2.4 Jenis-jenis Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan dibagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu penyakit jantung bawaan asianotin dan sianotik Arief, 2007.
2.4.1 Penyakit Jantung Bawaan Asianotik
1. Defek Septum Ventrikel
Defek septum ventrikel merupakan defek jantung kongenital tersering saat lahir, tetapi karena banyak defek septum ventrikel kecil menutup sendiri pada
masa anak, insiden keseluruhan defek septum ventrikel pada orang dewasa lebih rendah dari pada insiden defek atrium Dennis dan Kumar, 2012.
Istilah defek sekat ventrikel menggambarkan suatu lubang pada sekat ventrikel. Defek sekat ventrikel dapat terletak dimanapun pada sekat ventrikel,
dapat tunggal atau banyak, dan ukuran serta bentuknya dapat bervariasi Fyler, 1996.
Gambar 2.2. Defek Septum Ventrikel Mulyadi dkk, 2007.
Ukuran dan letak DSV bervariasi, berkisar dari defek kecil di bagian otot atau membran septum hingga defek besar yang mengenai seluruh septum. Pada
defek yang menyebabkan pirau signifikan kiri-ke-kenan, ventrikel kanan mengalami hipertrofi dan sering melebar. Garis tengah arteria pulmonalis
Universitas Sumatera Utara
meningkat karena meningkatnya volume yang disemprotkan oleh ventrikel kanan Dennis dan Kumar, 2012.
2. Defek Septum Atrium
Defek septum atrium DSA merupakan bentuk penyakit jantung bawaan yang sering ditemukan dengan insidens sekitar 7 dari seluruh PJB. DSA
dikarenakan hal yang mempengaruhi pembentukan sekat atrium jantung yang terjadi dalam rentang waktu 8 minggu kehamilan. Gangguan hemodinamik yang
terjadi pada DSA disebabkan oleh pirau kiri ke kanan akibat adanya defek lubang pada dinding atrium jantung. Akibatnya, darah dari atrium kiri yang
seharusnya masuk ke ventrikel kiri, akan masuk ke atrium kanan dan akhirnya ke ventrikel kanan. Jika lubangnya cukup besar, dapat meningkatkan beban volume
di jantung kanan, di samping juga meningkatkan beban volume di jantung kiri Mulyadi, 2007.
Gambar 2.3. Defek Septum Atrium Mulyadi dkk, 2007.
Menurut lokasi defek septum atrium dikelompokkan menjadi: a.
Defek septum atrium DSA sekundum, defek terjadi pada fosa ovalis. Pada keadaan tertentu dimana defek cukup besar dapat
keluar dari lingkaran fosa ovalis.
Universitas Sumatera Utara
b. Defek septum atrium dengan defek sinus venosus superior, defek
ini terjadi dekat muara vena kava superior, sehingga terjadi koneksi biatrial.
c. Defek septum atrium primum, merupakan bagian dari defek
septum atrioventrikular dan pada bagian atas berbatas dengan fosa ovalis sedangkan bagian bawah dengan katup atrioventrikular
Ghanie, 2009. 3.
Duktus Arteriosus Persisten Pada bayi cukup bulan, penutupan duktus arteriosus secara normal terjadi
dalam 10-15 jam sesudah lahir. Namun , obliterasi anatomi sempurna duktus arteriosus terjadi lebih lambat dan mungkin akan belum lengkap sampai minggu
ketiga pasca lahir. Oleh karena tahanan vaskular paru turun segera sesudah paru mengembang, pada 10-15 jam pertama ketika duktus arteriosus masih terbuka,
dapat ditemukan pirau kiri-ke-kanan melalui duktus arteriosus dan terdengar bising Heymann, 2007.
Gambar 2.4. Duktus Arteriosus Persisten Mulyadi dkk, 2007.
2.4.2 Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
1. Tetralogi Fallot
Empat komponen pada tetralogi ini adalah 1 defek septum ventrikel, 2 pangkal aorta yang mengalami dekstraposisi dan di atas defek septum ventrikel,
3 obstruksi aliran keluar ventrikel kanan, dan 4 hipertrofi ventrikel kanan.
Universitas Sumatera Utara
Pembagian trunkus arteriosus menjadi trunkus pulmonalis dan pangkal aorta yang abnormal diperkirakan proses primer dalam timbulnya malformasi ini Dennis
dan Kumar, 2012.
Gambar 2.5. Tetralogi Fallot Kahn dan Salomo, 2007.
2. Atresia Pulmonal Dengan Sekat Ventrikel Utuh
Pada keadaan ini ada obstruksi total aliran keluar ventrikel kanan, sekat ventrikel utuh, dan hipoplasi ventrikel kanan dan katup trikuspidal yang bervariasi
Fyler, 2007. Hemodinamiknya sangat menyerupai hemodinamik atresia trikuspid, karena tidak ada aliran keluar efektif dari ventrikel kana dan pada
dasarnya semua darah atrium kanan di piraukan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan aorta Hoffman, 2007.
Gambar 2.6. Atresia Pulmonal Mulyadi, 2007.
Universitas Sumatera Utara
3. Ventrikel Kanan Bersaluran Keluar Ganda
Disebut demikian, apabila kedua arteri besar secara keseluruhan atau hampir seluruhnya keluar dari ventrikel kanan. Hubungan antara kedua arteri
besar sering berdampingan dan paralel, aorta di kanan atau di kiri, di depan atau di belakang, sering menyerupai transposisi arteri-arteri besar Fyler, 2007.
Gambar 2.7. Ventrikel Kanan Bersaluran Keluar Ganda. Mulyadi, 2007.
4. Atresia Trikuspid
Atresia trikuspid merupakan 1 dari semua penyakit jantung kongenital pada tahun pertama kehidupan. Ada agenesis lubang trikuspid, tanpa lubang dari
atrium kanan ke ventrikel kanan, dan satu-satunya jalan keluar dari atrium kanan untuk aliran balik vena sistemik adalah hubungan interatrium , biasanya foramen
ovale paten yang lebar. Pencampuran seluruh aliran balik vena pulmonalis dan aliran balik vena sistemikterjadi pada atrium kiri, dan akibatnya desaturasi
oksigen arteri sistemik akan bergantung pada aliran darah pulmonal. Aliran darah pulmonal biasanya sangat berkurang pada atresia trikuspid karena defek sekat
ventrikel restriktif, kecil, dan saluran keluar ventrikel kanan yang stenotik tidak berkembang Hoffman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8. Atresia Trikuspid Mulyadi, 2007.
2.5 Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan