Perbedaan Nilai Fungsi Paru Antara Mahasiswa dengan Obesitas dan Berat Badan Normal di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Elsa Zulina Putri Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Duri, 17 Oktober 1993

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr. Picauly no.16

Nomer Handphone : 081321971775

Email : elsazulinaputri@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1. TK Cendana Duri (1999 – 2001) 2. SDS Cendana Duri (2001 – 2007) 3. SMPS Cendana Duri (2007 – 2009) 4. SMAS Cendana Duri (2009 – 2012)


(2)

Riwayat Pelatihan :

1. Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK USU 2012

2. Peserta Pelatihan Balut Bidai Tim Bantuan Medis (TBM) FK USU 2012

Riwayat Organisasi :

1. Anggota Seksi Acara Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) FK USU 2013 2. Koordinator Seksi Acara Cerdas Cermat antar SMA Sekota Medan 2013 3. Anggota Seksi Dana Basic Surgical Skill 2013

4. Anggota Seksi Peralatan dan Tempat Pengabdian Masyarakat Akbar TBM FK USU 2014

5. Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat TBM FK USU 2014

6. Anggota Seksi Peralatan dan Tempat Perayaan Hari Besar Islam (PHBI) goes to school 2014

7. Anggota Seksi Acara Basic Life Support 2014

8. Anggota Seksi Acara Latihan Gabungan Wilayah I Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia 2014

9. Anggota Seksi Acara TBM Camp 2014

10. Koordinator Acara Pengabdian Masyarakat FK USU 2014 11. Bendahara Umum TBM FK USU 2014-2015


(3)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Salam Sejahtera,

Saya, Elsa Zulina Putri, sedang menjalani Pendidikan Dokter di Universitas Sumatera Utara. Saya akan melakukan penelitian dengan judul

“Perbedaan Nilai Fungsi Paru antara Mahasiswa dengan Obesitas dan Berat Badan Normal di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara”. Saya mengadakan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai fungsi paru antara mahasiswa dengan obesitas dan berat badan normal. Menurut sumber bacaan, seseorang dengan obesitas memiliki faktor risiko untuk terjadinya gangguan fungsi paru.

Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan Saudara menjadi responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan pemerikasaan fungsi paru dengan spirometri.

Pada saat dilakukan pengukuran berat badan, semua benda yang memberatkan akan dikeluarkan atau dilepaskan terlebih dahulu. Lalu Saudara diminta untuk naik ke atas timbangan dengan kedua kaki seluruhnya berada di atas timbangan dan pandangan lurus ke depan. Pemeriksa akan membaca angka yang ditunjuk oleh jarum timbangan yang merupakan berat badan Saudara.

Pada saat dilakukan pengukuran tinggi badan, alas kaki dan segala sesuatu yang dipakai di kepala Saudara dilepaskan terlebih dahulu. Posisi Saudara berdiri tegak, menempel pada dinding, dan pandangan lurus ke depan. Lalu alat pengukur tinggi badan akan digeser oleh pemeriksa sampai puncak kepala Saudara dan kemudian pemeriksa membaca angka yang menunjukkan tinggi badan Saudara.

Selanjutnya Saudara akan melakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri. Saudara dalam posisi berdiri tegak lurus kepala menghadap ke depan dan pakaian dilonggarkan. Lalu saudara akan dijelaskan mengenai pelaksanaan manuver (pemeriksaan) yaitu mouth piece dimasukkan ke mulut, kemudian Saudara inspirasi dan ekspirasi secara normal selama 1 menit kemudian inspirasi


(4)

dalam dan kemudian ekspirasi kuat. Selanjutnya Saudara akan memasangnose clips(penjepit hidung) pada hidung dan kemudian Saudara melaksanakan manuver (pemeriksaan).

Partisipasi Saudara bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Identitas Saudara akan dirahasiakan dan tidak dipublikasikan. Data yang terkumpul hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud lain. Jika Saudara membutuhkan informasi lebih lanjut, Saudara dapat langsung menghubungi peneliti, Elsa Zulina Putri. Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Dalam penelitian ini, responden terlebih dahulu akan mengisi lembar identitas diri dan jika Saudara bersedia menjadi subjek penelitian, silahkan menandatangani lembar persetujuan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan Saudara dalam penelitian ini tentunya akan menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Medan, ………. 2015

Peneliti,


(5)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

No.HP :

telah mendapatkan keterangan dari peneliti bahwa saya akan diminta untuk

menjadi subjek penelitian dalam penelitian yang berjudul “Perbedaan Nilai Fungsi Paru antara Mahasiswa dengan Obesitas dan Berat Badan Normal di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara”. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan fungsi paru dengan Spirometri.

Saya memahami manfaat dan risiko dari penelitian ini dan saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai subjek penelitian tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Medan, ……… 2015

Subjek Penelitian,


(6)

LAMPIRAN 4

LEMBAR IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN

Tanggal :

Nama Lengkap :

NIM :

Usia :

Jenis Kelamin :

Kelas :

No.HP :

Riwayat Penyakit : Ya / Tidak jantung atau paru

Riwayat Orang tua : Ya / Tidak (Penyakit jantung atau paru)

Merokok : Ya / Tidak

Berat Badan : kg


(7)

(8)

(9)

LAMPIRAN 8

OUTPUT SPSS

Statistics

Umur Responden Jenis Kelamin Kelompok IMT

N

Valid 120 121 120

Missing 1 0 1

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

18.00 6 5.0 5.0 5.0

19.00 20 16.5 16.7 21.7

20.00 35 28.9 29.2 50.8

21.00 51 42.1 42.5 93.3

22.00 8 6.6 6.7 100.0

Total 120 99.2 100.0

Missing Syste m

1 .8

Total 121 100.0

Kelompok IMT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

OBESITAS 60 49.6 50.0 50.0

BB NORMAL 60 49.6 50.0 100.0

Total 120 99.2 100.0

Missing System 1 .8


(10)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Volume Tidal Volume Cadangan

Inspirasi

Kapasitas Ekspirasi

Kapasitas Vital

N 120 120 120 120

Normal Parametersa,b

Mean .5221 3.4144 2.0693 5.4838

Std. Deviation .08809 1.04816 .75291 1.25177

Most Extreme Differences

Absolute .074 .097 .116 .109

Positive .074 .097 .116 .109

Negative -.062 -.057 -.100 -.048

Kolmogorov-Smirnov Z .814 1.062 1.275 1.190

Asymp. Sig. (2-tailed) .522 .209 .077 .118

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kapasitas Inspirasi

Kapasitas Vital Kapasitas Residual Fungsional

Kapasitas Total Paru

N 120 120 120 120

Normal Parametersa,b

Mean 3.9365 5.4838 2.9658 6.9023

Std. Deviation 1.07101 1.25177 .76557 1.23573

Most Extreme Differences

Absolute .071 .109 .108 .112

Positive .071 .109 .108 .112

Negative -.046 -.048 -.067 -.047

Kolmogorov-Smirnov Z .774 1.190 1.186 1.225

Asymp. Sig. (2-tailed) .587 .118 .120 .100

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(11)

Group Statistics

Kelompok IMT N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Volume Tidal OBESITAS 60 .5065 .08063 .01041

BB NORMAL 60 .5377 .09303 .01201

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Differe nce 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Volume Tidal

Equal variances assumed

.630 .429 -1.961 118 .052 -.03117 .01589 -.06264 .00031

Equal variances not assumed

-1.961 115.66 3

.052 -.03117 .01589 -.06265 .00031

Group Statistics

Kelompok IMT N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Volume Cadangan Inspirasi

OBESITAS 60 3.2558 .99099 .12794


(12)

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Differe nce 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Volume Cadang an Inspiras i Equal variances assumed

.312 .577 -1.670 118 .098 -.31717 .18995 -.69331 .05898

Equal variances not assumed

-1.670 116.99 5

.098 -.31717 .18995 -.69334 .05901

Ranks

Kelompok IMT N Mean Rank Sum of Ranks

Volume Cadangan Ekspiras

OBESITAS 60 54.05 3243.00

BB NORMAL 60 66.95 4017.00

Total 120

Volume Cadangan

Ekspiras

Mann-Whitney U 1413.000

Wilcoxon W 3243.000

Z -2.031

Asymp. Sig. (2-tailed) .042


(13)

