Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

n. menangkap, mengambil dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang. 134

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hutan yang pada umumnya terdiri dari 3 tiga jenis, yaitu pertama hutan lindung, kedua hutan produksi dan ketiga hutan konservasi, di dalam pengelolaanya membutuhkan beberapa izin sesuai dengan jenis usaha pemanfaatannya. Jenis- jenis izin tersebut antara lain : a. Izin pemanfaatan kawasan hutan Jenis-jenis usaha dalam pemanfaatan kawasan hutan ini terdiri dari budidaya jamur, budidaya tanaman obat herbal, budidaya tanaman hias, budidaya persatuaan alam, budidaya tanaman pangan, budidaya perlebahan, budidaya hijauan pakan ternak, budidaya payau, budidaya penangkaran satwa dan tumbuhan, budidaya rotan dan budidaya lainnya yang tidak merusak ekosistem sumber daya alam hutan. b. Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan terhadap hutan lindung dan hutan produksi. 134 Op.Cit, Peraturan Daerah No.21 tahun 2002, Pasal 47 Jenis-jenis usahanya terdiri dari; usaha pemanfaatan air, usaha wisata alamrekreasi, usaha olah raga tantangan, perdagangan karbon, usaha penyelamatan hutan dan lingkungan. c. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu pada hutan produksi. Jenis-jenis usaha hasil hutan kayu meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, permanen, pengelolaan dan pemasaran hasil hutan, sementara jenis-jenis usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah pemanfaatan rotan, sagu, nipah, bambu meliputi kegiatan penebangan, permudaan, pemeliharaan, pengamanan, pengelolaan dan pemasaran hasil, pemanfaatan getah, kulit kayu, daun, buah atau biji meliputi kegiatan permanen, pemeliharaan, pengelolaan dan pemasaran hasil. d. Izin pemungutan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi dan hutan lindung. Jenis-jenis usaha dalam pemungutan hasil hutan kayu meliputi pengambilan hasil hutan kayu meliputi pengambilan hasil hutan kayu untuk memenuhi kebutuhan individu dan atau fasilitas umum penduduk sekitar hutan pada kawasan hutan produksi alam. Sementara jenis-jenis usaha pemungutan hasil hutan bukan kayu dapat dilakukan pada kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung antara lain; mengambil madu, mengambil rotan, mengambil buah dan aneka hasil hutan lain dan perburuan satwa liar yang tidak dilindungi dan dilaksanakan secara tradisional. 2. Dalam peraturan daerah Propinsi Sumatera Utara No.21 Tahun 2002 tentang Pengelolaan hutan di propinsi Sumatera Utara tiada ada diatur tentang pemanfaatan hutan konservasi. Padahal pada hutan konservasi dapat dimanfaatkan atau dilakukan pula kegiatan sebagai berikut: a. Pada kawasan suaka alam dan pelestarian alam, pengelolaannya diarahkan untuk terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga lebih dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu lingkungan hidup. b. Pada suaka alam dan pelestarian alam, pengelolaannya disesuaikan dengan fungsi kawasan, sebagai wilayah perlindungan system penyangga kehidupan, sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya, untuk pemanfaatan secara lestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, untuk pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan eksistemnya. c. Pada kawasan suaka alam dan pelestarian alam dapat dimanfaatkan untuk keperluan, a penelitian dan pengembangan, b ilmu pengetahuan, c pendidikan, pelatihan, penerangan, penyuluhan dan, d kegiatan penunjang budidaya dan budaya. d. Pada kawasan pelestarian alam dapat pula dilakukan kegiatan wisata alamrekreasi. Jadi adapun izin pengelolaa hutan yang diatur didalam Peraturan daerah No.21 tahun 2002 tersebut adalah: a. Izin usaha pemanfaatan kawasan hutan dapat diberikan kepada perorangan dan koperasi. b. Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, badan usaha milik swasta Indonesia, badan usaha milik Negara dan badan usaha milik daerah. c. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan non kayu dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, badan usaha milik swasta Indonesia, badan usaha milik Negara dan badan usaha milik daerah. d. Izin pemungutan hasil hutan non kayu pada hutan lindung diberikan kepada perorangan dan koperasi. Kemudian adapun pengaturan izin pengelolaan hutan yang diatur oleh Peraturan daerah No.21 tahun 2002 di dalam pemanfaatan hutan sebagaimana diuraikan diatas adalah izin usaha yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas atas nama Gubernur, dengan syarat-syarat sebagai berikut: a. Setiap pemegang izin usaha pemanfaatan hutan berkewajiban membuat rencana karya disahkan oleh Dinas atas nama Gubernur dan menjaga memelihara serta melestarikan tempat usahanya. b. Dalam pelaksanaan kegiatannya setiap pemegang izin usaha wajib mengikutsertakan masyarakat disekitar hutan. c. Izin akan diberikan apabila telah memenuhi aspek kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat. 3. Upaya penegakan hukum administrasi negara terkait maraknya masalah penebangan hutan illegak loging baik oleh phak yang tidak maupun oleh pemegang izin usaha pengelolaan diluar dari batas atau syarat yang telah disyaratkan didalam izin yang dimilikinya adalah; a. Untuk perorangan atau badan yang tidak memiliki izin uaha pengelolaan hutan dilakukan penghentian kegiatan dilapangan dan penghukuman baik administrasi atau pidana atau dilakukan secara bersama-sama administrasi sekaligus hukuman pidana. b. Untuk perorangan atau badan yang memiliki izin pengelolaan hutan yang melakukan penebangan hutan secara liar dapat dikenakan sanksi berupa penghentian sementara pelayanan administrasi, penghentian sementara kegiatan dilapangan, denda administrasi, pengurangan jatah produksi dan pencabutan izin atau apabila penebangan hutan tersebut merupakan pelanggaran aturan izin pengelolaan hutan juga dapat diberikan sanksi pidana, yang dapat diterapkan secara kumulatif bersama-sama dengan sanksi administrasi.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

2 86 112

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Penebangan Pohon pada Dinas Pertamanan Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2002

3 72 71

Prosedur Izin Pengelolaan Pelataran Parkir Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002

1 2 7

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 9

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 15

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 35

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 1 4

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 35

BAB I I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Izin Pengelolaan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2002

0 0 16

TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP IZIN PENGELOLAAN HUTAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2002 SKRIPSI

0 0 9