Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Orangtua Tentang Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak Di RSUP H. Adam Malik Medan.

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ORANGTUA TENTANG PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Oleh:

TAUFIK KHAITAMI P 070100026

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ORANGTUA TENTANG PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

TAUFIK KHAITAMI P 070100026

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

Pengetahuan Sikap dan Perilaku Orangtua tentang Penyakit Jantung Bawaan pada Anak di RSUP H. Adam Malik Medan

Yang dipersiapkan oleh:

Taufik Khaitami P 070100026

Hasil Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilanjutkan ke Sidang Hasil Penelitian

Medan, 23 November 2010 Disetujui,

Dosen Pembimbing

(dr. Muhammad Ali, Sp.A(K)) (NIP: 19690524 1999031 001)


(4)

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah abnormalitas struktur makroskopis jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau potensial yang berarti.. Pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang PJB anak mampu menunjang perilaku yang meningkatkan derajat kesehatan anak mereka. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang penyakit jantung bawaan pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan.

Metode: Populasi penelitian ini adalah semua orangtua dengan anak penderita PJB yang datang untuk berkonsultasi di Poliklinik Anak RSUP H. Adam Malik Medan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesinoner yang telah diuji dengan validitas isi (content validity) kepada orangtua dengan anak penderita PJB. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh 56 responden, 45 responden (77,6%) laki-laki dan 13 responden (22,4%). Tingkat pengetahuan dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 5,2%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang sebanyak 32,8% dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 62,1%. Tingkat sikap dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 1,7%, tingkat sikap yang dikategorikan sedang sebanyak 29,3% dan tingkat sikap yang dikategorikan baik sebesar 69%. Tingkat tindakan dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 3,4%, tingkat tindakan yang dikategorikan sedang sebanyak 37,9% dan tingkat tindakan yang dikategorikan baik sebesar 58,6%.

Kesimpulan: Pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang PJB di RSUP H. Adam Malik Medan berada dalam kategori baik.


(5)

ABSTRACT

Background: Congenital Heart Disease (CHD) is defined as gross structural abnormalities

of the heart or intrathoracic great vessels that have actual or potential functional significance. Parents’ knowledge, attitude, and practice towards their children’s CHD can promote their children’s health degree. This is a descriptive study aimed to apprehend parents’ knowledge,attitude, and practice towards their children’s CHD at RSUP H. Adam Malik Medan.

Method: The population of this study was all parents whose children have CHD and come to

Pediatric Division in RSUP H. Adam Malik Medan. Total sampling was used. The data were collected from interview using questionnaire which has been verified with content validity to the respondents. The data were analyzed by using descriptive statistic.

Results: The results showed 58 respondents had children with CHD, 45 male (77,6%) and 13

female (22,4%). The experiment’s result on respondent’s knowledge towards their children’s CHD was majority on the good category that is 62,1%, the average category is 32,8%, and the less category is 5,2%. The respondents’ attitude towards their children’s CHD was majority on the good category that was 69%, the average category was 29,3%, and the less category was 1,7%. The respondents’ practice was majority on the good category that was 58,6%, the average category was 37,9%, and the less category was 3,4%.

Conclusion: Parents’ knowledge, attitude, and practice towards their children’s CHD

dominantly was in the good category.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Orangtua tentang Penyakit Jantung Bawaan pada Anak di RSUP H. Adam Malik Medan “ dapat selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Muhammad Ali, Sp.A(K), selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan saran dan petunjuk dalam pelaksanaan pembuatan karya tulis ini.

3. Dr. Juliandi Harahap, M. A, dan Bintang Sinaga, Sp. P, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Prof. dr. Adril Arsyad Hakim, Sp.BS, selaku Dosen Penasehat Akademis yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Bagian Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) dan Bagian Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin dan banyak bantuan kepada penulis dalam melakukan proses pengumpulan data di lokasi penelitian.

6. Bagian Poliklinik Anak RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan tempat dan banyak bantuan kepada penulis dalam melakukan proses pengumpulan data. 7. Seluruh staff pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

8. Kedua orang tua (Khairuddin Pulungan dan Juita Br Ginting), yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil hingga saat ini, dan adik saya (Nuraisyah R Pulungan) serta keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi tiada henti.


(7)

9. Sahabat-sahabat sekelompok karya tulis ilmiah (Ananda, Pelangi, Rahmi, Citra, Fandy, Azizi, dan Armika), sahabat-sahabat senasib sepenanggungan dalam proses penulisan KTI ini.

10.Sahabat-sahabat penulis di FK USU (Irfan, Yasmine, Silvana, Rinaldi, Iqbal, Hasbi, Alta, Otneil, Bagus) serta teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis sadar karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar semakin baik ke depannya. Akhir kata, penulis berharap agar hasil dari karya tulis ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan dunia kesehatan.

Medan, November 2010

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan... i

Abstrak... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

Bab 1 Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 4

2.1 Penyakit Jantung Bawaan ... 4

2.1.1 Epidemiologi dan faktor Resiko ... 4

2.1.2 Jenis Penyakit Jantung Bawaan ... 5

2.1.3 Deteksi Dini Gejala Klinis ... 9

2.2 Perilaku Kesehatan ... 11

2.1.1 Pengetahuan (Knowledge) ... 12

2.1.2 Sikap (Attitude) ... 14

2.1.3 Praktik atau tindakan (Practice) ... 16

Bab 3 Kerangka Konsep dan Definisi Operasional ... 19

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 19

3.2 Definisi Operasional ... 19

Bab 4 Metode Penelitian ... 21

4.1 Rancangan Penelitian ... 21

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21


(9)

4.3.1 Populasi Penelitian ... 21

4.3.2 Sampel Penelitian ... 21

4.4 Metode Pengumpulan data ... 21

4.5 Metode Analisis Data ... 21

Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 22

5.1 Hasil Penelitian ... 22

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden... 22

5.1.3 Pengetahuan Orangtua Terhadap Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak ... 25

5.1.4 Sikap Orangtua Terhadap Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak ... 26

5.1.5 Perilaku Orangtua Terhadap Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak ... 28

5.2 Pembahasan ... 30

5.2.2 Karakteristik Responden ... 30

5.1.3 Pengetahuan Orangtua Terhadap Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak ... 31

5.1.4 Sikap Orangtua Terhadap Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak ... 32

5.1.5 Perilaku Orangtua Terhadap Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak ... 32

Bab 6 Kesimpulan dan Saran ... 33

6.1 Kesimpulan ... 33

6.2 Saran ... 33

Daftar Pustaka ... 34 Lampiran


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin 23 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pekerjaan dan tempat

tinggal responden 26

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi PJB anak 26 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

pada Variabel Pengetahuan 25

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kategori Pengetahuan 26

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada

Variabel Sikap 27

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kategori Sikap 28

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada

Variabel Perilaku 29

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup Peneliti 2. Lembar Penjelasan Penelitian 3. Lembar Persetujuan Penelitian 4. Kuesioner Penelitian

5. Lembar Pernyataan Validitas isi 6.Lembar Ethical Clearence

7. Lembar Izin Penelitian dan Pengambilan Data Instansi FK USU 8. Lembar Izin Penelitian RSUP H. Adam Malik Medan

9. Data Induk Penelitian 10.Hasil Output Penelitian


(12)

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah abnormalitas struktur makroskopis jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau potensial yang berarti.. Pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang PJB anak mampu menunjang perilaku yang meningkatkan derajat kesehatan anak mereka. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang penyakit jantung bawaan pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan.

Metode: Populasi penelitian ini adalah semua orangtua dengan anak penderita PJB yang datang untuk berkonsultasi di Poliklinik Anak RSUP H. Adam Malik Medan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesinoner yang telah diuji dengan validitas isi (content validity) kepada orangtua dengan anak penderita PJB. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh 56 responden, 45 responden (77,6%) laki-laki dan 13 responden (22,4%). Tingkat pengetahuan dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 5,2%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang sebanyak 32,8% dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 62,1%. Tingkat sikap dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 1,7%, tingkat sikap yang dikategorikan sedang sebanyak 29,3% dan tingkat sikap yang dikategorikan baik sebesar 69%. Tingkat tindakan dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 3,4%, tingkat tindakan yang dikategorikan sedang sebanyak 37,9% dan tingkat tindakan yang dikategorikan baik sebesar 58,6%.

Kesimpulan: Pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang PJB di RSUP H. Adam Malik Medan berada dalam kategori baik.


(13)

ABSTRACT

Background: Congenital Heart Disease (CHD) is defined as gross structural abnormalities

of the heart or intrathoracic great vessels that have actual or potential functional significance. Parents’ knowledge, attitude, and practice towards their children’s CHD can promote their children’s health degree. This is a descriptive study aimed to apprehend parents’ knowledge,attitude, and practice towards their children’s CHD at RSUP H. Adam Malik Medan.

Method: The population of this study was all parents whose children have CHD and come to

Pediatric Division in RSUP H. Adam Malik Medan. Total sampling was used. The data were collected from interview using questionnaire which has been verified with content validity to the respondents. The data were analyzed by using descriptive statistic.

Results: The results showed 58 respondents had children with CHD, 45 male (77,6%) and 13

female (22,4%). The experiment’s result on respondent’s knowledge towards their children’s CHD was majority on the good category that is 62,1%, the average category is 32,8%, and the less category is 5,2%. The respondents’ attitude towards their children’s CHD was majority on the good category that was 69%, the average category was 29,3%, and the less category was 1,7%. The respondents’ practice was majority on the good category that was 58,6%, the average category was 37,9%, and the less category was 3,4%.

Conclusion: Parents’ knowledge, attitude, and practice towards their children’s CHD

dominantly was in the good category.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya lahir dalam keadaan yang sehat. Ada sebagian orangtua yang harus rela menerima kenyataan bahwa anak yang dikandungnya lahir dalam keadaan yang tidak normal. Ketidaknormalan yang dibawa sejak lahir ini biasa disebut dengan kelainan bawaan, salah satunya adalah penyakit jantung bawaan.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dapat diartikan kelainan jantung yang sudah terjadi sebelum anak dilahirkan. Karena terdapat kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau kegagalan perkembangan stuktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Angka kejadian penyakit jantung bawaan sekitar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran hidup, 30% gejala timbul pada minggu pertama kehidupan dan 50% meninggal pada bulan pertama kehidupan. Dapat diperkirakan apabila penduduk Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta jiwa maka angka PJB sekitar 30.000 bayi tiap tahun (Indriwanto, 2007).

Pada 111.225 jumlah kelahiran, 921 anak ditemukan mengalami PJB. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah Ventricular Septal Defect atau VSD (33%), Ostium Secundum Atrial Septal Defects (18%), dan Pulmonary Valve Abnormalities (10%). Sembilan puluh sembilan persen anak telah melalui operasi bedah jantung ataupun intervensi kateter, pada penelitian ini diketahui 4% dari anak tersebut meninggal. Daya tahan hidup pada umur 6 bulan sampai satu tahun adalah 96% - 97% dan seterusnya tetap stabil. Dibandingkan dengan defek jantung lainnya mortalitas lebih tinggi pada kondisi Univentricular Physiology,

Pulmonary Atresia dengan VSD, Left Ventricle Outflow Obstruction dan Tetralogy of Fallot

(Moons, 2008).

Setiap anak yang lahir dengan deformitas ataupun kelainan dapat mengakibatkan ancaman pada kehidupan dan karir serta berakibat kecemasan berlebihan dan stress. PJB merupakan salah satu kelainan bawaan terbanyak dan mengakibatkan berbagai masalah tertentu pada keluarga (Emery, 1989).

Pengetahuan tentang penyakit yang sedang kita derita sangatlah penting dalam perilaku yang menunjang kesehatan. Banyak sekali program yang telah dilakukan untuk mendidik pasien dengan penyakit kronik agar merubah perilaku dan memaksimalkan kesehatan mereka. Pada anak-anak dengan kelainan jantung bawaan PJB, pengetahuan


(15)

orangtua tentang penyakit, penanganan dan pecegahan komplikasi mampu menunjang perilaku yang meningkatkan derajat kesehatan anak mereka (Cheuk, 2004).

Peran orangtua dalam diagnosis PJB sangatlah penting, dikarenakan orangtua yang seharusnya paling dekat dan paling tanggap dalam setiap perkembangan anak mereka. Dalam hal ini pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang penyakit jantung bawaan PJB terhadap anak sangat menentukan ketanggapan mereka dan kesegeraan perilaku yang perlu dilakukan dalam mengatasi penyakit jantung bawaan pada anak. Di samping itu pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua juga berhubungan dengan pemberian motivasi dan dukungan penuh terhadap anak mereka yang mengalami kelainan ini. Oleh karena itu peneliti merasa perlu mengetahui tentang pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang penyakit jantung bawaan pada anak.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, dapat dirumuskan suatu masalah dalam penulisan penelitian ini, yaitu:

“Bagaimanakah pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang penyakit jantung bawaan pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang penyakit jantung bawaan pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti

 Meningkatkan pengetahuan peneliti dalam bidang penyakit jantung bawaan dan proses penelitian kesehatan.

1.4.2. Bagi Masyarakat

 Meningkatkan pengetahuan para pembaca Karya Tulis Ilmiah ini tentang penyakit jantung bawaan pada anak.

 Meningkatkan pengetahuan para pembaca Karya Tulis Ilmiah ini pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang penyakit jantung bawaan pada anak RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2004-2009.


(16)

 Sebagai landasan para pembaca Karya Tulis Ilmiah ini dalam hal penyusunan proses pendidikan pada orangtua yang memiliki anak dengan penyakit jantung bawaan.


(17)

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Menurut Prof. Dr. Ganesja M Harimurti, Sp.JP (K), FASCC, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, mengatakan bahwa PJB adalah penyakit yang dibawa oleh anak sejak ia dilahirkan akibat proses pembentukan jantung yang kurang sempurna. Proses pembentukan jantung ini terjadi pada awal pembuahan (konsepsi). Pada waktu jantung mengalami proses pertumbuhan di dalam kandungan, ada kemungkinan mengalami gangguan. Gangguan pertumbuhan jantung pada janin ini terjadi pada usia tiga bulan pertama kehamilan, karena jantung terbentuk sempurna pada saat janin berusia empat bulan (Dhania, 2009).

2.1.1. Epidemiologi dan Faktor Resiko

Bayi baru lahir yang dipelajari adalah 3069 orang, 55,7% laki- laki dan 44,3% perempuan, 28 (9,1 per-1000) bayi mempunyai PJB. Patent Ductus Arteriosus (PDA) ditemukan pada 12 orang bayi (42,9%), 6 diantaranya bayi prematur. VentricularSeptal Defect (VSD) ditemukan pada 8 bayi (28,6%), Atrial Septal Defect (ASD) pada 3 bayi (19,7%), Complete Atrio Ventricular Septal Defect (CAVSD) pada 3,6 % bayi, dan kelainan katup jantung pada bayi yang mempunyai penyakit jantung sianotik (10,7%), satu bayi Transposition of Great Arteries (TGA), dua lain dengan kelainan jantung kompleks sindrom sianotik. Ditemukan satu bayi dengan sindrom Down dengan ASD, dengan ibu pengidap diabetes. Satu orang bayi dilahirkan dari bapak dengan PJB, tidak ada dari 4 orang ibu dengan PJB mempunyai bayi dengan PJB. Atrial fibrillation ditemukan di satu orang bayi. Dari 28 bayi dengan PJB, 4 mati (14,3%) selama 5 hari pengamatan. Data menunjukkan ibu yang tidak mengkonsumsi vitamin B secara teratur selama kehamilan awal mempunyai 3 kali risiko bayi dengan PJB. Merokok secara signifikan sebagai faktor risiko bagi PJB 37,5 kali. Faktor risiko lain secara statistik tidak berhubungan (Harimurti, 1996).

Dalam hubungan keluarga yang dekat risiko terjadinya PJB yang terjadi 79,1%, untuk

Heterotaxia, 11,7% untuk Conotruncal Defects, 24,3% untuk Atrioventricular Septal Defect, 12,9% untuk Left Ventricular Outflow Tract Obstruction, 7,1% untuk Isolated Atrial Septal Defect dan 3,4% untuk Isolated Ventricular Septal Defect. Risiko terjadinya PJB dari jenis


(18)

lain 2,68%, risiko didapatnya PJB dari jenis yang sama berkisar 8,15%. Didapati hanya 2,2% kejadian PJB pada populasi yang diamati (Poulsen, 2009).

2.1.2. Jenis PJB 1. PJB Non Sianotik

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa adanya lubang di sekat jantung. Masing-masing mempunyai spektrum presentasi klinis yang bervariasi dari ringan sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru (Roebiono, 2003).

a. Ventricular Septal Defect (VSD)

Pada VSD besarnya aliran darah ke paru ini selain tergantung pada besarnya lubang, juga sangat tergantung pada tingginya tahanan vaskuler paru. Makin rendah tahanan vaskuler paru makin besar aliran pirau dari kiri ke kanan. Pada bayi baru lahir dimana maturasi paru belum sempurna, tahanan vaskuler paru umumnya masih tinggi dan akibatnya aliran pirau dari kiri ke kanan terhambat walaupun lubang yang ada cukup besar. Tetapi saat usia 2–3 bulan dimana proses maturasi paru berjalan dan mulai terjadi penurunan tahanan vaskuler paru dengan cepat maka aliran pirau dari kiri ke kanan akan bertambah. Ini menimbulkan beban volume langsung pada ventrikel kiri yang selanjutnya dapat terjadi gagal jantung (Roebiono, 2003).

b. Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Pada PDA kecil umumnya anak asimptomatik dan jantung tidak membesar. Sering ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan rutin dengan adanya bising kontinyu yang khas seperti suara mesin (machinery murmur) di area pulmonal, yaitu di parasternal sela iga 2–3 kiri dan di bawah klavikula kiri. Tanda dan gejala adanya aliran ke paru yang berlebihan pada

PDA yang besar akan terlihat saat usia 1–4 bulan dimana tahanan vaskuler paru menurun dengan cepat. Nadi akan teraba jelas dan keras karena tekanan diastolik yang rendah dan tekanan nadi yang lebar akibat aliran dari aorta ke arteri pulmonalis yang besar saat fase diastolik. Bila sudah timbul hipertensi paru, bunyi jantung dua komponen pulmonal akan mengeras dan bising jantung yang terdengar hanya fase sistolik dan tidak kontinyu lagi karena tekanan diastolik aorta dan arteri pulmonalis sama tinggi sehingga saat fase diastolik


(19)

tidak ada pirau dari kiri ke kanan. Penutupan PDA secara spontan segera setelah lahir sering tidak terjadi pada bayi prematur karena otot polos duktus belum terbentuk sempurna sehingga tidak responsif vasokonstriksi terhadap oksigen dan kadar prostaglandin E2 masih tinggi. Pada bayi prematur ini otot polos vaskuler paru belum terbentuk dengan sempurna sehingga proses penurunan tahanan vaskuler paru lebih cepat dibandingkan bayi cukup bulan dan akibatnya gagal jantung timbul lebih awal saat usia neonatus (Roebiono, 2003).

c. Atrial Septal Defect (ASD)

Pada ASD presentasi klinisnya agak berbeda karena defek berada di septum atrium dan aliran dari kiri ke kanan yang terjadi selain menyebabkan aliran ke paru yang berlebihan juga menyebabkan beban volum pada jantung kanan. Kelainan ini sering tidak memberikan keluhan pada anak walaupun pirau cukup besar, dan keluhan baru timbul saat usia dewasa. Hanya sebagian kecil bayi atau anak dengan ASD besar yang simptomatik dan gejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan aliran ke paru yang berlebihan yang telah diuraikan di atas. Auskultasi jantung cukup khas yaitu bunyi jantung dua yang terpisah lebar dan menetap tidak mengikuti variasi pernafasan serta bising sistolik ejeksi halus di area pulmonal. Bila aliran piraunya besar mungkin akan terdengar bising diastolik di parasternal sela iga 4 kiri akibat aliran deras melalui katup trikuspid. Simptom dan hipertensi paru umumnya baru timbul saat usia dekade 30 – 40 sehingga pada keadaan ini mungkin sudah terjadi penyakit obstruktif vaskuler paru (Roebiono, 2003).

d. Aorta Stenosis (AS)

Aorta Stenosis derajat ringan atau sedang umumnya asimptomatik sehingga sering terdiagnosis secara kebetulan karena saat pemeriksaan rutin terdengar bising sistolik ejeksi dengan atau tanpa klik ejeksi di area aorta; parasternal sela iga 2 kiri sampai ke apeks dan leher. Bayi dengan AS derajat berat akan timbul gagal jantung kongestif pada usia minggu-minggu pertama atau bulan-bulan pertama kehidupannya. Pada AS yang ringan dengan gradien tekanan sistolik kurang dari 50 mmHg tidak perlu dilakukan intervensi. Intervensi bedah valvotomi atau non bedah Balloon Aortic Valvuloplasty harus segera dilakukan pada neonatus dan bayi dengan AS valvular yang kritis serta pada anak dengan AS valvular yang berat atau gradien tekanan sistolik 90 – 100 mmHg (Roebiono, 2003).

e. Coarctatio Aorta (CoA)

Coartatio Aorta pada anak yang lebih besar umumnya juga asimptomatik walaupun derajat obstruksinya sedang atau berat. Kadang-kadang ada yang mengeluh sakit kepala atau epistaksis berulang, tungkai lemah atau nyeri saat melakukan aktivitas. Tanda yang klasik pada kelainan ini adalah tidak teraba, melemah atau terlambatnya pulsasi arteri femoralis


(20)

dibandingkan dengan arteri brakhialis, kecuali bila ada PDA besar dengan aliran pirau dari arteri pulmonalis ke aorta desendens. Selain itu juga tekanan darah lengan lebih tinggi dari pada tungkai. Obstruksi pada AS atau CoA yang berat akan menyebabkan gagal jantung pada usia dini dan akan mengancam kehidupan bila tidak cepat ditangani. Pada kelompok ini, sirkulasi sistemik pada bayi baru lahir sangat tergantung pada pirau dari kanan ke kiri melalui

PDA sehingga dengan menutupnya PDA akan terjadi perburukan sirkulasi sistemik dan hipoperfusi perifer (Roebiono, 2003).

f. Pulmonal Stenosis (PS)

Status gizi penderita dengan PS umumnya baik dengan pertambahan berat badan yang memuaskan. Bayi dan anak dengan PS ringan umumnya asimptomatik dan tidak sianosis sedangkan neonatus dengan PS berat atau kritis akan terlihat takipnu dan sianosis. Penemuan pada auskultasi jantung dapat menentukan derajat beratnya obstruksi. Pada PS valvular terdengar bunyi jantung satu normal yang diikuti dengan klik ejeksi saat katup pulmonal yang abnormal membuka. Klik akan terdengar lebih awal bila derajat obstruksinya berat atau mungkin tidak terdengar bila katup kaku dan stenosis sangat berat. Bising sistolik ejeksi yang kasar dan keras terdengar di area pulmonal. Bunyi jantung dua yang tunggal dan bising sistolik ejeksi yang halus akan ditemukan pada stenosis yang berat (Roebiono, 2003).

2. PJB Sianotik

Sesuai dengan namanya manifestasi klinis yang selalu terdapat pada pasien dengan PJB sianotik adalah sianosis. Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa yang disebabkan oleh terdapatnya >5mg/dl hemoglobin tereduksi dalam sirkulasi. Deteksi terdapatnya sianosis antara lain tergantung kepada kadar hemoglobin (Prasodo, 1994).

a. Tetralogy of Fallot (ToF)

Tetralogy of Fallot merupakan salah satu lesi jantung yang defek primer adalah deviasi anterior septum infundibular. Konsekuensi deviasi ini adalah obstruksi aliran darah ke ventrikel kanan (stenosis pulmoner), defek septum ventrikel, dekstroposisi aorta, hipertrofi ventrikuler kanan. Anak dengan derajat yang rendah dari obstruksi aliran ventrikel kanan menimbulkan gejala awal berupa gagal jantung yang disebabkan oleh pirau kiri ke kanan di ventrikel. Sianosis jarang muncul saat lahir, tetapi dengan peningkatan hipertrofi dari infundibulum ventrikel kanan dan pertumbuhan pasien, sianosis didapatkan pada tahun pertama kehidupan.sianosis terjadi terutama di membran mukosa bibir dan mulut, di ujung-ujung jari tangan dan kaki. Pada keadaan yang berat, sianosis langsung ditemukan (Bernstein, 2007).


(21)

b. Pulmonary Atresia with Intact Ventricular Septum

Saat duktus arteriosus menutup pada hari-hari pertama kehidupan, anak dengan

Pulmonary Atresia with Intact Ventricular Septum mengalami sianosis. Jika tidak ditangani, kebanyakan kasus berakhir dengan kematian pada minggu awal kehidupan. Pemeriksaan fisik menunjukkan sianosis berat dan distress pernafasan. Suara jantung kedua terdengar kuat dan tunggal, seringnya tidak terdengar suara murmur, tetapi terkadang murmur sistolik atau yang berkelanjutan dapat terdengar setelah aliran darah duktus. (Bernstein, 2007)

c. Tricuspid Atresia

Sianosis terjadi segera setelah lahir dengan dengan penyebaran yang bergantung dengan derajat keterbatasan aliran darah pulmonal. Kebanyakan pasien mengalami murmur sistolik holosistolik di sepanjang tepi sternum kiri. Suara jantung kedua terdengar tunggal. Diagnosis dicurigai pada 85% pasien sebelum usia kehamilan 2 bulan. Pada pasien yang lebih tua didapati sianosis, polisitemia, cepat lelah, dan sesak nafas saat aktivitas berat kemungkinan sebagai hasil dari penekanan pada aliran darah pulmonal. Pasien dengan

Tricuspid Atresia berisiko mengalami penutupan spontan VSD yang dapat terjadi secara cepat yang ditandai dengan sianosis. (Bernstein, 2007)

2.2.3. Deteksi Dini Gejala Klinis

Gejala yang menunjukkan adanya PJB termasuk: sesak napas dan kesulitan minum. Gejala-gejala tersebut biasanya tampak pada periode neonatus. Kelainan-kelainan non kardiak juga dapat menunjukkan gejala-gejala seperti tersebut di atas. Gejala-gejala yang mengarah ke PJB seperti adanya bising jantung, hepatomegali, sianosis, nadi femoralis yang teraba lemah / tidak teraba, adalah juga gejala yang sering ditemukan di ruang bayi dan sering pula tidak berhubungan dengan abnormalitas pada jantung. Membedakan sianosis perifer dan sentral adalah bagian penting dalam menentukan PJB pada neonatus. Sianosis perifer berasal dari daerah dengan perfusi jaringan yang kurang baik,terbatas pada daerah ini, tidak pada daerah dengan perfusi baik. Sebaliknya sianosis sentral tampak pada daerah dengan perfusi jaringan yang baik, walaupun sering lebih jelas pada tempat dengan perfusi kurang baik.tempat atau daerah yang dapat dipercaya untuk menentukan adanya sianosis sentral adalah pada tempat dengan perfusi jaringan yang baik seperti pada lidah, dan dinding mukosa. Sianosis sentral pada jam-jam awal setelah lahir dapat timbul saat bayi normal menangis. Sianosis pada bayi tersebut disebabkan oleh pirau kanan ke kiri melalui foramen ovale dan atau duktus


(22)

arteriosus. Kadar hemoglobin yang terlalu tinggi yang disertai dengan hiperveskositas dapat pula menyebabkan sianosis pada bayi normal. (Rahman, 2008).

2.2. Perilaku Kesehatan

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan dan pandangan biologis merupakan suatu aktivitas seseorang yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup; berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan itu merupakan faktor penentu dari perilaku mahkluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor dalam rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process) (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (perilaku nyata atau praktis). Sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan. Dengan lebih terperinci perilaku kesehatan itu mencakup:

1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespon, baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya, maupun aktif (perilaku) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.

2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respon seseorang terhadap pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatannya yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.


(23)

3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital manusia perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalammnya (zat gizi), pengolahan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.

4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental behavior), yakni respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri (Notoatmodjo, 2007). Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari:

a. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge) b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (

attitude)

c. Praktek atau perilaku yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice) (Notoatmodjo, 2007).

2.2.1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah kecakapan mempertahankan dan memakai informasi, campuran pemahaman, pengalaman, ketajaman dan ketrampilan. Sifat pengetahuan bersandar pada cara berbeda akuisisi gagasan, persepsi, imajinasi, kenangan, pendapat, abstraksi dan berkeputusan. Kriteria pusat pengetahuan sekitar pengertian yang membolehkan membedakan di antara benar dan salah, seperti logika (pemikiran deduktif) dan metode ilmiah (merumuskan dan menguji hipotesa). Tujuan puncak pengetahuan adalah kebenaran (Badran, 1995).

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (overt behavior). Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni:


(24)

1. Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengiterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi ril (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (Analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata- kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis), menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penialain itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

Lima puluh sembilan persen dari orangtua dengan benar bisa menyebutkan kelainan jantung anak mereka, tetapi hanya 29% bisa menunjukkan dengan diagram. Orangtua secara umum bisa mengenali sifat dan maksud pembedahan sebelumnya (83% benar) dan intervensi (91% benar) anak mereka, tetapi lebih tidak sering benar tentang maksud pemberian obat-obatan (45%). Hanya sekitar 7% bisa menggambarkan akibat sampingan obat jantung yang tertulis dalam resep bagi anak mereka. Lima puluh sembilan persen mengerti maksud latihan fisik dan larangan. Walaupun sekitar separuh mengetahui keperluan untuk antibiotika pada kunjungan dokter gigi, hanya 27% mempunyai kesadaran bahaya bakteri endocarditis.


(25)

Orangtua berpendidikan rata, pekerjaan, dan penyakit jantung kompleks di anak mereka berhubung secara positif dengan pengetahuan PJB. Orangtua anak dengan PJB mempunyai celah luas pengetahuan penting, dan bahwa pendekatan sampai keperluan pendidikan orangtua untuk menjadi kebutuhan (Cheuk,2004).

Tiga puluh persen dari orangtua dengan benar mengetahui jenis kelainan jantung bawaan anak mereka dan 21% dengan benar menunjukkan kelainan tersebut di atas diagram jantung. Hanya dua puluh tujuh persen dari semua orangtua sudah mendengar infective endocarditis (IE). Analisis dengan banyak variasi oleh kemunduran logistik nampak bahwa diagnosis jantung, pencapaian kependidikan dan pekerjaan orangtua adalah penentu utama pengetahuan orangtua, sifat mereka dengan PJB. Nilai untuk pengetahuan orangtua menunjukkan bahwa 36% mempunyai pengetahuan baik (lebih dari 60% dari jawaban benar) sedangkan pengetahuan buruk ditemukan di 64% dari orangtua (Mahdi, 2009).

Orangtua anak dengan PJB yang kompleks mempunyai kesulitan memahami kondisi medis anak mereka dan kesulitan belajar bagaimana terbaik untuk memilihara mereka. Sayangnya banyak orangtua anak dengan PJB mempunyai rentang pengetahuan berarti. Hal itu mungkin karena ketidakmengertian atau kesulitan mengingat perintah penting. Banyak orangtua merasakan frustasi luar biasa kalau bayi atau anak mereka mempunyai kesulitan makan. Mereka tidak mengerti hubungan antara pemberian makanan dan masalah kondisi jantung. Mereka dengan kurang hati-hati mungkin melelahkan anak selama pemberian makanan atau kurang memperhitungkan pentingnya pemasukan kalori. Orangtua muka kadang-kadang menakutkan tugas memilihara anak mereka dengan PJB kompleks (Kamm, 2006).

Delapan puluh dua koma sembilan persen orangtua tidak paham bahwa perdarahan gusi merupakan resiko kesehatan serius pada anak dengan PJB. Sembilan puluh koma dua persen tidak sadar bahwa suatu perlakuan gigi bisa menyulitkan kondisi jantung anak mereka. Perlunya pendidikan kesehatan lisan bagi orangtua atau pengasuh dengan anak berPJB untuk mencegah situasi dimana mereka membahayakan anak mereka karena ketidaktahuan. Meskipun 92,7% dari orangtua mengetahui keuntungan penyikatan gigi; hanya 36,6% menjamin penyikatan teratur bagi anak mereka (Agbelusi, 2005).


(26)

Sikap merujuk pada kecenderungan untuk bereaksi di cara tertentu untuk situasi tertentu untuk melihat dan menterjemahkan peristiwa menurut kecenderungan tertentu atau mengorganisasi pendapat ke dalam struktur masuk akal dan berhubungan (Badran, 1995).

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu perilaku atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau perilaku. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:

1. Menerima (Receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

2. Merespon (Responding), memberikan jawaban apabila ditanya serta mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Lepas jawaban dan pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (Valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan terhadap suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya merupakan tingkat sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007).

Saat seorang bayi didiagnosis dengan PJB, orangtua mengalami shock, ketidak percayaan, ketakutan, kemarahan, dan sering berlarut dalam kesedihan.

Di tengah-tengah emosi ini mereka harus belajar memperhitungkan keperluan istimewa bayi mereka. Mempersiapkan orangtua dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk memelihara bayi mereka selama waktu menegangkan ini memerlukan usaha tim ahli yang bisa menyediakan pengetahuan jelas, ringkas, dan komunikasi konsisten. Masing-masing orangtua akan menanggapi secara unik, dan tanggapan orangtua mungkin tak selaras atau sangat berlainan satu sama lain. Bapak mungkin merasakan keperluan untuk menjadi kuat bagi orang lain dan di proses menyembunyikan emosi dan keperluan mereka sendiri. Potensi untuk interaksi bayi dengan ibu terganggu, postpartum depresi risiko tinggi. Anjurkan baik orang-tua mengungkapkan perasaan mereka, saling berbagi keprihatinan mereka, dan mengenali ketakutan dan sumber tekanan (Green, 2003).


(27)

Kepuasaan terhadap pemberian informasi tentang kondisi anak dengan jantung bawaan ditunjukkan 95% oleh keluarga pasien. Sembilan puluh tujuh persen keluarga mempercayakan penanganan sepenuhnya kepada dokter. Ketidak perdulian orangtua tentang masalah anak mereka tidak bergantung pada keparahan ataupun kompleksitasnya tetapi lebih cenderung kurangnya pengetahuan dan kebanyakan persepsi yang salah tentang kondisi anak mereka. Diagnosis prenatal untuk mengetahui adanya PJB disetujui oleh 88% keluarga dan aborsi disetujui 40% keluarga. Keinginan untuk melakukan diagnosis awal sebelum kelahiran tidak berkaitan dengan kepercayaan atau agama. Penolakan aborsi sangat terkait dengan pertimbangan agama dan beberapa keluarga yang menolak aborsi berpendapat diagnosis awal untuk PJB pada anak hanya untuk mengetahui dan mempersiapkan diri. Ibu lebih banyak menetapkan perlakuan diagnosis prenatal ataupun perilaku aborsi dibanding bapak, namun tidak terdapat perbedaan pendapat yang sangat jelas. (Beeri, 2001).

Orangtua dengan anak penderita kelainan jantung bawaan memiliki kesadaran penuh terhadap masalah kesehatan yang dapat menjadi masalah serius bagi anak mereka. Mereka sadar bahwa flu, patah tulang lengan ataupun infeksi merupakan masalah serius bagi anak mereka. Sangat sedikit orangtua yang sadar bahwa gusi berdarah berbahaya bagi anak mereka dan hanya setengah orangtua yang sadar bahwa ekstraksi gigi merupakan masalah serius bagi anak mereka (Saunders, 1997).

2.2.3. Praktik atau Perilaku (practice)

Praktik atau perilaku adalah suatu aplikasi peraturan dan pengetahuan yang menuju sebuah aksi berdasarkan suatu tatakrama yang etis. Praktik atau perilaku dalam kesehatan harus mempunyai persetujuan, dasar penelitian yang kompeten, dan memiliki keuntungan yang lebih besar daripda kerugian yang dihasilkan (Badran, 1995).

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu perilaku (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain. Tingkat-tingkat praktek:

1. Persepsi (Perception), mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan perilaku yang akan diambil.

2. Respon Terpimpin (Guided Respons), dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.


(28)

3. Mekanisme (Mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau suatu ide sudah merupakan suatu kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

4. Adaptasi (Adaptation), merupakan praktek yang sudah berkembang dengan baik. Artinya perilaku itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran perilakunya tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Orangtua dengan anak PJB lebih sering terbangun pada malam hari karena kekhawatiran yang luar biasa tentang keadaan anak mereka. Perilaku terbangun dan tergesa-gesa menuju tempat tidur anak mereka yang menderita PJB diakibatkan rasa kecemasan yang berlebihan terhadap setiap suara yang terdengar pada malam hari dari daerah anak mereka tertidur. Kebanyakan orangtua menggunakan suatu alat pemantau gerakan yang akan membunyikan tanda bahaya untuk memantau keadaan anak mereka. Sering sekali muncul tanda bahaya yang palsu yang selalu direspon orangtua berakibat kurang tidur dan menyebabkan kegelisahan dan tekanan yang lebih dari sebelumnya. Mendapat tidur yang lebih nyenyak lebih penting dalam mengurangi tingkat kegelisahan dan tekanan, dan menolong orangtua memilihara anak mereka lebih efektif (Kamm, 2006).

