Proyeksi Tenaga Kerja Tinjauan Pustaka 1.

R = Regional Share S = Shift, yang terdiri dari Sp = Proportional Shift dan Sd = Differential Shift.

7. Proyeksi Tenaga Kerja

Swasono dan Sulistyaningsih 1987 mengklasifikasikan model proyeksi menjadi tiga kelompok dasar untuk memperkirakan keadaan tenaga kerja, yaitu: a. Pure Forecast Time Series Forecast Pure Forecast merupakan perhitungan proyeksi dengan berdasarkan kejadian masa lalu. Perhitungan dilaksanakan dengan mengamati gejala dan perkembangannya di masa lalu untuk memperkirakan keadaannya pada masa yang akan datang: Rumus : Lt = Lto 1+b t Lt = tenaga kerja pada waktu tertentu Lto = tenaga kerja pada waktu to b = angka konstanta koefisien arah dari data t = waktu b. Conditional Forecast Conditional Forecast merupakan perhitungan perkiraan jumlah tenaga kerja berdasarkan keadaan sebab akibat hubungan erat dua variabel, yang satu variabel bebas dan yang lain variabel terikat, misalnya jumlah pendapatan Y=Output dengan jumlah tenaga kerja L. Rumus : Y = a + b L, a dan b = konstanta parameter c. Teleological Forecast Teleological Forecast merupakan kebalikan dari Conditional Forecast , dengan dasar bahwa untuk mencapai produksi tertentu harus disediakan tenaga kerja dengan jumlah tertentu. Jumlah tenaga kerja sebagai akibat dan jumlah output sebagai sebab. Rumus : LijYj t = LijYj to + f t Lij = tenaga kerja dengan jabatan I dalam industri j Yj = produksi industri j output j ft = waktu Perencanaan tenaga kerja pada umumnya disusun berdasarkan sasaran pertumbuhan perekonomian Gy dan sasaran pertumbuhan kesempatan kerja Gn. Perencanaan tenaga kerja pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi jumlah dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pembangunan suatu daerah guna mencapai target pertumbuhan ekonomi serta pengendalian tingkat pengangguran, baik pengangguran terbuka maupun pengangguran tersembunyi Molo et al, 1998. Dalam menyusun proyeksi kesempatan kerja yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah PDRB, digunakan koefisien elastisitas kesempatan kerja. Metode ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus yang digunakan dapat membantu pemahaman tentang hubungan antara jumlah kesempatan kerja yang terserap di tiap sektor dengan pertumbuhan PDRB tiap sektor yang bersangkutan serta perubahan teknologi yang terjadi dalam sektor tersebut. Koefisien penyerapan tenaga kerja elastisitas kesempatan kerja dari sektor dihitung berdasarkan perbandingan antara pertumbuhan kerja Gn dan pertumbuhan PDRB Gy Molo et al, 1998.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah