4.4. Metode Pengumpulan Data
Pegumpulan data diperoleh dengan : 1.
Pemilihan sampel dan pengelompokan sampel. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling secara
subjektif. Peneliti memilih sampel dengan melihat penampakan fisik mahasiswa yang memenuhi kriteria obesitas dan berat badan normal.
Apabila terdapat mahasiswa yang kira-kira tidak memenuhi kriteria obesitas dan berat badan normal, mahasiswa tersebut tidak
diikutsertakan dalam penelitian. Sampel kemudian diminta terlebih dahulu untuk mengisi identitas diri dan diwawancara sesuai dengan
daftar pertanyaan pada kuisioner untuk mencari sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan menyingkirkan sampel yang memenuhi kriteria
eksklusi serta menanyakan apakah sampel bersedia untuk menjadi objek penelitian dan menjelaskan prosedur penelitian. Setelah itu,
dilakukan pengukuran IMT dari sampel dengan mengukur tinggi dan berat badan. Sampel dengan IMT 25 kgm
2
akan menjadi sampel pada kelompok obesitas sedangkan sampel dengan IMT 18,5
– 22,9 kgm
2
akan menjadi sampel pada kelompok berat badan normal. 2.
Pengukuran nilai fungsi paru dengan spirometri. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fungsi paru dengan
spirometri yang sebelumnya sudah dijelaskan kepada sampel tentang cara kerja alat.
3. Dokumentasi data yang diperoleh.
4.5. Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah menggunakan program berbasis komputer SPSS Statistical Product and Service Solution. Uji hipotesis yang
digunakan adalah uji t-independent jika data berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan metode alternatif yaitu dengan metode
Mann-Whitney Dahlan, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan dr. Mansyur No. 5, Medan, Sumatera Utara.
5.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester III, V, dan VII yang berjumlah 120 orang.
Tabel 5.1. Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Subjek
Jumlah n Persentase
Jenis Kelamin Laki-Laki
Perempuan Usia
59 61
49,2 50,8
18 19
20 21
22 IMT
Obesitas Berat Badan Normal
6 20
35 51
8
60 60
5,0 16,7
29,2 42,5
6,7
50 50
Berdasarkan tabel 5.1. di atas, dapat dilihat bahwa dari 120 orang subjek penelitian, terdapat 59 orang 49.2 subjek berjenis kelamin laki-laki dan 61
Universitas Sumatera Utara
orang 50,8 subjek berjenis kelamin perempuan. Dalam 120 orang subjek pada penelitian ini, 6 orang subjek 5,0 berusia 18 tahun, 20 orang subjek 16,7
berusia 19 tahun, 35 subjek 29,2 berusia 20 tahun, 51 orang subjek 42,5 berusia 21 tahun, dan 8 orang subjek 6,7 berusia 22 tahun. Berdasarkan IMT,
60 orang subjek 50 berada pada kelompok obesitas, dan 60 orang subjek 50 lainnya berada pada kelompok berat badan normal.
5.1.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Tidal VT
Distribusi subjek penelitian berdasarkan VT mahasiswa FK USU dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Tidal Kategori
Rerata Simpangan
p-value Berat Badan
L Baku
Obesitas 0,50
0,08 0,429
Berat Badan Normal 0,53
0,09 p-value menggunakan uji t-independent
Berdasarkan tabel 5.2. di atas, dapat dilihat bahwa VT pada individu obesitas dan berat badan normal tidak jauh berbeda. Apabila dibandingkan secara
statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal p0,05.
5.1.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Inspirasi VCI
Distribusi subjek penelitian berdasarkan VCI dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Inspirasi
Kategori Rerata
Simpangan p-value
Berat Badan L
Baku
Obesitas 3,25
0,99 0,577
Berat Badan Normal 3,57
1,08 p-value menggunakan uji t-independent
Berdasarkan tabel 5.3. di atas, dapat dilihat bahwa VCI pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Namun,
apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal p0,05.
5.1.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Ekspirasi VCE
Distribusi subjek penelitian berdasarkan VCE dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Ekspirasi
Kategori Rerata
Simpangan p-value
Berat Badan L
Baku
Obesitas 1,40
0,67 0,042
Berat Badan Normal 1,68
0,80 p-value menggunakan uji Mann-Whitney
Berdasarkan tabel 5.4. di atas, dapat dilihat VCE pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Apabila dibandingkan
secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal p0,05.
