Pelanggaran Merek Tinjauan Umum Tentang Merek

barang atau jasa sebagaimana disebut dalam Sertifikat Merek tersebut dan barang atau jasa dimaksud masih diproduksi dan diperdagangkan. Permohonan perpanjangan diajukan kepada Direktorat Jenderal HKI secara tertulis oleh pemilik merek atau kuasanya dalam jangka waktu 12 dua belas bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perlindungan bagi merek terdaftar yang bersangkutan. Berbeda dari Undang-Undang Merek lama, dalam Undang- Undang Merek yang baru ini jangka waktu untuk mengajukan permohonan perpanjangan paling lama 12 dua belas bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perlindungan merek tersebut sampai dengan tanggal berakhirnya perlindungan merek, hal ini dimaksudkan sebagai kemudahan bagi pemilik merek. Permohonan perpanjangan jangka waktu perlindungan merek terdaftar dapat pula ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila permohonannya tidak memenuhi ketentuan di atas atau merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya.

2.5.8 Pelanggaran Merek

Terdapat kemungkinan suatu pelanggaran merek dagang maupun jasa oleh suatu pihak maupun pengusaha,yang tanpa izin menggunakan nama merek yang telah terdaftar. Pihak tersebut menggunakan nama merek yang telah terdaftar, dikarenakan merek yang telah terdaftar tersebut telah terkenal dan produknya telah laris di pasaran. Pemilik suatu merek yang merasa dirugikan karena merek produknya dipakai oleh pihak lain dapat mengajukan gugatan kepada pihak tersebut, yang secara tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persaman pada pokoknya atau keseluruhannya, untuk barang atau jasa yang sejenis, yaitu Sutedi, 2009:95: a. gugatan ganti rugi, dan atau; b. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan menggunakan merek tersebut. Pengertian dari persaman pada pokoknya adalah kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek yang satu dan merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan, kombinasi antar unsur-unsur, ataupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam merek-merek tersebut. Mengenai persamaan pada keseluruhannya, yaitu bahwa suatu merek yang mempunyai persamaan sama persis dan memiliki semua unsur-unsur dalam merek lain yang telah terdaftar Sutedi, 2009: 96. Gugatan sebagaimana disebutkan di atas diajukan kepada Pengadilan Niaga. Gugatan atas pelanggaran merek dapat diajukan oleh penerima lisensi merek terdaftar, baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan pemilik merek yang bersangkutan. Tindakan pidana terhadap pelanggaran merek termasuk delik aduan. Konsekuensi delik aduan adalah bahwa penuntutan atas tindak pidana merek hanya dapat dilakukan apabila ada aduan dari pihak yang dirugikan. Ketentuan pidana terhadap pelanggaran merek diatur dalam Pasal 90 sampai Pasal 95 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Sudaryat, 2010: 77.

2.6 Perbedaan Merek dengan Indikasi Geografi