Group Statistics

Kelompok IMT N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Volume Residu OBESITAS 60 1.4465 .23796 .03072

BB NORMAL 60 1.3907 .17750 .02291

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Differe nce Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Volume Residu

Equal variances assumed

5.320 .023 1.457 118 .148 .05583 .03833 -.02006 .13173

Equal variances not assumed

1.457 109.13 3

.148 .05583 .03833 -.02013 .13179

Group Statistics

Kelompok IMT N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kapasitas Inspirasi OBESITAS 60 3.7623 1.00125 .12926


(14)

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-taile d) Mean Differen ce Std. Error Differe nce 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Kapasitas Inspirasi

Equal variances assumed

.707 .402 -1.798 118 .075 -.34833 .19373 -.73197 .03530

Equal variances not assumed

-1.798 116.59 9

.075 -.34833 .19373 -.73202 .03535

Group Statistics

Kelompok IMT N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kapasitas Vital

OBESITAS 60 5.1697 1.11305 .14369

BB NORMAL 60 5.7978 1.31182 .16936

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-taile d) Mean Differen ce Std. Error Differe nce 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Kapasita s Vital Equal variances assumed 1.27 2

.262 -2.828 118 .006 -.62817 .22210 -1.06799 -.18834

Equal variances not assumed

-2.828 114.95 1


(15)

Group Statistics

Kelompok IMT N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

Kapasitas Residual Fungsional

OBESITAS 60 2.8538 .67744 .08746

BB NORMAL 60 3.0778 .83527 .10783

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-taile d) Mean Differen ce Std. Error Differe nce 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Kapasita s Residual Fungsio nal Equal variances assumed 3.23 0

.075 -1.613 118 .109 -.22400 .13884 -.49894 .05094

Equal variances not assumed

-1.613 113.17 8

.109 -.22400 .13884 -.49906 .05106

Group Statistics

Kelompok IMT N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kapasitas Total Paru OBESITAS 60 6.6162 1.01600 .13117


(16)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-taile

d)

Mean Differen

ce

Std. Error Differe nce

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Kapasita s Total Paru

Equal variances assumed

4.00 2

.048 -2.597 118 .011 -.57233 .22035 -1.00869 -.13597

Equal variances not assumed

-2.597 108.76 7


(17)

DAFTAR PUSTAKA

,

Almatsier, S., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Amoah, AG., 2003. Obesity in adult residents of Accra, Ghana. Ethn Dis, 13(2): 97–101.

Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., Maria, E., Forti, P., et al., 2008. The Impact of Obesity on Pulmonary Function in Adult Women. Clinick, 63(6): 719–724.

De Onis, M. and Blossner, M., 2000. Prevalence and Trends of Overweight Among Pre-schoolchildren in Developing Countries. Am J ClinNutr, 72 (4):1032-39.

Departemen Kesehatan RI, 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Ganong W.F., 2005. Review of Medical Physiology. 22nd ed. USA: McGraw Hill Companies.

Grundy, S.M. and Barnett, J.P., 1990. Metabolic and Health Complications of Obesity. Dis Mon, 36:641-731.

Guimaraes, C., Martins, M.V., and Moutinho dos Santos, J., 2012. Pulmonary Function Test in Obese People Candidate to Bariatric Surgery. Elsevier, 18:115-9.


(18)

Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Harahap, F. dan Aryastuti, E., 2012. Uji Fungsi Paru.CDK, 39 (4): 305-307. Ibarra, J., 2009. Obesity and Cardiovascular Disease. The Journal of Lancaster

General Hospital, 4 (4): 130-133.

Mustofa, A., 2010. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas Disertai Pembahasan Tentang Sebab, Akibat dan Solusi Mengenai Obesitas. Yogyakarta: Hanggar Kreator.

National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), 2008.Respiratory Health: Spirometry Procedures Manual. CDC.

Notoatmojo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugraha, G. I., 2009. Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Dalam: Soegih, R. R., dan Wiramihardja, K.K., eds. Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta : Sagung Seto.

Pinzon, R., 1999. Kapasitas Vital Paru-paru Golongan Usia Muda, Bul Penelit Kesehat, 26 (1): 15-19.

Public Health England, 2014. Adult Obesity and Type 2 Diabetes. London.

Rabec, C., Ramos, P.L., and Veale, D., 2011. Respiratory Complications of Obesity. Arch Bronconeumol, 47(5):252-261.


(19)

Sastroasmoro, S., 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Sembulingam, P. dan Sembulingam, K., 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Jilid 2. Edk 5. Jakarta: Karisma.

Shayo G.A. and Mugusi F.M., 2011. Prevalence of Obesity and Associated Risk Factors Among Adults in Kinondoni Municipal District, Dar es Salaam Tanzania. BMC Public Health, 11:365.

Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC. Sjostrom, L., Lindroos, A.K., Peltonen, M., Torgerson, J., Bouchard, C., Carlsson,

B., et al., 2004. Lifestyle, Diabetes and Cardiovascular Risk Factors 10 Years After Bariatric Surgery. New England Journal of Medicine, 351:2683

Sood, A., 2009. Altered Resting andExercise Respiratory Physiology in Obesity. Clin Chest Med, 30(3): 445–447.

Syaifuddin, H., 2002. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika. Willet, W.C., Dietz, W.H., and Colditz, G.A., 1999. Guidelines for Healthy

Weight. New England Journal of Medicine, 314: 427-34.

Wilson, P.W., D’Agostino, R.B., Sullivan L., et al., 2002. Overweight and Obesity as Determinants of Cardiovascular Risk;the Framingham Experience. Arch Intern Medicine, 162:1867-72.


(20)

World Health Organization, 2000. Controlling the Global Obesity Epidemic. Available from http://www.who.int/whr/2000/en/whr00_en.pdf [Accesed 14 April 2015].

World Health Organisation, 2003. Controlling The Global Obesity Epidemic. 2003. Available from:http://www.who.int/nut/obs.html[Accesed 14 April 2015]


(21)

BAB 3

KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam pnelitian ini adalah :

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 3.1.Kerangka Konsep Penelitian .

Obesitas

Fungsi paru : Volume tidal

Volume Cadangan Inspirasi Volume Cadangan Ekspirasi Volume Residual

Kapasitas Inspirasi Kapasitas Vital

Kapasitas Residual Fungsional Kapasitas Total Paru


(22)

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Obesitas

a. Definisi: Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adipose dengan BMI > 25 kg/m2 (World Health Organization Western Pacific Region, 2000).

b. Alat ukur: Timbangan berat badan dalam kilogram dan meteran pengukur tinggi badan dalam meter.

c. Cara ukur:

1. Subjek penelitian diminta untuk naik ke atas timbangan berat badan, kemudian hasil timbangan dicatat

2. Kemudian, tinggi subjek penelitian diukur dengan meteran pengukur tinggi, hasil ukuran tinggi badan dicatat

3. Setelah itu dicari IMT subjek penelitian dengan memasukkan hasil penimbangan berat badan dan ukuran tinggi badan subjek penelitian ke dalam rumus:

IMT =

4. Catat hasil IMT. d. Hasil ukur (WHO, 2000):

1. Obesitas: Orang dengan IMT > 25 kg/m2 2. Normal: Orang dengan IMT 18,5 – 22,9 kg/m2 e. Skala Ukur: nominal

3.2.2. Fungsi Paru

a. Definisi:

1. Volume tidal (VT) adalah volume udara yang dihirup ke dalam paru dan dihembuskan ke luar dari dalam paru pada satu kali pernafasan normal. Volume tidal menandakan dalamnya pernafasan yang normal dengan nilai normal 500 mL

BB (kg) BB =berat badan T2 (m2) TB = Tinggi Badan


(23)

2. Volume cadangan inspirasi (VCI) adalah volume tambahan udara yang dapat dihirup secara paksa atau maksimal sesudah akhir inspirasi normal dengan nilai normal 3300 mL (Sembulingam, 1999).

3. Volume cadangan ekspirasi (VCE) adalah volume tambahan udara yang dapat dihembuskan keluar secara paksa atau maksimal sesudah ekspirasi normal dengan nilai normal 1000 mL (Sembulingam, 1999).

