PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN CILACAP

(1)

commit to user

i

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

PENYERAPAN TENAGA KERJA

DI KABUPATEN CILACAP

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

Fahmi Iqlima Safangatun

H0307048

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user


(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar, serta dapat mempersembahkannya kepada orangtua serta orang-orang yang penulis sayangi.

Pelaksanan penelitian dan penulisan skripsi adalah suatu rangkaian proses yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, MSi selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP selaku Komisi Sarjana Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini, serta pengertian dalam proses konsultasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Wiwit Rahayu, SP. MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang

dengan sabar telah membimbing, memberikan masukan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, MSi selaku dosen penguji, terima kasih atas

saran, nasehat, masukan dan arahannya.

7. Ibu Erlyna Wida Riptanti, SP. MP selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan pengarahan, nasehat dan petunjuk kepada penulis selama proses belajar di Fakultas Petanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang


(4)

commit to user

iv

9. Seluruh karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan proses belajar dan penulisan skripsi.

10.Kesbangpol, BAPPEDA, BPS, Disosnakertrans, Dispertanak Kabupaten

Cilacap yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

11.Bapak Mulyareja (alm) dan Ibu Rukinah selaku orangtua sekaligus teladanku,

terima kasih atas segala cinta, kasih, sayang, dukungan, semangat, nasehat dan doa yang tiada pernah putus, cucuran keringat dan air mata yang mengiringi setiap langkahku. Saat bagiku untuk membahagiakan kalian adalah ketika aku telah benar-benar menjadi manusia.

12.Keenam kakakku Sri Rohayati, Dwi Atikah, Muhrodin, Hari Kuncoro, Yusuf

Subardan dan Muslihudin, terimakasih atas segala kasih sayang, teladan, perhatian dan dukungan serta doa untuk Ene.

13.Keenam kakak iparku Watno Yuanto, Purnama, Uripyatun, Yabni Aristianti,

Leni Ruswiati dan Eni Pujisetyawati, terima kasih atas kasih sayang, dukungan, doa, nasehat dan semangatnya.

14.Muhammad Hanifudin, ST, Hidayat Ali Muhsin, SP, Feti Fatimatuzzahro,

Tamalia Umaroyani Pratiwi, Tubagus Eling Kinayungan, Ainaya Alfatihah Fikrul Haq, Zidan Ahsan Fikrul Haq, Hazieq Arfa Mubarok, Hibatullah Azkya Najib Maula, Harjunawijaya Prabu Nusantara, Akmal Maulidina Rabbani, Feyruz Rameyza Althafunnisa, terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan doanya untuk Lik Ima.

15.Mas Taufik Masruri, ST penyemangatku terima kasih untuk inspirasi,

semangat, motivasi, doa, silaturahmi dan kebersamaannya.

16.Anwarudin Abdul Majid, ST terima kasih atas segala perhatian, pengertian

dan kesabaran mendengarkan semua keluh kesahku.

17.Keluarga besar Agrobisnis, khususnya Hibitu terima kasih atas

kebersamaannya selama menempuh kuliah dan praktikum-praktikum, kenangan indah bersama kalian yang tak akan terlupa, sukses untuk kita.


(5)

commit to user

v

18.Sahabat-sahabatku sekaligus saudaraku tercinta Agnes, Dian, Dini, Nian,

Vina, Eni, Nisa, Elisabet dan Widy yang selalu menemani dalam suka dan duka, terima kasih atas perhatian, semangat dan doanya, semoga kebersamaan kita bisa untuk selamanya, amin.

19.Kakak-kakak tingkat, Mas Habib, Mb Ephi, Mb Vita, Mas Marco, Mas Nico

terima kasih atas masukan dan bantuannya selama kuliah dan penulisan skripsi.

20.Mama ina, Aufa, Mba Meriza, Ratih, Frederica, Damas, Rinda, Putri, Mba

Erly, Mba Silvi, Ayah Didik dan teman-teman kost mayasari yang selalu menemani di rantau.

21.Segenap pengurus BM periode 2008, khususnya divisi P3 terima kasih atas

kebersamaan dan pengalamannya dalam berorganisasi.

22.Mas Joko dan Mas Yanto yang telah membantu dalam urusan perbanyakan

makalah dan fotocopy lainnya.

23.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam proses penulisan sktripsi ini, terima kasih atas segala bantuannya.

Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, April 2011


(6)

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

RINGKASAN ... xii

SUMMARY ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 7

II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Pembangunan ... 10

2. Pembangunan Ekonomi ... 12

3. Pembangunan Ekonomi Daerah ... 13

4. Pembangunan Pertanian ... 14

5. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan ... 14

6. Tenaga Kerja... ... 15

7. Shift Share ... 18

8. Proyeksi Tenaga Kerja ... 21

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 23

D. Asumsi-Asumsi ... 27

E. Pembatasan Masalah ... 27

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 27

III. METODE PENELITIAN ... 30

A. Metode Dasar Penelitian ... 30

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian ... 30

C. Jenis dan Sumber Data ... 31

D. Metode Analisis Data ... 31

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN CILACAP ... 35

A. Keadaan Alam ... 35


(7)

commit to user

vii

2. Topografi ... 36

3. Luas Penggunaan Lahan ... 36

4. Jenis Tanah ... 38

5. Keadaan Iklim ... 40

B. Keadaan Penduduk ... 40

1. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk ... 40

2. Komposisi Penduduk ... 41

a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 41

b. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 42

c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 44

d. Komposisi Penduduk Menurut Keadaan Rumah Tangga .. 45

C. Keadaan Kesempatan Kerja ... 47

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja ... 54

B. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian ... 56

C. Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Untuk Lima dan Sepuluh Tahun Yaitu Tahun 2010 sampai Tahun 2014 dan Tahun 2019 ... 61

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67


(8)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap Tahun

2005-2009 menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 (dalam

%) ... 3

2. Banyaknya Tenaga Kerja menurut Jenis Pekerjaan di

Kabupaten CIlacap Tahun 2009 ... 4

3. Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan

Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009

(dalam %) ... 5

4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Cilacap Tahun 2009 ... 37

5. Jenis Tanah, Batuan Induk dan Fisiografi Tanah di

Kabupaten Cilacap ... 39

6. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk Tahun

2005-2009 di Kabupaten Cilacap ... 40

7. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun

2005-2009 di Kabupaten Cilacap ... 42

8. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur Tahun

2005-2009 di Kabupaten Cilacap (Jiwa) ... 43

9. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun

2005-2009 di Kabupaten Cilacap ... 44

10. Banyaknya Rumah Tangga, Rumah Tangga Pertanian dan

Rumah Tangga Tani Gurem menurut Kecamatan Tahun

2003 di Kabupaten Cilacap ... 46

11. Perkembangan Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut

Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun

2005-2009 ... 49

12. Pertumbuhan Kesempatan Kerja menurut Lapangan Usaha

Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (dalam %) ... 50

13. Persentase Penduduk yang Bekerja pada Sektor Pertanian di

Kabupatem Cilacap Tahun 2005-2009 ... 51

14. Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar pada Kantor

Disosnaketrans menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten

Cilacap Tahun 2005-2009 (Jiwa) ... 52

15. Banyaknya Penyaluran Tenaga Kerja Antar Daerah dan

Antar Negara yang Terdaftar pada Kantor Disosnakertrans


(9)

commit to user

ix

16. Angka Pengganda Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Tenaga

Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap Tahun

2005-2009 ... 54

17. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Perekonomian di

Kabupaten Cilacap ... 57

18. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor


(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Kerangka Teori Pendekatan Peranan Sektor Pertanian dalam