Pemahaman orangtua terhadap PJB sangat kurang. Dua puluh enam persen orangtua tidak mampu memberikan alasan mengapa mereka memperbolehkan penanganan oleh tenaga profesional kesehatan dengan pengalaman yang sedikit tentang penyakit ini. Nilai pengetahuan ibu lebih tinggi dari bapak. Tujuh puluh tiga persen orangtua memberikan respon yang benar tentang kunjungan rutin ke dokter gigi, dan penggunaan antibiotik

prophylaxis bukan hanya untuk pemeriksaan rutin tetapi untuk terapi (Wray, 2004).

Orangtua dengan anak penderita kelainan jantung bawaan mengalami kehilangan harapan dan perasaan ketidakamanan di masa depan. Adanya suatu kepercayaan klinis yang memandang bahwa sebaiknya anak meninggal di rumah dan sudah beberapa kejadian yang menghasilkan penderitaan luar biasa akibat kepercayaan ini. Banyak keluarga yang tidak memiliki dukungan dan bantuan yang memadai dari orangtua, saudara dekat dan teman untuk memberikan bantuan dan perhatian penuh 24 jam kepada anak dengan PJB untuk lebih dari beberapa hari. Sangat sedikit keluarga yang memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan perawatan dan banyak melakukan kesalahan (Emery, 1989).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orangtua melakukan pengindraan terhadap PJB anak mereka.

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti yaitu: baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total nilai angket pengetahuan. Sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% dari total nilai angket pengetahuan. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket pengetahuan (Loren, 2010).

Kategori: - pengetahuan baik (total skor 4-5) - pengetahuan sedang (total skor 2-3) - pengetahuan kurang (total skor ≤ 1)

2. Sikap adalah reaksi atau respon orangtua yang masih tertutup terhadap keadaan PJB anak mereka.

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti yaitu: baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total nilai angket sikap. Sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% dari total nilai angket sikap. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket sikap (Loren, 2010).

Kategori: - sikap baik (total skor 4-5) Orangtua

Pengetahuan (Knowledge)

Sikap (Attitude) Perilaku (Practice)


(30)

- sikap sedang (total skor 2-3) - sikap kurang (total skor ≤ 1)

3. Perilaku adalah suatu aplikasi orangtua yang menuju sebuah aksi berdasarkan PJB anak mereka (Badran, 1995).

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti yaitu: baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total nilai angket perilaku atau perilaku. Sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% dari total nilai angket perilaku atau perilaku. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket perilaku atau perilaku (Loren, 2010).

Kategori: - perilaku baik (total skor 4-5) - perilaku sedang (total skor 2-3) - perilaku kurang (total skor ≤ 1)

4. Orangtua adalah wali yang bertanggung jawab atas anak baik memiliki hubungan sedarah ataupun sosial (FAFSA,2006).

5. Anak adalah setiap manusia yang berusia kurang dari 18 tahun kecuali terdapat hukum tertentu yang berlaku terhadap anak tersebut, kedewasaan dicapai lebih awal (UNICEF,1989).

6. Penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau kegagalan perkembangan stuktur jantung pada fase awal perkembangan janin (Indriwanto, 2007).

7. Alat ukur: kuesioner, pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban.

 Jawaban yang benar diberi skor 1

 Jawaban yang salah diberi skor 0


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui baik, sedang atau kurang baik pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang penyakit jantung bawaan pada anak.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data berupa pengisian kuesioner di lakukan di Poliklinik Anak RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian di lakukan Oktober –November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi penelitian adalah semua orangtua dengan anak berpenyakit jantung bawaan yang datang untuk berkonsultasi di Poliklinik Anak RSUP H. Adam Malik Medan. Dari data poliklinik anak orangtua yang datang berkonsultasi setiap bulannya 30 orang.

4.3.2. Sampel penelitian adalah semua orangtua dengan anak berpenyakit jantung bawaan yang datang untuk berkonsultasi di Poliklinik Anak RSUP H. Adam Malik Medan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling.

4.4. Metode Pegumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesinoner yang akan diuji dengan validitas isi (content validity) yang ditanyakan kepada orangtua dengan anak berpenyakit jantung bawaan.

4.5. Metode analisis data

Semua data yang terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk tabel. Data yang di peroleh di analisis secara statistik dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 17.


(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan wawancara menggunakan alat pengambilan data angket yang telah diisi oleh responden yang berjumlah 58 orang dengan metode total sampel di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik ini beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan, terletak di Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan. RSUP H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan dan untuk pelayanan rawat inap mulai berfungsi tepatnya pada tanggal 2 Mei 1992. Rumah Sakit ini mulai beroperasi secara total pada tanggal 21 Juli 1993 yang diresmikan oleh mantan Presiden RI, H. Soeharto. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel pada penelitian ini ialah orangtua yang datang berkonsultasi tentang PJB anaknya di RSUP H. Adam Malik Medan. Dengan menggunakan metode total sampel didapat sebanyak 58 orang yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dari keseluruhan responden yang ada diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi: jenis kelamin orangtua, jenis kelamin anak, pekerjaan responden, jenis PJB anak dan tempat tinggal responden.

Pada penelitian ini jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan baik orangtua yang menjadi responden dan anak yang menderita PJB tidak dibatasi. Karena dalam penelitian ini peneliti hanya ingin melihat gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku dari responden tentang PJB anak, peneliti tidak membandingkan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang PJB anak berdasarkan jenis kelamin.


(33)

Dari tabel di atas dapat dilihat responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki (77,6%) dan perempuan (22,4%). Jenis kelamin anak yang menderita PJB terbanyak adalah perempuan (60,3%) dan laki- laki (39,7%).

Pada penelitian ini, dalam lembar angket ditanyakan mengenai pekerjaan responden dan peneliti tidak membatasi karakteristik responden karena dalam penelitian ini tidak mencari hubungan antara pekerjaan dan pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang PJB anak. Dari tabel di bawah dapat dilihat pekerjaan responden terbanyak adalah wiraswasta (84,5%) dan pegawai negeri sipil (15,5%).

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi pekerjaan dan tempat tinggal responden

Pada penelitian ini, dalam lembar angket ditanyakan mengenai tempat tinggal responden dan peneliti tidak membatasi karakteristik tempat tinggal responden karena dalam penelitian ini tidak mencari hubungan antara tempat tinggal dan pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang PJB anak. Dari tabel di atas dapat dilihat responden yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan untuk berkonsultasi mengenai PJB anak mereka paling banyak berasal dari luar Kota Medan (51,7%) dan dari Kota Medan (48,3%).

Jenis kelamin n (%) Jenis kelamin orangtua

Laki- laki 45 (77,6) Perempuan

Jenis kelamin anak Laki- laki

Perempuan

13 (22,4)

23 (39,7) 35 (60,3)

Pekerjaan dan Tempat tinggal n (%) Pekerjaan responden

Pegawai negeri sipil 9 (15,5)

Wiraswasta 49 (84,5)

Tempat tinggal responden

Kota Medan 28 (48,3)


(34)

Pada penelitian ini, dalam lembar angket ditanyakan mengenai jenis PJB yang diderita anak responden dan peneliti tidak membatasi karakteristik PJB anak karena dalam penelitian ini tidak mencari hubungan antara jenis PJB anak dan pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua tentang PJB anak.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi PJB anak

Dari tabel diatas didapati PJB anak terbanyak adalah VSD (41,4%) dan yang paling sedikit adalah ToF (5,2%). Jenis PJB lain yang menjadi responden berupa ASD (12,1%), PDA (12,1%) dan PJB kombinasi yang dapat berupa AVSD, PDA dan ToF, VSD dan PDA, serta kombinasi lainnya.

5.1.3 Pengetahuan Orangtua Terhadap PJB Pada Anak

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 5 pertanyaan mengenai pengetahuan terhadap PJB pada anak. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam angket tersebut telah di uji validitas melalui validitas isi (content validity). Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap PJB pada anak. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.4 di bawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

Jenis PJB anak n (%)

ASD 7 (12,1)

VSD 24 (41,4)

ToF 3 (5,2)

PDA 7 (12,1)

PJB Kombinasi 17 (29,3)

No. Pertanyaan/peryataan Benar Salah n (%) n (%) 1. Mengetahui pegertian PJB. 49 (84,5) 9 (15,5) 2. Mengetahui Jenis PJB. 34 (58,6) 24 (41,4) 3. Mengetahui penyebab PJB. 36 (62,1) 22 (37,9)

4. Mengetahui gejala tersering pada anak dengan PJB.


(35)

Ber dasarkan tabel di atas pada pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar yaitu pertanyaan pada nomor 1 dan 5 yaitu sebesar 84,5% dan 82,5% .Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah adalah pertanyaan nomor 2 3 dan 4 yaitu sebesar 41,4%, 37,9% dan 32,8%. Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 4-5 pertanyaan pengetahuan dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan berpengetahuan sedang bila menjawab 2-3 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan dikatakan berpengetahuan kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 1 dari pertanyaan pengetahuan dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan orangtua tentang PJB pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dikategorikan pada tabel 5.5

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kategori Pengetahuan

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 5,2%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang sebanyak 32,8% dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 62,1%.

5.1.4 Sikap Orangtua Terhadap PJB Pada Anak

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 5 pertanyaan mengenai sikap terhadap PJB pada anak. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam angket tersebut telah di uji validitas melalui validitas isi (content validity). Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili sikap responden terhadap PJB pada anak. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.6 di bawah ini.

5. Mengetahui tindakan operasi merupakan terapi pada PJB.

48 (82,8) 10 (17,2)

Kategori Pengetahuan n (%) Pengetahuan Baik 36 (62,1) Pengetahuan Sedang 19 (32,8) Pengetahuan Kurang 3 (5,2)


(36)

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap B erdasark an tabel di atas pada pertanya an-pertanya an yang paling banyak dijawab dengan benar yaitu pertanya an pada nomor 2 dan 4 yaitu sebesar 87,9% dan 98,3%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah adalah pertanyaan nomor 1 3 dan 5 yaitu sebesar 27,6%, 32,8% dan 22,4%. Tingkat sikap dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan bersikap baik bila menjawab 4-5 pertanyaan sikap dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan bersikap sedang bila menjawab 2-3 pertanyaan sikap dengan benar dan dikatakan bersikap kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 1 dari pertanyaan sikap dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat sikap orangtua tentang PJB pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dikategorikan pada tabel 5.7

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kategori Sikap

No. Pertanyaan/peryataan

Jawaban Responden

Ya Tidak n (%) n(%)

1. Bila diadakan seminar tentang PJB di RSUP Adam Malik, Anda mau mengikutinya.

42 (72,4) 16 (27,6)

2. Anda mau meluangkan waktu untuk mendiskusikan secara detail tentang PJB anak anda.

51(87,9) 7 (12,1)

3. Apabila disarankan oleh dokter untuk melakukan operasi pada anak anda bersedia.

39 (67,2) 19 (32,8)

4. Anda merasa yakin anak anda dapat sembuh dari PJBnya.

57 (98,3) 1 (1,7)

5. Anda sepenuhnya yakin dengan usaha dokter yang merawat anak anda.

45 (77,6) 13 (22,4)

Kategori Sikap n (%) Sikap Baik 40 (69,0) Sikap Sedang 17 (29,3)


(37)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat perilaku dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 1,7%, tingkat perilaku yang dikategorikan sedang sebanyak 29,3% dan tingkat perilaku yang dikategorikan baik sebesar 69%.

5.1.5 Perilaku Orangtua Terhadap PJB Pada Anak

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 5 pertanyaan mengenai Perilaku terhadap PJB pada anak. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam angket tersebut telah di uji validitas melalui validitas isi (content validity). Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili perilaku responden terhadap PJB pada anak. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.8 di bawah ini. Sikap Kurang 1 (1,7)


(38)

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Perilaku

B erdasarka n tabel di atas pada pertanya an-pertanya an yang paling banyak dijawab dengan benar yaitu pertanya an pada nomor 2, 3 dan 4 yaitu sebesar 94,8%, 89,7% dan 89,7% .Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah adalah pertanyaan nomor 1 dan 5 yaitu sebesar 37,9% dan 56,9%. Tingkat perilaku dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan berperilaku baik bila menjawab 4-5 pertanyaan perilaku dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan berperilaku sedang bila menjawab 2-3 pertanyaan perilaku dengan benar dan dikatakan berperilaku kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 1 dari pertanyaan perilaku dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat perilaku orangtua tentang PJB pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dikategorikan pada tabel 5.9

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kategori Perilaku

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat perilaku dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 3,4%, tingkat No

.

Pertanyaan/pernyataan

Jawaban Responden

Ya Tidak n (%) n (%)

1. Anda pernah mencari informasi tentang PJB anak anda.

36 (62,1) 22 (37,9)

2. Anda pernah menyertai dokter dalam perilaku pemeriksaan atau penatalaksanaan PJB anak anda.

55 (94,8) 3 (5,2)

3. Anda mendokumentasikan atau menyimpan berkas medik PJB anak anda.

52 (89,7) 6 (10,3)

4. Anda selalu mengusahakan biaya penatalaksanaan PJB anak anda

52 (89,7) 6 (10,3)

5. Anda pernah memberikan informasi tentang PJB kepada orang lain yang juga memiliki anak dengan penyakit yang sama.

25 (43,1) 33 (56,9)

Kategori Perilaku n (%) Perilaku Baik 34 (58,6) Perilaku Sedang 22 (37,9) Perilaku Kurang 2 (3,4)


(39)

perilaku yang dikategorikan sedang sebanyak 37,9% dan tingkat perilaku yang dikategorikan baik sebesar 58,6%.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Responden

Pada penelitian yang kami lakukan, didapati bahwa jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki (77,6%). Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheuk pada tahun 2004. Pada penelitian mereka, didapati bahwa jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan (71,8%). Pada saat melakukan penelitian sebenarnya yang datang berkonsultasi tidak hanya satu orangtua saja tetapi peneliti mendapatkan kebanyakan datang dengan keluarga besar seperti saudara laki-laki dan perempuan dari orangtua, nenek dan kakek dari anak yang menderita PJB serta sanak saudara lain. Dalam proses pengumpulan data peneliti lebih cenderung mendapatkan bapak dari anak yang menderita PJB lebih mudah memberikan pernyataan dan lebih banyak bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian yang kami lakukan.

Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian kami, didapati bahwa jenis kelamin anak yang menderita PJB terbanyak adalah perempuan (60,3%), diikuti jenis kelamin laki- laki (39,7%). Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Tank et al pada tahun 2001. Pada penelitian yang dilakukan oleh mereka, didapati bahwa jenis kelamin terbanyak yang menderita PJB adalah laki-laki (65,31%).

Pada penelitian yang kami lakukan didapati bahwa mayoritas pekerjaan responden adalah wiraswasta (84,5%), hal ini sedikit berbeda dari penelitian Carey dan kawan-kawan pada tahun 2002 yang mendapati mayoritas pekerjaan responden non-profesional sebanyak 66,6%. Perbedaan tersebut hanya berbeda persentase tetapi hasilnya tetap sama dalam hal mayoritas. Perbedaan dalam persentase mungkin terjadi akibat perbedaan daerah penelitian yang berbeda tingkat kemajuan negara. Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, didapati bahwa tempat tinggal responden terbanyak berasal dari luar kota Medan (51,7%), hal ini berkaitan dengan kondisi keterjangkauan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap pada kota besar seperti di kota Medan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hoffman pada tahun 2002, jenis PJB yang paling sering ditemukan adalah Ventricular Septal Defect (VSD). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang kami lakukan, dimana dijumpai bahwa jenis PJB yang paling sering diderita adalah VSD (41,4%).


(40)

5.2.2 Pengetahuan Orangtua Terhadap PJB Pada Anak

Hasil penelitian ini menunjukkan 84,5% 0rangtua mengerti pengertian PJB dan 58,6% orangtua tahu jenis PJB anak mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Cheuk dan kawan- kawan pada tahun 2004 yang menunjukkan 54,9% orangtua mengerti tentang jenis PJB anak mereka. Hasil penelitian lain yang dilakukan Duan C. Bulat dan Michal J Kantoch (65%). Hasil penelitian ini juga menunjukkan 62,1% orangtua mengerti penyebab PJB dan 67,2% orangtua mengerti gejala tersering PJB pada anak mereka. Hasil ini tampaknya tidak sejalan dengan penelitian dari Kamm dan kawan- kawan pada tahun 2006 yang menunjukkan kebanyakan orangtua memiliki kesulitan memahami kondisi medis anak mereka dan merasakan frustasi yang luar biasa.

Hasil penelitian ini menunjukkan 82,8% orangtua mengetahui operasi merupakan terapi pada PJB. Hasil ini sejalan dengan penelitian Cheuk dan kawan- kawan pada tahun 2004 yang menunjukkan orangtua secara umum bisa mengenali sifat dan maksud pembedahan sebelumnya (83% benar) dan intervensi (91% benar) anak mereka. Kesimpulan karakteristik pengetahuan pada orangtua tentang PJB pada anak menunjukkan 62,1% orangtua berpengetahuan baik. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahdi dan kawan- kawan pada tahun 2009 yang menunjukkan hanya 36% orangtua yang mempunyai pengetahuan baik.

5.2.3 Sikap Orangtua Terhadap PJB Pada Anak

Hasil penelitian ini menunjukkan 72,4% orangtua bersedia datang bila diadakan seminar mengenai PJB pada anak mereka. Delapan puluh tujuh koma sembilan persen dapat meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan dokter dan 77,6% merasa yakin dengan dokter yang menangani PJB anak mereka. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Beeri dan kawan- kawan pada tahun 2001 yang menunjukkan 95% keluarga pasien puas terhadap informasi yang diberikan dokter dan 97% mempercayakan sepenuhnya penanganan PJB anak mereka kepada dokter. Perbedaan antara tingkat kepercayaan kesembuahn pada anak dengan PJB dengan tingkat kepercayaan atas dokter yang menangani anak mereka merupakan suatu bentuk dari masih kurangnya tenaga ahli yang dapat menjelaskan sampai orangtua benar- benar mengerti kondisi anak mereka. Perbedaan yang terjadi pada tingkat kepercayaan pada dokter anatara penelitian kami dan penelitian Beeri dan kawan- kawan pada tahun 2001, kemungkinan akibat masih kurang meratanya fasilitas teknologi yang lebih maju di Indonesia khususnya Kota Medan dengan Negara lain yang memiliki fasilitas lebih baik sehingga


(41)

sangat sedikit sekali kasus- kasus PJB dengan komplikasi yang cukup berat dapat ditangani dengan cepat tanpa dilakukan perujukan ke fasilitas yang lebih maju.