4. Volume residual (VR) adalah volume udara yang masih tertinggal dalam paru sesudah ekspirasi paksa dengan nilai normal 1200 mL (Sembulingam, 1999).

5. Kapasitas inspirasi (KI) adalah volume maksimal udara yang dihirup sesudah ekspirasi normal. Kapasitas Inspirasi meliputi volume tidal dan volume cadangan inspirasi dengan nilai normal 3800 mL (Sembulingam, 1999).

6. Kapasitas vital (KV) adalah volume maksimal udara yang dapat dihembuskan keluar secara paksa sesudah suatu inspirasi yang dalam (maksimal). Kapasitas vital meliputi volume cadangan inspirasi, volume tidal dan volume cadangan ekspirasi dengan nilai normal 4800 mL (Sembulingam, 1999).

7. Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah volume udara yang tertinggal di dalam paru sesudah ekspirasi yang normal. Kapasitas residual fungsional meliputi volume cadangan ekspirasi dan volume residual dengan nilai normal 2200 mL (Sembulingam, 1999).

8. Kapasitas total paru (KTP) adalah volume udara yang terdapat dalam paru sesudah inspirasi yang dalam (maksimal). Kapasitas ini meliputi semua jenis volume dengan nilai normal 6000 mL (Sembulingam, 1999).


(24)

c. Cara ukur:

1. Sambungkan mouth piece ke spirometri

2. Mengisi data pasien meliputi : nama , umur, berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin

3. Pasien diatur dalam posisi berdiri tegak lurus kepala menghadap ke depan, pakaian dilonggarkan

4. Memberikan instruksi kepada pasien, bila mouth piece telah dimasukkan ke mulut, pasien kemudian inspirasi dan ekspirasi secara normal selama 1 menit kemudian inspirasi dalam dan kemudian ekspirasi kuat

5. Pasang nose clips pada hidung pasien

6. Pasien melaksanakan manuver (pemeriksaan) 7. Mengolah hasil.

d. Hasil ukur: nilai fungsi paru dinyatakan dalam liter (L) e. Skala ukur : numerik

3.3. Hipotesis

Ada perbedaan niai fungsi paru antara individu dengan obesitas dan berat badan normal.


(25)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2015.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak mempunyai kriteria eksklusi.

4.3.1.1. Kriteria Inklusi

Memiliki IMT > 25 kg/m2 untuk populasi obesitas dan IMT 18,5 - 22,9 untuk populasi berat badan normal.

4.3.1.2. Kriteria Eksklusi

1. Terdapat riwayat penyakit paru dan jantung 2. Perokok


(26)

2.2.1. Sampel

Sampel penelitian ini adalah mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester I, III, V dan VII tahun 2015 dengan obesitas dan berat badan normal dengan teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmojo, 2010).

Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus besar sampel penelitian analisis kategori tidak berpasangan, yaitu sebagai berikut:

keterangan :

n : besar sampel minimum

Zα : nilai distribusi normal baku (table Z) pada tertentu = 1,96

Zβ : nilai distribusi normal baku (table Z) pada tertentu = 0,84

P2 : perkiraan proporsi di populasi (clinical judgement peneliti) = 0,38 Q2 : 1 – P2 = 0,62

P1 : proporsi di populasi (dari pustaka atau pengalaman) = 0,18 Q1 : 1 – P1= 0,82

P1 – P2 : perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi P : proporsi total = P1 + P2 =0,28

Q : 1 – P = 0,77

Proporsi di populasi (P1) didapat dari data prevalensi obesitas di Sumatera Utara umur > 18 tahun. Dari perhitungan diatas, maka sampel minimal yang dibutuhkan adalah 60 orang untuk obesitas dan 60 orang untuk berat badan normal. Jadi, total sampel keseluruhan pada penelitian ini adalah 120 orang.


(27)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pegumpulan data diperoleh dengan :

1. Pemilihan sampel dan pengelompokan sampel.

Sampel dipilih dengan metode purposive sampling secara subjektif. Peneliti memilih sampel dengan melihat penampakan fisik mahasiswa yang memenuhi kriteria obesitas dan berat badan normal. Apabila terdapat mahasiswa yang kira-kira tidak memenuhi kriteria obesitas dan berat badan normal, mahasiswa tersebut tidak diikutsertakan dalam penelitian. Sampel kemudian diminta terlebih dahulu untuk mengisi identitas diri dan diwawancara sesuai dengan daftar pertanyaan pada kuisioner untuk mencari sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan menyingkirkan sampel yang memenuhi kriteria eksklusi serta menanyakan apakah sampel bersedia untuk menjadi objek penelitian dan menjelaskan prosedur penelitian. Setelah itu, dilakukan pengukuran IMT dari sampel dengan mengukur tinggi dan berat badan. Sampel dengan IMT > 25 kg/m2 akan menjadi sampel pada kelompok obesitas sedangkan sampel dengan IMT 18,5 – 22,9 kg/m2 akan menjadi sampel pada kelompok berat badan normal.

2. Pengukuran nilai fungsi paru dengan spirometri.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri yang sebelumnya sudah dijelaskan kepada sampel tentang cara kerja alat.

3. Dokumentasi data yang diperoleh.

4.5. Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah menggunakan program berbasis komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution). Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t-independent jika data berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan metode alternatif yaitu dengan metode Mann-Whitney (Dahlan, 2010).


(28)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan dr. Mansyur No. 5, Medan, Sumatera Utara.

5.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester III, V, dan VII yang berjumlah 120 orang.

Tabel 5.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik Subjek Jumlah (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Usia 59 61 49,2 50,8 18 19 20 21 22 IMT Obesitas

Berat Badan Normal

6 20 35 51 8 60 60 5,0 16,7 29,2 42,5 6,7 50 50


(29)

orang (50,8%) subjek berjenis kelamin perempuan. Dalam 120 orang subjek pada penelitian ini, 6 orang subjek (5,0%) berusia 18 tahun, 20 orang subjek (16,7%) berusia 19 tahun, 35 subjek (29,2%) berusia 20 tahun, 51 orang subjek (42,5%) berusia 21 tahun, dan 8 orang subjek (6,7%) berusia 22 tahun. Berdasarkan IMT, 60 orang subjek (50%) berada pada kelompok obesitas, dan 60 orang subjek (50%) lainnya berada pada kelompok berat badan normal.

5.1.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Tidal (VT)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan VT mahasiswa FK USU dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Tidal

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 0,50 0,08

0,429

Berat Badan Normal 0,53 0,09

*p-value menggunakan uji t-independent

Berdasarkan tabel 5.2. di atas, dapat dilihat bahwa VT pada individu obesitas dan berat badan normal tidak jauh berbeda. Apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p>0,05).

5.1.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Inspirasi (VCI)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan VCI dapat dilihat pada tabel berikut:


(30)

Tabel 5.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Inspirasi

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 3,25 0,99

0,577

Berat Badan Normal 3,57 1,08

*p-value menggunakan uji t-independent

Berdasarkan tabel 5.3. di atas, dapat dilihat bahwa VCI pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Namun, apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p>0,05).

5.1.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan VCE dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Ekspirasi

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 1,40 0,67

0,042

Berat Badan Normal 1,68 0,80

*p-value menggunakan uji Mann-Whitney

Berdasarkan tabel 5.4. di atas, dapat dilihat VCE pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Apabila dibandingkan secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p<0,05).


(31)

5.1.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Residual (VR)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan VR dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Residual

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 1,44 0,23

0,023

Berat Badan Normal 1,39 0,17

*p-value menggunakan uji t-independent

Berdasarkan tabel 5.5. di atas, dapat dilihat bahwa VR pada individu obesitas lebih tinggi dari pada individu dengan berat badan normal. Apabila dibandingkan secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p<0,05).

5.1.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Inspirasi (KI)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan KI dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Inspirasi

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 3,76 1,00

0,402

Berat Badan Normal 4,11 0,11

*p-value menggunakan uji t-independent

Berdasarkan tabel 5.6. di atas, dapat dilihat bahwa KI pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Namun,


(32)

apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p>0,05).

5.1.8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Vital (KV)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan KV dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Vital

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 5,16 1,11

0,262

Berat Badan Normal 5,79 1,31

*p-value menggunakan uji t-independent

Berdasarkan tabel 5.7. di atas, dapat dilihat bahwa KV pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Namun, apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p>0,05).

5.1.9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Residual Fungsional (KRF)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan KRF dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Residual Fungsional

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 2,85 1,67

0,075

Berat Badan Normal 3,07 0,83


(33)

Berdasarkan tabel 5.8. di atas, dapat dilihat bahwa KRF pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Namun, apabila dibandingkan secara statistik, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p>0,05).

5.1.10. Distribusi subjek penelitian berdasarkan Kapasitas Total Paru (KTP)

Distribusi subjek penelitian berdasarkan KTP dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Total Paru

Kategori Rerata Simpangan

p-value*

Berat Badan (L) Baku

Obesitas 6,61 1,01

0,048

Berat Badan Normal 7,18 1,37

*p-value menggunakan uji t-independent

Berdasarkan tabel 5.19. di atas, dapat dilihat bahwa KTP pada individu obesitas lebih rendah dari pada individu dengan berat badan normal. Apabila dibandingkan secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara individu obesitas dan berat badan normal (p<0,05).

5.1. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan perbedaan nilai rata-rata fungsi paru pada subjek obesitas dan berat badan normal. Dapat dilihat bahwa nilai fungsi paru menurun seiring dengan bertambahnya IMT. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rabec, Ramos, dan Veale, (2010) yang mengatakan bahwa obesitas mempunyai dampak negatif terhadap fungsi paru.

Pada tabel 5.2., terlihat bahwa nilai rata-rata VT individu obesitas tidak jauh berbeda dari berat badan normal. Berdasarkan uji statistik, didapatkan nilai p=0,429 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan anatara VT individu obesitas dan berat badan normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang


(34)

dilakukan oleh Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang menbandingkan nilai fungsi paru pada wanita obesitas dan berat badan normal yang sehat dengan rata-rata umur subjek penelitian adalah 24 tahun. VT sering berkurang pada obesitas berat yang biasanya diikuti dengan pola pernafasan yang cepat dan dangkal. Pola pernafasan tersebut merupakan respon dari kekakuan sistem pernafasan yang elastis pada berat badan normal. Selama latihan fisik, terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan penurunan VT pada obesitas. Namun, dalam obesitas ringan-sedang, volume tidal saat istirahat sering dalam batas normal serta frekuensi dan dalamnya pernafasan masih sama dengan individu berat badan normal (Salome, C.M., Berend, N., dan King G.G., 2010).

Pada tabel 5.3., terlihat bahwa nilai rata-rata VCI pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal. Nilai p=0,577 pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara VCI obesitas dan berat badan normal. Hal ini berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang menemukan subjek obesitas memiliki VCI yang lebih besar sebanyak 0,58 L dari subjek berat badan normal. Perbedaan ini mungkin terjadi karena subjek penelitian diatas adalah perempuan dimana perempuan memiliki lemak subkutis yang lebih banyak dari laki-laki sehingga mempengaruhi nilai VCI.

Pada tabel 5.4., terlihat bahwa VCE pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,042. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jones, J.L., (2006) yang menemukan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,0001. Pengurangan nilai VCE pada obesitas merupakan temuan yang konsisten terdapat dalam berbagai jurnal (Kotur, N., Sappandi, N., dan Karne, S.L., 2012). Ladosky, Botelho, dan Albuquerque (2001) pada Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang membandingkan sekelompok pasien obesitas dan tidak obesitas, menduga bahwa pengurangan VCE pada obesitas dapat terjadi akibat konsekuensi terperangkapnya udara di paru sehingga terjadi pengurangan ventilasi volunter maksimum yang merupakan volume udara


(35)

usaha volunter. Pada penelitian Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) terdapat penurunan ERV yang diikuti oleh penurunan ventilasi volunter maksimum.

Pada tabel 5.5., terlihat bahwa VR pada individu obesitas dan berat badan normal memiliki rata-rata yang hampir sama yaitu 1,44 L dan 1,39 L dengan VR pada obesitas lebih tinggi dari berat badan normal sebanyak 0,05 L. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,023. Hal serupa terdapat pada penelitian Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang menduga bahwa obesitas dapat meningkatkan terperangkapnya udara di paru yang mengganggu ventilasi paru melalui pengurangan volume yang dikeluarkan saat bernafas sehingga terjadi peninggian nilai VR.

Pada tabel 5.6., terlihat bahwa KI pada individu obesitas memiliki rata-rata yang lebih rendah dari berat badan normal dengan perbedaan sebesar 0,34 L. Pada penelitian ini didapatkan nilai p=0,402 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini berbeda dari penelitian oleh Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) yang mendapatkan peningkatan nilai KI pada obesitas dibandingkan dengan berat badan normal. KI adalah volume maksimal udara yang dihirup sesudah ekspirasi normal yang dipengaruhi oleh VT dan VCI. Pada penelitian tersebut, nilai VCI pada individu obesitas lebih tinggi dari pada berat badan normal sehingga memepengruhi nilai KI menjadi lebih tinggi pada individu obesitas.

Pada tabel 5.7., terlihat bahwa KV subjek obesitas memiliki rata-rata yang lebih rendah dari berat badan normal. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan KV seiring bertambahnya IMT. Namun, pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,262. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Costa, D., Barbalho, M.C., Miguel, G.P., et al., (2008) dengan nilai p>0,05 dan penelitian oleh Pinzon, R., (1999) di Yogyakarta yang meneliti hubungan KV pada 66 mahasiswa obesitas dan tidak obesitas dengan nilai p=0,289. KV merupakan volume maksimal udara yang dapat dihembuskan keluar secara paksa sesudah suatu inspirasi yang dalam (maksimal) yang dipengaruhi oleh nilai VCI, VCE, dan VT. Pada penelitian ini didapatkan


(36)

nilai VCI, VCE, dan VT menurun pada individu obesitas sehingga nilai KV pada individu obesitas dalam penelitian ini menurun.

Pada tabel 5.8., terlihat bahwa KRF pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal dengan nilai rata-rata berturut-turut adalah 2,84 L dan 3,07 L dan nilai p=0,075 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara KRF obesitas dan berat badan normal. Hasil ini sesuai dengan penelitian Jones J.L., (2006) yang juga menemukan terjadinya penurunan nilai KRF pada obesitas. Penurunan nilai KRF dan VCE pada obesitas morbid merupakan hasil dari akumulasi lemak pada abdomen dan dinding dada yang mengakibatkatkan perubahan mekanis dari dinding dada. Hal tersebut dapat menurunkan elastisitas paru, peningkatan kerja pernafasan dan mengakibatkan resistensi sehinga menyebabkan melemahnya otot-otot pernapasan (Guimaraes, C., Martins, M.V., Moutinho dos Santos, J., 2012).

Pada tabel 5.9., terlihat KTP pada individu obesitas lebih rendah dari berat badan normal dengan nilai rata-rata berturut-turut adalah 6,61 L dan 7,18 L. Dapat dilihat terjadi penurunan sebesar 0,58 L yang masih di dalam batas normal. Pada penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,048. Hal ini juga dijumpai pada penelitan Jones. J.L., (2006) yang mendapatkan perbedaan yang signifikan. Salome, C.M., Berend, N., dan King G.G., (2010) menyebutkan bahwa banyak penelitian yang melaporkan hubungan antara peningkatan berat badan dengan penurunan KTP namun dengan penurunan yang kecil. Mereka juga menyebutkan bahwa nilai KTP biasanya dipertahankan dalam batas normal bahkan pada obesitas berat. Alasan terjadinya penurunan KTP pada obesitas belum diketahui. Tetapi mungkin karena efek mekanis dari jaringan adiposa, karena KTP meningkat dengan penurunan berat badan. Penurunan pergerakan ke bawah diafragma akibat peningkatan massa perut, cenderung menurunkan KTP dengan membatasi ruang untuk ekspansi paru.


