Kayu Teras dan Kayu Gubal Preparat Maserasi Pengukuran Dimensi Serat

9 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku Pohon Kemenyan Styrax ditebang dari perkebunan yang berlokasi di kawasan hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting meliputi desa Banuaji IV, Kabupaten Tapanuli Utara. Jenis-jenis pohon kemenyan tersebut adalah kemenyan toba Styrax sumatrana, kemenyan bulu Styrax paralleloneurus dan kemenyan durame Styrax benzoine . Pada setiap pohon diambil dalam bentuk disk setebal 5 cm pada bagian pangkal, tengah dan ujung untuk menentukan persentase kayu teras dan kayu gubal. Selanjutnya diamati sifat makroskopis kayu dari bagian disk tersebut. Pada disk bagian pangkal dipotong dengan ukuran 2 x 2 x 10 cm. Sampel ini digunakan untuk pengujian dimensi serat. Pengujian Sifat Anatomi 1. Pengamatan Makroskopis Kayu Sifat makroskopis kayu yang diamati antara lain : warna kayu, kilap, serat, tekstur kesan raba dan kekerasan. Pengamatan ini dilakukan pada disk bagian pangkal, tengah dan ujung pada setiap jenis kemenyan.

2. Kayu Teras dan Kayu Gubal

Perhitungan persentasi kayu teras dan kayu gubal dilakukan pada setiap bagian atas sampel disk. Alat bantu yang digunakan adalah plastik transparansi dan digambar bentuk penampang melintangnya pada kertas milimeter blok untuk Universitas Sumatera Utara 10 perhitungan luas penampang kayu secara keseluruhan. Selanjutnya dilakukan perhitungan persentasi kayu gubal dan kayu teras dengan rumus sebagai berikut : kayu teras = Luas kayu teras x 100 Luas kayu teras + luas kayu gubal kayu gubal = Luas kayu gubal x 100 Luas kayu teras + luas kayu gubal Ketentuan : 75 = 1 cm 0,25-0,75 = 0,55 cm 0,25 = 0

3. Preparat Maserasi

1. Contoh uji sebesar batang korek api dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 30 larutan hydrogen peroksida 60 larutan asam asetat glasial dengan perbandingan 1 : 1 sampai terendam. 2. Tabung reaksi dipanaskan dalam watterbath sampai potongan kayu bewarna putih dan terlihat adanya tanda-tanda serabut mulai lepas. 3. Kemudian cuci dengan air ledeng 2-3 kali, selanjutnya dengan aquades dan dikocok untuk mendapatkan serabut-serabut yang terlepas dengan sempurna. 4. Cuci kembali berulang-ulang dengan aquades sampai bebas asam. 5. Setelah itu serabut dipindahkan ke cawan petridis dan diberi 2-4 tetes saftranin 2 . Tunggu selama 6-8 jam agar zat warna benar-benar meresap dalam serabut. 6. Setelah itu sel-sel serabut dicuci kembali dengan air ledeng. Bila diiginkan zat pewarna tahan lama maka dicuci berturut-turut dalam alkohol 10 , 30, dan 70 masing-masing selama 2 menit. 7. Sesudah proses dehidrasi, serabut dipindahkan ke obyek glass dan dilakukan pemisahan serabut agar serat tidak bertumpuk. Universitas Sumatera Utara 11 8. Preparat lalu diberi setetes Canada balsam entelan dan ditutup dengan cover glass, penutupan dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada gelembung udara yang terperangkap.

4. Pengukuran Dimensi Serat

Pengukuran dan pengamatan serat dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler yang telah dikoreksi skalanya dengan mikroskop objektif. Pengamatan menggunakan perbesaran 40 kali untuk diameter serat dan diameter lumen serta panjang serat sedangkan untuk tebal dinding serat diperoleh dari perhitungan diameter serat dikurangi diameter lumen lalu dibagi dua. Serat dipindahkan dengan kuas kecil agar mudah dilihat seratnya satu persatu. Dalam pengukuran dimensi serat yang meliputi panjang serat, diameter serat, diameter lumen dan tebal dinding serat, dipilih serat yang utuh atau tidak patah, rusak terlipat, pecah, terpotong dan kerusakan lainnya. Selanjutnya data hasil pengukuran serat dihitung rataan dari nilai turunannya. Nilai turunan serat dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 1. Runkle Ratio Bilangan Runkel = 2. Felting PowerSlenderness Daya Tenun = 3. Mulhsteph Ratio Bilangan Muhlsteph = 4. Coefficient og Rigidity Koefisien Kekakuan = Universitas Sumatera Utara 12 5. Flexibility Ratio Bilangan Fleksibilitas = Keterangan : w = tebal dinding serat l = diameter lumen L = panjang serat d = diameter serat Nilai kualitas serat sebagai bahan baku pulp dan kertas dapat ditentukan dengan membandingkan nilai-nilai dimensi serat dan turunannya yang didapatkan dari hasil pengukuran dan perhitungan terhadap nilai-nilai dimensi serat dan turunannya yang terdapat dalam tabel persyaratan dan nilai serat. Kriteria Penilaian Serat Kayu Indonesia untuk Bahan Baku Pulp dan Kertas menurut Anonim 1976 dalam Widiarty 2003 dapat dilihat pada Tabel dibawah : Tabel 2. Kriteria Penilaian Serat Kayu Indonesia untuk Bahan Baku Pulp dan Kertas No Kelas Mutu Uraian I II III Syarat Nilai Syarat Nilai Syarat Nilai 1 Panjang µm 2000 100 1000-2000 50 1000 25 2 Runkle Ratio 0,25 100 0,25-0,50 50 0,5-0,10 25 3 Daya Tenun 90 100 50-90 50 50 25 4 Mulsteph Ratio 30 100 30-60 50 60-80 25 5 Flexibility Ratio 0,80 100 0,50-0,80 50 0,50 25 6 Koeff Kekakuan 0,10 100 0,10-0,15 50 0,15 25 Selang Nilai 450-600 225-449 225 Anonim 1976 dalam Widiarty, 2003 Universitas Sumatera Utara 13 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Persentase Kayu Teras dan Kayu Gubal