(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. PDRB ADHK 2000 Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009

(Milyaran Rupiah) ... 69

2. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2004-2009... 70

3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 ... 71

4. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-2009 ... 72

5. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur Tahun 2005-2009 ... 73

6. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun 2005-2009 ... 74

7. Angka Pengganda Tenaga Kerja ... 75

8. Analisis Shift Share ... 76

9. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Keja Sektor Perekonomian ... 77

10. Peta Kabupaten Cilacap ... 78

11. Dokumentasi Penelitian ... 79


(12)

commit to user

xii

RINGKASAN

Fahmi Iqlima Safangatun. H0307048. 2011. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Cilacap. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Sri Marwanti, MS dan Wiwit Rahayu, SP. MP. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten terluas di Propinsi Jawa Tengah dan memiliki kultur pertanian yang kuat di masyarakatnya serta sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap serta komponen pertumbuhan kesempatan kerja selama tahun 2005-2009 dan menganalisis proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian untuk lima dan sepuluh tahun ke depan (tahun 2010-2014 dan tahun 2010-1019) di Kabupaten Cilacap.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode pengambilan daerah penelitian adalah dengan cara sengaja yaitu di Kabupaten Cilacap dengan pertimbangan bahwa potensi yang dimiliki Kabupaten Cilacap yang cocok untuk mengembangkan sektor pertanian, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Cilacap dan jumlah tenaga kerja yang terserap di Kabupaten Cilacap menempati urutan tertinggi. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS, BAPPEDA, Disosnakertrans dan Dispertanak.

Data dianalisis dengan (1) Analisis Angka Pengganda Tenaga Kerja, (2)

Analisis Shift Share, (3) Analisis Proyeksi Pure Forecast.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap selama 5 tahun (2005-2009) yang dihitung dengan menggunakan angka pengganda tenaga kerja cenderung menurun. Hasil perhitungan angka pengganda tenaga kerja rata-rata sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan tenaga kerja sebanyak 1 tenaga kerja di sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di Kabupaten Cilacap sebanyak 2 sampai 3 tenaga kerja. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dilihat dari komponen pertumbuhan nasional bernilai positif, komponen pertumbuhan proporsional bernilai negatif yang berarti bahwa sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok lambat dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif yang berarti sektor pertanian di Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam sektor yang memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lain. Pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dilihat dari nilai pergeseran bersih yang merupakan penjumlahan dari komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif yang berarti bahwa pertumbuhan sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok maju (progresif). Proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan menunjukkan nilai positif yang berarti bahwa kesempatan kerja sektor pertanian semakin meningkat.


(13)

commit to user

xiii

SUMMARY

Fahmi Iqlima Safangatun. H0307048. 2011. The Role Of Agriculture In

Absorb Labor In Cilacap Regency. Guided by Dr. Ir. Sri Marwanti, MS and Wiwit Rahayu, SP. MP. Faculty Of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta.

Cilacap Regency is the wider regency in Central Java Province and it has great agricultural beside that agriculture sector is mainstay sector in absorb labor. This study aims are to analyze the role of agriculture sector in absorb labor in Cilacap Regency, knowing the growth component of labor to get job within 2005-2009 and analyze the prediction of chance to get job in agriculture sector for five and ten years later (2010-2014 and 2010-2019) in Cilacap Regency.

The basic method used in this research is analytical descriptive. The method to determine the location of the research done by purposive (deliberately) is Cilacap Regency based on the potency that Cilacap Regency has good for developing agriculture sector, the contribution of agriculture sector toward Gross National Product (PDRB) in Cilacap Regency and the highest rank of labor quantity absorbent. Data used in this aims is secondary data were obtained from BPS, BAPPEDA, Disosnakertrans and Dispertanak.

Data analyze with (1) multiplier effect of labor (2) shift share analyze (3) pure forecast analyze.

Results of research shows that the role of agriculture sector in absorb labor in Cilacap Regency during five years from 2005-2009 who counted by using multiplier analyze is going down (descend). The counted by using multiplier analyze show the average of it is 2,54 it means that for each upgrading 1 labor can make the total chance to get the job in Cilacap as much 2 until 3 labors. The growth chance to get job in agriculture sector in Cilacap Regency based on national component growth is positive, proportional component growth is negative it means that agriculture sector in Cilacap Regency is in part of slow category, area segment component growth is positive. It means agriculture sector in Cilacap Regency in part of sector that has good category in engaged in a rivalry if compare it with other sector in other areas. The growth of agriculture in Cilacap Regency based on the net shiftiest is counted from proportional growth component and area segment component growth, have positive numeral, it means agriculture sector in part of progressive category. The prediction of chance to get job for five and ten years later shows that it has positive numeral who it means that the chances to get job in agriculture sector more and more increase.


(14)

Keterangan : (1). Mahasiswa Fakultas Pertanian UNS dengan NIM H0307048 (2). Dosen Pembimbing Utama

(3). Dosen Pembimbing Pendamping

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA

DI KABUPATEN CILACAP FAHMI IQLIMA SAFANGATUN(1)

Dr.Ir. SRI MARWANTI, MS(2) WIWIT RAHAYU, SP. MP(3)

ABSTRAK

Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian dan proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian untuk lima dan sepuluh tahun ke depan di Kabupaten Cilacap. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitik. Penelitian dilakukan di Kabupaten Cilacap. Jenis data adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Angka Pengganda Tenaga Kerja,

(2) Analisis Shift Share, (3) Analisis Proyeksi Pure Forecast. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap dilihat dari nilai angka pengganda tenaga kerja rata-rata selama lima tahun sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan tenaga kerja sebanyak 1 tenaga kerja di sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di wilayah Kabupaten Cilacap sebanyak 2 sampai 3 tenaga kerja. (2) Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap berdasarkan komponen pertumbuhan nasional bernilai positif, komponen pertumbuhan proporsional bernilai negatif yang berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok lamban dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif yang berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam sektor yang memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di wilayah lain. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap dilihat dari nilai pergeseran bersih positif yang berarti pertumbuhan sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok maju (progresif). (3) Proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan menunjukkan nilai positif yang berarti kesempatan kerja sektor pertanian pada 5 dan 10 tahun ke depan cenderung meningkat.

Kata kunci : Sektor Pertanian, Tenaga Kerja, Angka Pengganda Tenaga Kerja,


(15)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional di Indonesia memiliki tujuan yaitu berusaha mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur. Pembangunan ini tidak terlepas dari pembangunan masing-masing daerah, yang merupakan bagian integral dalam upaya mencapai sasaran nasional. Pembangunan di setiap daerah, baik di kota maupun kabupaten berlangsung secara terus-menerus dan setiap daerah berusaha memajukan daerahnya sesuai dengan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki oleh setiap daerah. Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, menempatkan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab, sehingga setiap daerah kabupaten memiliki kewenangan dan keleluasaan untuk menyusun serta melaksanakan kebijakan pembangunan daerah yang sesuai dengan kondisi, potensi dan aspirasi masyarakat. Setiap pemerintah daerah harus dapat menetapkan kebijakan yang dapat mendukung tercapai pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Arsyad (2009), mengemukakan bahwa masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang

bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi

sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga pertumbuhan penduduk tidak menjadi kendala dalam pembangunan ekonomi daerah. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan rendahnya kinerja pembangunan sumber daya manusia tidak memungkinkan penciptaan kesempatan kerja yang memadai dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga dapat menyebabkan angka pengangguran meningkat. Pernyataan tersebut


(16)

commit to user

diperkuat oleh Simanjuntak (1985), yang berpendapat bahwa jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya dukung ekonomi yang efektif di daerah itu cukup kuat dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.

Pembangunan daerah memerlukan tenaga kerja sebagai salah satu modal utama sebab tenaga kerja merupakan sumber daya dominan, baik dilihat dari sisi kegiatan produksi maupun dari sisi pemanfaatan hasil-hasil pembangunan. Di satu sisi, tenaga kerja diharapkan mempunyai kualitas untuk menjamin tingkat produktivitas yang tinggi dan di sisi lain, pekerja harus mendapatkan perlindungan yang memadai agar ia memperoleh hak-haknya, baik sebagai pekerja maupun memenuhi peran sebagai anggota masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat, berkaitan erat dengan jumlah angkatan kerja yang semakin meningkat pula. Jumlah lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja menandakan bahwa pembangunan di suatu daerah belum berjalan secara efektif.

Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan luas wilayah Kabupaten Cilacap sekitar 6,94% dari total wilayah Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan, 269 desa dan 15 Kelurahan. Kabupaten Cilacap merupakan wilayah dengan corak sosiokultural yang dicirikan dengan luasnya daerah pedesaan dan kultur agraris dalam kehidupan masyarakatnya. Keadaan topografi Kabupaten Cilacap sangat beragam mulai dari dataran rendah dengan ketinggian 6 meter diatas permukaan laut hingga dataran tinggi dengan ketinggian 198 meter diatas permukaan laut. Kondisi topografi yang beragam menyebabkan Kabupaten Cilacap memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai macam budidaya pertanian (BPS Kabupaten Cilacap, 2010).

Sektor pertanian mempunyai peran penting dalam memberikan kontribusi pada perekonomian Kabupaten Cilacap. Usaha dalam bidang


(17)

commit to user

pertanian akan terus berjalan selama manusia masih memerlukan makanan untuk mempertahankan hidup dan masih memerlukan hasil pertanian sebagai bahan baku dalam kegiatan industri. Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor dan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, serta mendorong pemerataan.

Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap terbagi ke dalam lima subsektor yakni subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan. Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap sebagai salah satu sektor yang berkembang di Kabupaten Cilacap dan sebagai salah satu pendukung keberhasilan pembangunan ekonomi daerah. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi daerah salah satunya adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan nilai PDRB tersebut dapat diketahui bahwa sektor pertanian memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Cilacap yaitu menempati urutan ketiga setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdangan, hotel dan restoran. Nilai distribusi kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2005-2009 menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009

menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 (dalam %)

Lapangan Usaha Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik dan Air Minum 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 9. Jasa-jasa 13,48 1,11 55,73 0,34 1,78 20,87 1,82 1,86 3,01 13,17 1,13 55,83 0,35 1,79 20,97 1,99 1,88 2,89 13,21 1,17 54,88 0,35 1,84 21,54 2,16 1,94 2,91 12,9 1,18 55,33 0,33 1,84 21,34 2,20 1,92 2,96 13,25 1,23 53,66 0,32 1,91 22,22 2,30 1,99 3,12 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


(18)

commit to user

Tabel 1 menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Cilacap relatif besar, yaitu sebesar 13,48% (2005), 13,17% (2006), 13,21% (2007), 12,9% (2008) dan 13,25 (2009), serta menempati urutan ketiga setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kabupaten Cilacap dikenal sebagai kawasan industri, tetapi bidang pertanian masih memberikan sumbangan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Walaupun kontribusi sektor pertanian berfluktuatif dan cenderung menurun dari tahun 2005 hingga 2009, sektor ini tetap menjadi salah satu sektor yang mempunyai peranan penting bagi Kabupaten Cilacap. Besarnya kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Cilacap didukung dengan luas lahan sawah yang relatif luas yaitu 63.093 Ha yang digunakan untuk budidaya padi dan majunya subsektor perikanan di Kabupaten Cilacap, sehingga sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB (BPS Kabupaten Cilacap, 2010).

B. Perumusan Masalah

Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap memberikan kontribusi besar terhadap PDRB. Indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah juga dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam berbagai bidang pekerjaan. Sektor pertanian masih memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk menyerap tenaga kerja yang ditunjukkan dengan besarnya penduduk yang bekerja di sektor pertanian.

Tabel 2. Banyaknya Tenaga Kerja menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten Cilacap Tahun 2009

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1. 2.

3. 4. 5. 6.

Buruh Tani Nelayan

Buruh Industri Buruh Bangunan PNS/TNI-POLRI Pensiunan

266.717 17.297

36.356 54.236 23.354 9.216

65,50 4,25

8,93 13,32

5,74 2,26

Jumlah 407.176 100,00


(19)

commit to user

Berdasarkan Tabel 2 diatas, keadaan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap terbagi dalam beberapa jenis pekerjaan antara lain buruh tani, nelayan, buruh industri, buruh bangunan, PNS/TNI-POLRI, pensiunan dan lain-lain. Pekerjaan sebagai buruh tani menduduki jumlah terbesar yaitu dengan persentase sebesar 65,50%. Selain buruh tani, pekerjaan sebagai nelayan juga memiliki jumlah yang cukup besar yaitu 4,25% dari jumlah tenaga kerja yang bekerja berdasarkan jenis pekerjaan di Kabupaten Cilacap. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Cilacap menyerap tenaga kerja dengan persentase tertinggi. Namun, jika dilihat dari perkembangan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha utama, sektor pertanian dari tahun ke tahun menyerap tenaga kerja dengan persentase yang berfluktuatif, seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (dalam %)

No Lapangan Usaha Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pertanian 35,91 37,53 41,48 40,06 40,57

2 Pertambangan & Galian;

Listrik,Gas & Air Bersih 1,29 0,75 1,20 1,45 0,94

3 Industri 16,40 17,18 14,32 16,23 16,51

4 Konstruksi 9,67 7,35 8,52 8,46 8,47

5 Perdagangan 21,49 19,38 17,61 19,89 18,69

6 Komunikasi 4,95 4,77 4,98 3,88 3,63

7 Keuangan 0,23 0,33 0,46 0,55 0,53

8 Jasa 9,91 12,54 11,43 9,48 10,66

9 Lainnya 0,15 0,17 0,00 0,00 0,00

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010

Berdasarkan Tabel 3 diatas, perkembangan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dari tahun 2005-2009 mengalami fluktuasi. Meskipun berfluktuasi, sektor pertanian masih tetap menyerap tenaga kerja yang terbesar jika dibandingkan dengan sektor lain. Namun, belum dapat diketahui besarnya peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, penyebab dari penyerapan tenaga kerja sektor pertanian yang


(20)

commit to user

berfluktuatif dan belum dapat diketahui apakah sektor pertanian akan tetap menyerap tenaga kerja dengan jumlah terbesar untuk tahun-tahun berikutnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap serta komponen-komponen yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Data mengenai jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian kemudian akan digunakan untuk memproyeksi kesempatan kerja sektor pertanian untuk beberapa tahun ke depan. Hal ini dilakukan supaya kedepannya sektor pertanian Kabupaten Cilacap dapat tetap memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian wilayah dan tetap dapat menyerap tenaga kerja tertinggi. Agar hal tersebut dapat terlaksana, maka membutuhkan suatu upaya perencanaan pembangunan seperti perencanaan pembangunan sektor pertanian, khususnya perencanaan pengembangan kesempatan kerja sektor pertanian.

