topik tersebut bertahan pada Halaman depan Twitter dan dilihat oleh seluruh dunia.
16. OverHeard : disingkat OH, artinya Anda mendengar melihat tweet milik orang lain yang sangat menarik, tetapi Anda tidak ingin menyebutkan
siapa yang menulis tweet tersebut. Berbeda dengan RT yang menyebutkan sumber tweet.
17. Heard Trough: dilambangkan dengan HT , tiba-tiba Anda teringat dengan kata-kata menarik yang diucapkan teman Anda kemarin. Anda dapat
menulisnya pada tweet dengan HT singkatan Heard Trough. HT berbeda dengan RT, karena HT adalah kata-kata yang Anda dengar pada kehidupan
nyata. OMG : Oh My God ; LOL : Lots of Laugh.
2.1.6 Teori Uses Effect
Teori Uses and Effect merupakan sintesis antara pendekatan Uses and Gratifications dengan teori tradisional mengenai efek mengasumsikan media
mempunyai keperkasaan luar biasa terhadap khalayak, dimana khalayak dengan serta merta dipengaruhi oleh media. Dalam hal ini khalayak dianggap pasif, tidak
berdaya melawan kuasa media untuk mempengaruhinya. Sedangkan teori Uses and Gratifications, mengasumsikan media tidak mempunyai keperkasaan
mempengaruhi khalayak, media digunakan oleh khalayak sesuai dengan kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan pada diri mereka masing-masing. Dalam
teori ini khalayak dianggap aktif menjaring informasi maupun dalam menggunakan media.
Teori Uses and Effect pertama kali dipikirkan oleh Sven Windahl pada tahun 1979. Adanya teori ini merupakan sintesis dari teori sebelumnya, yaitu teori
uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Asumsi dasar dari teori ini lebih menekankan bagaimana penggunaan media menghasilkan banyak
efek terhadap suatu individu. Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian
penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara pengguna dan hasilnya dapat disajikan dalam beberapa bentuk yang berbeda, sebagai berikut :
1. Penggunaan media hanya dianggap berperan sebagai perantara, dan hasil dari prosesnya dinamakan efek
2. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau mengurangi aktivitas lainnya
3. Penggunaan media dapat melakukan dua proses secara serempak dan akan menerima efek dan konsekuensi.
Efek komunikasi massa dapat dibagi menjadi beberapa bagian, namun Leith R Stamm dan John E. Bowes 1990 membaginya menjadi dua bagian dasar
yaitu efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman, dan efek sekunder meliputi perubahan sifat kognitif perubahan pengetahuan dan sikap dan
perubahan perilaku menerima dan memilih.
1. Efek Primer Dalam komunikasi massa sering kali komunikator tidak mengetahui
apakah pesannya dapat dimengerti atau tidak. Hal ini dikarenakan umpan balik dalam komunikasi massa itu sangatlah tidak terbatas dan belum ada
cara untuk mengecek apakah pesan yang disampaikan dapat dipahami, untuk mengurangi dampak ketidakpahaman. Dalam perkembangan media
massa, tidak hanya difokuskan pada media cetak saja tetapi juga media elektronik seperti televisi. Efek primer ini terjadi pada saat kita
memperhatikan orang yang sedang berbicara. Berarti ada juga efek yang terjadi pada diri kita atau pada saat kita mendengarkan radio, maka efek
primer juga telah melekat pada diri kita. 2. Efek Sekunder
Ada beberapa jenis efek yang disebabkan oleh media massa. Salah satunya adalah efek Uses and Gratifications kegunan dan kepuasan dan dalam
efek sekunder ini yang akan dibahas adalah efek kegunaan dan kepuasan. Efek ini sangat nyata terjadi di masyarakat. Seperti yang telah dikemukan
sebelumnya bahwa hal yang melatar belakangi efek adalah audiens yang aktif dalam memanfaatkan media massa untuk memenuhi tujuan mereka
dlaam usaha menikmati media massa tersebut. Biasanya masing-masing audiens atau individu menyesuaikan keinginannya dengan kebutuhannya
dan jika kebutuhan tersebut telah terpenuhi melalui saluran komunikasi massa, berarti individu tersebut telah mencapai tingkat kepuasan.
Ada tiga efek yang dikenal dalam komunikasi massa sejak tahun 1930 yaitu :
1. Efek tak tebatas unlimited effect 2. Efek terbatas limited effect
3. Efek moderat not so limited effect
Agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan maka komunikator harus menetapkan sasaran terhadap audiens yang dituju , namun
penerimaan pesan oleh komunikan atau audiens tidak begitu saja dapat diterima seluruhnya, walaupun pesan yang disampaikan tetap mempunyai dampak atau
efek, hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses penerimaan pesan, yaitu :
1. Pendidikan 2. Lingkungan sosial
3. Kebutuhan 4. Sistem nilai yang dianut.
Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan atau individu tersebut, maka individu tersebut pun semakin selektif untuk menerima pesan-pesan yang berasal
dari media massa. Wujud efek dapat terjalin melalui tiga hal, yaitu efek konitif pengetahuan, efek afektif emosional dan perasaan, dan behavorial perubahan
pada perilaku. Dalam perkembangan komunikasi saat ini proses pengaruh munculnya tiga efek tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain, ada
juga faktor lain yang ikut mempengaruhi proses penerimaan pesan. Sehingga pesan tersebut tidak langsung mengenai individu tanpa disarin, dipikirkan dan
dipertimbangkanapakah seseorang atau individu tersebut mau menerima pesan- pesan dari media massa ini atau tidak. Faktor-faktor inilah yang menjadi penentu
besar atau tidaknya faktor efek yang dilakukan oleh media massa.
1. Faktor Individu Faktor individu ini ikut berpengaruh terhadap proses penerimaan pesan.
Faktor pribadi seseorang sangat menentukan proses efek yang terjadi seperti motivasi dan pengetahuan, kpercayaan, pendapat, nilai-nilai dan
kebutuhan, kepribadian serta penyesuain diri. 2. Faktor Sosial
Seorang individu berhubungan dengan orang lain akan berpengaruh pada proses efek yang akan terjadi. Pada dasarnya pesan-pesan komunikasi
massa lebih banyak diterima individu melalui hubungan antar individu dibandingkan yang langsung dari media massa. Individu yang masuk
kedalam kategori sosial tertentu atau sama akan cenderung memiliki perilaku atau sikap yang kurang lebih sama terhadap rangsangan-
rangsangan tertentu. Pesan-pesan yang disampaikan media massa cenderung ditanggapi sama oleh individu yang termasuk kedalam
kelompok sosial tertentu. Dengan adanya penggolongan sosial ini muncullah media massa yang sifatnya special atau khusus yang
diperuntukkan bagi kalangan tertentu,dengan mengambil segmentasi atau pangsa pasar tertentu.
2.2 Kerangka Konsep