(37)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata VT pada individu obesitas dan berat badan normal berturut-turut adalah 0,50 L dan 0,53 L, nilai rata-rata VCI pada individu obesitas dan berat badan normal berturut-turut adalah 3,25 L dan 3,57 L, nilai rata-rata VCE pada individu obesitas dan berat badan normal berturut-turut adalah 1,40 L dan 1,68 L, nilai rata-rata VR pada individu obesitas dan berat badan normal berturut-turut adalah 1,44 L dan 1,39 L, nilai rata-rata KI pada individu obesitas dan berat badan normal berturut-turut adalah 3,76 L dan 4,11 L, nilai rata-rata KV pada individu obesitas dan berat badan normal berturut-turut adalah 5,16 L dan 5,79 L, nilai rata-rata KRF pada individu obesitas dan berat badan normal berturut-turut adalah 2,85 L dan 3,07 L, dan nilai rata-rata KTP pada individu obesitas dan berat badan normal berturut-turut adalah 6,61 L dan 7,18 L.

2. Ditemukan perbedaan yang signifikan nilai fungsi paru; VCE, VR, dan KTP antara individu obesitas dan berat badan normal. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai fungsi paru; VT, VCI, KI, KV, dan KRF.

6.2. Saran

Bagi masyarakat agar mempertahankan berat badan tetap ideal untuk mendapatkan nilai fungsi paru yang normal.


(38)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi

Obesitas didefinisikan sebagai kandungan lemak berlebihan di simpanan jaringan adiposa. Obesitas terjadi jika selama periode waktu tertentu, kilokalori yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh dan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak. Sebagian faktor yang mungkin berperan adalah gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan rasa puas lainnya, pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah berlebihan akibat pemberian makanan berlebihan, gangguan endokrin tertentu, gangguan pusat pengatur kenyang-selera makan (satiety-appetite center) di hipotalamus, kecenderungan herediter, kelezatan makanan yang tersedia, dan kurang berolahraga (Sherwood, 2001).

Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Seseorang dapat dikatakan obesitas berdasarkan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Untuk orang dengan obesitas, maka didapatkan hasil IMT > 25 kg/m2. Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh. Distribusi lemak dapat meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit degeneratif (WHO, 2000).

2.1.2. Etiologi

a. Faktor Genetik

Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperan besar pada kejadian obesitas. Jika kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi


(39)

orang tua obesitas, prevalensi terjadinya obesitas sebesar 40%. Dan jika kedua orang tua mengalami obesitas, prevalensi terjadinya obesitas pada anak meningkat hingga 80% (Mustafa, 2010).

b. Faktor Lingkungan 1. Gaya hidup

Gaya hidup tidak aktif merupakan penyebab utama obesitas. Dimana aktifitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktifitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan sel adiposa. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan yang erat antara obesitas dan perilaku tidak aktif seperti menonton televisi dalam waktu yang lama (Guyton, 2007).

2. Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian obesitas. Penduduk dengan status ekonomi tinggi memiliki peningkatan risiko yang signifikan secara statistik dibandingkan dengan penduduk dengan sosial ekonomi rendah. Hal ini terjadi akibat peningkatan asupan makanan serta aktivitas fisik yang kurang yang sejalan dengan perubahan gaya hidup (Shayo dan Mugusi, 2011).

3.Nutrisi

Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan energy (energy intake) dibandingkan dengan yang diperlukan (energy expenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi disimpan dalam bentuk lemak. Makanan merupakan sumber dari asupan energi. Karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat pada makanan akan diubah menjadi energi di dalam tubuh. Apabila asupan karbohidrat berlebih, maka karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya akan disimpan dalam bentuk lemak. Jika asupan


(40)

protein berlebih, maka akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya disimpan dalam bentuk lemak. Sedangkan jika asupan lemak yang berlebih, maka lemak akan disimpan dalam bentuk lemak. Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak tidak terbatas. Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan yang menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi sekali makan, kepadatan energi dari makanan yang dimakan, dan kebiasaan makan (Nugraha, 2009).

2.1.3. Epidemiologi

Pada tahun 1995, diperkirakan ada 200 juta orang dewasa menderita obesitas di seluruh dunia. Pada tahun 2000, jumlah orang dewasa yang obesitas meningkat menjadi lebih dari 300 juta. Sedangkan di negara berkembang, diperkirakan bahwa lebih dari 115 juta orang menderita obesitas. Kejadian obesitas pada anak juga dilaporkan mengalami peningkatan pesat (WHO, 2003; De Onis and Blossner, 2000).

Secara global, pada tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang dewasa berusia diatas 15 tahun mempunyai berat badan yang berlebih dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 25 - 29,9 dan sekurang-kurangnya 400 miliar orang dewasa mengalami obesitas dengan IMT > 30,0. Prediksi jangka panjang WHO, pada tahun 2015 angka tersebut akan meningkat menjadi 2,3 miliar orang dewasa mempunyai berat badan yang berlebih dan lebih dari 700 miliar orang akan mengalami obesitas (WHO, 2006).

Obesitas meningkat seiring dengan usia, memuncak pada kelompok usia 55-64 tahun. Warga dari daerah pemukiman kelas atas memiliki IMT yang lebih tinggi dibandingkan dengan warga dari daerah pemukiman kelas lebih rendah. Penduduk perkotaan memiliki IMT yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk pedesaan (Amoah, 2003).

2.1.4. Pengukuran dan Klasifikasi


(41)

dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Kriteria obesitas di Asia Pasifik memiliki kriteria lebih rendah daripada kriteria WHO pada umumnya. Kriteria obesitas pada penduduk Asia Pasifik adalah IMT ≥ 25,0. Berdasarkan kriteria obesitas pada penduduk Asia Pasifik, obesitas dibagi menjadi dua kategori, yaitu obesitas tingkat I dengan IMT 25,0 - 29,9 dan obesitas tingkat II dengan IMT ≥ 30,0. (World Health Organization Western Pacific Region, 2000)

Klasifikasi obesitas berdasarkan IMT untuk orang Asia menurut World Health Organization Western Pacific Region sebagai berikut;

Tabel 2.1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik

Klasifikasi IMT (kg/m2) IMT

Kurang gizi <18,50

Normal 18,50 – 22,99

Berat badan berlebih ≥ 23,00

Risiko obes 23,00 – 24,9

Obesitas I 25 – 29,9

Obesitas II ≥ 30,0

Sumber: World Health Organization Western Pacific Region (2000)

2.1.5. Komplikasi a. Hipertensi

Hipertensi sangat erat kaitannya dengan obesitas. Pada Swedish Obesity Study dikemukakan bahwa dari seluruh subjek dengan obesitas, 44-51% mengalami hipertensi (Sjostrom, Lindroos, Peltonen, et al., 2004). Disamping itu, kenaikan berat badan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi. Risiko relatif pada wanita dengan kenaikan berat badan sebanyak 5-9,9 kg adalah sebesar 1,7. Sedangkan wanita dengan kenaikan berat badan sebanyak lebih dari 25 kg memiliki risiko relatif sebesar 5,2


(42)

(Willet, Dietz, and Colditz, 1999). Perkiraan dari Framingham Health Study, kenaikan berat badan dapat menyebabkan 26% kasus hipertensi pada pria dan 28% kasus hipertensi pada wanita (Wilson, D’Agostino, dan Sullivan, 2002).

b. Dislipidemia

Obesitas dikaitkan dengan profil lipid yang abnormal. Kelainan lipid yang berkaitan dengan obesitas yaitu konsentrasi serum kolesterol, low-density-lipoprotein (LDL), very-low-low-density-lipoprotein yang sangat rendah (VLDL), trigliserida, dan apolipoprotein B, serta penurunan serum high-density-lipoprotein (HDL). Mekanisme yang mendasari dislipidemia ini masih belum diketahui secara pasti. Tetapi keadaan ini diketahui melibatkan kombinasi resistensi insulin dan hiperinsulinemia yang merangsang sintesis trigliserida hati dari perombakan sel adiposa melalui proses lipolisis. Hal ini menyebabkan hypertrigliseridemia postprandial, partikel LDL yang lebih kecil dan lebih padat, dan konsentrasi kolesterol HDL berkurang (Grundy dan Barnett, 1990).

c. Penyakit Jantung Koroner

Pada penelitian Hubbert (1983) dalam Ibarra (2009) dikatakan bahwa obesitas adalah prediktor penyakit arteri koroner baik sebagai faktor independen dan sebagai pemicu dari beberapa proses aterogenik dari Sindrom Metabolik. Fenomena ini telah djelasan pada Framingham Heart Study, di Manitoba Study, dan Harvard Public Health Nurses Study. Pada Framingham Study, pasien 28-62 tahun diikuti selama 26 tahun. Setelah disesuaikan untuk faktor risiko kardiovaskular lainnya, risiko wanita dengan obesitas dari kelompok usia yang sama adalah 2,4 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan wanita dengan berat badan normal.


(43)

d. Diabetes Mellitus Tipe-2

Penelitian Abdullah, Peeters, dan de Courten M, et al. (2010) dalam Public Helath England (2014) disebutkan bahwa terdapat hubungan erat antara obesitas dengan diabetes mellitus tipe 2. Karakteristik dan derajat keparahan diabetes melitus tipe 2 berhubungan erat dengan IMT. Risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2 tujuh kali lebih besar pada kelompok dengan obesitas dibandingkan dengan kelompok dengan berat badan yang normal. Sementara itu, diketahui bahwa distribusi lemak tubuh merupakan faktor penentu penting dari peningkatan risiko diabetes. Namun, mekanisme yang tepat yang mendasari hubungan tersebut masih belum jelas.

e. Kelainan pernafasan

Menurut Carmelli dan Bliwise (2000) dalam Villareal, Apovian, Kushner, at al,. (2005), obesitas, terutama obesitas abdominal memiliki hubungan dengan kelainan fungsi paru, sindrom obesitas-hipoventilasi, dan obstructive sleep apnea. Penimbunan lemak terutama pada dinding dada dapat menurunkan pemenuhan volume paru, meningkatkan kerja pernafasan, dan mempersempit volume ventilasi. Dalam sebuah studi prospektif, laki-laki usia tua dengan obesitas mengalami peningkatan terbesar pada nilai Respitarory Distubance Index (RDI; angka kejadian apnea dan hipopnea berdasarkan perkiraan lamanya waktu tidur). Kenaikan IMT sebanyak 5% akan meningkatkan nilai RDI sebesar 2% pada wanita usia 20 tahun dengan berat badan normal. Sedangkan pada laki-laki usia 60 tahun dengan obesitas, kenaikan IMT sebanyak 5% akan meningkatkan nilai RDI hingga 27%.

2.2. Fungsi paru

2.1.1. Fisiologi Pernafasan

Saluran pernapasan bagian bawah terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Alveoli merupakan unit fungsional paru-paru dan juga sebagai tempat pernafasan seluler. Pada trakea, saluran pernafasan terbagi secara progresif menjadi 2 bagian seperti cabang pohon baik secara simetris maupun


(44)

tidak simetris. Setiap cabang saluran pernafasan yang menjauh dari trakea menjadi lebih kecil, tetapi total dari luas saluran udara meningkat. Hal ini mengakibatkan resistensi aliran udara menurun sehingga udara bergerak ke bronkiolus yang lebih kecil (National Health and Nutrition Examination Survey, 2008).

Paru dan dinding dada adalah struktur elastis. Pada keadaan normal hanya ditemukan selapis tipis cairan diantara paru dan dinding cairan. Paru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada tetapi sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti halnya 2 lempengan kaca yang direkatkan dengan air dapat di geser tetapi tidak dapat dipisahkan. Tekanan di dalam “ruang” antara paru dan dinding dada (tekanan intrapleura) bersifat subatmosferik. Pada saat kelahiran, jaringan paru dikembangkan sehingga teregang dan pada akhir ekspirasi tenang, kecenderungan daya recoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya recoil dinding dada kearah yang berlawanan (Ganong, 2005).

Otot diafragma yang terletak di bagian dalam dan luar interkostalis kontraksinya bertambah dalam. Rongga toraks menutup dan mengeras ketika udara masuk ke dalam paru, diluar muskulus interkostalis menekan tulang iga dan mengendalikan luas rongga toraks yang menyokong pada saat ekspirasi sehingga bagian luar interkostalis dari ekspirasi menekan bagian perut. Kekuatan diafragma kearah atas membantu mengembalikan volume rongga pleura (Guyton, 2007).

Pada waktu menarik nafas dalam, maka otot berkontraksi tetapi pengeluaran pernapasan dalam proses yang pasif. Ketika diafragma menutup dalam, penarikan napas melalui isi rongga dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan bergerak hingga diafragma dan tulang dada menutup ke posisi semula. Aktivitas bernapas merupakan dasar yang meliputi gerak tulang rusuk sewaktu bernapas dalam dan volume udara bertambah (Syaifuddin, 2001).

Selama pernapasan tenang, ekspirasi adalah pasif, dalam arti bahwa tidak ada otot-otot yang menurunkan volume untuk toraks berkontraksi. Pada permulaan ekspirasi, kontraksi ini menimbulkan kerja yang menahan kekuatan recoil dan melambatkan ekspirasi. Insiprasi yang kuat berusaha mengurangi


(45)

dengan derajat yang lebih besar. Bila ventilasi meningkat seluas deflasi maka paru meningkat dengan kontraksi otot-otot pernafasan yang menurunkan volume intratoraks (Syaifuddin, 2001).

Pertukaran oksigen dari lingkungan luar dengan karbon dioksida dari darah pada vena merupakan proses dasar respirasi. Pertukaran ini terjadi pada permukaan alveoli yang berjumlah 300 juta alveoli pada masing-masing paru. Apabila digabungkan, alveoli memiliki total luas permukaan untuk pertukaran gas yang setara dengan ukuran lapangan tenis (NHANES, 2008).

2.1.2. Hubungan Obesitas dengan Fungsi Paru

Obesitas, dikenal sebagai faktor risiko kardiovaskular, juga dapat menyebabkan komplikasi pernafasan yang signifikan. Perubahan pernafasan yang berhubungan dengan obesitas merupakan perubahan sederhana dalam fungsi pernafasan yang tidak memiliki efek pada pertukaran gas (Rabec, Ramos, dan Veale, 2010).

Penelitian oleh Kopelman (1984) dalam Lolo (1999), komplikasi pernafasan akibat obesitas terjadi akibat akumulasi lemak pada dinding dada dan abdomen sehingga menurunkan volume paru dan menyebabkan perubahan gambaran ventilasi pada setiap respirasi. Hal ini didukung oleh penelitian Neimark (1990) dalam Sood (2009) bahwa akumulasi lemak pada dinding dada dapat menurunkan elastisitas dinding dada. Berkurangnya elastisitas dinding dada akan berakibat pada penurunan udara yang dapat masuk ke paru. Menurut Rochester dan Enson (1974) dalam Sood (2009), hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya fungsi otot pernafasan terutama diafragma yang menyebabkan penurunnan kemampuan diafragma untuk turun pada levelnya pada individu dengan berat badan berlebih dan individu dengan kegemukan sentral, sehingga tekanan intra torakal akan menjadi kurang negatif dibanding normal. Dinding dada yang tebal oleh lipatan lemak pada keadaan yang lanjut akan sangat menghambat gerakan bernafas dinding dada, bahkan dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas secara intermite. Pada penelitian Chlif, Keochkerian, Feki, et al., (2007) dalam Sood (2009), orang dengan obesitas memiliki risiko lebih besar


(46)

untuk terjadinya kelelahan otot pernafasan baik saat latihan fisik maupun saat istirahat. Hal ini juga didukung dengan terjadinya peningkatan kekuatan dan daya tahan otot perafasan pada subjek obesitas yang mengalami penurunan berat badan.