Dari uraian di atas, dapat ditarik rumusan masalah untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten Cilacap?

2. Bagaimana pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten

Cilacap?

3. Bagaimana peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja untuk

lima dan sepuluh tahun ke depan (tahun 2010-2014 dan 2010-2019) di Kabupaten Cilacap?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten Cilacap.

2. Mengetahui pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten


(21)

commit to user

3. Mengetahui peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja untuk

lima dan sepuluh tahun kedepan (tahun 2010-2014 dan tahun 2010-2019)

di Kabupaten Cilacap.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, guna menambah wawasan berkaitan dengan topik penelitian

dan mengetahui lebih mendalam mengenai keadaan wilayah dan keadaan pembangunan Kabupaten Cilacap, serta merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Cilacap, sebagai sumbangan pemikiran

dan bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam perencanaan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja di sektor pertanian.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi mengenai topik penelitian dan


(22)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

1. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan penelitian Amin (2007) yang berjudul ”Peranan

Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten

Semarang” diketahui besarnya peranan sektor pertanian dalam

penyerapan tenaga kerja yang diamati dengan angka pengganda tenaga kerja. Sektor pertanian di Kabupaten Semarang masih memegang peranan penting dalam penyerapan tenaga kerja terutama pada tahun 2001-2003 dan pada tahun 2004-2005 peranannya semakin menurun. Pada tahun 2002 peranan sektor pertanian adalah yang terbesar dalam menyerap tenaga kerja. Hal tersebut dilihat dari nilai angka pengganda yang dihasilkannya yaitu 1,85 yang berarti bahwa setiap 1 orang yang bekerja di sektor pertanian, maka dapat membuka kesempatan kerja sebanyak 1 sampai 2 orang di seluruh sektor. Meskipun angka pengganda terbesar namun pertumbuhan kesempatan kerja menunjukkan angka yang tidak terlalu besar yaitu sebesar 3,11% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Semarang ini mengakibatkan meningkatnya penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan sebesar 11.459 orang.

2. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian

Berdasarkan penelitian Santoso (2010) yang berjudul ”Peranan

Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten

Wonogiri” dengan menggunakan perhitungan Analisis Shift Share

menunjukkan bahwa nilai Pertumbuhan Proporsional di Kabupaten Wonogiri sebesar -36.456,40. Pertumbuhan Proporsional bernilai negatif berarti apabila terjadi perubahan kesempatan kerja pada salah satu sektor di Kabupaten Wonogiri, maka sektor pertanian akan dirugikan dengan adanya penurunan kesempatan kerja sejumlah 36.456 orang. Untuk komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah,


(23)

commit to user

nilainya sebesar 28.624,01. Ini berarti bahwa sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri mengalami kenaikan kesempatan kerja sebesar 28.624 orang apabila dibandingkan dengan sektor pertanian kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Dari nilai Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah, diperoleh nilai Pergeseran Bersih sebesar -7.832,39. Ini berarti progresifitas pertumbuhan kesempatan kerja pada sektor pertanian Kabupaten Wonogiri termasuk kelompok lamban karena Pergeseran Bersihnya bernilai negatif.

3. Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Berdasarkan penelitian Nareswari (2010) yang berjudul

Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di

Kabupaten Karanganyar” untuk meneliti proyeksi kesempatan kerja

di sektor pertanian 5 dan 10 tahun ke depan yaitu dengan

menggunakan model proyeksi pure forecast bahwa nilai elastisitas

kesempatan kerja tetap yaitu -1,356266557 dan pertumbuhan ekonomi tetap yaitu 0,219023942, dalam hal ini digunnakan asumsi bahwa elastisitas kesempatan kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja pada periode analisis sama dengan elastisitas kesempatan kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun 2012 dan tahun 2017, diperoleh hasil proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun 2012 yaitu sebesar 22.044 orang. Sedangkan hasil proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun 2017 sebesar 3.784 orang. Rata-rata selama sepuluh tahun menunjukkan penurunan kesempatan kerja yang terjadi adalah 12.465 orang tiap tahunnya. Nilai rata-rata penurunan kesempatan kerja pada proyeksi lima tahun berbeda dengan proyeksi sepuluh tahun. Rata-rata penurunan kesempatan kerja per tahun pada proyeksi lima tahun sebesar 21.278 orang, lebih besar dari rata-rata penurunan kesempatan kerja per tahun pada proyeksi sepuluh tahun, yaitu 12.465 orang. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penurunan kesempatan kerja setiap


(24)

commit to user

tahun sebenarnya tidaklah sama. Besar penurunan kesempatan kerja per tahun semakin lama semakin menurun.

Ketiga hasil penelitian diatas digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini dengan alasan bahwa melihat hasil penelitian Amin (2007), menunjukkan bahwa angka pengganda tenaga kerja di Kabupaten Semarang yang diperoleh tertinggi hanya sebesar 1,85. Penelitian Santoso (2010), menunjukkan angka pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Wonogiri berdasarkan nilai pergeseran bersih tergolong ke dalam kelompok lamban. Penelitian Nareswari (2010), menunjukkan bahwa proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan di Kabupaten Karanganyar mengalami penurunan. Penelitian-penelitian tersebut memiliki kesamaan letak geografis yaitu di Provinsi Jawa Tengah dan kesamaan sektor yang diteliti yaitu sektor pertanian. Selain itu, kesamaan antara penelitian-penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu metode yang digunakan, dimana untuk mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan metode angka pengganda tenaga kerja, untuk mengetahui pertumbuhan

kesempatan kerja sektor pertanian dengan menggunakan analisis shift

share dan untuk mengetahui proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor

pertanian untuk lima dan sepuluh tahun yang akan datang dengan

menggunakan analisis pure forecast. Maka dari itu, peneliti mengambil

penelitian terdahulu tersebut untuk dijadikan referensi dan bahan pembanding mengenai peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap apakah akan menunjukkan hasil yang sama atau berbeda.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan

Todaro (2000) mengemukakan bahwa pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi, dan institusional demi mencapai kehidupan yang


(25)

commit to user

serba lebih baik. Adapun komponen spesifik atas “kehidupan yang

serba lebih baik” itu, bertolak dari tiga nilai pokok di atas, proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut:

a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai

macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan.

b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan

pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.

c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu

serta bangsa secara keseluruhan, yaitu dengan membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara bangsa lain, namun juga terhadap

setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai

kemanusiaan mereka.

Djojohadikusumo (1994) menyatakan bahwa pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Pernyataan ini diperkuat oleh Arsyad (2009) bahwa pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan dilihat sebagai konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha tanpa akhir. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses transportasi dan proses tersebut membawa perubahan dalam alokasi sumber-sumber ekonomi, distribusi manfaat dari akumulasi yang membawa pada peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan.


(26)

commit to user

2. Pembangunan Ekonomi

Arsyad (2009) mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses dimana saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya pembangunan ekonomi tersebut, sehingga dapat

diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama. Dengan cara tersebut bisa diketahui runtutan peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya.

