Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)
i
PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN
SYARIAH
(Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
FEBRINA RIZKA ZAIBAH NIM: 1111046100006
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
(2)
(3)
(4)
iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Febrina Rizka Zaibah
Nomor Induk Mahasiswa : 1111046100006
Fakultas : Syariah dan Hukum
Jurusan : Muamalat/ Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 1 September 2015 Yang menyatakan
(5)
v
PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP
PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menguji pengaruh debt financing, equity financing, non performing financing terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari www.bi.go.id dan www.ojk.go.id dengan menggunakan data statistik
perbankan syariah dari tahun 2010 - April 2015. Dari data tersebut, mendominasinya pembiayaan non bagi hasil seperti murabahah dan istishna’ dan rendahnya pembiayaan dengan sistem bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah merupakan permasalahan menarik dan penting yang perlu dibahas dan diteliti pada perbankan syariah di Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan syariah yang beroperasi di Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode path analisis dengan menggunakan program software SPSS 22.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa (1) debt financing
berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (2) equity financing berpengaruh
signifikan terhadap return on asset, (3) non performing financing berpengaruh
signifikan terhadap return on asset, (4) dan return on equity berpengaruh terhadap
return on asset.
Kata Kunci: Debt financing, equity financing, non performing financing , return on equity dan return on asset bank syariah
(6)
vi
THE INFLUENCE OF DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING AND NON PERFORMING FINANCING TOWARDS PROFITABILITY ISLAMIC BANK
INDONESIA. ABSTRACT
This purpose research aimed to analyze and to examine the hypothesis about the influence of debt financing, equity financing and non performing financing towards profitability islamic bank in Indonesia. This study used secondary data obtained from www.bi.go.id and www.idx.com using islamic banking statistics of the year 2010 – April 2015. From the data, dominate the financing of non profit-sharing as murabahah and istishna’ and low financing with profit-sharing system as mudharabah and musyarakah is an interesting and important issues that need to be discussed and researched on islamic banking in Indonesia.Populasi in this study is Islamic banking operations in Indonesia. Data were analyzed using path analysis using SPSS 22 software program
The results of this research indicate that (1) debt financing significantly influence to return on asset, (2) equity financing significantly influence to return on asset, (3) non performing financing significantly influence to return on asset, (4) dan return on equity significantly influence to return on assets.
Keywords: Debt financing, equity financing, non performing financing, return on equity and return on asset of Islamic bank
(7)
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah penulis ucapkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Papa dan Mama, terima kasih atas segala kasih
sayang, doa, perhatian dan bimbingannya agar nantinya penulis menjadi anak yang berguna bagi Nusa dan Bangsa
2. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
(8)
viii
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Jurusan Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A, selaku Sekertaris Jurusan Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ir. RR.Tini Anggraini, ST., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang tidak terhingga yang telah diberikan selama ini, semoga segala kebaikan dan ketulusan yang Ibu berikan menjadi amal shaleh.
6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Adam Rico Damori, Tryka Risa Ayu Adinda dan M. Rasyad Rizaldi. Abang
dan adik-adikku yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Achmad Syahrul Aminulloh yang selalu memberikan kasih sayangnya,
(9)
ix
10.Mentari Faradiba, Putri Rizkia, Rika Pratiwi, Fanny Fatwati Putri, Sri
Andriyani dan Syarifaeni Fahdiah yang selalu mendengarkan keluh kesah dan menemani penulis dalam mengerjakan skripsi.
11.Erawati Putri, Zazkia Amanda Azzahra, Rifa Rahmaniar, Hani Aqmarina dan
Seluruh teman Muamalat/ Perbankan Syariah A temen seperjuangan yang selalu menemani penulis dalam mengerjakan skripsi.
12.Semua KKN Fajar Nusantara
13.Semua teman Muamalat/ Perbankan Syariah2011.
14.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini maih jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
(10)
x DAFTAR ISI
JUDUL...i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASYAH...iii
LEMBAR PERNYATAAN...iv
ABSTRAK...v
ABSTRACT...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...x
DAFTAR TABEL...xiii
DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK...xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Batasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
F. Review Studi Terdahulu ... 13
G. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI ... 18
A. Pembiayaan Bank Syariah ... 18
B. Tujuan Pembiayaan ... 19
C. Syarat-Syarat Pembiayaan ... 20
D. Debt Financing ... 24
(11)
xi
F. Non Performing Financing (NPF) ... ..31
G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah ... 36
a. Return on Equity ( ROE )………...………...36
b. Return on Assets (ROA)………..………....37
c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA………..39
H. Kerangka Pemikiran ... 40
BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 42
A. Metode Penelitian... 42
B. Ruang Lingkup Penelitian ... 42
C. Populasi Penelitian ... 43
D. Metode Analisis Data ... 44
a. Variabel Endogen.………...45
b. Variabel Eksogen……….………...46
E. Hipotesis ... 47
F. Model – Model dalam Path Analysis ... 54
a. Model Regresi Linier Berganda……….………...54
b. Model Mediasi,………..……….………....55
c. Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi ... 56
d. Model Kompleks ... 57
G. Langkah Analisis Path ... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 62
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 62
B. Analisis Deskriptif ... 71
C. Analisis Jalur ( Path Analysis) ... 81
1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur I ... 82
a. Analisis Sub-Struktur I……….…………..…82
b. Hipotesis Sub-Struktur I……….………...….82
(12)
xii
d. Koefisien Jalur Persamaan………,,,……….85
2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II………..……..….86
a. Analisis Sub-Struktur II………..………..86
b. Hipotesis Sub-Struktur II………..86
c. Koefisien Determinasi Struktur II………..…….…………..87
d. Koefisien Jalur Persamaan II...…..89
3. Perhitungan Pengaruh………107
a. Pengaruh langsung…..………108
b. Pengaruh tidak langsung……….108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…..110
A. Kesimpulan……….….110
B. Saran……….…....111
DAFTAR PUSTAKA………...………...112
(13)
xiii
DAFTAR TABEL
1) Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS 2) Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu
3) Tabel 2.1 Kesehatan NPF Bank Syariah 4) Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Nilai r
5) Tabel 4.1 Jumlah BUS dan UUS Perbankan Syariah di Indonesia 6) Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Struktur I
7) Tabel 4.3 Koefisien Jalur Persamaan I 8) Tabel 4.4 Koefisien Jalur Persamaan II 9) Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Struktur I 10)Tabel 4.6 Koefisien Jalur Persamaan II 11)Tabel 4.7 Koefisien Jalur DF ke ROE 12)Tabel 4.8 Koefisien Jalur EF ke ROE 13)Tabel 4.9Kofisien Jalur NPF ke ROE
14)Tabel 4.10 Analisis Varian ( Annova ) Struktur I 15)Tabel 4.11 Koefisien Jalur DF ke ROA
16)Tabel 4.12 Koefisien Jalur NPF ke ROA 17)Tabel 4.13 Koefisien Jalur ROE ke ROA
18)Tabel 4.14 Analisis Varian ( Annova ) Struktur II 19)Tabel 4.15 Koefisien Jalur
20)Tabel 4.16 Koefisien Korelasi
21)Tabel 4.17Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR 1) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2) Gambar 3.1 Struktur Jalur I dan II
3) Gambar 3.2 Path Analysis Model Regresi Berganda 4) Gambar 3.3 Path Analysis Model Mediasi
5) Gambar3.4 Path Analysis Model Gabungan Antara Regresi Linier Berganda dengan Mediasi
6) Gambar 3.5 Path Analysis Model Kompleks
7) Gambar 4.1 Struktur Hubungan Kausal X1, X2,X3 dan Yke Z 8) Gambar 4.2 Sub - Struktur 1
9) Gambar 4.3 Sub – Struktur II 10)Gambar 4.4 Struktur 1.