Menurut Liwijaya (1992) dalam Pinzon (1999), dalam kajian yang lebih mendalam dapat diterangkan pula kerugian berat badan berlebih dalam hubungannya dengan V02 maks. Pada individu yang mempunyai berat badan normal-berlebih tentu akan mempunyai lipatan lemak lebih banyak. VO2 maks mempunyai arti volume oksigen yang dapat tubuh gunakan saat bekerja sekeras mungkin. Semakin tinggi VO2 maks seseorang akan semakin tinggi pula kemampuan kerjanya. Individu dengan berat badan berlebih dan lipatan lemak yang banyak tentu saja mempunyai kecenderungan untuk mempunyai VO2 maks yang lebih rendah dibanding individu dengan lipatan lemak yang lebih sedikit sehingga kapasitas tubuh untuk dapat menghasilkan energi dan bekerja menjadi semakin terbatas. Hal ini akan menjadi semakin buruk karena dengan berkurangnya kemampuan kerja individu tersebut akan cenderung menjadi lebih gemuk untuk kemudian akan mengurangi V02 maks nya dan demikian seterusnya keadaan menjadi semakin parah tanpa disadari.

2.1.3. Pengukuran Uji Fungsi Paru

Uji fungsi paru atau pulmonary function test atau ada juga yang menyebutnya lung function test, digunakan untuk mengevaluasi dan menangani pasien penderita penyakit paru.

Spirometri merupakan tes fungsi paru yang paling sering dilakukan untuk mengukur fungsi paru, khususnya volume dan/atau kecepatan aliran udara yang dapat dihirup dan dibuang. Dalam melakukan pengukuran, alat sederhana yang dapat digunakan adalah spirometri. Spirometri pada dasarnya terdiri dari drum atau tong berisi udara yang mengapung dalam wadah berisi air. Sewaktu subjek menghirup dan menghembuskan udara dari drum menggunakan selang penghubung, drum bergerak naik dan turun dan gerakan ini direkam sebagai suatu spirogram yang dikalibrasikan terhadap besar perubahan volume (Sherwood,


(47)

Pada spirometri, dapat dinilai 4 volume paru dan 4 kapasitas paru (Harahap dan Aryastuti, 2012), yaitu;

a. Volume paru:

1. Volume tidal, yaitu jumlah udara yang masuk ke dalam dan ke luar dari paru pada pernafasan biasa.

2. Volume cadangan inspirasi, yaitu jumlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maksimal setelah inspirasi biasa.

3. Volume cadangan ekspirasi, yaitu jumlah udara yang dikeluarkan secara aktif dari dalam paru setelah ekspirasi biasa.

4. Volume residu yaitu jumlah udara yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi maksimal.

b. Kapasitas paru:

1. Kapasitas inspirasi, yaitu jumlah udara maksimal yang dapat masuk ke dalam paru setelah akhir ekspirasi biasa.

2. Kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal.

3. Kapasitas residual fungsional, yaitu jumlah udara dalam paru pada akhir ekspirasi biasa.

4. Kapasitas paru total, yaitu jumlah total udara dalam paru setelah inspirasi maksimal.


(48)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui di seluruh dunia. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global terutama di negara-negara maju. Obesitas mempunyai korelasi yang kuat dengan morbiditas dan mortalitas sehingga perlu mendapatkan perhatian serius mengenai penyebab, tindakan pencegahan, dan upaya pengobatannya (World Health Organisation, 2000).

Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama pola makan. Perubahan pola makan yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan kearah tidak seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh semakin kuatnya arus budaya makanan asing yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Disamping itu, perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini mengakibatkan semakin banyaknya penduduk golongan tertentu mengalami masalah gizi berlebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2001).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) sebesar 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun 2010 (15,5%). Sedangkan Prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%) (Departemen Kesehatan, 2013).

Salah satu komplikasi dari obesitas adalah gangguan pernafasan. Mekanisme perubahan dalam mekanika pernapasan yang disebabkan oleh obesitas adalah akumulasi lemak pada dada, diafragma, dan perut. Akumulasi lemak yang


(49)

terdapat pada dinding dada, diafragma, dan paru-paru dapat mengurangi ekspansi dada yang menyebabkan menurunnya efisiensi kerja otot-otot pernafasan. Hal ini juga menyebabkan penurunan elastisitas dinding toraks sehingga volume paru berkurang yang berakibat pada penurunan kapasitas residu fungsional. Penurunan efisiensi otot-otot pernafasan dan penurunan kapasitas residu pada akhirnya menyebabkan penurunan fungsi paru (Sood, 2009).

Kelainan fungsional yang paling sering ditemukan pada subjek obesitas adalah penurunan volume cadangan ekspirasi (VCE) dengan volume residual yang tetap. Kapasitas Total Paru umumnya tetap, kecuali dalam obesitas morbid yang dapat menurunkan kapasitas total paru hingga 20% (Rabec, Ramos, dan Veale, 2010). Disamping itu, aliran ekspirasi maksimum dapat menurun secara signifikan sebanyak 25-75%, khususnya pada subjek pria dengan obesitas berat.

Seperti yang dikemukakan diatas, salah satu komplikasi obesitas adalah gangguan fungsi pernafasan. Namun, informasi tentang hal ini masih sedikit serta mengingat tingginya prevalensi dan meningkatnya kejadian obesitas di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai fungsi paru antara mahasiswa dengan obesitas dan berat badan normal di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana perbedaan nilai fungsi paru antara mahasiswa dengan obesitas dan berat badan normal di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan nilai fungsi paru antara mahasiswa dengan obesitas dan berat badan normal di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(50)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui nilai volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, volume residual, kapasitas inspirasi, kapasitas vital, kapasitas residual fungsional, dan kapasitas total paru pada individu obesitas dan berat badan normal.

2. Untuk mengetahui perbedaan nilai fungsi paru antara individu obesitas dengan berat badan normal.

1.4. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan tentang dampak obesitas terhadap fungsi paru.


(51)

ABSTRAK

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup. Di Indonesia, prevalensi obesitas meningkat dari 7,8% pada tahun 2010 menjadi 19,7% pada tahun 2013. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada populasi obesitas adalah penurunan fungsi paru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan fungsi paru pada kelompok obesitas dan kelompok berat badan normal.

Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebanyak 120 orang yang terdiri dari dua kelompok; 60 orang kelompok obesitas dan 60 orang kelompok berat badan normal yang dilakukan pemeriksaan fungsi paru menggunakan spirometri. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dan T-Independent.

Hasil analisis data pada 59 orang (49,2%) laki-laki dan 61 orang (50,8%) perempuan diperoleh adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada volume cadangan ekspirasi (VCE), volume residual (VR), dan kapasitas total paru (KTP) antara kelompok obesitas dengan kelompok berat badan normal. Namun, diperoleh perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05) pada volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), kapasitas inspirasi (KI), kapasitas vital (KV), dan kapasitas residual fungsional (KRF).

Kata kunci: obesitas, fungsi paru, volume cadangan ekspirasi, volume residual, kapasitas total paru


(52)

ABSTRACT

Obesity is a health problem that increased along with lifestyle changes. In Indonesia, the prevalence of obesity increased from 7.8% in 2010 to 19.7% in 2013. One of the complications that often occur in obese population is the declining of the lung function.

The aim of this study is to determine the difference in lung function of the obese and the normal weight groups. This research is an observational analytic study with cross-sectional approach. The subjects were students of the Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara as many as 120 people, consisting of two groups; 60 of obese group and 60 people with normal weight group who performed pulmonary function tests using spirometry. The data were analyzed using the Mann-Whitney and T-Independent test.

The result of data analysis in59 men (49.9%) and 61 women (50.8%) showed that there were significant differences (p<0.05) in expiratory reserve volume (ERV), residual volume (RV), and total lung capacity (TLC) between the obese group and normal weight group. However, the results obtained were not significant (p>0.05) in tidal volume (TV), inspiratory reserve volume (IRV), inspiratory capacity (IC), vital capacity (VC), and functional residual capacity (FRC).

Keywords: obesity, lung function, expiratory reserve volume, residual volume, total lung capacity


(53)

PERBEDAAN NILAI FUNGSI PARU ANTARA MAHASISWA DENGAN OBESITAS DAN BERAT BADAN NORMAL DI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh :

ELSA ZULINA PUTRI 120100204

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(54)

(55)

ABSTRAK

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup. Di Indonesia, prevalensi obesitas meningkat dari 7,8% pada tahun 2010 menjadi 19,7% pada tahun 2013. Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada populasi obesitas adalah penurunan fungsi paru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan fungsi paru pada kelompok obesitas dan kelompok berat badan normal.

Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebanyak 120 orang yang terdiri dari dua kelompok; 60 orang kelompok obesitas dan 60 orang kelompok berat badan normal yang dilakukan pemeriksaan fungsi paru menggunakan spirometri. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dan T-Independent.

Hasil analisis data pada 59 orang (49,2%) laki-laki dan 61 orang (50,8%) perempuan diperoleh adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada volume cadangan ekspirasi (VCE), volume residual (VR), dan kapasitas total paru (KTP) antara kelompok obesitas dengan kelompok berat badan normal. Namun, diperoleh perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05) pada volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), kapasitas inspirasi (KI), kapasitas vital (KV), dan kapasitas residual fungsional (KRF).

Kata kunci: obesitas, fungsi paru, volume cadangan ekspirasi, volume residual, kapasitas total paru


(56)

ABSTRACT

Obesity is a health problem that increased along with lifestyle changes. In Indonesia, the prevalence of obesity increased from 7.8% in 2010 to 19.7% in 2013. One of the complications that often occur in obese population is the declining of the lung function.

The aim of this study is to determine the difference in lung function of the obese and the normal weight groups. This research is an observational analytic study with cross-sectional approach. The subjects were students of the Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara as many as 120 people, consisting of two groups; 60 of obese group and 60 people with normal weight group who performed pulmonary function tests using spirometry. The data were analyzed using the Mann-Whitney and T-Independent test.

The result of data analysis in59 men (49.9%) and 61 women (50.8%) showed that there were significant differences (p<0.05) in expiratory reserve volume (ERV), residual volume (RV), and total lung capacity (TLC) between the obese group and normal weight group. However, the results obtained were not significant (p>0.05) in tidal volume (TV), inspiratory reserve volume (IRV), inspiratory capacity (IC), vital capacity (VC), and functional residual capacity (FRC).

Keywords: obesity, lung function, expiratory reserve volume, residual volume, total lung capacity


(57)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, KTI ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU). Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada jujungan kita Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi sekalian alam sampai akhir zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama untuk Ayahanda H. Zuljaini, S.T., MSi dan Ibunda Hj. Nina Riska Dewi atas doa restu, kasih sayang, dukungan, dan segala hal yang telah diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Eka Roina Megawati, M.Kes selaku dosen pembimbing KTI yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan serta saran dalam penulisan KTI ini.

3. dr. Yuki Yunanda, M.Kes dan dr. Nurchaliza H. Siregar, Sp.M selaku dosen penguji KTI yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan kepada penulis.

4. Seluruh staf Pengajar dan Pegawai Civitas Akademika FK USU yang telah membantu kelancaran proses pembuatan KTI dan proses administrasi.

5. Pihak Laboratorium Fisiologi FK USU yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Saudara penulis Rangga Julio Putra, Verly Zulina, dan Siti Nur Assyfa Zuljaini atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.


(58)

7. Sahabat serta teman seperjuangan Humiko Hestira, Addini Nimaz Sufihar, Dear Putri, Immanuel Dio L. Tobing, Arifa Alkaf, Sri Ratu Noveni, Elisabeth Pardede, dan Loretta Saphira serta teman-teman angkatan 2012 yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama penulisan KTI.

8. Responden yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 31 Desember 2015 Penulis,

(Elsa Zulina Putri) NIM: 120100204


(59)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas ... 4

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Etiologi ... 4

2.1.3. Epidemiologi ... 6

2.1.4. Pengukuran dan Klasifikasi ... 6

2.1.5. Komplikasi ... 7

2.2. Fungsi Paru ... 9


(60)

2.2.2. Hubungan Obesitas dan Fungsi Paru ... 11

2.2.3. Pengukuran Uji Fungsi Paru ... 12

BAB 3 KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 14

3.2. Definisi Operasional ... 15

3.2.1. Obesitas ... 15

3.2.2. Fungsi Paru ... 15

3.3. Hipotesis ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian... 18

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 18

4.2.2. Waktu Penelitian... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1. Populasi Penelitian... 18

4.3.1.1. Kriteria Inklusi ... 18

4.3.1.2. Kriteria Ekslusi ... 18

4.3.2. Sampel Penelitian ... 19

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 20

4.5. Analisis Data ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 21

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian ... 21

5.1.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Tidal .. 22

5.1.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Inspirasi ... 22


(61)

5.1.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume

Cadangan Ekspirasi... 23 5.1.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume

Residual ... 24 5.1.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas

Inspirasi ... 24 5.1.8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas

Vital ... 25 5.1.9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas

Residual Fungsional ... 25 5.1.10. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas

Total Paru ... 26 5.2. Pembahasan ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 30 6.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(62)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT

Menurut Kriteria Asia Pasifik ... 7

5.1. Karakteristik Subjek Penelitian ... 22

5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Tidal ... 22

5.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Inspirasi ... 23

5.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Ekspirasi ... 23

5.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Residual ... 24

5.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Inspirasi ... 24

5.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Vital ... 25

5.8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Residual Fungsional ... 25


(63)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(64)

DAFTAR SINGKATAN

BB Berat Badan

HDL High Density Lipoprotein IMT Indeks Massa Tubuh KI Kapasitas Inspirasi KTP Kapasitas Total Paru

KRF Kapasitas Residual Fungsional

KV Kapasitas Vital

L Liter

LDL Low Density Lipoprotein

NHANES National Health and Nutrition Examination Survey RDI Respiratory Disturbance Index

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

TB Tinggi Badan

VCE Volume Cadangan Ekspirasi VCI Volume Cadangan Inspirasi VLDL Very Low Density Lipoprotein

VR Volume Residual

VT Volume Tidal


(65)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 4 Lembar Identitas Subjek Penelitian Lampiran 5 Ethical Clearence

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lampiran 7 Data Induk


(1)

vii

2.2.2. Hubungan Obesitas dan Fungsi Paru ... 11

2.2.3. Pengukuran Uji Fungsi Paru ... 12

BAB 3 KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 14

3.2. Definisi Operasional ... 15

3.2.1. Obesitas ... 15

3.2.2. Fungsi Paru ... 15

3.3. Hipotesis ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian... 18

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 18

4.2.2. Waktu Penelitian... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1. Populasi Penelitian... 18

4.3.1.1. Kriteria Inklusi ... 18

4.3.1.2. Kriteria Ekslusi ... 18

4.3.2. Sampel Penelitian ... 19

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 20

4.5. Analisis Data ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 21

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian ... 21

5.1.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Tidal .. 22

5.1.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Inspirasi ... 22


(2)

5.1.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume

Cadangan Ekspirasi... 23 5.1.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume

Residual ... 24 5.1.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas

Inspirasi ... 24 5.1.8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas

Vital ... 25 5.1.9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas

Residual Fungsional ... 25 5.1.10. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas

Total Paru ... 26 5.2. Pembahasan ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 30 6.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

LAMPIRAN


(3)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT

Menurut Kriteria Asia Pasifik ... 7

5.1. Karakteristik Subjek Penelitian ... 22

5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Tidal ... 22

5.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Inspirasi ... 23

5.4. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Cadangan Ekspirasi ... 23

5.5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Volume Residual ... 24

5.6. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Inspirasi ... 24

5.7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Vital ... 25

5.8. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Residual Fungsional ... 25

5.9. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Kapasitas Total Paru ... 26


(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14


(5)

xi

DAFTAR SINGKATAN

BB Berat Badan

HDL High Density Lipoprotein IMT Indeks Massa Tubuh KI Kapasitas Inspirasi KTP Kapasitas Total Paru

KRF Kapasitas Residual Fungsional KV Kapasitas Vital

L Liter

LDL Low Density Lipoprotein

NHANES National Health and Nutrition Examination Survey

RDI Respiratory Disturbance Index

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar TB Tinggi Badan

VCE Volume Cadangan Ekspirasi VCI Volume Cadangan Inspirasi VLDL Very Low Density Lipoprotein VR Volume Residual

VT Volume Tidal

WHO World Helath Organisation


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 4 Lembar Identitas Subjek Penelitian Lampiran 5 Ethical Clearence

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lampiran 7 Data Induk

Lampiran 8 Output SPSS