Pembangunan ekonomi berbeda dengan industrialisasi dan modernisasi. Kalau modernisasi adalah sebagai bidang khusus dalam pembangunan, maka industrialisasi merupakan aspek khusus dari modernisasi. Industrialisasi hanyalah suatu periode dalam suatu negara dimana semua bidang-bidang penting yang strategis selalu dihubungkan dengan hasil-hasil industri atau manufacturing, jadi didasarkan pada penggunaan mesin-mesin lebih dinamis dari modernisasi, namun cakupannya lebih sempit. Sehingga kemungkinan terjadi modernisasi dalam suatu negara dapat dicapai tanpa banyak industri, tetapi tidak mungkin mengadakan industrialisasi tanpa ada modernisasi. Secara singkat dapat dikatakan hubungan antara pembangunan, modernisasi dan industrialisasi: pembangunan adalah sebagai bentuk dari perusahaan sosial, sedang modernisasi menjadi bidang khusus dari pembangunan dan industrialisasi merupakan salah satu aspek dari modernisasi (Siagian, 1989).

Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup penduduk negara yang bersangkutan, yang biasa diukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Penghasilan riil per kapita adalah sama dengan pendapatan nasional riil atau output secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk seluruhnya. Jadi, standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali jika output total meningkat dengan lebih cepat daripada pertumbuhan


(27)

commit to user

jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output total diperlukan penambahan investasi yang cukup besar agar supaya dapat menyerap pertambahan penduduk yang berarti naiknya penghasilan riil per kapita (Irawan, 1982).

3. Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu

pengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru

(Arsyad, 2009).

Pola pembangunan ekonomi yang telah ditempuh oleh negara berkembang termasuk Indonesia, beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat selalu dibarengi kenaikan dalam ketimpangan pembagian pendapatan. Dengan kata lain bahwa antara pertumbuhan

ekonomi yang pesat dan pembagian pendapatan terdapat suatu trade

off yang membawa implikasi bahwa pemerataan dalam pembagian

pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan. Pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi selalu akan disertai kemerosotan dalam pembagian pendapatan atau kenaikan dalam ketimpangan. Pembangunan ekonomi yang mengutamakan proses industrialisasi yang pesat, khususnya industrialisasi yang padat modal, menyebabkan peningkatan dalam angka pengangguran, terutama di daerah perkotaan dimana pusat-pusat industri baru didirikan (Wie, 1981).


(28)

commit to user

4. Pembangunan Pertanian

Todaro (2000) mengemukakan bahwa secara tradisional peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan bahkan hanya dianggap sebagai unsur penunjang semata. Berdasarkan pengalaman sejarah yang dijalani oleh negara-negara barat, apa yang

disebut sebagai pembangunan ekonomi diidentikan dengan

transformasi struktural terhadap perekonomian secara cepat, yakni dari perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi perekonomian industri modern dan jasa-jasa yang serba lebih kompleks. Dengan demikian, peranan utama pertanian dianggap hanya sebatas sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan sebagai sektor unggulan dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Pembangunan pertanian di Indonesia sebenarnya telah menunjukkan kontribusi yang tinggi, bahwa peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui varietas unggul, lonjakan produksi peternakan dan perikanan telah terbukti mampu mengatasi persoalan kelaparan dalam empat dasawarsa terakhir. Pembangunan perkebunan dan agroindustri juga telah mampu mengantarkan pada kemajuan ekonomi bangsa, perbaikan kinerja ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Selama empat dasawarsa terakhir, strategi pembangunan

pertanian mengikuti tiga prinsip penting: broad-based dan terintegrasi

dengan ekonomi makro; pemerataan dan pemberantasan kemiskinan; dan pelestarian lingkungan hidup. Dua prinsip utama telah menunjukkan kinerja yang baik, seperti diuraikan di atas, karena dukungan jaringan irigasi, jalan-jembatan, perubahan teknologi, kebijakan ekonomi makro, dan sebagainya (Arifin, 2008).

5. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan

Mubyarto (1995), Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan


(29)

commit to user

perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Pentingnya sektor pertanian selain dilihat dari nilai produk domestik bruto dan lapangan pekerjaan, dapat juga dilihat dari besarnya nilai ekspor yang berasal dari pertanian.

Sektor pertanian di Indonesia memiliki kemampuan dalam mengisi pembangunan yang dipercayai dapat menjamin pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sektor pertanian dapat memenuhi lima syarat utama sebagai sektor andalan, yaitu tangguh, progresif, ukurannya cukup luas, artikulatif dan responsif. Ketangguhan sektor pertanian diindikasikan oleh kemampuannya dalam memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung. Sektor pertanian berpotensi progresif dan mendorong pertumbuhan ekonomi

nasional jika didukung dengan kebijaksanaan yang tepat

(Daniel, 2002).

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat; meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier; menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus-menerus; meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah dan memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan (Jhingan, 2007).

6. Tenaga Kerja

Simanjuntak (1985) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia mengemukakan bahwa tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Tiga golongan terakhir, yaitu pencari kerja,


(30)

commit to user

bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja namun secara fisik dianggap mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan menurut batas umur. Di Indonesia dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia adalah penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih. Penduduk dibawah 10 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. BPS Kabupaten Cilacap, menyatakan bahwa sejak Tahun 2007 penduduk yang tergolong tenaga kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas. Hal ini disebabkan karena adanya ketentuan wajib belajar 9 tahun, sehingga penduduk yang berumur dibawah 15 tahun masih tergolong kelompok penduduk bersekolah.

Andayuna (2009), angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Dari pengertian tersebut maka angkatan kerja dapat dibagi

dalam dua kelompok, yaitu kelompok pekerja (employment) dan

kelompok penganggur (unemployment). Menurut Simanjuntak (1985),

tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja dan

golongan yang menganggur atau mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh karena

itu, golongan ini sering disebut potensial labor force.

Pengertian manpower adalah kemampuan manusia untuk

mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Istilah imi diterjemahkan menjadi tenaga kerja. Tenaga ini dikeluarkan oleh manusia dengan menggunakan organ-organ otak sebagai pusat dengan


(31)

commit to user

jaringan saraf dan panca indera sebagai sistem komunikasinya, serta tulang dan otot, terutama pada jari, tangan, kaki dan punggung yang menjadi alat mekanisnya (Suroto, 1992).

Todaro (2000), kesempatan kerja terbuka pada saat industri mulai berkembang, namun pada waktu yang sama teknologi yang hemat tenaga kerja mulai ditemukan sehingga banyak mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Pengangguran penuh atau

pengangguran terbuka (open unemployment) banyak disandang oleh

pemuda berusia 15-24 tahun dan terdidik (mereka pernah mengenyam pendidikan yang relatif tinggi) dan pengangguran terselubung

(underemployment) yaitu mereka yang hanya bekerja tidak penuh atau

secara paruh waktu dengan tingkat penghasilan yang minimum, tidak memiliki penghasilan yang memadai dan tidak mempunyai kesempatan kerja untuk meningkatkan pendapatannya. Tenaga kerja

putus asa (discouraged workers) yang terpaksa menyerah dan

menghentikan usahanya duduk dalam antrian panjang angkatan kerja

(labor force) untuk mencari sebuah pekerjaan permanen di sektor

formal, untuk kemudian berusaha mencari nafkah di sektor kerja informal, sehingga mereka tidak lagi masuk dalam survei-survei ketenagakerjaan.

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk usia kerja adalah golongan penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pasar kerja adalah seluruh kebutuhan dan persediaan tenaga kerja atau seluruh permintaan dan penawarannya dalam masyarakat dengan seluruh mekanisme yang memungkinkan adanya transaksi produktif diantara orang yang menjual tenaganya dengan pihak pengusaha yang membutuhkan tenaga tersebut. Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk


(32)

commit to user

bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ( Kartono, 1999).