11)Gambar 4.5 Struktur II. Hubungan Kausal X1, X3 danYke Z 12)Gambar 4.6 Hasil Struktur I dan II
DAFTAR GRAFIK
1) Grafik 4.1. Debt Financing 2) Grafik 4.2. Equity Financing
3) Grafik 4.3. Non Performing Financing 4) Grafik 4.4 Return on Equity
(15)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi (financial
intermediary) bagi masyarakat yang mempunyai dana berlebih (idle money) dengan masyarakat atau dunia usaha yang membutuhkan dana baik sebagai suatu bentuk pembiayaan maupun bentuk lain. Selain itu bank juga berfungsi
bagi pembangunan perekenomian nasional (agent of development) dalam
rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional.
Pada Pasal 1 ayat (2) UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.1 Jadi,
bank mampu memobilisasi tabungan atau DPK dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan atau kredit. Jika yang disalurkan merupakan kredit usaha maka akan meningkatkan investasi pada sektor riil dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
1
(16)
2 Undang-Undang No. 21 tahun 2008 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia. Bank syariah sebagai bank islam maka wajib memposisikan diri sebagai “uswatun hasanah” dalam implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan aktivitas ekonomi sesuai dengan syariah. Tujuan pemerintah mendirikan bank syariah tidak hanya untuk memberi alternatif perbankan non-riba bagi masyarakat muslim, namun juga untuk mengembangkan sektor riil. Akan tetapi, perkembangan industri perbankan syariah sampai saat ini masih terbilang sangat lambat karena total aset yang dimiliki oleh perbankan syariah hingga Februari 2014 masih dibawah 5% dari total pangsa pasar perbankan pada
umumnya.2
Skema produk perbankan syariah ada dua kategori kegiatan ekonomi, yaitu
produksi dan distribusi. Kategori pertama difasilitasi melalui skema profit
sharing (mudharabah) dan partnership (musyarakah), sedangkan kegiatan distribusi manfaat hasil-hasil produk dilakukan melalui skema jual beli (murabahah) dan sewa menyewa ( ijarah).3 Berdasarkan sifat tersebut, kegiatan lembaga keuangan dan bank syariah dapat dikategorikan sebagai investment banking dan merchant/commercial banking. Artinya, bank syariah dapat melakukan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan investasi (sektor
2
http://www.republika.co.id
3
Machmud, A., dan Rukmana, Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi Emperis di Indonesia, Jakarta:Erlangga 2010),h. 7
(17)
3 riil) dan moneter. Pembiayaan di sektor riil dapat dilakukan dengan aktivitas pendanaan berbasis bagi hasil maupun dengan margin keuntungan untuk produk jual beli, sedangkan untuk sektor moneter, bank syariah melakukan aktivitas tabungan atau deposito dengan mekanisme bagi hasil.
Produk penyaluran dana atau pembiayaan dalam bank syariah dapat
dibedakan menjadi debt financing dan equity financing.4 Produk debt
financing mendasarkan pembiayaan pada prinsip jual beli dan prinsip sewa.
Pembiayaan dengan prinsip jual beli terdiri dari murabahah, salam dan
istishna’. Pembiayaan dengan prinsip sewa terdiri dari ijarah yang dilandasi
adanya perpindahan manfaat. Sedangkan produk equity financing dengan
prinsip bagi hasil terdiri dari musyarakah dan mudharabah. Produk yang
menonjol adalah prinsip jual beli dan sewa. Hal ini disebabkan oleh karena
risiko debt financing lebih rendah dibandingkan dengan equity financing.
Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS (dalam juta Rp) (Tahun 2009-2013)5
Akad 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Debt
financing
44.9 43.5 87.3 122.0 921,1 52.9
4
Karim, A. A., 2005. Islamic Banking. Fiqh and Financial Analisys, ed 3. ( Jakarta: Raja Grafindo Persada 2010) hlm.97
5
(18)
4 Equity
financing
23.2 29.2 33.4 44.0 48.27 24.4
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Desember 2014, diolah
Berdasarkan tabel 1.1 Sejauh ini mayoritas portofolio pembiayaan
bank syariah dan unit usaha syariah didominasi oleh debt financing (jual
beli). Pada tabel 1.1 terlihat bahwa pangsa pembiayaan dengan skema equity
financing (bagi hasil) jauh dibawah debt financing. Hingga akhir bulan Desember 2013 terjadi ketimpangan yang sangat terbesar, dimana pangsa
pembiayaan mayoritas disalurkan pada debt financing mencapai 122.0
dalam juta Rp, sedangkan pangsa pembiayaan bagi hasil (equity financing)
hanya sebesar mencapai 44.0 dalam juta Rp.
Total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil selalu lebih rendah dari total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik dan diharapkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lebih mendominasi karena pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
diharapkan lebih menggerakan sektor rill karena faktor capital (modal kerja)
merupakan faktor yang aktif dalam pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu akumulasi capital sangat berperanan dalam proses
pertumbuhan ekonomi serta menutup kemungkinan disalurkannya dana pada kepentingan konsumtif. Selain itu, pembiayaan usaha produktif dan pembiayaan bagi hasil juga bisa menanggulangi terjadinya krisis ekonomi.
