Anggota rumah tangga ber umur ≥ 10 tahun menjadi unit analisis untuk

14 Pengambilan sampel darah dilakukan pada seluruh anggota rumah tangga kecuali bayi dari rumah tangga terpilih di blok sensus perkotaan terpilih sesuai Susenas Provinsi Riau 2007. Rangkaian pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut: a. Blok sensus perkotaan yang terpilih pada Susenas 2007, dipilih sejumlah 15 dari total blok sensus perkotaan. b. Jumlah blok sensus di daerah perkotaan yang terpilih berjumlah 971, dengan total sampel 15.536 RT. Sampel darah diambil dari seluruh anggota rumah tangga kecuali bayi yang menanda- tangani informed consent. Pengambilan darah tidak dilakukan pada anggota rumah tangga yang sakit berat, riwayat perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah secara rutin. Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah, data dikumpulkan dari anggota rumah tangga berumur ≥ 15 tahun, kecuali wanita hamil alasan etika. Responden terpilih memperoleh pembebanan sebanyak 75 gram glukosa oral setelah puasa 10 –14 jam. Khusus untuk responden yang sudah diketahui positif menderita Diabetes Mellitus berdasarkan konfirmasi dokter, maka hanya diberi pembebanan sebanyak 300 kalori alasan medis dan etika. Pengambilan darah vena dilakukan setelah 2 jam pembebanan. Darah didiamkan selama 20 –30 menit, disentrifus sesegera mungkin dan kemudian dijadikan serum. Serum segera diperiksa dengan menggunakan alat kimia klinis otomatis. Nilai rujukan WHO, 1999 yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Normal Non DM 140 mgdl b. Toleransi Glukosa Terganggu TGT 140 - 200 mgdl c. Diabetes Mellitus DM 200 mgdl. 5. Pengumpulan data konsumsi garam berIodium rumah tangga untuk seluruh sampel rumah tangga Riskesdas Provinsi Riau 2007 dilakukan dengan tes cepat Iodium menggunakan ―iodina test‖. 6. Pengamatan tingkat nasional pada dampak konsumsi garam berIodium yang dinilai berdasarkan kadar iodium dalam urin, dengan melakukan pengumpulan garam beriodium pada rumah tangga bersamaan dengan pemeriksaan kadar iodium dalam urin pada anggota rumah tangga yang sama. Sampel 30 kabupatenkota dipilih untuk pengamatan ini berdasarkan tingkat konsumsi garam iodium rumah tangga hasil Susenas 2005: a. Tinggi – meliputi Kabupaten Blitar, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Nganjuk, Kota Pasuruan, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Sikka, Kabupaten Katingan, Kota Tarakan dan Kabupaten Jeneponto; b. Sedang – meliputi Kota Tengerang, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kabupaten Bantul, Kabupaten Donggala, Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Kota Gorontalo; c. Buruk – meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Solok Selatan, Kota Dumai, Kota Metro, Kabupaten Karawang, Kabupaten Tapin, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Mappi. Catatan : Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas Provinsi Riau 2007 tidak dapat dilakukan serentak pada pertengahan 2007, sehingga dalam analisis perlu beberapa penyesuaian agar komparabilitas data dari satu periode pengumpulan data yang satu dengan periode pengumpulan data lainnya dapat terjaga dengan baik. Situasi ini disebabkan oleh beberapa hal berikut ini: 1. Perubahan kebijakan anggaran internal Departemen Kesehatan pada tahun anggaran 2007 menyebabkan gangguan ketersediaan dana operasional untuk pengumpulan data. Koordinator Wilayah I dan II bisa mencairkan anggaran sebelum terjadinya perubahan