Tinggi Tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN

perlakuan Bio-slurry 10 dan 12,5 tonhektar, tetapi berbeda nyata dengan pelakuan yang lainya. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari unsur N yang diserap oleh tanaman Caisim. Menurut Biogas Rumah 2015 Kompos Kering Bio-slurry Sapi memiliki N-total 1,60. Sementara pada Pupuk Kandang Kotoran Sapi menurut Organic Vegetable Cultivation in Malaysia dalam Organikilo 2014, memiliki N-total 0,24. Menurut Setyamidjaja 1986, menyatakan bahwa unsur N dalam pupuk kandang berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif yaitu menambah tinggi tanaman. Menurut Hakim dkk., 1986 terjadinya pertumbuhan tinggi dari suatu tanaman karena adanya dukungan oleh hormon auksin yang mempengaruhi peristiwa pembelahan dan perpanjangan sel yang didominasi pada ujung pucuk tanaman tersebut. Proses ini merupakan sintesa protein yang di peroleh tanaman dari lingkungan seperti bahan organik dalam tanah. Penambahan bahan organik yang mengandung N akan mempengaruhi kadar N total dan membantu mengaktifkan sel-sel tanaman dan mempertahankan jalannya proses fotosintesis yang pada akhirnya pertumbuhan tinggi tanaman dapat dipengaruhi. Suatu tanaman akan menyerap unsur hara untuk pertumbuhan sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut sehingga apabila unsur hara yang tersedia lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan tanaman, maka unsur hara tersebut akan tetap berada pada media tanaman. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman dari minggu ke-1 minggu ke-4 disajikan pada gambar 1. Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman tiap minggunya pada masing-masing perlakuan Keterangan: A. Pupuk Kandang 10 tonhektar B. Pupuk Bio-slurry 5 tonhektar C. Pupuk Bio-slurry 7,5 tonhektar D. Pupuk Bio-slurry 10 tonhektar E. Pupuk Bio-slurry 12,5 tonhektar Berdasarkan gambar 1 grafik rerata tinggi tanaman Caisim menunjukkan bahwa semua perlakuan mengalami peningkatan tinggi tanaman dari minggu ke-1 sampai minggu ke-4. Perlakuan Pupuk Kandang 10 tonhektar memiliki tinggi tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dilihat dari pupuk Bio-slurry 10 tonhektar dan Bio-slurry 12,5 tonhektar untuk pertumbuhan tinggi tanaman minggu ke- 1 sampai minggu ke- 4 cenderung lebih tinggi dibandingkan perlakuan Bio-slurry yang lain. Menurut Setyamidjaja 1986, menyatakan bahwa unsur N dalam pupuk kandang berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif yaitu menambah tinggi tanaman. Menurut Hakim dkk., 1986 terjadinya pertumbuhan tinggi dari suatu tanaman karena adanya hormon auksin yang menstimulasi peristiwa pembelahan dan perpanjangan sel yang didominasi pada ujung pucuk tanaman tersebut. Proses ini merupakan sintesa protein yang di peroleh tanaman dari lingkungan seperti bahan organik dalam tanah. Penambahan bahan organik yang mengandung N akan mempengaruhi kadar N total dan 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 1 2 3 4 T in g g i t a n a m a n cm Minggu ke- A B C D E membantu mengaktifkan sel-sel tanaman dan mempertahankan jalannya proses fotosintesis yang pada akhirnya pertumbuhan tinggi tanaman dapat dipengaruhi. Pertumbuhan merupakan salah satu aspek perkembangan tanaman yang dapat diartikan sebagai perubahan secara kuantitatif bisa diukur yang bersifat tak terbalikan yang biasanya disertai dengan perubahan ukuran sel, jaringan dan organ pertumbuhan Gardner et al., 1991. Dalam melangsungkan hidupnya setiap tanaman membutuhkan air, unsur hara dan sinar matahari untuk membantu proses fotosintesis tanaman, hasil fotosintesis fotosintat selanjutnya diangkut oleh tanaman secara fasikuler melalui pembuluh kayu xilem dan pembuluh kulit floem. Pengangkutan terjadi melalui pembuluh kayu, membentuk aliran air benang air menuju daun. Setelah mencapai daun, sebagian dimanfaatkan oleh sel-sel daun untuk memasak makanan. Sebagian air dan garam mineral yang lain dipindah ke floem dan menyatu dengan aliran sukrosa asimilat Al, 2006.

B. Jumlah Daun

Daun merupakan organ tanaman yang sangat peting terutama pada tanman sayuran. Selama pertumbuhanya jumlah daun suatu tanaman sampai menjelang panen mengalami penambahan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Daun meupakan organ utama terhadap fotosintesis berlangsung Sitompul dan Guritno, 1995. Jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan, daun yang disokong oleh batang dan cabang merupakan penghasil karbohidrat bagi tanaman budidaya Gardner at al., 1991. Jika daun tidak terbentuk secara optimum baik ukuran maupun jumlahnya maka fotosintesis tidak dapat berjalan, sehingga fotosintat pada tanaman tidak optimal karena tidak memperoleh ketersediaan bahan dasar seperti unsur hara, sinar matahari sebagai sumber energi dan karbohidrat dari hasil fotosintat yang cukup Fitner dan Hay, 1994. Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa semua perlakuan memberikan hasil yang sama kecuali pada perlakuan B pupuk Bio-slurry 5 tonhektar. Hal tersebut dikarenakan pupuk kandang dan Bio-slurry dapat diserap dengan baik oleh tanaman. Dengan demikian perlakuan pupuk kandang memiliki pengaruh yang sama terhadap tanaman terutama pada jumlah daun sehingga dapat dikatakan sementara bahwa pengaruh pupuk kandang dapat digantikan oleh pupuk Bio-slurry. Salah satu unsur hara yang dibutuhkan untuk pembentukan daun adalah N, ketika unsur N tercukupi maka pembentukan daun lebih maksimal. Pertambahan jumlah daun pada tiap perlakuan dari minggu ke-1 sampai minggu ke-4 disajikan pada gambar 2. Gambar 2. Pertumbuhan jumlah daun tiap minggunya pada masing-masing perlakuan A. Pupuk Kandang 10 tonhektar B. Pupuk Bio-slurry 5 tonhektar C. Pupuk Bio-slurry 7,5 tonhektar D. Pupuk Bio-slurry 10 tonhektar E. Pupuk Bio-slurry 12,5 tonhektar Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa pada minggu ke-1 sampai minggu ke-2 tiap perlakuan mengalami pertambahan jumlah daun. Pada minggu ke-2 hingga minggu ke-3 perlakuan B Bio-slurry 5 tonhektar dan C Bio-slurry 7,5 tonhektar 0,00 5,00 10,00 15,00 1 2 3 4 hela i Minggu ke- Jumlah Daun