(19)
5 Hal ini dikarenakan bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis aset (Assets-based) artinya, bank syariah bertransaksi berdasarkan aset riil dan
bukan mengandalkan pada kertas kerja semata.6
Dalam operasional perbankan syariah, pihak bank lebih suka
memberikan pembiayaan dalam bentuk debt financing dibandingkan equity
financing karena pembiayaan dengan sistem bagi hasil (equity financing) memiliki risiko tinggi dalam hal kerugian yang dapat terjadi, hal
tersebut pembiayaan dengan skema profit loss sharing masih kurang
diminati oleh bank syariah relatif lebih berisiko karena tingkat return yang
dihasilkan bisa saja positif atau negatif, tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai.7
Maka, kendala internal perbankan syariah masih terdapat masalah seperti pemahaman akan esensi perbankan syariah yang masih kurang, adanya orientasi bisnis dan usaha yang lebih diutamakan, kualitas serta
kuantitas sumber daya yang belum memadai, sikap aversion to effort serta
aversion to risk. Sedangkan kendala eksternal karena karakter pembiayaan bagi hasil yang memerlukan tingkat kejujuran yang sangat tinggi dari pihak yang mendapatkan pembiayaan. Untuk mendapatkan keyakinan yang
6
Nursella dan Ferry Idroes, 2013, “ analisa perbandingan tingkat risiko pembiayaan murabahah dengan risiko pembiayaan bagi hasil pada perbankan syariah ( studi kasus UUS Bank X)
7
Khan, Tariqulla dan Ahmad 2001. Risk Management on Analysis of Issues in Islamic Financial Industry. Islamic Research and Training Institute : Islamic Depelopment Bank
(20)
6 memadai bahwa usaha yang akan dibiayai dengan sistem bagi hasil menguntungkan dan dalam kondisi bagus serta memiliki prospek yang bagus pula maka bank syariah harus melakukan penelitian yang cermat dan membutuhkan biaya yang tidak kecil. Inilah yang membuat bank syariah
belum berani berekspansi dalam pembiayaan bagi hasil (equity financing).
Faktor yang menjadi sumber pendapatan utama bank syariah sampai saat ini adalah aset produktif dalam bentuk pembiayaan, jadi semakin banyak
dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti semakin tinggi earning
assets, artinya dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan dalam bentuk pembiayaan yang produktif sehingga tidak banyak asset yang menganggur. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian pembiayaan
merupakan aktifitas terbesar sekaligus juga mempunyai risiko terbesar (high
risk high return), maka pemberian pembiayaan harus adanya manajemen risiko yang ketat.
Salah satu rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit adalah Non Performing Financing (NPF). Rasio Non Performing Financing pada
bank syariah dan Non Performing Loan pada bank konvesional karena pada
bank syariah tidak mengenal adanya pinjaman (kredit) tetapi menggunakan
istilah pembiayaan. Non Performing Financing adalah perbandingan antara
total pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur. Mengingat ketidakpastian bank syariah dalam kolektabilitas
(21)
7 pembiayaan yang lebih tinggi dibanding bank konvensional terutama pada
sistem profit loss sharing dan efek sistemik pembiayaan bermasalah bank
terhadap perekonomian, maka perlu diteliti apakah pemilihan kebijakan pembiayaan, penetapan margin dan kondisi ekonomi memiliki pengaruh terhadap rasio NPF perbankan syariah.
Jadi, NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPF semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank syariah dan sebaliknya, jika risiko kredit yang ditanggung bank semakin tinggi, profitabilitas akan menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA.
Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian, maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbakan. Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Profitabilitas perbankan syariah di Indonesia
tercermin pada Return on Equity dan Return on Assets.
Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk
(22)
8
memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.8 Salah satu indikator
yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROE dan ROA.
Penggunaan Return On Equity sebagai indikator dari tingkat
profitabilitas bank syariah karena dapat mengetahui kemampuan manajemen
dalam mengelola capital yang tersedia untuk menghasilkan net income.
Return On Equity mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.9 Return
On Equity mengukur berapa presentase laba bersih terhadap total ekuitas yang ada di perusahaan tersebut.
Sedangkan, ROA bertujuan untuk mengukur manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. ROA penting bagi bank karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mamanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin
baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.10
Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROE atau ROA yang tinggi
maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan
pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak
8
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.27.
9
Sawir, A. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 2001 ) h.20
10
(23)
9 memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang
paling baik untuk Return On Assets dalam ukuran bank-bank Indonesia
minimal 1,25%.
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan diatas, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing, Non
Performing Financing terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2010-2015)”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya, antara lain:
1. Bagaimana perkembangan penyaluran debt financing dan equity financing
pada Perbankan Syariah di Indonesia
2. Bagaimana Perbankan Syariah dapat menghasilkan profitabilitas yang
maksimal melalui debt financing dan equity financing .
3. Apakah debt financing (murabahah dan istishna’) memiliki memiliki NPF
(24)
10
4. Apakah equity financing (mudharabah dan musyarakah) memiliki NPF
yang tinggi pada Perbankan Syariah Indonesia.
5. Apakah return on assets yang diperoleh dari debt financing lebih besar
daripada equity financing pada Perbankan Syariah Indonesia.
C. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa, maka penulis perlu membuat batasan-batasan masalah. Batasan-batasan dalam penulisan ini adalah:
1. Hanya menggunakan data debt financing (komposisi pembiayaan
murabahah, istisnha’), equity financing (komposisi pembiayaan mudharabah, musyarakah).
2. Menggunakan data rasio NPF, ROE dan ROA
3. Data yang digunakan adalah data dengan jangka wktu dari tahun 2010
sampai April 2015 pada perbankan syariah di Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Debt Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non
Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Equity
(25)
11 (ROE)?
2. Apakah Debt Financing (DF), Equity Financing (EF), dan Non
Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Equity
(ROE) ?
3. Apakah Debt Financing ( DF ), Non Performing Financing (NPF), Return
on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Assets ( ROA )?
4. Apakah Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan
Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA)?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF) Debt
Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE).
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing ( DF ), Equity
Financing ( EF ) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan
(26)
12
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non
Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara parsial
terhadap Return on Asset (ROA).
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non
Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara
simultan terhadap Return on Assets (ROA).
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan berkaitan dengan Return on Assets pada bank syariah beserta variabel yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi penulis
khususnya, dan memberikan gambaran bagi masyarakat tentang pembiayaan diperbankan syariah.
2. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
bank-bank di Indonesia, khususnya bank syariah dalam usaha meningkatkan profitabilitas melalui pembiayaan.
3. Bagi Program Studi Muamalat/ Akademisi, hasil penelitian ini
diharapkan bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan, melengkapi informasi yang berharga khususnya dalam pemberian pembiayaan.
4. Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam
penelitian selanjutnya. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan studi komparasi bagi penelitiaan yang lain
(27)
13 F. Review Studi Terdahulu
Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang berkaitan dengan penelitian yang dijalankan sekalipun arah tujuan yang diteliti berbeda. Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait analisis penyaluran
pembiayaan terhadap Return on Assets :
Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu
NO Nama
Penulis/Judul/Tahun
Substansi Perbedaan dengan penulis
1.
Pamungkas Aji
Prasetyo dan M. Burhan
/Identifikasi Faktor
yang Mempengaruhi
rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil Perbankan Syariah (Studi Kasus
Bank Syariah BRI
Cabang Malang) /
Jurnal Ilmiah / Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya, 2012
Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pembiayaan bagi hasil harus dilihat secara proporsional oleh semua stakeholders tahapanpertumbuhan bank syariah, termasuk regulator dalam mengeluarkan kebijakan, aspek kesesuaian dengan prinsip syariah. Metode kualitatif
Penulis menggunakan
penelitian dengan metode
kuantitatif dengan melihat
komposisi pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah terhadap profabilitas perbankan syariah di Indonesia dengan Rasio ROE dan ROA.
2. Siti Zahara, Islahuddin,
dan Said Musnadi
Pengaruh Debt
Financing dan Equity Financing terhadap Kinerja Keuangan Bank
Pada penelitian ini
pengaruh debt
financing dan equity financing terhadap
kinerja keuangan
bank syariah sebesar
Variabel dependen kinerja
bank syariah variabel
independennya debt financing
dan equity financing, sedangkan penulis profabilitas
(28)
14 Syariah periode
2006-2010 (studi pada bank syariahyang beroperasi di Indonesia)/ jurnal akuntansi Volume 3, No.1 Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh , 2014
11,9% yang artinya
masih faktor lain
banyak faktor lain yang mempengaruhi
kinerja keuangan
bank. Metode
analisis regresi.
variabel dependen dan debt
financing, equity financing,
NPF sebagai variable
independen
3. Muhammad Dika
Hidayat/ Pengaruh Debt
Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Perbankan Syariah ( padaBMI dan BSM/
Jurnal Ekonomi
Syariah/ Fakultas
Ekonomi Universitas
Brawijaya Malang 2012
Pada penelitian ini debt financing dan equity financing berpengaruh
signifikan terhadap profit expense ratio.
Metode analisis
regresi.
Variabel dependen profit
expense ratio dan variabel
independen debt financing dan
equity financing sedangkan
penulis Profabilitas bank
syariah di Indonesia sebagai
variabel dependen dan debt
financing, equity financing,
NPF sebagai variabel
independen
4 Aris Sukamto/
Pengaruh Debt
Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio
Bank Bank Umum
Syariah/ Fakultas
Syariah dan Hukum
Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010
Pada penelitian ini debt financing dan equity financing berpengaruh
signifikan terhadap profit expense ratio.
Metode analisis
regresi.
Variabel dependen profit
expense ratio dan variabel
independen debt financing dan
equity financing sedangkan
penulis rasio profitabilitas
sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variable independen
5 Reysha Utami/
Pengaruh Tingkat Debt
Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Bank Syariah Mandiri
(BSM)/ Fakultas
Pada penelitian ini
analisis regresi debt
financing dan equity financing terhadap profit expense ratio. enggunakan uji t dan uji F Berdasarkan
Variabel dependen profit
expense ratio dan variabel
independen debt financing dan
equity financing sedangkan
penulis rasio profitabilitas
sebagai variabel dependen dan debt financing, equity
(29)
15
Ekonomi Universitas
Gunadarma,2012
analisis regresi,
dapat disimpulkan,
secara parsial
financing, NPF sebagai variable independen
6
Arna Suryani/ Analisis Debt Financing dan Equity Financing
terhadap Profit Expense
Ratio pada Perbankan Syariah Jambi Periode
2003-2010/ Jurnal
Ilmiah Vol.11 N0.3
Universitas Batanghari Jambi 2011
penelitian ini juga terbukti bahwa debt
financing lebih
mendominasi equity
financing sehingga
bank syariah mandiri belum cukup berani melakukan ekspansi
equity finacing.
Metode analisis
regresi.
Variabel dependen profit
expense ratio dan variabel
independen debt financing dan
equity financing sedangkan
penulis rasio profitabilitas
sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variabel independen
7
Reza Lutfi/ Pengaruh NPF Equity Financing dan NPF Debt Financing Terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah/ Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Bandung, 2007
Pada penelitian ini debt financing dan equity financing berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas Bank
Syariah. Metode
analisis regresi.
Variabel dependen
Profitabilitas dan Variabel
independen NPF Equity
Financing dan NPF Debt Financing sedangkan penulis
rasio profitabilitas sebagai
variabel dependen dan debt
financing, equity financing, NPF sebagai
variable independen
8 Ghina Adilla Yudha,
Nunung Nurhayati/
Pengaruh Debt
Financing dan Equity Financing terhadap Return on Assets Bank Umum Syariah diKota Bandung/ Jurnal ilmiah Akuntansi Universitas Islam Bandung 2014
Pada penelitian
menunjukkan
bahwa debt
financing dan equity financing berpengaru h signifikan positif
terhadap return on
Assets bank umum
syariah. Metode
analisis regresi.
Variabel dependen ROA dan
variabel independen debt
financing dan equity financing
sedangkan penulis rasio
profitabilitas sebagai variabel
dependen dan debt financing,
equity financing, NPF sebagai variable independen
(30)
16 G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara singkat sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang akan diteliti, yakni mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang Pembiayaan Bank Syariah, Debt Financing,
Equity Financing, Non Performing Financing, Return on Equity, Return on Assets dan Kerangka teori.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ini dikemukakan data penelitian dan metode yang digunakan untuk melakukan penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dikemukakan tentang analisis data, pengujian hipotesis serta analisis hasil penelitian.
(31)
17 BAB V. PENUTUP
Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan dan saran-saran yang dikemukakan dari pembahasan.
(32)
18 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Bank Syariah
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dan pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.11
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dengan imbalan atau hasil. Perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah adalah terletak pada keuntungan, bagi bank konvensional keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah melalui bagi hasil dan perbeaan lainnya terdiri dari analisis pemberian pembiayaan beserta persyaratannya.
11
Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) pola syariah (Jakarta, 2007)h.4
(33)
19 Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administrative serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
(SWBI).12
B. Tujuan Pembiayaan
Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu:
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha- usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.
2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang atau
12
(34)
20 jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.13
C. Syarat-Syarat Pembiayaan
Ada beberapa syarat-syarat penilaian pembiayaan yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, analsis 7 P dan studi kelayakan. Kedua syarat ini 5 C dirinci lebih lanjut dalam syarat 7 P dan di dalam 7 P.
Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5 C penbiayaan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Character behaviour (karakter akhlaknya)
Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga tentang karakter/akhlaknya dari si calon penerima pembiayaan.
2. Condition of economy (kondisi usaha)
Usaha yang dijalankan calon anggota pembiayaan harus baik, dalam arti mampu mencukupi kehidupan hidup keluarganya, menutupi biaya operasi usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi penambah modal usaha untuk berkembang. Apalagi kelak mendapat pembiayaan
13
Rivai dan Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hal.5
(35)
21 dari koperasi syariah maka usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik dan akhirnya mampu untuk melunasi kewajibannya.
3. Capacity (kemampuan manajerial)
Calon anggota pembiayaan mempunyai kemampuan manajerial, handal dan tangguh dalam menjalankan usaha. Biasanya seorang wiraswasta sudah dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun. Oleh karena itu kebijakan yang berlaku dikoperasi syariah sebaiknya apabila calon anggota pembiayaan tersebut belum menjalankan usaha sejenis minimal dua tahun maka tidak dapat diproses permohonan pembiayaannya.
4. Capital (modal)
Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya dengan baik. Pengusaha harus dapat menyisihkan sebagian usahanya untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon anggota pembiayaan yang sebagian besar terstruktur permodalannya berasal dari luar (bukan modal sendiri) maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah.
5. Collateral (jaminan)
Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota pembiayaan diman sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya
(36)
22 dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi kemungkinan sulitnya pembayaran kembali kepada bank syariah maka perlu dikenakan jaminan. Pertama sebagai pengganti pelunasan pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun demikian bank syariah tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternative lain yang disepakati bersama dengan anggotanya melakukan tindakan wanprestasi.
Sedangkan penilaian dengan 7 P pembiayaan adalah sebagai berikut: 1. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,
tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5 C.
2. Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda pula dari bank. Pembiayaan untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah bunga dan persyaratan lainnya.
(37)
23 3. Perpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk jenis kredit yang diingkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan, pembiayaan bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau tujuan untuk perdagangan.
4. Prospect
Untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dan untuk pengembalian pembiayaan yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lain.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
(38)
24 atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan yang akan diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
D. Debt Financing
Lembaga keuangan terutama perbankan syariah mendapatkan keuntungan dari pemberian pembiayaan kepada nasabah, baik dalam bentuk debt financing maupun equity financing. Debt financing merupakan pembiayaan dengan prinsip jual beli ada dua yaitu3:
1. Pengertian Murabahah
Pembiayaan murabahah merupakan salah satu prinsip jual beli yang dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba. Murabahah adalah jual beli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati14.
Dalam PSAK 102 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati
oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural
certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit .
14
(39)
25 Jadi, murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Murabahah umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestik
maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C). Kalangan
perbankan syariah di Indonesia banyak menggunakan murabahah secara
berkelanjutan (roll over/evergreen) seperti untuk modal kerja, padahal
sebenarnya murabahah adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal). Murabahah tidak tepat diterapkan untuk modal kerja. Hal ini mengingat prinsip murabahah memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi.
a. Syarat- syarat murabahah
Adapun syarat dalam akad murabahah yaitu:
1) Para pihak
a. Berwenang secara hukum
b. Ridha atau rela atau suka sama suka
2) Obyek
a. Ada secara fisik
b. Memiliki kepemilikan yang jelas
(40)
26
d. Harga
e. Tidak berubah selama masa perjanjian
f. Merupakan kesepakatan
2. Pengertian Istishna’
Dalam kamus Bahasa Arab Istishna’ berarti minta membuat
(sesuatu).15 Istishna’ ialah kontrak / transaksi yang ditandatangani
bersama antara pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis barang tertentu atau suatu perjanjian jual beli dimana barang yang akan
diperjual-belikan belum ada.16
Secara umum akad jual-beli Istishna’ yang dipraktekkan dalam
bermuamalah ada dua macam, yaitu jual-beli Istishna’ dan Istishna’
paralel. Perbedaan pada keduanya yaitu terletak pada penggunaan sub-kontraktor, yakni bisa saja pembeli mengizinkan pembuat menggunakan sub-kontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut.
Dengan demikian, pembuat dapat membua kontrak Istishna’ kedua
untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama. Kontrak baru ini yang kemudian dikenal dengan Istishna’ paralel.17
a. Syarat-syarat dan Rukun Istishna’
15
Syarifuddin Anwar, Kamus al-Misbah: Arab-Indonesia, (Surabaya: Bina Iman, t.th.), h.258
16
Moh. Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang: Wicaksana, 2002), hal.73
17M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003),
(41)
27
Sedangkan syarat istishna’ adalah:
a. Pihak yang berakad
b. Produsen/pembuat (shani’) c. Pemesan/pembeli (mustashni’). d. Mashnu’ (Barang/objek pesanan)
e. Harga jual (tsaman)
Adapun rukun Istishna’ adalah:
1. Produsen/ pembuat (shani’)
2. Pemesan/pembeli (mustashni’)
3. Proyek/Usaha/Barang/Jasa (mashnu’)
4. Harga (tsaman)
5. Shigat (Ijab qabul)
E. Equity Financing
Equity Financing (bagi hasil) adalah akad kerja sama antara bank sebagai pemilik modal dan nasabah sebagai pengelola modal untuk memperoleh keuntungan dan membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan nisbah yang disepakati. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil ada macam berdasarkan prinsip mudharabah dan prinsip musyarakah.
Pembiayaan Bagi hasil menurut syariah diperbolehkan sebab Rasulullah telah melakukan bagi hasil, beliau mengelola modal dari Siti Khadijah
(42)
28 sewaktu beniaga ke Syam. Sistem bagi hasil ini dalam prakteknya ada dua yaitu :
1. Pengertian Musyarakah
Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan
atau menggugurkan haknya dalam proyek18.
Musyarakah juga dapat diartikan penyertaan atau equity participation
yang artinya akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha dimana pendapatan keuntungan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati.
Musyarakah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana (psak 106, prgf 4).
a. Jenis Musyarakah
1. Musyarakah permanen adalah bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
18
Ahmad Ghazali, Serba Serbi Kredit Syariah Jangan Ada Bunga di Antara kita, (Jakarta: PT EIF X Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2005),h. 29
(43)
29 2. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah bagian dana mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.
b. Rukun dan Syarat Musyarakah
Adapun rukun dari akad musyarakah yaitu:
1. Pemodal
2. Pengelola
3. Modal
4. Nisbah keuntungan
5. Sighat atau akad
Sedangkan syarat dalam akad musyarakah yaitu:
1. Pemodal dan pengelola merupakan orang yang cakap hukum
2. Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus
diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukkan kemauan mereka untuk menyempurnakan kontrak.
3. Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya.
2. Mudharabah
(44)
30 Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai pengelola modal, sedangkan keuntungan dibagi kedua belah pihak
sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian19.
Mudharabah yaitu tenaga kerja dan pemilik modal bergabung
bersama-sama sebagai mitra usaha untuk kerja20. Ia lebih menyoroti
adanya kesejajaran antara pemilik modal dan pemilik tenaga untuk digabungkan melakukan usaha, karena itu mudharabah dapat menyelesaikan pertentangan antara tenaga kerja dan majikan.
Jadi, hal-hal pokok yang terdapat murabahah adalah: adanya pemilik modal (bank), adanya orang yang punya kapabiliti untuk usaha dan butuh modal, adanya kerjasama dan kesepakatan untuk usaha mencari keuntungan, keuntungan dibagi para pihak sesuai perjanjian, pemilik dana (bank) menanggung kerugianyang tidak disebabkan oleh pengelola, asalkan modal tidak berkurang.
a. Jenis Mudharabah
a. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan dan investasinya.
19M. Syafi’i Antonio. 2001.
Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Jakarta: Gema Insani. Hlm.95
20
M. Abdul Mannan. 1993. Islamic Economic, Theory and Practice. Diterjemahkan oleh M. Nastangin Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hlm. 167
(45)
31 b. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.
c. Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.
F. Non Performing Financing (NPF)
Salah satu resiko yang sering dihadapi oleh bank adalah resiko tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau sering disebut resiko pembiayaan. Resiko pembiayaan umumnya timbul dari
berbagai pembiayaan yang masuk dalam kategori bermasalah atau non
performing financing.
NPF adalah pembiayaan bermasalah atau tidak perform yang disebabkan oleh faktor manajemen/ pengelolaan, kondisi ekonomi, maupun faktor-faktor lain.
Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan, dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss.
(46)
32
Faktor penyebab munculnya NPF adalah default payment
(kegagalan pembayaran yang dilakukan debitur kepada pemilik dana (kreditur). NPF jika tidak diantisipasi dengan manajemen pengelolaan pembiayaan yang optimal dengan menerapkan kehati-hatian dijabarkan dalam bentuk seleksi secara seksama terhadap calon debitur.
a. Kategori pembiayaan bermasalah
Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atau risiko kemungkinan menurut lembaga keuangan syariah terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar bagi hasil, mengangsur serta melunasi pinjamannnya kepada bank. Jadi unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut oleh waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran, maupun pelunasan pokok pinjaman.
Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi
hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas
pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam, yaitu:
(47)
33 Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan lancar apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bagi hasil tepat waktu;
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash
collateral).
2. Dalam perhatian khusus atau kolektibilitas 2
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau pembiayaan yang belum
melampui 90 hari; atau
b. Kadang kadang terjadi cerukan;
c. Mutasi rekening relatif aktif; atau
d. Jarang terjadi pelanggaran terhadp kontrak yang diperjanjikan; atau
e. Didukung oleh pinjaman baru.
3. Kurang lancar atau kolektibilitas 3
Pembiayaan yang digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah
melampui 90 hari; atau
(48)
34
c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau
d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
hari; atau
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah; atau
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah
4. Diragukan atau kolektibilitas 4
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah
melampaui seratus delapan puluh hari; atau
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen;atau
c. Terjadi wanprestasi lebih dari seratus delapan puluh hari;
d. Terjadi kapitalisasi bagi hasil; atau
e. Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian pembiayaan
maupun pengikatan jaminan.
5. Macet atau koektibilitas 5
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah
melampaui 270 hari; atau
(49)
35
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar , jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.21
Rasio NPF ditujukan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio ini menunjukkan kualitas pembiayaan bank syari’ah semakin buruk. Nilai rasio ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF bank syari’ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia seperti yang tertera dalam
Tabel 2.1
Kesehatan NPF Bank Syariah
No. Nilai NPF Predikat
1 NPF = 2% Sehat
2 2% NPF 5% Sehat
3 5% NPF 8% Cukup sehat
4 8% NPF 12% Kurang Sehat
5 NPF 12% Tidak Sehat
Sumber: SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007
Demikian juga Bank Indonesia menginstruksi Non Performing
Financing dalam laporan tahunan perbankan nasional sesuai SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007 tentang sistem penilaian
21
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, credit management handbook: teori, konsep, prosedur, dan aplikasi panduan praktis mahasiswa, bankir dan nasabah, hal 42-47
(50)
36
kesehatan bank berdasarkan prinsip syari’ah yang dirumuskan sebagai
berikut:
NPF =
x 100%
G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah
Tingkat profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas yang dinilai berdasarkan keadaan/ kemampuan suatu bank syariah dalam menghasilkan laba. Selain itu merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Metode perhitungan profitabilitas
perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Operating Income
Ratio, Operating Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales.
a. Return on Equity ( ROE )
ROE merupakan rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur kinerja keuangan bank. Rasio ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada
untuk mendapatkan net income.22 Dari pandangan pemilik, ROE
merupakan ukuran yang lebih penting karena mereflesikan
kepentingan kepemilikan mereka.23 Jika dikaitkan dengan keuntungan
22
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 010), h.298
23
(51)
37 bisnis syariah dalam ekonomi dapat dilihat dari sisi teori bahwa perusahaan sekarang ini menekankan pemaksimalan laba untuk
pemegang saham.24 Jadi Return on Equity merupakan indikator yang
amat penting bagi pemilik saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. “apabila terjdi kenaikan rasio, berarti
terjadi kenaikan laba bersih dari bank bersangkutan.25
Rumus yang digunakan adalah:
ROE =
x 100%
Pada umumnya ROE menunjukan keuntungan yang akan
dinikmati oleh pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukan prospek perusahaan yang semakin baik.
b. Return on Assets (ROA)
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva.
Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih. Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari segi penggunaan assets. Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari sisi assets
24
Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, h.747
25 ibid
(52)
38 disebabkan bank syariah dalam menyalurkan dana pihak ketiga
menggunakan pendekatan assets allocation approach dimana
pengelompokkan sumber dana pihak ketiga baik itu tabungan, giro, dan deposito dibedakan jenis dan karakteristiknya.
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba (keuntungan) secara keseluruhan. Semakain besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan asset. Return on Assets merupakan
perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Return on Assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebalikanya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi, jika suatu bank mempunyai ROA yang tinggi maka bank tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika
(53)
39 total aktiva yang digunakan bank tidak memberikan laba maka bank akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan.
