Pengembangan Skala Pengukuran Menentukan Ukuran Sampel Validitas dan Reabilitas Instrumen

2.8. Pengembangan Skala Pengukuran

Saat ini skala yang sering digunakan dalam riset bisnis adalah skala rating rating scales dan skala sikap attitude scales. Skala Rating rating scales Skala rating yang sering digunakan adalah graphic rating scale dan itemized sating scale. Berikut contoh gambar rating scale. Gambar 2.3. Rating Scale. Berikut contoh itemized rating scale. Gambar 2.4. Itemized Rating Scale. Skala Sikap Skala sikap yang sering di gunakan adalah skala likert dan semantic differential scales. Dan berikut contoh skala linkert. Gambar 2.5. Linkert Scale. Q . P . 1 N d Q . P . N . S 2 2 2

2.9. Menentukan Ukuran Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 10 mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jika bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi diberlakukan umum. Begitu pula dengan tingkat kesalahan, makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan. Berikut rumus untuk menghitung ukuran jumlah sampel dari populasi menurut Issac dan Michael: S = ukuran sampel N = ukuran populasi P = proporsi dalam populasi d = ketelitian error 2 = harga tabel chi- kuadrat untuk α tertentu

2.10. Validitas dan Reabilitas Instrumen

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrument yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Jika dalam objek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Koefisien reabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya. Bila terdapat suatu alat ukut yang digunakan dua kali untuk mengukur sesuatu yang sama dan hasil kedua pengukuran adalah sama, maka alat pengukur ini reliabel. Alat yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas ini menggunakan SPSS versi 15. Jika koefisien kolerasi telah dihitung, perlu ditentukan angka terkecil yang dapat dianggap cukup tinggi sebagai indikator adanya konsistensi skor item dengan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas, prinsip pemilihan item dengan melihat koefisien kolerasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin dan menghilangkan setiap item yang mempunyai kolerasi negatif atau yang mendekati nol. Menurut Kaplan Saccuzzo 1993, salah satu kriteria item yang baik adalah item yang mempunyai nilai koefisien kolerasi antara 1,3 – 0,7. hal ini berarti semua item yang mempunyai kolerasi kurang dari 0,3 dapat dihilangkan, dan item-item yang akan dimasukkan ke dalam alat ukur adalah item-item yang mempunyai kolerasi 0,3 dengan ini bahwa semakin mendekati 1,00 maka semakin baik konsistensinya. Selain itu, Guilford 1965 menyatakan bahwa besarnya tingkat kolerasi dapat ditentukan berdasarkan kriteria berikut: Tabel 2.1. Kriteria Guilford Untuk Tingkat Kolerasi. Besarnya Koefisien Kolerasi Tingkat Kolerasi 0,20 Tidak reliabel 0,20 0,40 Reabilitas rendah 0,40 0,70 Reabilitas sedang 0,70 0,90 Reabilitas tinggi 0,90 1,00 Reabilitas tinggi sekali 1,00 Sangat realibel Berdasarkan kriteria Guilford tersebut di atas, terlihat bahwa item yang cukup baik adalah item yang mempunyai koefisien klerasi 0,20.

2.11. Quality Function Deployment QFD

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Analisis Kualitas pelayanan Poliklinik Dengan Menggunakan Metode Service Quality Dan Quality Function Deployment (QFD) Di PT. Widya Bhakti Inti

0 34 79