Tenaga kerja (penduduk usia kerja) adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk kelompok ini dibatasi adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk

menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja /dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan. Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila dilihat dari jam kerja yang dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya kurang dari 35 jam per minggu (Sugihardjo dan Retno, 2005).

7. Shift Share

Analisis shift share digunakan untuk menganalisis perubahan

berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lamban. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja/ produksi di suatu wilayah antara tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen


(33)

commit to user

growth component) disingkat PN, komponen pertumbuhan

proporsional (proporsional or industrial mix growth component)

disingkat PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional

growth component) disingkat PPW (Budiharsono, 2005).

Komponen pertumbuhan nasional adalah perubahan kesempatan kerja/produksi dalam suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja atau produksi nasional secara umum, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah, misalnya devaluasi, kecenderungan inflasi, pengangguran dan kebijakan perpajakan. Bila diasumsikan tidak terdapat perbedaan karakteristik ekonomi antar sektor dan antar wilayah.

Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri (misalnya subsidi,

kebijakan perpajakan dan price support) dan perbedaan dalam struktur

dan keragaman pasar.

Komponen pertumbuhan pangsa wilayah timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB/kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan wilayah lain. Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dengan wilayah lain ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut

(Lucas dan Primms, 1979 cit. Budiharsono, 2005).

Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang

biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administrasi yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut, analisis ini menggunakan tiga informasi dasar yang berhubungan satu sama lain yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi referensi propinsi


(34)

commit to user

pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian

daerah. Kedua, pergeseran proporsional (proportional shift), yang

menunjukkan perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang sama di referensi propinsi atau nasional.

Pergeseran proporsional (proportional shift) disebut juga pengaruh

bauran industri (industry mix). Pengukuran ini memungkinkan kita

untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian

yang dijadikan referensi. Ketiga, pergeseran diferensial (differential

shift) yang memberikan informasi dalam menentukkan seberapa jauh

daya saing industri daerah atau lokal (local) dengan perekonomian

yang dijadikan referensi. Jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut relatif lebih tinggi daya saingnya dibanding industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan referensi juga. Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh keunggulan kompetitif (Widodo, 2006).

Arsyad (2009), analisis shift share merupakan teknik yang

sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkan dengan daerah yang lebih besar (regional atau nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis

perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan.

2. Pergeseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan

relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan.


(35)

commit to user

Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.

3. Pergeseran differensial (differential shift) membantu kita dalam

menentukan seberapa jauh daya saing industry daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industry adalah positif, maka industry tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan.

8. Proyeksi Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja pada umumnya disusun berdasarkan sasaran pertumbuhanekonomi (Gy) dan sasaran pertumbuhan kesempatan kerja (Gn). Perencanaan tenaga kerja pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi jumlah dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pembangunan suatu daerah, guna mencapai target pertumbuhan ekonomi serta pengendalian tingkat pengangguran, baik pengangguran terbuka maupun pengangguran tersembunyi. Dalam menyusun proyeksi kesempatan kerja yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB), digunakan koefisien elastisitas

kesempatan kerja (employment output coefficient). Penggunaan

metode ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus yang digunakan dapat membantu dalam pemahaman tentang hubungan antara jumlah angkatan kerja yang terserap di tiap sektor dengan pertumbuhan PDRB tiap sektor yang bersangkutan serta perubahan teknologi dalam sektor-sektor tersebut. Koefisien penyerapan tenaga kerja (EKK= Elastisitas Kesempatan Kerja) dari masing-masing sektor dihitung berdasarkan perbandingan antara pertumbuhan kesempatan kerja (Gn) dengan tingkat pertumbuhan PDRB (Gy) (Molo, 1998).

Swasono dan Sulistyaningsih (1987), perencanaan tenaga kerja secara nasional, regional atau tingkat perusahaan (mikro) adalah suatu


(36)

commit to user

proses pengumpulan informasi secara reguler dan analisis situasi dan

trend untuk masa kini dan masa depan dari permintaan dan penawaran

tenaga kerja, termasuk faktor-faktor yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan dan penyajian pilihan pengambilan keputusan kebijaksanaan dan program aksi sebagai bagian dari proses perencanaan (pembangunan) untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk dapat memperkirakan permintaan tenaga kerja tidak terlepas dari perhitungan proyeksi yang juga digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksikan suatu keadaan, baik keadaan tenaga kerja maupun keadaan perekonomian. Beberapa model perhitungan proyeksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok dasar perhitungan yaitu:

a. Pure Forecast

Pure Forecast merupakan perhitungan proyeksi dengan

berdasarkan kejadian masa lalu. Perhitungan dilaksanakan dengan mengamati gejala dan perkembangannya di masa lalu untuk memperkirakan keadaannya pada masa yang akan datang.

Rumus : Lit = Lito (1+b)t

Lit = tenaga kerja pada waktu tertentu Lito = tenaga kerja pada waktu to

b = angka konstanta (koefisien arah dari data) t = waktu

b. Conditional Forecast

Merupakan perhitungan perkiraan jumlah tenaga kerja berdasarkan keadaan sebab akibat (hubungan erat dua variabel), yang satu variabel bebas dan yang lain variabel terikat, misalnya jumlah pendapatan (Y=Output) dengan jumlah tenaga kerja (L).

Rumus : Y = a + b L

a dan b = konstanta / parameter

c. Teleological Forecast

Merupakan kebalikan dari Conditional Forecast, dengan dasar


(37)

commit to user

kerja dengan jumlah tertentu. Jumlah tenaga kerja sebagai akibat dan jumlah output sebagai sebab.

Rumus : (Lij/Yj) t = (Lij/Yj) to + f (t)

Lij = tenaga kerja dengan jabatan I dalam industri j Yj = produksi industri j (output j)

t = waktu

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Tenaga kerja (penduduk usia kerja) adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk kelompok ini dibatasi adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Tenaga kerja Kabupaten Cilacap terbagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan dan yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan (tidak/belum bekerja) atau angkatan kerja merupakan penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja/ dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan. Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila dilihat dari jam kerja yang dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya kurang dari 35 jam per minggu. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja, golongan yang mengangggur dan golongan yang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Penduduk yang bekerja di Kabupaten Cilacap dibagi menjadi penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan luar sektor pertanian. Dimana penduduk yang bekerja di sektor pertanian dipengaruhi oleh


(38)

commit to user

pertumbuhan kesempatan kerja sektor lain, tingkat pertumbuhan PDRB dan kebijakan pemerintah Kabupaten Cilacap. Untuk mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap berdasarkan besarnya tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian digunakan rumus angka pengganda tenaga kerja. Rumus angka pengganda tenaga kerja yaitu sebagai berikut:

NB N

K

Dimana : K : pengganda tenaga kerja

N : jumlah tenaga kerja di seluruh sektor

NB : jumlah tenaga kerja di sektor pertanian

Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh, dikalikan dengan perubahan tenaga kerja di sektor pertanian akan dihasilkan angka pertumbuhan kesempatan kerja total dengan rumus:

ΔN = ΔNB X K

Dimana: ΔN : pertumbuhan tenaga kerja total Kabupaten Cilacap.

ΔNB: pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian Kabupaten

Cilacap.

Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian terhadap kesempatan kerja total wilayah dianalisis dengan menggunakan analisis

shift share, sehingga akan diketahui progresifitas dari sektor pertanian.

Secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut:

ΔYij = PNij + PPij + PPWij

Y’ij – Y ij = ΔYij = Yij (Ra – 1) + Yij (Ri – Ra) + Yij (ri – Ri)

Dimana : Ra = Y’ / Y

Ri = Y’i / Yi ri = Y’ij / Yij Keterangan:

PN : komponen pertumbuhan nasional PP : komponen pertumbuhan proporsional PPW : komponen pertumbuhan pangsa wilayah


(39)

commit to user

Y : kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 Y’ : kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 Yi : kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 2005

Y’i : kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 2009

∆Yij : pertumbuhan dalam kesempatan kerja sektor pertanian

Kabupaten Cilacap

Yij : kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada tahun dasar analisis (tahun 2005)

Y’ij : kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada tahun akhir analisis (tahun 2009)

(Ra - 1) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan nasional

(Ri-Ra) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan proporsional

(ri - Ri) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan pangsa wilayah

Proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian tahun 2010 sampai

tahun 2014 dan tahun 2019 dapat dihitung dengan model proyeksi pure

forecast. Secara sederhana dibuat persamaan sebagai berikut :

Lit = Lito (1+ Gn)t

Dimana: Lit :kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap tahun

akhir proyeksi

Lito :kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap

tahun akhir periode dasar proyeksi Gn : pertumbuhan kesempatan kerja

t : selisih tahun proyeksi dengan tahun akhir periode dasar


(40)

commit to user

Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:

Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Cilacap

Tidak/Belum bekerja Bekerja

Sektor Pertanian Luar Sektor Pertanian

 Pertumbuhan kesempatan kerja sektor

lain Kabupaten Cilacap

 Tingkat pertumbuhan PDRB

 Kebijakan pemerintah

Tenaga Kerja Tahun 2005-2009

Proyeksi Tahun 2014 dan 2019

Analisis Shift Share Angka Pengganda

Tenaga Kerja

Pure Forecast

Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja

tahun 2014 dan 2019 di Kabupaten Cilacap PPij PPWij

PBij

Pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian

Kabupaten Cilacap Peranan sektor pertanian

dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap

Angkatan Kerja Tenaga Kerja Kabupaten Cilacap

Bukan Angkatan Kerja


(41)

commit to user

D. Asumsi-Asumsi

1. Pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap

pada masa mendatang mengikuti pola pertumbuhan kesempatan kerja di masa lampau.

2. Dalam memproyeksikan, perhitungannya menggunakan skenario

moderat, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah (Gy), pertumbuhan kesempatan kerja (Gn) dan elastisitas kesempatan kerja (EKK) antara periode analisis dan periode dasar dianggap tetap.

E. Pembatasan Masalah

1. Sektor yang diteliti adalah sektor pertanian.

2. Penelitian ini memusatkan pada analisis data tentang penyerapan tenaga

kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Data yang dianalisis adalah data penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha utama tahun 2005-2009. Data tersebut kemudian digunakan sebagai dasar memproyeksikan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian pada tahun 2010-2014 dan 2010-2019.

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang dalam proses

produksinya berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hewan. Meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan (BPS Kabupaten Cilacap).

2. Tenaga kerja menurut UU No. 13 Tahun 2003 adalah setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja dapat juga diartikan sebagai penduduk yang berada dalam batas usia kerja. Tenaga kerja disebut juga golongan produktif. Dalam penelitian ini, jumlah tenaga kerja didekati dengan jumlah orang yang bekerja pada suatu sektor di Kabupaten Cilacap. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.


(42)

commit to user

3. Tenaga kerja di sektor pertanian adalah jumlah penduduk yang

mampu menghasilkan produk dan jasa yang secara nyata memberikan kontribusi pada sektor pertanian. Dalam penelitian ini, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian didekati dengan jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.

4. Angkatan kerja adalah jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan

dan yang sedang mencari pekerjaan atau menganggur (Simanjuntak, 1985). Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja /dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan (Sugihardjo dan Retno,

2005). Menurut BPS Kabupaten Cilacap, angkatan kerja adalah

penduduk usia kerja yang bekerja ditambah penduduk pencari kerja. Dalam penelitian ini, angkatan kerja tahun 2005-2006 adalah penduduk berumur 10 tahun ke atas dan tahun 2007-2009 adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.

5. Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan

ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Dapat juga didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang digunakan dalam suatu

kegiatan ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa.

Perhitungannya didekati dengan jumlah angkatan kerja yang telah bekerja di suatu sektor. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.

6. Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian adalah kemampuan sektor

pertanian dalam menarik tenaga kerja yang digunakan dalam melaksanakan proses produksinya. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.

7. Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja adalah

kemampuan seluruh sektor perekonomian dalam menarik tenaga kerja dibandingkan dengan kemampuan sektor pertanian dalam menarik


(43)

commit to user

tenaga kerja pada wilayah tertentu dan pada waktu tertentu. Dihitung dengan menggunakan angka pengganda tenaga kerja yaitu perbandingan antara jumlah tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian dibagi dengan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (Budiharsono, 2005).

8. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian menurut Analisis

Shift Share adalah hasil penjumlahan persentase perubahan

kesempatan kerja berdasarkan nilai komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sehingga akan diperoleh nilai pergeseran bersih yang menunjukkan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian. Dinyatakan dalam satuan %.

9. Proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian merupakan

perhitungan matematis jumlah tenaga kerja di Kabupaten Cilacap yang diserap oleh sektor pertanian pada 5 dan 10 tahun ke depan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang ada sekarang. Dalam penelitian

ini dihitung dengan menggunakan metode pure forecast.

10. Pure forecast merupakan perhitungan proyeksi dengan berdasarkan

kejadian masa lalu. Perhitungan dilaksanakan dengan mengamati gejala dan perkembangannya di masa lalu untuk memperkirakan keadaannya pada masa yang akan datang.

11. Proyeksi peningkatan kesempatan kerja sektor pertanian dengan

skenario moderat adalah perkiraan perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun akhir proyeksi dikurangi kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun akhir periode dasar proyeksi.

12. Skenario moderat yaitu perhitungan dengan mengambil jalan tengah,

dimana lonjakan-lonjakan perekonomian seperti krisis ekonomi dan

perubahan harga diabaikan. Pertumbuhan ekonomi daerah,

pertumbuhan kesempatan kerja dan elastisitas kesempatan kerja antara periode analisis dan periode dasar dianggap sama atau tetap.


(44)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Metode deskriptif adalah metode yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Ada sifat-sifat tertentu yang pada umumnya terdapat dalam metode deskriptif, yakni bahwa metode itu:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis (karena itu metode ini sering disebut metode analitik). (Surakhmad, 1994)

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Cilacap yang merupakan kabupaten terluas di Propinsi Jawa Tengah dengan pertimbangan bahwa sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian yaitu sebagai buruh tani dan nelayan (Tabel 2). Selain itu, potensi wilayah Kabupaten Cilacap yang memiliki keanekaragaman ketinggian wilayah mulai dari wilayah pesisir hingga dataran tinggi yang dapat digunakan untuk membudidayakan beranekaragam komoditi pertanian dan kultur agraris yang kuat dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Cilacap. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB yang cukup besar (Tabel 1) dan banyaknya tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian tetapi persentasenya berfluktuatif. Tetapi, belum diketahui sejauh mana peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dipilihlah Kabupaten Cilacap untuk lokasi penelitian.


