BAB IV PEMBAHASAN
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dari tanggal 1 Mei 2013.
Kegiatan dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu dengan waktu 6 jam per hari, mulai pukul 08.30-14.30 WIB. Kegiatan PKP dimulai dengan pengarahan umum,
pengarahan tersebut merupakan pembekalan bagi mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan PKP. Pengarahan yang diberikan adalah mengenai profil RSUD dr.
Pirngadi Kota Medan dan Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan serta kegiatan pelayanan yang disediakan oleh Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi
Kota Medan. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan adalah Rumah Sakit
milik pemerintah berbentuk Badan Layanan Umum Daerah. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas B pendidikan yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. Kepegawaiannya meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis, dan tenaga
nonmedis. RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang direktur yang dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 wakil direktur, yaitu wakil direktur bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis, dan keperawatan dan
wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan. Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS RSUD dr. Pirngadi Kota Medan
adalah instalasi yang telah menerapkan sistem swakelola. IFRS memiliki empat
Universitas Sumatera Utara
sub instalasi yaitu: administrasi, distribusi perlengkapan, dan farmasi klinis. Setiap bagian mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan
satu sama lain. Dalam mengelola perbekalan farmasi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit
menggunakan sistem swakelola dana bergulir revolving fund system, dimana setiap penerimaan uang yang berasal dari penjualan perbekalan farmasi tidak
disetor sebagai penerimaan rumah sakit, tetapi langsung digunakan untuk mengadakan perbekalan farmasi yang sudah hampir habis. Pengelolaan
perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti penggunaan plester, antiseptik, kapas, dan alatbahan habis pakai dibuat dalam
sistem unit cost. Sistem ini diberlakukan pada pasien rawat inap, rawat jalan, tindakan medis, operasi, dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost yang ditentukan
untuk tiap-tiap tindakan berbeda, sesuai dengan surat keputusan dari direktur. Hasil penghitungan unit cost setiap bulan akan dimasukkan ke dalam neraca
rugilaba bulanan. Selanjutnya dari neraca rugilaba bulanan akan dibuat neraca tahunan sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan atau kerugian yang
diperoleh. Apabila dari hasil penghitungan rugilaba tersebut diketahui instalasi farmasi telah mendapat keuntungan, maka sistem operasional yang sedang
dijalankan dalam periode ini akan dipertahankan untuk periode selanjutnya. Tetapi jika mengalami kerugian maka akan dilakukan evaluasi dan revisi pada
bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost perbekalan farmasi dilakukan untuk mengantisipasi kerugian, misalnya karena kenaikan harga
perbekalan farmasi atau adanya pemakaian perbekalan farmasi yang berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
Perbekalan farmasi di RSUD dr. Pringadi Kota Medan sudah didistribusikan dengan baik. Untuk pasien rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu
dilakukan dengan kartu kendali yang disimpan di apotek. Kartu ini akan memudahkan petugas untuk memonitor penggunaan obat terutama untuk pasien
yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya pasien TBC dan penyakit degeneratif. Untuk pasien rawat jalan umum, obat diberikan
menggunaan individual prescription dimana obat sesuai dengan jumlah yang tertera dalam resep yang diberikan dokter.
Pada pasien rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu, pendistribusian perbekalan kesehatan dilakukan dengan sistem One Day Dose
Dispensing ODDD untuk sediaan injeksi, sedangkan untuk sedian oral seperti tablet dan kapsul diberikan untuk tiga hari pemakaian. Pendistribusian perbekalan
kesehatan terutama obat dikendalikan dengan menggunakan CPO Catatan Pemberian Obat dan kartu obat. Hal ini memungkinkan pemberian obat dengan
dosis dan jumlah yang tepat sehingga lebih efektif bagi pasien. Untuk pasien umum, tidak menggunakan CPO hanya menggunakan kartu obat. Selain itu,
tersedia juga floor stock ada di lemari-lemari emergency di ruangan yang dapat mempermudah kebutuhan pasien dalam mendapatkan obat.
Pembagian pelayanan pasien atas beberapa unit pelayanan farmasi dimaksudkan untuk memudahkan pelayanan kepada pasien, sistem ini dikenal
dengan istilah sistem desentralisasi. Unit pelayanan farmasi untuk pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu rawat inap terletak di lantai 3. Untuk
pasien Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu rawat jalan terletak di sebelah utara rumah sakit yang berdampingan dengan tempat pendaftaran pasien. Untuk
Universitas Sumatera Utara
unit pelayanan farmasi pasien umum, VCT, dan kredit rawat jalan dan rawat inap berada di lantai 1 berdekatan dengan poliklinik gigi. Pelayanan perbekalan
farmasi di unit IBS Instalasi Bedah Sentral terletak di lantai 3. Untuk pelayanan perbekalan farmasi di instalasi gawat darurat, terletak di luar unit IGD, hal ini
mengakibatkan pelayanan kurang maksimal. Namun hal ini dapat diatasi oleh pihak rumah sakit dengan menempatkan lemari observasi di unit IGD yang
dikelola oleh seorang petugas farmasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kefarmasian pada pasien.
Kegiatan administrasi di Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan telah dilaksanakan dengan baik, yaitu pengelolaan pembukuan dan pelaksanaan
fungsi kontrol obat-obatan melalui sistem cross-check pemeriksaan silang pada setiap sub instalasi farmasi dengan membuat laporan rangkap tiga, sebagai arsip di
administrasi, arsip di bagian penerimaan, dan arsip di bagian pembelian. Pengelolaan administrasi di Instalasi Farmasi sudah melibatkan sistem
komputerisasi SIRS yang terhubung ke setiap bagian sehingga lebih memudahkan petugas dalam hal proses penagihan dan pembayaran langsung
pasien, pengecekan perbekalan farmasi, dan lain-lain. Instalasi Farmasi Rumah Sakit seharusnya merupakan satu-satunya unit di
rumah sakit yang menyediakan dan mendistribusikan perbekalan farmasi serta menyajikan informasi obat pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang dikenal
dengan sistem satu pintu. Tetapi kenyataannya, RSUD dr. Pirngadi Kota Medan belum sepenuhnya melaksanakan sistem pelayanan farmasi satu pintu, hal ini
dikarenakan adanya apotek lain di luar Instalasi Farmasi Rumah Sakit, yaitu apotek Askes yang khusus melayani distribusi obat bagi pasien Askes rawat jalan
Universitas Sumatera Utara
dan apotek Kimia Farma yang juga melayani perbekalan farmasi di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.
Pelaksanaan farmasi klinis di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan yang telah dilaksanakan meliputi pemberian informasi dan konseling obat, pengkajian
kerasionalan pemberian obat, penanganan obat sitotoksik, pengkajian penggunaan obat, analisa efektivitas biaya, serta Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah
Sakit PKMRS yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat PIO juga dilaksanakan. Namun pelaksanaan farmasi klinis lainnya seperti
pencampuran obat suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, penyiapan total parenteral nutrisi TPN, masih belum dilaksanakan karena
keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan. Instalasi CSSD telah melakukan upaya sterilisasi alat-alat untuk operasi
yang disesuaikan dengan tindakan operasi yang dilakukan. Alat-alat kesehatan habis pakai dan bahan-bahan keperluan sterilisasi dipesan dengan menggunakan
surat pesanan yang disetujui oleh RSUD dr. Pirngadi Kota Medan kepada PBF. Sedangkan untuk alat-alat inventaris disediakan oleh pihak rumah sakit.
Penggantian alat-alat yang rusak dan alat baru akan terus dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN