 18 tahun ke atas. 3. Pemeriksaan katarak Untuk analisis pemeriksaan katarak adalah pada umur 30 tahun ke atas. 4. Pemeriksaan visus Untuk analisis visus untuk umur 6 tahun ke atas. 5. Pemeriksaan Gigi Analisis untuk umur 12 tahun ke atas. 6. Perilaku dan Disabilitas Analisis untuk umur 12 tahun ke atas untuk perilaku dan 15 tahun ke atas untuk disabilitas. 18

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Gambaran Geografi Provinsi Riau

Provinsi Riau secara geografis, geoekonomi, dan geopolitik terletak pada jalur yang sangat strategis baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang karena terletak pada jalur perdagangan regional dan internasional di kawasan ASEAN melalui kerjasama IMT-GT dan IMS-GT. Setelah terjadi pemekaran wilayah, Provinsi Riau yang dulunya terdiri dari 16 kabupatenkota sekarang hanya tinggal 11 kabupatenkota setelah Provinsi Kepulauan Riau terhitung 1 Juli 2004 resmi menjadi provinsi ke 32 di Indonesia. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15´ Lintang Selatan sampai 4°45´ Lintang Utara atau antara 100°03´- 109°19´ Bujur Timur Greenwich dan 6°50´-1°45´ Bujur Barat Jakarta. Provinsi Riau sebelum dimekarkan menjadi 2 dua provinsi mempunyai luas 235.306 km 2 atau 71,33 persen merupakan daerah lautan dan hanya 94.561,61 km 2 atau 28,67 persen daerah daratan. Di daerah daratan terdapat 15 sungai diantaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti penting sebagai sarana perhubungan seperti: