Hasil Estimasi Model Data Panel

melalui pembiayaan karena dinilai lebih menguntungkan. Berdasarkan uraian SWBI diatas, secara teori variabel SWBI berpengaruh negatif terhadap NPF dikarenakan bank Syariah hanya akan menyalurkan dana pembiayaan ke masyarakat ketika bonus SWBI turun. Semakin tinggi bonus SWBI maka semakin rendah pembiayaan, semakin rendah pembiayaan maka semakin rendah pula tingkat resiko pembiayaannya Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan yaitu variabel SWBI berpengaruh positif terhadap NPF, dengan berpengaruh positif menandakan keadaan bonus SWBI pada Bank Umum Syariah selama periode penelitian sedang mengalami penurunan atau rendah sehingga bank banyak menyalurkan pembiayaan, sehingga memungkinkan peningkatan resiko pembiayaan yaitu meningkatnya rasio NPF. Variabel berikutnya adalah tingkat bagi hasil, berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, variabel tingkat bagi hasil menunjukan hasil positif dan tidak signifikan sebesar 0.3149, yang bearti apabila terjadi kenaikan sebesar 1 sedangkan variabel lain tetap maka ada perubahan dalam jumlah tingkat NPF yaitu naik sebesar 0.31.tingkat bagi hasil tentu akan menentukan laba yang diperoleh sebuah bank, bagi nasabah semakin tinggi tingkat bagi hasil Bank Umum Syariah tentu akan mendorong besarnya keuntungan yang diperoleh nasabah. Walaupun demikian, ketika tingkat bagi hasil tinggi resiko kredit bermasalah menjadi meningkat. Karena kecenderungan masyarakat tentu akan lebih suka menabung ketika tingkat bagi hasil meningkat, akan tetapi jika kita amati dalam proses pembayaran kredit, peningkatan tingkat bagi hasil akan mendorong semakin besar nilai tagihan kredit yang akan dipenuhi. Situasi tersebut tentu dapat mempertinggi nilai kredit bermasalah yang terlihat pada rasio NPF bank syariah. Variabel terkahir yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR. Variabel CAR menunjukan hasil yang negatif dan tidak signifikan. Variabel ini memiliki nilai koefisien -0.8273, yang berarti setiap terjadi perubahan CAR sebesar 1 sedangkan variabel lain tetap maka variabel NPF akan menurun sebesar 0.82. Apabila rasio CAR tinggi maka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja suatu bank sehingga masyarakat tidak ragu-ragu dalam mengambil pembiayaan. Pembiayaan yang tinggi akan menyebabkan adanya resiko pembiayaan bermasalah yang tercermin dalam rasio NPF. Semakin tinggi NPF maka bank semakin berhati-hati dalam memberikan pembiayaan karena takut mengalami kerugian sehingga menyebabkan dana bank mengendap terlalu banyak. Untuk mengatasi masalah likuiditas tersebut bank menggunakan penyerapan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu SWBI. Semakin tinggi SWBI maka akan berpengaruh terhadap besarnya pembiayaan yang dikelurkan oleh Bank Umum Syariah. BAB VI SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Faktor Eksternal dan Internal Yang Mempengaruhi Non Performing Financing NPF Pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2010-2014 yang diukur melalui variabel independen, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: 1. Kenaikan inflasi terhadap NPF memiliki pengaruh positif dan signifikan pada semua model persamaan dengan tingkat signifikansi 95. Berarti peningkatan pada inflasi berdampak pada peningkatan tingkat NPF pada bank umum syariah. Dapat disimpulkan bahwa tingginya jumlah uang beredar dapat mempengaruhi tingkat risiko dalam pembiayaan, Karena ketika jumlah uang beredar semakin besar menyebabkan kredit yang disalurkan kepada masyarakat juga meningkat karena bank memiliki banyak dana, hal tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan kredit macet. 2. Kenaikan SWBI terhadap NPF memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan pada semua model dengan tingkat signifikansi 95, dikarenakan Bank Umum Syariah hanya akan mengeluarkan pembiayaan ketika bonus SWBI turun atau rendah, sehingga memungkinkan mempengaruhi pembiayaan bermasalah hanya saat bonus SWBI turun. 3. Tingkat bagi hasil terhadap NPF memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan pada semua model dengan tingkat signifikansi 95. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan tingkat bagi hasil pada bank umum syariah dapat mempengaruhi tingkat NPF yaitu dapat menimbulkan kenaikan NPF pada bank umum syariah karena saat tingkat bagi hasil tinggi bank memberikan banyak pembiayaan kepada nasabah. 4. Variabel CAR terhadap NPF memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada semua model dengan tingkat signifikansi 95. Hal ini menunjukan bahwa variabel CAR tidak mempengaruhi NPF

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pihak yang tertarik melakukan penelitian selanjutnya tentang fenomena pengaruh faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi Non Performing Financing pada bank umum syariah di Indonesia. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan agar pihak manajemen Bank Umum Syariah memperhatikan rasio NPF sebelum memberikan pembiayaan dan memiliki manajemen perkreditan yang baik untuk melakukan analisa pembiayaan lebih ketat lagi sehingga rasio NPF dapat diturunkan dan penyaluran dana pada Bank Umum Syariah bisa ditingkatkan. Menurut hasil penelitian menunjukan bahwa variabel inflasi memiliki pengaruh paling besar terhadap NPF, sehingga ada baiknya apabila pihak manajemen Bank Umum Syariah lebih memperhatikan tingkat laju inflasi di Indonesia sebelum memberikan pembiayaan kepada masyarakat. Selain itu variabel lain dalam penelitian yaitu SWBI dan tingkat bagi hasil juga berpengaruh positif terhadap NPF sehingga pihak manajemen Bank Umum Syariah diharapkan juga memperhatikan rasio variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

ANALISIS PENGARUH MODAL, NON PERFORMING FINANCING (NPF), DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERBANKAN SYARIAH

2 7 156

Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

0 10 139

pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah,pembiayaan musyarakah,pembiayaan murabahah,dan non performing financing (npf) terhadap kinerja bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia periode januari 2010-maret 2015

0 7 122

Analisis inflasi, gross domestic product, net performing financing, biaya operasional dan pendapatan operasional, net margin terhadap return on asset perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 4 111

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2010- Januari 2016)

8 37 116

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

analisis faktor - faktor yang mempengaruhi non performing financing pada BPRS di indonesia periode tahun 2010-2015

2 16 102