Universitas Sumatera Utara
5.1.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Residual VR
Distribusi subjek penelitian berdasarkan VR dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Residual Kategori
Rerata Simpangan
p-value Berat Badan
L Baku
Obesitas 1,44
0,23 0,023
Berat Badan Normal 1,39
0,17 p-value menggunakan uji t-independent
Berdasarkan tabel 5.5. di atas, dapat dilihat bahwa VR pada individu obesitas lebih tinggi dari pada individu dengan berat badan normal. Apabila
dibandingkan secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal p0,05.
5.1.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Inspirasi KI
Distribusi subjek penelitian berdasarkan KI dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Inspirasi Kategori
Rerata Simpangan
p-value Berat Badan
L Baku
Obesitas 3,76
1,00 0,402
Berat Badan Normal 4,11
0,11 p-value menggunakan uji t-independent
Berdasarkan tabel 5.6. di atas, dapat dilihat bahwa KI pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Namun,
Universitas Sumatera Utara
apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal p0,05.
5.1.8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Vital KV
Distribusi subjek penelitian berdasarkan KV dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Vital Kategori
Rerata Simpangan
p-value Berat Badan
L Baku
Obesitas 5,16
1,11 0,262
Berat Badan Normal 5,79
1,31 p-value menggunakan uji t-independent
Berdasarkan tabel 5.7. di atas, dapat dilihat bahwa KV pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Namun,
apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal p0,05.
5.1.9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Residual
Fungsional KRF
Distribusi subjek penelitian berdasarkan KRF dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Residual Fungsional
Kategori Rerata
Simpangan p-value
Berat Badan L
Baku
Obesitas 2,85
1,67 0,075
Berat Badan Normal 3,07
0,83 p-value menggunakan uji t-independent
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.8. di atas, dapat dilihat bahwa KRF pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Namun,
apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal p0,05.
5.1.10. Distribusi subjek penelitian berdasarkan Kapasitas Total Paru KTP
Distribusi subjek penelitian berdasarkan KTP dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Total Paru Kategori
Rerata Simpangan
p-value Berat Badan
L Baku
Obesitas 6,61
1,01 0,048
Berat Badan Normal 7,18
1,37 p-value menggunakan uji t-independent
Berdasarkan tabel 5.19. di atas, dapat dilihat bahwa KTP pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Apabila
dibandingkan secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal p0,05.
5.1. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan perbedaan nilai rata-rata fungsi paru pada subjek obesitas dan berat badan normal. Dapat dilihat bahwa nilai
fungsi paru menurun seiring dengan bertambahnya IMT. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rabec, Ramos, dan Veale, 2010 yang mengatakan
bahwa obesitas mempunyai dampak negatif terhadap fungsi paru. Pada tabel 5.2., terlihat bahwa nilai rata-rata VT individu obesitas tidak
jauh berbeda dari berat badan normal. Berdasarkan uji statistik, didapatkan nilai p=0,429 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan anatara VT
individu obesitas dan berat badan normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., 2008 yang menbandingkan nilai fungsi paru pada wanita obesitas dan berat badan normal
yang sehat dengan rata-rata umur subjek penelitian adalah 24 tahun. VT sering berkurang pada obesitas berat yang biasanya diikuti dengan pola pernafasan yang
cepat dan dangkal. Pola pernafasan tersebut merupakan respon dari kekakuan sistem pernafasan yang elastis pada berat badan normal. Selama latihan fisik,
terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan penurunan VT pada obesitas. Namun, dalam obesitas ringan-sedang, volume tidal saat istirahat sering dalam
batas normal serta frekuensi dan dalamnya pernafasan masih sama dengan individu berat badan normal Salome, C.M., Berend, N., dan King G.G., 2010.
