Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Alur rujukan KIA

66 manusia di pelayanan tingkat pertama seperti puskesmas yaitu berjumlah 30 orang dengan 14 jenis tenaga kesehatan antara lain dokter umum dan gigi, apoteker, perawat, perawat Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Ahli Gizi, TenagaTeknisan Kefarmasian, Analis Kesehatan, Sanitarian, TenagaKesehatan Masyarakat, Epidemilog, Tenaga Promosi Kesehatan, Tenaga Pendukung. Dalam hal ini puskesmas perumnas Bt. VI memiliki jumlah tenaga kesehatan lebih yaitu berjumlah 35 orang, namun belum memenuhi 14 jenis tenaga kesehatan yang berdasarkan standart adalah berjumlah 14 jenis jumlah tenaga kesehatan. Ini dapat mempengaruhi jumlah rujukan KIA karena tidak didukung oleh ketersediaan jenis tenaga kesehatan.

5.1.2 Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Alur rujukan KIA

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional pada Bab V tentang Cara Penyelenggaraan SKN pada bagian D yaitu Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan dikatakan pada pasal 274 bahwa Sumber daya pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan adalah sumber daya pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan, yang meliputi berbagai standar kompetensi, modul dan kurikulum serta metode pendidikan dan latihan, sumber daya manusia pendidikan dan pelatihan, serta institusifasilitas pendidikan dan pelatihan yang menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan. Dalam sumber daya ini juga termasuk sumber daya manusia, dana, cara atau metode, serta peralatan dan perlengkapan untuk melakukan perencanaan, Universitas Sumatera Utara 67 pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan mutu sumber daya manusia kesehatan. Kenyataan yang didapat dilapangan, kualitas sumber daya manusia puskesmas Perumnas Bt.VI masih kurang sehingga menyebabkan peningkatan rujukan pasien KIA. Ini terlihat dari kualitas sumber daya manusia yang masih belum sesuai dengan standar, dan didukung hasil wawancaran informan yang mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman informan ketika memerlukan pelayanan ke puskesmas petugas tidak ada ditempat saat dalam jam bekerja. Menurut Jahn Albrecht dalam penelitiannya mengenai konsep dan strategi rujukan kehamilan dan persalinan di Tanzania mengatakan rujukan dapat dilakukan dengan banyak cara berdasarkan alur, waktu dan kegawatdaruratan. Dengan demikian dapat dikategorikan arahan pada kehamilan dan melahirkan. Rujukan ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu, pertama: rujukan pribadi, tergantung pada keterlibatan fasilitas pertama yang diperoleh ibu, kedua: rujukan antenatal, mengenai transportasi dan proses kelahiran, ketiga: darurat rujukan. 75 diantaranya merupakan modus rujukan yang paling umum adalah rujukan pribadi dengan tanpa alasan medis tertentu. Dari hasil tersebut Jahn menyatakan bahwa rujukan akan sering bergantung pada keseimbangan antara usaha dan sumber daya yang diperlukan untuk transportasi dan pengobatan selanjutnya yang manfaatnya dapat dirasakan di rumah sakit, sehinga puskesmas jarang dimanfaatkan. Berdasarkan hasil wawancara kepada informan, untuk Kabupaten Simalungun ada dilakukan pelatihan untuk tenaga kesehatan termasuk dokter, bidan dan perawat, namun pelatihan yang dilakukan belum memberikan dampak Universitas Sumatera Utara 68 apapun karena sejauh ini pelatihan yang dilakukan di dinas kesehatan tersebut hanya berupa pemberian teori-teori mengenai kesehatan. Sehingga belum dapat dijadikan pendorong dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia puskesmas. Kualitas sumber daya manusia puskesmas dapat mempengaruhi alur rujukan yang dapat berpengaruh langsung terhadap jumlah rujukan KIA. Semakin kurang kualitas SDM nya maka akan semakin berkurang minat pasien untuk menerima pelayanan di tingkat primer, sehingga memungkinkan untuk mereka langsung mencari pelayanan kesehatan kepelayanan kesehatan yang lebih berkualitas seperti pelayanan kesehatan tingkat 2 atau dokter spesialis, atau bahkan ke rumah sakit dengan alternative meminta surat rujukan terlebih dahulu dari puskesmas. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan SDM baik itu dari segi pengetahuan maupun keterampilan agar mekanisme yang dilakukan sesuai dengan standar pelayanan tingkat pertama, dan juga sosialasi kepada masyarakat tentang pemahaman dan prosedur pelayanan puskesmas pada program BPJS agar kebiasaan masyarakat sebelumnya dapat teratasi. Berdasarkan penelitian di Universitas Southampton tahun 2000 menyatakan bahwa kualitas pelayanan dikatakan baik adalah sejauh mana perawatan sebenarnya sudah sesuai dengan kriteria yang ada untuk perawatan yang baik.Dalam hal ini ketersediaan SDM dan fasilitas dan sarana kesehatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi rujukan puskesmas tersebut. Universitas Sumatera Utara 69 Sumber Daya Manusia merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu pelayanan yang bermutu. Sumber Daya Manusia yang secara kuantitas dan kualitas sesuai dengan standar diperlukan sebagai dukungan dalam menciptakan layanan yang menjadi saringan dalam mengurangi pelanyanan rujukan yang tidak sesuai dengan syaratnya. Menurut Nargis topan dalam penelitiannya mengatkan bahwa dalam mengurangi jumlah rujukan perlu adanya hubungan yang baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Nargis membagi menjadi 3 jenis dukungan yang diperlukan dalam memperlancar proses alur rujukan yaitu dukungan informasi kriteria tempat rujukan terkait dengan pemanfaatan sektor kesehatan publik, dukungan biaya transportasi, dan yang terakhir dukungan sistem kesehatan masyarakat yaitu terkait dengan bagaimana petugas kesehatan menjalin hubungan dengan masyarakat seperti berupa kepercayaan untuk seperti apa sebaiknya kasus kesehatannya di tindak lanjuti, apakah dipelukan rujukan atau tidak.

5.1.3 Ketersediaan Fasilitas dan Sarana Kesehatan terhadap Alur rujukan