Hasil penelitian kami juga menunjukkan 67,2% orangtua bersedia melakukan perilaku operasi sesuai saran penanganan PJB oleh dokter yang merawat anak mereka. Sembilan puluh delapan koma tiga persen yakin anak mereka dapat sembuh dari PJB. Keseluruhan hasil menunjukkan 69,0% orangtua memiliki tingkatan sikap baik, 29,3% memiliki tingkatan sikap sedang dan hanya 1,7% memiliki tingkatan sikap buruk. Secara keseluruhan hasil tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh penelitian Saunders dan kawan- kawan pada tahun 1997 yang menunjukkan orangtua dengan anak penderita kelainan jantung bawaan memiliki kesadaran penuh terhadap masalah kesehatan anak mereka.

5.2.4 Perilaku Orangtua Terhadap PJB Pada Anak

Pada penelitian ini didapatkan tingkat kategori perilaku baik sebanyak 58,6%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Carey dan kawan-kawan pada tahun 2002 yang menyatakan sebanyak 60,13% perilaku positif dilakukan oleh orangtua dengan anak berPJB. Perilaku positif orangtua mencegah kedaan lebih mengkhawatirkan anak dengan PJB dengan membatasi dan mengatur aktivitas anak merupakan hasil terbanyak dari penelitian Srichantaranit dan kawan-kawan pada tahun 2010. Kedua hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian kami.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Orangtua dengan tingkat pengetahuan baik tentang penyakit jantung bawaan pada anak sebanyak 36 orang dengan persentase 62,1%.

2. Orangtua dengan tingkat sikap baik tentang penyakit jantung bawaan pada anak sebanyak 40 orang dengan persentase 69,0%.

3. Orangtua dengan tingkat tindakan baik tentang penyakit jantung bawaan pada anak sebanyak 34 orang dengan 58,6%.

4. Umumnya hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian lain dengan perbedaan persentase yang kecil.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian tersebut, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat menjadi landasan bagi pengaturan sistem pendidikan untuk seminar-seminar tentang penyakit jantung bawaan pada anak untuk orangtua.

2. Penelitian lanjutan berupa hubungan tingkat pendidikan orangtua dengan pengetahuan, sikap dan tindakan orangtua penyakit jantung bawaan pada anak.

3. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan orangtua tentang penyakit jantung bawaan yang berkategori baik masih belum mencapai 60% dari jumlah sampel, sangat diperlukan adanya edukasi dan seminar-seminar tentang penyakit jantung bawaan untuk para orangtua.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Agbelusi, G. A., Okoromah, C. N., dan Nwhator, S. O. 2005. Oral Health Knowledge, Attitudes and Practices of Parents of Children With Congenital Heart Disease. Nigerian Quarterly Journal of Hospital Medicine 15 (1): 34-37

Badran, Ibrahim G. 1995. Knowledge, Attitude and Practice the Three Pillars of Excellence and Wisdom: a Place in The Medical Profession. Eastern Mediterranean Health Journal 1 (1): 8-16

Beeri, M., Haramati, Z. , Rein, J. J. T. A., and Nir, Amiram. 2001. Parental Knowledge and Views of Pediatric Congenital Heart Disease. IMAJ 3: 194-197

Bernstein, Daniel. 2007. The Cardiovascular System. Dalam: Kliegman, Robert M. et al. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics 18th Edition. Saunders Elsevier, Philadelphia: 1828 – 1928.

Bulat, Duane C. dan Michal J Katoch. 2003. How Much Parents Know About Their Children Heart Condition and Propilaxis Against Endocarditis. Can J Cardiol 19 (5): 501-306 Carey, Lynn K, Bonnie C. Nicholson dan Robet Fox. 2002. Maternal Factors Related to

Parenting Young Children with Congenital Heart Disease. Journal of Pediatric Nursing

17 (3): 1-19

Cheuk, D. K. L., et al. 2004. Parents’ understanding of their child’s congenital heart disease.

Heart BMJ 90: 435-439

Dhania. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Orang Tua tentang Penyakit Jantung Bawaan Dengan Optimisme Kesehatan pada Anak Mereka yang Memiliki Penyakit Jantung Bawaan di Rumah Sakit Dr Kariadi Semarang. Diunduh dari: http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/hubungan-antara-tingkat-pengetahuan-orang-tua-tentang-penyakit-jantung. [Diakses 12 Februari 2010]

Emery, J. L., 1989. Families with Congenital Heart Disease. Arch. Dis. Child BMJ 64: 150-154

FAFSA (Free Application for Federal Student Aid ). 2006. Definition of a Parent. Diunduh dari: http://www.collegezone.com/media/0506_fafsa_def_parent.pdf. [Diakses 12 Februari 2010]

Harimurti, Ganesha. 1996. Penelitian Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi Baru Lahir di


(44)

http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-1996-ganesha-597-cardiovasc&PHPSESSID=xmgwjcghxhek. [Diakses 18 Februari 2010]

Hoffman, J., Kaplan, Samuel., 2002. The Incidence of Congenital Heart Disease. J. Am. Coll. Cardiol.39:1890-1900.

Indriwanto., 2007. Faktor risiko dan tanda-tanda anak dengan penyakit jantung bawaan.

Diunduh dari:

http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=551. [Diakses 5 Maret 2010]

Kamm, Debbie Hilton. 2006. Caring for a Child with Congenital Heart Disease: Practical

Tools and Resources. Diunduh dari:

http://caheartconnection.homestead.com/files/CCT_CAHEART_Caring_for_a_child_wit

h_CHD.pdf. [Diakses 12 Februari 2010]

Mahdi, Laila M. E., Hashim, Mohammed S., Ali, Sulafa K. M. 2009. Parental knowledge of their children’s congenital heart disease and its impact on their growth. Khartoum Medical Journal 2 (2): 191 – 196

Moons, P. et al., 2008. Congenital Heart Disease in 111 225 Births in Belgium: Birth Prevalence, Treatment and Survival in the 21st Century. Acta Pædiatrica 1: 1-5.

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Dalam: Notoadmodjo, S.

Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta: 131-162.

Notoadmodjo, S., 2007. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam: Notoadmodjo, S.

Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 133-51.

Prasodo, A. M. 1994. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik. Dalam: Buku Ajar Kardiologi Anak. Binarupa Aksara, Jakarta: 234 – 277.

Poulsen, Gry. 2009. Recurrence of Congenital Heart Defects in Families. Circulation 120: 295-301.

Pye, Sherry and Green, Angela. 2003. Parent Education After Newborn Congenital Heart Surgery. Diunduh dari: http://www.medscape.com/viewarticle/458206. [Diakses 18 Februari 2010]

Rahman, M. A., Ontoseno, Teddy. 2008. Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan pada Neonatus : Diagnosis dan Saat Rujukan. Diunduh dari:

www.pediatrik.com/buletin/20060220-f18q56-buletin.pdf. [Diakses 12 Februari 2010] Roebiono, Poppy S. 2003. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan. Diunduh


(45)

Saunders, C. P., Roberts, G. J. 1997. Dental Attitudes, Knowledge, and Health Practices of Parents of Children With Congenital Heart Disease. Arch. Dis. Child 76: 539-540.

Srichantaranit, Arunrat et. Al. 2010. Thai Families’ Caring Practices for Infants with

Congenital Heart Disease prior to Cardiac Surgery. Pacific Rim Int J Nurs Res 14 (1): 61 – 78.

Tank, S., Malik, S., Joshi, S., 2004. Epidemiology of Congenital Heart Disease among

Hospitalised Patients. Diunduh dari:

http://www.bhj.org/journal/2004_4602_april/html/epidemiology_144.htm. [Diakses 10

Maret 2010]

UNICEF (United Nations International Children's Fund). 1989. Definition of the Child. Diunduh dari: http://wcd.nic.in/crcpdf/CRC-2.PDF. [Diakses 5 Maret 2010]

Wray, J., et al. 2004. Carer Knowledge of Children's Medical Problems in A Paediatric Cardiology Outpatient Setting. Heart BMJ 90: 213-214


(46)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Taufik Khaitami Pulungan Tempat/Tgl. Lahir : Binjai, 29 Januari 1990

Agama : Islam

Alamat : Jalan H. A. H. Hasan No. 44, Kel. Paya Roba, Binjai. Jumlah Bersaudara : 2 orang

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 027950 Binjai 1995-2001 2. SLTP Negeri 2 Binjai 2001-2004 3. SMA Negeri 1 Binjai 2004-2007 Riwayat Pelatihan :

1. Diklat Standing Committee On Researh Exchange (SCORE) Badan Eksekutif Mahasiswa PEMA FK USU 2007.

2. Pekan Ta’aruf Panitia Hari Besar Islam (PHBI) FK USU 8 – 9 September 2007. 3. Smart Soul Training Program (S2LC) Badan Eksekutif Mahasiswa – Panitia Hari

Besar Islam FK USU 13 September 2009. Riwayat Organisasi :

1. Anggota Divisi Hari Besar Islam dan Pengabdian Masyarakat (HBI-PM) Panitia Hari Besar Islam (PHBI) FK USU periode 2007-2008.

2. Personalia Standing Committee On Researh Exchange (SCORE) Badan Eksekutif Mahasiswa PEMA FK USU 2007 – 2008 .

3. Relawan Tanggap Bencana dan Pengabdian Masyarakat Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Medan.


(47)

4. Ketua Divisi Hubungan Masyarakat (HUMAS) Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) RABBANI cabang FK USU periode 2008-2009.

5. Wakil Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FK USU periode 2008-2009.

6. Wakil Ketua Umum Majelis Mahasiswa (MM) Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FK USU periode 2009-2010.


(48)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Saya Taufik Khaitami P, mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul Pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua tentang penyakit jantung bawaan pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan. Saya mengikutsertakan anda dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap orang tua dengan anak berpenyakit jantung bawaan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Saya akan melakukan wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner secara terstruktur mengenai data demografi, pengetahuan, sikap dan perilaku tentang penyakit jantung bawaan pada anak.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian ini identitas anda akan disamarkan. Kerahasiaan data anda akan dijamin sepenuhnya. Bila data anda dipublikasikan dalam hasil penelitian, kerahasiaan data anda akan tetap dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini terjadi keluhan pada anda silakan menghubungi saya Taufik Khaitami P (HP: 085276222910). Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu saudara/i sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti


(49)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Orang Tua :

Tempat/Tanggal lahir :

Pekerjaan :

Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan *)

Nama Anak :

Tempat/Tanggal lahir :

Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan *)

Jenis PJB :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap tentang penelitian:

Judul : Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Orang Tua tentang Penyakit Jantung Bawaan pada Anak di RSUP H. Adam Malik Medan

Nama Peneliti : Taufik Khaitami P (070100026) Jenis Penelitian : Deskriptif

Lokasi : RSUP H. Adam Malik Medan

Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan,….. Juli 2010 Mahasiswa peneliti, Peserta penelitian,


(50)

LAMPIRAN 4

KUESIONER

JUDUL PENELITIAN : PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ORANG TUA TENTANG PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK DI RSUP H.

ADAM MALIK MEDAN 2010

Pertanyaan tentang Pengetahuan Jantung Bawaan pada Anak

1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit jantung bawaan pada anak ? a. Penyakit jantung yang dibawa sejak lahir.

b. Penyakit jantung yang didapat segera setelah lahir.

c. Penyakit jantung yang didapat saat dirawat di rumah sakit.

2. Menurut anda, termasuk jenis apakah penyakit jantung bawaan yang diderita anak anda ?

a. Penyakit jantung bawaan biru. b. Penyakit jantung bawaan tidak biru. c. Tidak tahu.

3. Menurut anda apakah penyebab tersering pada penyakit jantung bawaan pada anak ? a. Kesalahan perkembagan jantung saat kehamilan.

b. Infeksi segera setelah lahir.

c. Kutukan karena tindakan buruk orang tua.

4. Apakah gejala atau tanda yang paling sering ditunjukkan oleh anak yang mengalami penyakit jantung bawaan ?

a. Sulit minum dan sesak nafas. b. Sangat aktif dalam bergerak. c. Pertumbuhan badan normal.

5. Menurut anda apakah penyakit jantung bawaan tertentu dapat dilakukan tindakan operasi ?

a. Ya. b. Tidak. c. Tidak Tahu.


(51)

Pertanyaan tentang Sikap Jantung Bawaan pada Anak

1. Apabila diadakan seminar atau penyuluhan penyakit jantung bawaan di RSUP H. Adam Malik Medan, apakah anda mau mengikutinya ?

a. Ya. b. Tidak.

2. Apakah anda mau meluangkan waktu anda untuk mendiskusikan secara detail dengan dokter tentang penyakit jantung bawaan anak anda ?

a. Ya. b. Tidak.

3. Apabila anak anda disarankan oleh dokter untuk dilakukan operasi perbaikan penyakit jantung bawaan, bersediakah anda ?

a. Ya. b. Tidak.

4. Apakah anda merasa yakin bahwa anak anda dapat sembuh dari penyakit jantung bawaaan yang dideritanya ?

a. Ya. b. Tidak

5. Apakah anda sepenuhnya yakin dengan usaha dokter yang menangani penyakit jantung bawaan anak anda ?

a. Ya. b. Tidak

Pertanyaan tentang Perilaku atau Tindakan Jantung Bawaan pada Anak

1. Apakah anda pernah mencari informasi atau berita mengenai penyakit jantung bawaan anak anda ?

a. Ya. b. Tidak.

2. Apakah anda pernah menyertai dokter dalam tindakan pemeriksaan atau

penatalaksanaan penyakit jantung bawaan seperti ekokardiografi pada anak anda ? a. Ya.


(52)

3. Apakah anda mendokumentasikan atau menyimpan seluruh berkas pemeriksaan medik penyakit jantung bawaan anak anda ?

a. Ya. b. Tidak.

4. Apakah anda selalu mengusahakan biaya yang diperlukan dalam pengobatan penyakit jantung bawaan anak anda ?

a. Ya. b. Tidak.

5. Apakah anda pernah memberikan informasi tentang penyakit jantung bawaan anak anda dengan orang lain yang mempunyai anak dengan penyakit yang sama ? a. Ya.


(1)

Jenis penyakit jantung bawaan anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ASD 7 12.1 12.1 12.1

VSD 24 41.4 41.4 53.4

ToF 3 5.2 5.2 58.6

PDA 7 12.1 12.1 70.7

PJB Kombinasi 17 29.3 29.3 100.0

Total 58 100.0 100.0

C. HASIL OUTPUT PERTANYAAN PENGETAHUAN

Mengetahui pengertian penyakit jantung bawaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 9 15.5 15.5 15.5

Benar 49 84.5 84.5 100.0

Total 58 100.0 100.0

Mengetahui Jenis penyakit jantung bawaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 24 41.4 41.4 41.4

Benar 34 58.6 58.6 100.0

Total 58 100.0 100.0

Mengetahui penyebab Penyakit jantung bawaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

Valid Salah 22 37.9 37.9 37.9

Benar 36 62.1 62.1 100.0

Total 58 100.0 100.0

Mengetahui gejala tersering pada anak dengan penyakit jantung bawaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 19 32.8 32.8 32.8

Benar 39 67.2 67.2 100.0

Total 58 100.0 100.0

Mengetahui tindakan operasi merupakan terapi pada penyakit jantung bawaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 10 17.2 17.2 17.2

Benar 48 82.8 82.8 100.0

Total 58 100.0 100.0

C. HASIL OUTPUT PERTANYAAN SIKAP

Bila diadakan seminar tentang penyakit jantung bawaan di RSUP Adam Malik, Anda mau mengikutinya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 16 27.6 27.6 27.6

Ya 42 72.4 72.4 100.0


(3)

Anda mau meluangkan waktu untuk mendiskusikan secara detail tentang penyakit jantung bawaan anak anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 7 12.1 12.1 12.1

Ya 51 87.9 87.9 100.0

Total 58 100.0 100.0

Apabila disarankan oleh dokter untuk melakukan operasi pada anak anda bersedia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 19 32.8 32.8 32.8

Ya 39 67.2 67.2 100.0

Total 58 100.0 100.0

Anda merasa yakin anak anda dapat sembuh dari oenyakit jantung bawaannya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 1 1.7 1.7 1.7

Ya 57 98.3 98.3 100.0

Total 58 100.0 100.0

Anda sepenuhnya yakin dengan usaha dokter yang merawat anak anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 13 22.4 22.4 22.4

Ya 45 77.6 77.6 100.0

Total 58 100.0 100.0


(4)

Anda pernah mencari informasi tentang penyakit jantung bawaan anak anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 22 37.9 37.9 37.9

Ya 36 62.1 62.1 100.0

Total 58 100.0 100.0

Anda pernah menyertai dokter dalam tindakan pemeriksaan atau penatalaksanaan penyakit jantung bawaan anak anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 3 5.2 5.2 5.2

Ya 55 94.8 94.8 100.0

Total 58 100.0 100.0

Anda mendokumentasikan atau menyimpan berkas medik penyakit jantung bawaan anak anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 6 10.3 10.3 10.3

Ya 52 89.7 89.7 100.0

Total 58 100.0 100.0

Anda selalu mengusahakan biaya penatalaksanaan penyakit jantung bawaan anak anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 6 10.3 10.3 10.3

Ya 52 89.7 89.7 100.0

Total 58 100.0 100.0

Anda pernah memberikan informasi tentang penyakit jantung bawaan kepada orang lain yang juga memiliki anak dengan penyakit yang sama


(5)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 33 56.9 56.9 56.9

Ya 25 43.1 43.1 100.0

Total 58 100.0 100.0

C. HASIL OUTPUT KATEGORI PENGETAHUAN

Kategori Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pengetahuan Kurang 3 5.2 5.2 5.2

Pengetahuan Sedang 19 32.8 32.8 37.9

Pengetahuan Baik 36 62.1 62.1 100.0

Total 58 100.0 100.0

C. HASIL OUTPUT KATEGORI SIKAP

Kategori Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sikap Kurang 1 1.7 1.7 1.7

Sikap Sedang 17 29.3 29.3 31.0

Sikap Baik 40 69.0 69.0 100.0


(6)

C. HASIL OUTPUT KATEGORI PERILAKU

Kategori Tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tindakan Kurang 2 3.4 3.4 3.4

Tindakan Sedang 22 37.9 37.9 41.4

Tindakan Baik 34 58.6 58.6 100.0