Return on Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dibagi dengan total aktiva. Rumus ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang berupa total aktiva untuk menciptakan keuntungan.
Rumus yang digunakan adalah :
Return on Assets (ROA): x 100% c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA
Pengukuran dengan ROA menunjukan kemampuan dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif atau rugi. Laba perusahaan itu sendiri dapat diukur melalui ROE perusahaan. Karena ROE mempunyai hubungan positif dengan perubahan laba. ROE digunakan untuk mengukur efektivitas
(54)
40 memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba setelah degan total ekuitas.
H. Kerangka Pemikiran
Pendapatan bank Syariah diperoleh dari pembiayaan yang diberikan kepada nasabah, baik dengan prinsip jual beli, sewa, bagi hasil maupun syirkah. Pembiayaan dapat dilakukan oleh perbankan syariah baik dengan
menggunakan prinsip debt financing maupun equity financing. Pembiayaan
akan dapat dilakukan dengan maksimal apabila jumlah modal yang tersedia cukup, ditambah dengan dana pihak ketiga yang diamanahkan kepada bank, baik dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan.
(55)
41 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai April 2015
Teori Pembiayaan dan Teori Profitabilitas
Debt Financing (X1)
Return on Equity (Y)
Equity Financing (X2)
Non Performing Financing (X3)
Return on Assets (Z)
AnalisisJalur
Hasil Penelitian dan Pembahasan
(56)
42 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.
Untuk memperoleh data-data yang digunakan penulis akan mengkaji Perbankan Syariah Indonesia dengan metode kuantitatif yaitu penulis
melakukan pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk
mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research
) yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu menjelaskan objek yang diteliti melalui data yang terkumpul.
(57)
43 1. Debt Financing (DF) data pembiayaan ini diperoleh dari statistik perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan murabahah dan istishna’pada tahun 2010 sampai April 2015.
2. Equity Financing (EF) data pembiayaan ini diperoleh dari satistik perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan mudharabah dan musyarakah tahun 2010 sampai April 2015.
3. Non Performing Financing (NPF) data penelitian ini diperoleh dari statistik perbankan syariah yang diambil dari tahun 2010 sampai April 2015 dengan menggunakan data NPF Perbankan Syariah di Indonesia. 4. Return on Equity (ROE) data penelitian ini diambil dari tahun 2010
sampai April 2015 dengan menggunakan data ROE Perbankan Syariah di Indonesia.
5. Return on Assets (ROA) data penelitian ini diambil dari tahun 2010 sampai April 2015 dengan menggunakan data ROA Perbankan Syariah di Indonesia.
C. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang beroperasi di Indonesia. Data penelitian menggunakan: 1. Data Sekunder
(58)
44 Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) atau diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber internal maupun eksternal.
a. Laporan Keuangan Bank Syariah tentang penyaluran pembiayaan
yang dipublikasikan oleh BI dan OJK
b. Daftar rasio keuangan yang dipublikasikan oleh BI dan OJK.
2. Library Research
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan
pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewaal Wright.
Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara
variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
(59)
45 Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis
jalur ( regression is special case of path analysis ). Analisis jalur digunakan
untuk melukiskan dan menguji model hubungan antara variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan hubungan interaktif). Dengan demikian dalam
model hubungan antar variabel tersebut variabel eksogen (exogeneus), dan
variabel dependen yang disebut variabel endogen (endogeneus)26.
Analsis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang digunakan untuk menguji kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau lebih model yang dibandingkan oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan dengan lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi dilakukan untuk setiap variabel model dibandingkan dengan matrik
korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness-of-fit dihitung. Model
terbaik dipilih berdasarkan goodness-of-fit.27
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
a. Variabel Endogen
Variabel endogen (endogenous variable) yaitu variabel yang
menjadi pusat perhatian dalam penelitian atau variabel yang
26
Prof. Sugiyono. Metode dan Penelitian Bisnis. Alfabeta hal. 297
27
Dr. Imam Ghozali , M.Com,Akt . Modeel Persamaaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0 .Badan Penerbit Undiphal.21
(60)
46 ditentukan didalam model dan diamati variasinya. Adapun variabel yang menjadi variabel endogen dalam penelitian ini yaitu Return on Equity (Y) dan Return on Assets (Z).
b. Variabel Eksogen
Variabel eksogen (exogenous variable) adalah variabel yang
secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen dalam suatu model. Adapun variabel yang menjadi variabel eksogen dalam
penelitian ini yaitu Debt Financing (X1), Equity Financing (X2),
Non Performing Financing (X3).
Melalui analisis jalur ini akan ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen.
Penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada beberapa asumsi berikut, yaitu:
1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear
, aditif dan kausal.
2) Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel
yang mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan variabel lain.
3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/
(61)
47
4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang
berasal dari sumber yang sama.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang sifatnya masih sementara atau peryataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesis merupakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji dan dibuktikan kebenarannya melalui analisa data.
1. Uji Hipotesis Penelitian Model 1
a. Pengujian Hipotesis Model 1 Secara Keseluruhan
Dalam pengujian secara keseluruhan ini akan diuji secara
simultan seberapa besar pengaruh variabel Debt Fiancing (X1), Equity
Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on Equity (Y) sehingga menghasilkan rumusan sebagai berikut:
1. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
2. H0 : Equity Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
(62)
48 Ha : Equity Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
3. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
4. H0 : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
Ha : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan struktural model 1 nilai pengaruh ρ dari variabel independen terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta ( β ) pada analisis yang dilakukan sehingga membentuk struktur persamaan model 1 seperti dibawah ini:
Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3y X3 + ρy ε1
2. Pengujian Hipotesis Penelitian Model 2
a. Pengujian Model 2 Secara Keseluruhan
Dalam pengujian secara keseluruhan akan diuji secara simultan
(63)
49 Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on Assets (Y2). Sehingga menghasilkan rumusan hipotesis sebagai berikut :
5. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets
Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets
6. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets
Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
7. H0 : Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets
Ha : Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
8. H0 : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Ha : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on
Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Dari rumusan hipotesis tersebut diatas, maka diketahui persamaan struktural model 2 dengan nilai pengaruh ρ variabel independen
(64)
50
terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta (β) pada analisis
regresi yang dilakukan sehingga membentuk dasar atau acuan struktur persamaan model 2 seperti dibawah ini
Z = ρx1z X1 + ρx3z X3 + ρyz Y + ρz ε2 Gambar 3.1
Struktur Jalur I dan II
7. Keahlian (X1) berpengaruh terhadap skeptisisme profesionditor Y)
Ha8: ρyx2 ≠ 0
8. Etika (X3) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional (Y) Ha9: ρyx3 ≠
Keterangan:
Pyx1 : Standarized coefficients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y
Pyx2 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y
Pyx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Y
Pzx1 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z
Pzx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Z
PzY : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung Y terhadap Z
PyE1 : Besarnya pengaruh variable lain Debt
Financing (X1)
Equity Financing (X2)
Non Performing Financing (X3)
Return on Assetss(Z) Return on
(1)
120
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. 1 Regression 2,907 1 2,907 12,896 ,001a
Residual 13,975 62 ,225
Total 16,882 63
a. Predictors: (Constant), DF b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,161 ,150 14,404 ,000
DF -1,303E-5 ,000 -,415 -3,591 ,001 a. Dependent Variable: ROA
NPF KE ROA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 NPFa . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ROA
(2)
121 Model Summary
Mode
l R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 ,550a ,303 ,291 ,43579 a. Predictors: (Constant), NPF
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. 1 Regressio
n
5,108 1 5,108 26,895 ,000a Residual 11,774 62 ,190
Total 16,882 63
a. Predictors: (Constant), NPF b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,942 ,252 11,673 ,000
NPF -,363 ,070 -,550 -5,186 ,000
a. Dependent Variable: ROA
ROE KE ROA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 ROEa . Enter
(3)
122 b. Dependent Variable: ROA
Model Summary Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,743a ,552 ,545 4,30986
a. Predictors: (Constant), ROA
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. 1 Regression 9,326 1 9,326 76,524 ,000a
Residual 7,556 62 ,122
Total 16,882 63
a. Predictors: (Constant), ROE b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,606 ,129 4,702 ,000
ROE ,060 ,007 ,743 8,748 ,000
a. Dependent Variable: ROA
DF, NPF DAN ROE KE ROA
Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
Variables
(4)
123 1 ROE, NPF,
DF
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,793a ,628 ,609 ,32350
a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,766 ,419 4,214 ,000
DF -3,307E-6 ,000 -,105 -1,009 ,317
NPF -,214 ,062 -,325 -3,480 ,001
ROE ,044 ,009 ,546 4,750 ,000
(5)
124 Tahun
DEBT FINANCING
EQUITY
FINANCING NPF ROE ROA
Jan-10 13467.0 8459.5 4.36 20.51 1.65 Feb-10 13849.5 8658.5 4.75 23.95 1.76 Mar-10 14337.5 8966.0 4.53 32.02 2.13 Apr-10 14663.0 9282.5 4.47 27.97 2.06 Mei-10 15077.0 9590.5 4.77 25.07 1.25 Jun-10 15750.0 10006.5 3.89 21.41 1.66 Jul-10 16205.0 10250.5 4.14 21.24 1.67 Agu-10 16849.5 10765.0 4.10 20.13 1.63 Sep-10 17173.5 10798.5 3.95 21.92 1.77 Okt-10 17611.0 11177.0 3.95 24.30 1.79 Nov-10 18304.5 11624.0 3.99 20.91 1.83 Des-10 18927.5 11627.5 3.02 17.58 1.67 Jan-11 19103.0 11580.0 3.28 19.99 2.26 Feb-11 19671.5 11641.5 3.66 15.49 1.81 Mar-11 20602.5 11877.5 3.60 18.22 1.97 Apr-11 21384.0 11950.0 3.79 17.60 1.90 Mei-11 22217.5 12236.5 3.76 17.15 1.84 Jun-11 23241.5 12922.0 3.55 17.01 1.84 Jul-11 23886.0 13093.5 3.75 17.09 1.86 Agu-11 24887.0 13560.0 3.53 16.98 1.81 Sep-11 25109.0 13699.5 3.50 17.09 1.80 Okt-11 26238.5 13959.5 3.11 17.43 1.75 Nov-11 27159.0 14206.0 2.74 17.54 1.78 Des-11 28345.5 14594.5 2.52 15.73 1.79 Jan-12 28390.0 14446.0 2.68 10.11 1.36 Feb-12 29319.0 14673.5 2.82 20.08 1.79 Mar-12 29738.5 14771.0 2.76 20.78 1.83 Apr-12 31090.0 15372.5 2.85 18.96 1.79 Mei-12 32432.0 15878.5 2.93 21.09 1.99 Jun-12 34037.0 16601.0 2.88 23.59 2.05
(6)
125 Jul-12 35537.5 16672.5 2.92 24.06 2.05
Agu-12 37090.0 17115.5 2.78 24.27 2.04 Sep-12 38757.0 17920.0 2.74 24.94 2.07 Okt-12 40654.0 18322.5 2.58 25.51 2.11 Nov-12 42096.0 18857.0 2.50 24.06 2.09 Des-12 44190.0 19845.0 2.22 24.06 2.14 Jan-13 45023.5 20059.5 2.49 23.98 2.52 Feb-13 46603.0 20476.0 2.72 21.52 2.29 Mar-13 48919.5 21479.5 2.75 22.25 2.39 Apr-13 49423.5 22157.0 2.85 22.48 2.29 Mei-13 50340.0 22955.5 2.92 24.34 2.07 Jun-13 51537.5 23843.0 2.64 19.33 2.10 Jul-13 52613.0 24639.0 2.75 18.27 2.02 Agu-13 52800.0 24591.0 3.01 17.97 2.01 Sep-13 53154.5 25039.5 2.80 18.05 2.04 Okt-13 54006.0 25792.5 2.96 17.24 1.94 Nov-13 54339.5 26279.0 3.08 17.24 1.96 Des-13 55573.5 26749.5 2.62 17.24 2.00 Jan-14 55175.0 26003.5 3.01 11.87 0.08 Feb-14 55308.5 26277.0 3.53 16.58 0.13 Mar-14 56156.5 27040.5 3.22 15.94 1.16 Apr-14 56438.0 28316.0 3.48 12.58 1.09 Mei-14 56707.5 28962.0 4.02 8.17 1.13 Jun-14 57442.5 29980.0 3.90 7.32 1.12 Jul-14 57353.0 30649.0 4.31 4.50 1.03 Agu-14 57292.0 30815.0 4.58 4.50 0.90 Sep-14 57738.0 31483.5 4.67 5.41 0.92 Okt-14 57843.0 31499.0 4.58 3.55 0.76 Nov-14 58110.0 32156.0 4.86 6.41 0.86 Des-14 59002.0 31870.5 4.33 5.85 0.79 Jan-15 58116.0 31811.5 4.87 11.58 1.15 Feb-15 58456.5 31917.5 5.10 10.31 1.07 Mar-15 59004.5 32928.5 4.81 8.91 1.13 Apr-15 58937.0 33530.0 4.62 7.83 1.08