(45)

commit to user

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rentang waktu 5 tahun, yaitu tahun 2005-2009 yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Cilacap; Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap; Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Cilacap; dan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Cilacap. Data tersebut berupa data PDRB Kabupaten Cilacap, data tenaga kerja Kabupaten Cilacap, data tenaga kerja Propinsi Jawa Tengah, kondisi umum Kabupaten Cilacap, serta data-data lain yang mendukung.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja

Budiharsono (2005), menyatakan bahwa untuk menghitung besarnya peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja, digunakan angka pengganda tenaga kerja. Data yang digunakan selama lima tahun dengan rumus:

NB N

K

Dimana : K : pengganda tenaga kerja

N : jumlah tenaga kerja di seluruh sektor

NB : jumlah tenaga kerja di sektor pertanian

Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh, dikalikan dengan perubahan tenaga kerja di sektor pertanian akan dihasilkan angka pertumbuhan kesempatan kerja total dengan rumus:

ΔN = ΔNB × K

Dimana: ΔN : pertumbuhan tenaga kerja total Kabupaten Cilacap.

ΔNB: pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian Kabupaten


(1)

commit to user

kegiatan-kegiatan pembangunan yang lebih besar, sehingga menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Pembangunan wilayah Kabupaten Cilacap mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber untuk pembangunan sektor lain, sehingga sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbanyak. Hal ini didukung dengan adanya strategi-strategi yang disusun oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap sebagai berikut:

1. Peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pangan utama

pertanian dan peternakan.

2. Rehabilitasi dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana penunjang pertanian.

3. Peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokalita yang ramah

lingkungan.

4. Pengamanan, penyelematan dan peningkatan mutu produksi komoditas

pertanian dan peternakan.

5. Pengembangan dan Pembinaan perbenihan.

6. Peningkatan koordinasi antar lembaga dalam pengawasan distribusi, penyediaan sarana/prasarana distribusi dan pengendalian harga pangan.

7. Pengembangan pola dan manajemen usaha tani dari tradisional ke

wirausaha yang berorientasi pasar.

8. Pengembangan kemitraan usaha antara petani dengan pelaku usaha

pertanian dan peternakan.

9. Pengembangan pengolahan hasil pangan komoditas pertanian dan

peternakan.

10.Pengembangan promosi produk pertanian dan peternakan.

11.Pengembangan sistem penyediaan sarana produksi.

12.Penumbuhan kelompok tani agribinis pada sentra-sentra produksi

komoditas pertanian dan peternakan yang bernilai ekonomis tinggi. 13.Revitalisasi penyuluhan.

14.Pengembangan kemampuan dan SDM petani dalam mengakses teknologi


(2)

commit to user

15.Sosialisasi dan pembuatan rancangan peraturan

perundang-undangan/produk-produk hukum yang berhubungan dengan pertanian. 16.Pengembangan kelembagaan pertanian dan peternakan berbasis agribisnis.

Strategi-strategi ini digunakan pemerintah sebagai alat untuk memperbaiki keadaan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap, misalnya adanya program pengembangan agribisnis yang salah satunya menyatakan adanya upaya pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian dan pedesaan (Renstra SKPD 2008-2012). Rehabilitasi infrastruktur ini dapat berupa perbaikan saluran irigasi, penambahan toko saprodi sehingga lebih dekat dengan petani dan perbaikan jalan raya sebagai sarana transportasi. Berdasarkan hal ini, dapat dijadikan momentum bagi pemerintah untuk menarik minat masyarakat untuk mengembangkan sektor pertanian.


(3)

commit to user 66

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian dan proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun di Kabupaten Cilacap dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap selama tahun 2005-2009 yang dihitung dengan angka pengganda tenaga kerja menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Rata-rata angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan 1 tenaga kerja pada sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di Kabupaten Cilacap sebanyak 2 hingga 3 tenaga kerja.

2. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap selama tahun 2005-2009 yang dihitung dengan analisis shift share menunjukkan pertumbuhan kesempatan kerja yang progresif (maju). Nilai pergeseran bersih yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar sebesar 35.923,47 atau 14,90%.

3. Proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dihitung dengan metode pure forecast menunjukkan proyeksi untuk lima dan sepuluh tahun ke depan terus meningkat. Proyeksi kesempatan kerja untuk tahun 2014 sebesar 588.901 jiwa dan tahun 2019 sebesar 1.239.790 jiwa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat penulis berikan untuk Kabupaten Cilacap mengenai ketenagakerjaan khususnya sektor pertanian dalah sebagai berikut:

1. Pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan mengenai pengoptimalan

penggunaan lahan, sebagai contoh untuk sawah irigasi teknis diusahakan untuk 3 kali musim tanam dengan pemilihan pola tanam dan komoditi


(4)

commit to user 67

yang tepat, sehingga terhindar dari gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan kesuburan tanah akan tetap terjaga. Pola tanam yang dipilih misalnya padi, padi dan palawija, pemilihan komoditi palawija seperti cabai atau tanaman hortikultura lain yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan usaha tersebut diharapkan akan meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan meningkatkan pendapatan petani, sehingga akan merubah pola pikir masyarakat mengenai pekerjaan di sektor pertanian serta dapat menarik minat masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian.

2. Perlu kehati-hatian dalam menentukan tenggang waktu dalam

menggunakan metode pure forecast karena mengingat dinamika


(5)

commit to user 68

DAFTAR PUSTAKA

Amin, R. 2007. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Semarang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Andayana. 2009. Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja.

http://andayana.com/2009/10/angkatan-kerja-tenaga-kerha-dan_16. Diakses tanggal 4 Desember 2010.

Arifin, B. 2008. Strategi Baru Pembangunan Pertanian. http://www.kompas.com. Diakses Pada Tanggal 7 November 2010.

Arsyad, L. 2009. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah Edisi Kedua Cetakan Pertama. BPFE UGM. Yogyakarta.

BPS. 2006. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2005. Cilacap. ____. 2007. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2006. Cilacap. ____. 2008. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2007. Cilacap. ____. 2009. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2008. Cilacap. ____. 2010. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2009. Cilacap. ____. 2010. Cilacap Dalam Angka 2009/2010. Cilacap.

____. 2010. Jawa Tengah Dalam Angka 2010. Cilacap.

Budiharsono, S. 2005. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita. Jakarta.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Djojohadikusumo, S., 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi, Pertumbuhan dan Ekonomi pembangunan Cetakan Pertama. LP3ES. Jakarta.

Irawan. 1982. Ekonomi Pembangunan Edisi Ketiga. BPFE UGM. Yogyakarta. Jhingan, M. L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Kartono, D. 1999. Modul Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah.

Lembaga Pengkajian Otonomi Daerah Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial UI. Jakarta.

Molo, M. dan Retno S, 1998. Laporan Akhir Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah (PTKD) Jateng. BAPEDDA Prop.Dati I Jateng. Pusat Studi Kependudukan Lembaga Penelitian UNS. Karanganyar.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Pustaka LP3ES Indonesia.


(6)

commit to user 69

Nareswari, E.D. 2010. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Simanjuntak, P. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFEUI.

Jakarta.

Santoso, W. 2010. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Siagian. 1989. Pembangunan Ekonomi Dalam Cita-cita dan Realita. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Sugihardjo dan Retno, S. 2005. Materi Penunjang Perkuliahan Kependudukan. Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian FP UNS. Surakarta. Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito. Bandung.

Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. UGM Press. Yogyakarta.

Swasono dan Sulistyaningsih, 1987. Metode Perencanaan Tenaga Kerja Tingkat Nasional, Regional dan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga: Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Widodo, T. 2006. Perencanaan Pembangunan Aplikasi Komputer (Era Ekonomi

Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Wie, T.K.,1981. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan, Beberapa Pendekatan Alternatif, Cetakan Pertama. LP3ES. Jakarta.