Sub instalasi farmasi klinis

injeksi, kapas, betadin, alkohol, plester, salep, film USG, rontgen, reagen, gelang pasien, penjepit untuk tali pusat, gas O 2, dan sebagainya. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang perawatan adalah berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi. Permintaan ini dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari Senin. Pengadaan barang berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya diamprah pada hari Selasa dan Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Pemasukan barang dari gudang dan pengeluaran ke ruangan didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu apotek dengan sistem alfabet untuk tiap jenis barang.

3.3.4 Sub instalasi farmasi klinis

Instalasi farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sub instalasi farmasi klinis yang dipimpin oleh seorang apoteker, yang merupakan koordinator farmasi klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat. Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah: a. Pelayanan Informasi Obat PIO Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Universitas Sumatera Utara pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. PIO dilakukan di ruang konseling farmasi rawat jalan JamkesmasMedan Sehat. Adapun PIO yang diberikan meliputi: - pola hidup yang seharusnya dilaksanakan oleh pasien untuk menunjang pengobatan yang sedang dijalaninya, - memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat, dan - memberikan informasi tentang cara penggunaan obat. b. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS Instalasi farmasi rumah sakit juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit yang pelaksanaannya dilakukan oleh apoteker. Penyuluhan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit kronis seperti tuberkulosis, hipertensi, dan diabetes melitus di ruang tunggu pelayanan farmasi rawat jalan JamkesmasMedan Sehat. Adapun penyuluhan yang diberikan adalah tentang cara pemakaian obat tetes dan salep mata, tetes dan semprot hidung, dan tetes telinga yang baik. c. pencampuran obat sitostatika Selain kegiatan PIO yang dilakukan pada pelayanan farmasi klinis, dilakukan juga pelayanan pencampuran obat sitostatika. Pelayanan farmasi di ruang sitostatika dipimpin oleh apoteker sebagai penanggung jawab. Sebelumnya pencampuran obat sitostatika dilaksanakan oleh perawat di ruang perawat yang non aseptis, sehingga tidak terjamin sterilitas dari produk akhir. Terjadinya perubahan pelayanan dari perawat ke apoteker Universitas Sumatera Utara pada pencampuran obat sitostatika di ruang aseptis memberikan hasil akhir yang terjamin sterilitasnya. Prosedur kerja di ruang pencampuran sitostatika yaitu: - sebelum memasuki ruang steril, matikan lampu UV, nyalakan exhaust system, AC dan lampu penerang ruangan, - lepaskan perhiasan, jam tangan serta barang lain yang melekat pada tangan, kemudian cuci tangan dengan sabun antiseptik sampai bersih, - petugas pencampuran obat kanker masuk ke dalam ruang steril dengan memakai alat pelindung khusus yaitu: baju pelindung, topi, masker, sarung tangan, sepatu khusus, - gunakan desinfektan untuk kotak aseptis dengan menyemprotkan alkohol 70 ke seluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut, kemudian nyalakan Laminar Air Flow LAF sesuai dengan protap yang telah ditentukan, - pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker, pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis, setelah selesai mencampur, matikan Laminair Air Flow LAF, kotak tersebut dibersihkan, lalu alas kemoterapi bekas dibersihkan dengan menyemprot alkohol 70, - tuliskan jam selesainya obat tersebut dicampur pada etiket, - lepaskan alat pelindung diri, sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang dibagi dalam dua tempat, tong sampah khusus untuk tempat pembuangan sampah bekas obat sitostatika, tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang tidak berbahaya Universitas Sumatera Utara - matikan exhaust system, AC, dan lampu penerang kemudian hidupkan lampu UV, lalu - tutup pintu antar obat yang telah dicampur keruangan pasien dan antar sampah yang berbahaya dalam bag ke IPAL untuk dibagi dalam incenerator. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitostatika berlaku bagi pasien umum, Askes dan Jamkesmas. Prosedur pelayanannya adalah sebagai berikut: - dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kertas resep. Bagi pasien Askes pemilihan jenis obat berdasarkan standar DPHO, sedangkan pasien Jamkesmas pemilihan jenis obat berdasarkan formularium Jamkesmas; - perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker, - apoteker menuliskan kembali di lembar form nama obat-obat sitostika, kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur obat sitostatika di lantai enam dengan diawasi oleh apoteker, - setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitostatika ke perawat ruangan untuk diberikan pada pasien, lalu - perawat ruangan menyerahkan kuitansi asli kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung bagi pasien umum. Sedangkan pasien Askes dan Jamkesmas tidak dipungut biaya. Universitas Sumatera Utara

3.4 Instalasi Central Steril Supply Department CSSD

Central Sterilization Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unitdepartemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan rumah sakit dalam merawatmelakukan tindakan kepada pasien dalam kondisi steril. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Latar belakang berdirinya CSSD di rumah sakit adalah: - besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial, - kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda, dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit, dan - merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit akan peran dan fungsi CSSD sangat penting. Tujuan dibentuknya CSSD di rumah sakit adalah: - mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami penyortiran, pencucian dan sterilisasi yang sempurna, - memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit, dan - menyediakan dan menjamin kualitas sterilisasi produk yang dihasilkan. Fungsi CSSD di rumah sakit adalah: - menyediakan peralatan dan bahan steril untuk tindakan medis dan penunjang medis, - tempat dilakukan proses desinfeksi, sterilisasi alat dan bahan habis pakai steril, Universitas Sumatera Utara