Pada tabel 5.3., terlihat bahwa nilai rata-rata VCI pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal. Nilai p=0,577 pada penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara VCI obesitas dan berat badan normal. Hal ini berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh
Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., 2008 yang menemukan subjek obesitas memiliki VCI yang lebih besar sebanyak 0,58 L dari subjek berat badan
normal. Perbedaan ini mungkin terjadi karena subjek penelitian diatas adalah perempuan dimana perempuan memiliki lemak subkutis yang lebih banyak dari
laki-laki sehingga mempengaruhi nilai VCI. Pada tabel 5.4., terlihat bahwa VCE pada individu obesitas lebih rendah
dari berat badan normal. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,042. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jones, J.L., 2006 yang menemukan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,0001. Pengurangan nilai VCE pada obesitas merupakan temuan yang
konsisten terdapat dalam berbagai jurnal Kotur, N., Sappandi, N., dan Karne, S.L., 2012. Ladosky, Botelho, dan Albuquerque 2001 pada Costa, D., Barbalho,
M.C., Miguel, G.P., et al., 2008 yang membandingkan sekelompok pasien obesitas dan tidak obesitas, menduga bahwa pengurangan VCE pada obesitas
dapat terjadi akibat konsekuensi terperangkapnya udara di paru sehingga terjadi pengurangan ventilasi volunter maksimum yang merupakan volume udara
terbesar yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari paru selama 1 menit oleh
Universitas Sumatera Utara
usaha volunter. Pada penelitian Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., 2008 terdapat penurunan ERV yang diikuti oleh penurunan ventilasi volunter
maksimum. Pada tabel 5.5., terlihat bahwa VR pada individu obesitas dan berat badan
normal memiliki rata-rata yang hampir sama yaitu 1,44 L dan 1,39 L dengan VR pada obesitas lebih tinggi dari berat badan normal sebanyak 0,05 L. Pada
penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,023. Hal serupa terdapat pada penelitian Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al.,
2008 yang menduga bahwa obesitas dapat meningkatkan terperangkapnya udara di paru yang mengganggu ventilasi paru melalui pengurangan volume yang
dikeluarkan saat bernafas sehingga terjadi peninggian nilai VR. Pada tabel 5.6., terlihat bahwa KI pada individu obesitas memiliki rata-rata
yang lebih rendah dari berat badan normal dengan perbedaan sebesar 0,34 L. Pada penelitian ini didapatkan nilai p=0,402 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. Hal ini berbeda dari penelitian oleh Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., 2008 yang mendapatkan peningkatan nilai
KI pada obesitas dibandingkan dengan berat badan normal. KI adalah volume maksimal udara yang dihirup sesudah ekspirasi normal yang dipengaruhi oleh VT
dan VCI. Pada penelitian tersebut, nilai VCI pada individu obesitas lebih tinggi dari pada berat badan normal sehingga memepengruhi nilai KI menjadi lebih
tinggi pada individu obesitas. Pada tabel 5.7., terlihat bahwa KV subjek obesitas memiliki rata-rata yang
lebih rendah dari berat badan normal. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan KV seiring bertambahnya IMT. Namun, pada penelitian ini tidak
ditemukan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,262. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al.,
2008 dengan nilai p0,05 dan penelitian oleh Pinzon, R., 1999 di Yogyakarta yang meneliti hubungan KV pada 66 mahasiswa obesitas dan tidak obesitas
dengan nilai p=0,289. KV merupakan volume maksimal udara yang dapat dihembuskan keluar secara paksa sesudah suatu inspirasi yang dalam maksimal
yang dipengaruhi oleh nilai VCI, VCE, dan VT. Pada penelitian ini didapatkan
Universitas Sumatera Utara
nilai VCI, VCE, dan VT menurun pada individu obesitas sehingga nilai KV pada individu obesitas dalam penelitian ini menurun.
Pada tabel 5.8., terlihat bahwa KRF pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal dengan nilai rata-rata berturut-turut adalah 2,84 L dan
3,07 L dan nilai p=0,075 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara KRF obesitas dan berat badan normal. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Jones J.L., 2006 yang juga menemukan terjadinya penurunan nilai KRF pada obesitas. Penurunan nilai KRF dan VCE pada obesitas morbid
merupakan hasil dari akumulasi lemak pada abdomen dan dinding dada yang mengakibatkatkan perubahan mekanis dari dinding dada. Hal tersebut dapat
menurunkan elastisitas paru, peningkatan kerja pernafasan dan mengakibatkan resistensi sehinga menyebabkan melemahnya otot-otot pernapasan Guimaraes,
C., Martins, M.V., Moutinho dos Santos, J., 2012. Pada tabel 5.9., terlihat KTP pada individu obesitas lebih rendah dari berat
badan normal dengan nilai rata-rata berturut-turut adalah 6,61 L dan 7,18 L. Dapat dilihat terjadi penurunan sebesar 0,58 L yang masih di dalam batas normal. Pada
penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,048. Hal ini juga dijumpai pada penelitan Jones. J.L., 2006 yang mendapatkan perbedaan
yang signifikan. Salome, C.M., Berend, N., dan King G.G., 2010 menyebutkan bahwa banyak penelitian yang melaporkan hubungan antara peningkatan berat
badan dengan penurunan KTP namun dengan penurunan yang kecil. Mereka juga menyebutkan bahwa nilai KTP biasanya dipertahankan dalam batas normal
bahkan pada obesitas berat. Alasan terjadinya penurunan KTP pada obesitas belum diketahui. Tetapi mungkin karena efek mekanis dari jaringan adiposa,
karena KTP meningkat dengan penurunan berat badan. Penurunan pergerakan ke bawah diafragma akibat peningkatan massa perut, cenderung menurunkan KTP
dengan membatasi ruang untuk ekspansi paru.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan