3. Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk selalu menambah produk pertanian untuk tiap konsumen sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar campur tangan manusia di
dalam perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. Penambahan produksi, pendapatan maupun produktivitas ini berlangsung terus, sebab apabila tidak,
berarti pembangunan terhenti Surahman dan Sutrisno, 1997. Program pembangunan sektor pertanian meliputi program peningkatan
pendapatan petani, pekebun, peternak dan nelayan. Program pembangunan tersebut ditunjang dengan pembangunan sarana dan prasarananya seperti
pengadaan dan pelancaran faktor produksi, pengembangan jaringan irigasi dan jalan, kebijakan tata niaga dan harga serta penelitian Dumairy, 1997.
Peran pertanian dalam pembangunan pertanian hanya sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah untuk berkembangnya sektor
industri yang berfungsi sebagai unggulan dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan Todaro, 2000.
Dalam periode 2005-2009, pembangunan pertanian diarahkan untuk mencapai visi: “Terwujudnya pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan
pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani”. Pembangunan pertanian pada hakekatnya
adalah pendayagunaan secara optimal sumberdaya pertanian dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan, yaitu :
Apriyantono, 2005 1.
Membangun SDM aparatur profesional, petani mandiri dan kelembagaan pertanian yang kokoh
2. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya pertanian secara berkelanjutan
3. Memantapkan ketahanan dankeamanan pangan
4. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian
5. Menumbuhkembangkan usaha pertanian yang akan memacu aktivitas
ekonomi perdesaan 6.
Membangun sistem manajemen pembangunan pertanian yang berpihak kepada petani
4. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan